Jumat, 18 Mei 2018

MAKAM PARA TOKOH, PARA WALI, PARA ULAMA, PETILASAN-PETILASAN KERAMAT DAN CANDI-CANDI DI BLITAR – JAWA TIMUR


Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Tulislah apapun yang bisa Anda tulis. Siapa tahu berguna bagi sesama. Siapa tahu ada manfaatnya. Siapa tahu ada yang ingin tahu. Siapa tahu yang ingin tahu akan menjadi tahu. Siapa tahu akhirnya semua ikut tahu.
(Shofwan, 2017)

Kata “Blitar” dengan sesanti dan singkatan “BUMI LAYA IKA TANTRA ADI RAJA” artinya Blitar merupakan tempat bersemayamnya jasad para raja dan proklamator telah diakui oleh masyarakatnya sampai manca negara. Setidaknya ada tokoh Ken Arok (Proklamator Kerajaan Singosari) yang juga terlahir di daerah Jiwut, Nglegok, Blitar. Konon petilasan rumah Ken Arok di Jiwut-Nglegok hingga kini masih dipelihara oleh warga sekitarnya. Sedangkan terkait tempat bersemayamnya jasad para raja ada beberapa raja yang makamnya berada di Blitar, antara lain:

1.    Raden Wijaya, Proklamator Kerajaan Majapahit abu jenazahnya dimakamkan di Candi Simping, Sumberjati, Kademangan, Blitar.
2.    Raden Anusapati, Raja Ke-2 Kerajaan Singosari abu jenazahnya dimakamkan di Candi Sawentar, Kanigoro, Blitar. Dan sebagian abu jenazahnya dicandikan di Candi Kidal.
3.    Raden Wisnuwardhana/Ranggawuni, abu jenazahnya dimakamkan di Candi Wleri, Bagelenan, Srengat, Blitar.
4.    Dr. Ir. Soekarno, Proklamator Republik Indonesia jenazahnya dimakamkan di “Makam Sentono Mulyo” Bendogerit, Sananwetan, Kota Blitar.

Yakni PROKLAMATOR MAJAPAHIT dan PROKLAMATOR REPUBLIK INDONESIA, keduanya dimakamkan di BLITAR RAYA yang sejuk dan indah menawan. Selanjutnya, dari itu semua, terdapat beberapa tokoh waliyulloh, para ulama, petilasan-petilasan, candi-candi yang bernilai sejarah dan semacamnya yang berada di wilayah seputar Blitar dan patut dipelajari bersama, antara lain:

1.    Syaikh Subakir, makamnya berada di sebelah utara Candi Penataran, Kabupaten Blitar.
2.    Syaikh Sentono Dhowo (yakni: Syaikh Badruddin, Syaikh Badrul Alim, Syaikh Badruzzaman) makamnya di sebelah utara Candi Penataran, Kabupaten Blitar.
3.    Syaikh Ahmad Marzuqi (tokoh ini konon merupakan kawan dari Syaikh Subakir dan Syaikh Sentono Dhowo), makamnya berada di Puncak Gunung Gedang, Kabupaten Blitar.
4.    Syaikh Abu Naim Fathulloh (Raden Setro Menggolo/ Mbah Keputih/ Mbah Macan Putih), makamnya berada di “Makam Sentono Kidul Kali” Lodoyo, Blitar.
5.    Mbah Kyai Putih/ Mbah Kyai Imam Putih/ Mbah Kyai Macan Putih, (makam di belakang rumah Mbah Markam dan Mas Gatut Bin Markam) di Selorejo, Blitar.
6.    Syaikh Abu Hasan, Syaikh Muhammad Sholeh (Pengarang Kitab Tauhid Nata’ijul Afkar), Syaikh Abu Mansyur/Kyai Toya, makamnya berada di belakang Masjid Nurul Huda, Kuningan Kidul, Blitar.
7.    Syaikh Dimyathi, Syaikh Hasbulloh, makamnya berada di Pemakaman Desa Kasim, Selopuro, Blitar.
8.    Syaikh Imam Hambali Bin Ahmad Cimandi (Ahli Pencak Silat dari Banten), di Desa Kunir, Wonodadi, Blitar.
9.    Mbah Kyai Imam Hambali Arifin (Pendiri Majelis Dzikrul Fatihin) murid dari Mbah Kyai Raden Abdul Fattah Mangunsari, Tulungagung. Makamnya berada di Pakisrejo, Srengat, Blitar.
10. Ki Ageng Arya Blitar III, makamnya berada di Kelurahan Blitar, Kota Blitar.
11. Habib Ahmad Bin Alwi As-Seqqaf (Ahli Ilmu Khadiran), makamnya berada di Tuliskriyo, Sanankulon, Kota Blitar.
12. RM. Aryo Ronggo Hadi Negoro (Bupati Kota Blitar Pertama) dan KPH. Warsokoesomo/ Bupati Joko (Pemilik Pecut Samandiman) di “Makam Pangeranan” Gebang, Kota Blitar.
13. Syaikh Bungkuk/Sunan Bungkuk, makamnya berada di Bukit Jimbe, Kademangan, Blitar.
14. Pangeran Prabu / Raden Joko (Pembawa Gong Kyai Pradah dari Kerajaan Surakarta), Ki Ageng Ronggo Lodoyo, Mbah Kyai Ageng Kasan Besari, Eyang Sroya, Eyang Ragil Siddik, Mbok Boinem dan lainnya, makamnya di “Makam Sentono Lor Kali” Lodoyo, Blitar.
15. Mbah Kyai Ageng Raden Kertojaman, makamnya berada di Puncak Gunung Betet, Lodoyo, Blitar.
16. Mbah Kyai Ageng Marsidik (Raden Singoyudho), Mbah Kyai Ageng Conomo, Mbah Kyai Ageng Wonosuro, Mbah Kyai Ageng Gunondiko, dan lainnya, makamnya berada di Plosorejo, Kademangan, Blitar.
17. Sayyid Bukhori Mukmin / Mbah Kyai Raden Ponco Suwiryo (yakni ayah angkat Pangeran Papak Natapraja/ Mbah Wali Papak/ RM. Djojopoernomo Banyuwangi), Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang/ Mbah Kyai Syakban Tumbu, Mbah Kyai Muhammad Asrori (Cikal Bakal Masjid Al-Asror Kedungcangkring), Mbah Kyai Hasan Mujahid (Cikal Bakal Masjid Baitul Hasanah Mbrebesmili), Mbah Banjir, dan lainnya, makam di “Pemakaman Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar.
18. Mbah Kyai Imam Sopingi (Mbah Kyai Raden Manggolo Yudho Sang Cikal Bakal Sananwetan, di samping Mbah Poleng yang bagian Selatan), makamnya di Sananwetan, Kota Blitar.
19. Ki Ageng Kuning (Cikal Bakal Kuningan) dan Nyi Gadhung Melati, makamnya di Pemakaman Umum Desa Kuningan, Kanigoro, Blitar.
20. Eyang Darso Wari Kusumo (Raden Putut) intelektual strategi Perang Diponegoro, makamnya di Tingal, Garum, Blitar.
21. Mbah Kyai Imam Syafii, makamnya berada di belakang masjid desa Tingal, Garum, Blitar.
22. Mbah Mudjair (Penemu Ikan Mujair), makamnya berada di desa Papungan, Kanigoro, Blitar.
23. Tumenggung Bendoro Tedjo Kusumo dan Kyai Ageng Raden Muhammad Kasiman (Cikal Bakal Masjid Agung Kota Blitar), dan Asisten Wedono Lodoyo, makamnya berada di lereng Gunung Pegat, Srengat, Blitar.
24. Mbah Maling Aguno (Seorang Maling/Pencuri yang berhati baik seperti Robbin Hood Sang Pelawan Raja yang korupsi), makamnya berada Lereng Gunung Pegat di Prambutan, Ponggok, Blitar.
25. Mbah Kyai Abu Hanifah, Mbah Kyai Hasan Ali, Mbah Sampir dan lainnya makamnya di Puncak Gunung Tumpuk Selokajang, Srengat, Blitar.
26. Pesanggrahan Eyang Djoego (Kyai Ageng Zakaria) di Kesamben, Blitar.
27. Mbah Kyai Ageng Imam Syafaat, Mbah Nyai Woeryan makamnya di belakang Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar.
28. Mbah Kyai Imam Burhan, makamnya di belakang Masjid Agung Kota Blitar.
29. Mbah Kyai Hasan Syuhadak, Mbah Kyai Imam Moestari dimakamkan di Tanjungsari, Kota Blitar.
30. Eyang Sri Tanjung (Pendiri atau Cikal Bakal Tanjungsari) di Tanjungsari, Kota Blitar.
31. Mbok Sri Penganti (Cikal Bakal Desa Centong) di Centong, Sawentar, Kanigoro, Blitar.
32. Mbah Kyai Muhammad Ma’roef (Pendiri Pondok Sukorjo) di Pakunden, Kota Blitar.
33. Mbah Kyai Ageng Kasan Muhtar, Mbah Kyai Ageng Abu Yamin, Mbah Kyai Ageng Atmo Setro, Mbah Kyai Ageng Setro Kromo, Mbah Kyai Ageng Suwiryo, makamnya di “Pemakaman Kuno Gaprang Lor” Gaprang, Kanigoro, Blitar.
34. Mbah Kyai Abu Bakar, Mbah Menthel, Mbah Kyai Imam Ghozali (Cikal Bakal Masjid Al-Mubarok Sekardangan) makamnya di Sekardangan Lor, Kanigoro, Blitar.
35. Mbah Wali Abdulloh Islam, makamnya di Gembongan, Temenggung, Udanawu, Blitar.
36. Mbah Kyai Abdul Ghofur (Pendiri Pondok Mantenan) di Mantenan, Udanawu, Blitar.
37. Petilasan Pangeran Songsong Buwono di lereng Gunung Betet Sutojayan, Blitar.
38. Petilasan Kekunoan Jimbe (berisi tentang situs-situs kekunoan Jimbe sejak jaman Majapahit), di Jimbe, Kademangan, Blitar.
39. Mbah Kyai Ihsan Abdul Mu’thi (Pendiri Pondok Abul Faidh) Bakalan, Wonodadi, Blitar.
40. Mbah Kyai Palil (Cikal Bakal Dusun Kuningan-Garum), Mbah Kyai Masykur Muhammad (Tokoh ISHARI dari Pasuruan) di Dusun Kuningan, Tawangsari, Garum, Blitar.
41. Eyang Iro Sentiko dan Eyang Irondiko, yakni sekolahan Seminari Garum-Blitar ke selatan.
42. Eyang Raden Ngabehi Wirogati, di Bendogerit, Sentul, Kota Blitar.
43. Mbah Kyai Abdul Jamal (Cikal Bakal Santren dan salah satu murid dari Eyang Raden Ngabehi Wirogati jatimalang), di Santren, Kota Blitar.
44. Cikal Bakal Desa Kasim-Selopuro: (1) Pangeran Prabu Kusumo/Kyai Ageng Gesang; (2) Kyai Raden Pendar/Kyai Mangun Topo/Kyai Ageng Mangun Kusumo; (3) Nyai Ageng Sampingan/Nyai Safingati; (4) Pangeran Cokro Kusumo di Desa Kasim, Selopuro, Blitar.
45. Mbah Kyai Raden Iman Sejati di Bangsri, Sanankulon, Blitar.
46. Mbah Kyai Muhammad Danisuryo (tabib Islam murid dari Mbah Kyai Abbas Sekardangan dan Mbah Kyai Mustaqim Bin Husian Pondok PETA Tulungagung) di Jeding, Sanankulon, Blitar.
47. Mbah Kyai Mansyur (Kyai Pengasma’ Bambu Runcing jaman Agresi militer Belanda di Surabaya), Mbah Kyai Masyhudi (Tabib Dukun Islam) di Kalipucung, Sanankulon, Blitar.
48. Kyai Ageng Tundonegoro di Jugo, Kesamben, Blitar.
49. Eyang Raden Singomoro, Maron, Srengat, Blitar.
50. Situs Mbah Keling di Dukuh Karang Turi, Jajar, Talun, Blitar.
51. Mbah Kyai Ahmad Kasan Bendo (guru dari FX. Supriyadi Sang Pahlawan PETA dan Dr. Ir. Soekarno Proklamator RI) di Bendo, Blitar.
52. Eyang Raden Suro Menggolo (Prajurit Perang Diponegoro), Mbah Kyai Toyyib Atmowidjojo di Ngadipuro, Sumberingin, Sanankulon, Blitar.
53. Eyang Patih Djojodigdan (Ahli Ilmu Poncosona) “Kuburan Gantung” Kota Blitar.
54. Eyang Kyai Imam Swongso (Situs Swangsan) di Pemakaman Umum Desa Bendogerit, Sentul, Kota Blitar.
55. Mbah Wali Tugurejo (Mbah Kromorejo Al-Jawi) Talun, Blitar.
56. Mbah Wali Abdul Mungith (nama kecilnya adalah Aspiran) di Tanjungsari Kota Blitar.
57. Ki Ageng Djayeng Kusumo (Raden Santri) di Dusun Pakel, Banggle, Kanigoro, Blitar.
58. Mbah Buddho, Mbah Kyai Muhyiddin (Ahli Tasawuf) di “Makam Sentono” Banggle, Kanigoro, Blitar.
59. Syaikh Sentono Muncu di Dusun Gajah, Papungan, Kanigoro, Blitar.
60. Eyang Setrojati di Dusun Gajah, Papungan, Kanigoro, Blitar.
61. Mbah Kyai Hadin Mahdi (Muqoddam Thorikot Tijaniyah) di Tulungsari, Garum, Blitar.
62. Mbah Kyai Muhammad Hafidz Syafii (Pendiri Pondok Mambaul Hidayah), Tlogo, Kanigoro, Blitar.
63. Syaikh Sibaweh (murid Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan-Madura), Syaikh Baghowi, Ki Ageng Ronggo Rusik (makam terlama di Kubur Dowo yang ada kaitannya dengan Dusun Sekardangan), Mbah Kyai Ponco Wijoyo, Mbah Kyai Reso Wijoyo, Mbah Kyai Haji Abu Bakar, Mbah Kyai Mudjab Masyhud Al-Buntuwi (Ahli Hizib dan Pembuat Rajah/Azimat) di “Makam Kubur Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar.
64. Mbah Kyai Muhammad Damiri (Ahli Tasawuf) di Tumpang, Talun, Blitar.
65. Mbah Kyai Ridwan (Pendiri Pondok Karangsono) dan putranya bernama Mbah Kyai Hasbulloh (Ahli Hizib) di Karangsono, Kanigoro, Blitar.
66. Mbah Kyai Imam Fakih, Mbah Kyai Muhammad Ma’ruf, Mbah Kyai Ustman Bin Ahmad Dasuqi Sekardangan, Mbah Kyai Muhammad Natsir (Ahli Tirakat Laku Sunan Kalijogo) di belakang masjid Bandung, Tlogo, Kanigoro, Blitar.
67. Mbah Kyai Imam Fakih (Ahli Fikih), Mbah Kyai Sobiri (Ahli Tasawuf), Mbah Kyai Imam Mahdi (Ahli Dala’ilul Khoirot), Mbah Kyai Nasruddin (Ahli Tasawuf), Mbah Kyai Wongsopuro (Ahli Zikir), Mbah Kyai Bontani (Makam di bawah Pohon Jenar), Mbah Kyai Muhtar Fauzi (Ahli Tauhid), Mbah Kyai Muhammad Hamzah (Ahli Ushul Fikih) di belakang Masjid Baitul Makmur Sekardangan, Kanigoro, Blitar.
68. Monumen Petilasan Cikal Bakal Dusun Sekardangan (yakni: Kyai Purwoto Sidik, Nyi Gadhung Melati, Roro Sekar/Roro Tenggok/Roro Endang Widuri) berjarak ke Barat sekitar 200 meteran dari Masjid Baitul Makmur Sekardangan, Kanigoro, Blitar.
69. Mbah Haji Abdurrohman, Mbah Kyai Zainuddin, Mbah Kyai Raden Tirto Sentono, Mbah Kyai Hasyim, Mbah Kyai Hasan Thohiran, Mbah Kyai Makhrus Yunus (Pendiri Pondok Sunan Pandanaran), Mbah Kyai Ahmad Dasuqi, Mbah Kyai Barnawi, Mbah Kyai Maulan (Ahli Ilmu Hisab), Mbah Kyai Romli (Ahli Pengobatan Dengan Besi Panas) di Pemakaman Umum Dusun Sekardangan, Papungan, Kanigoro, Blitar.
70. Mbah Kyai Muhammad Thohir (Pendiri Pondok Karangaji) Kerjen, Srengat, Blitar.
71. Prasasti Jaring (konon menerangkan penyediaan prajurit Kerajaan Majapahit dari Lodoyo, terkeanal dengan Singo Lodoyo-nya) di Jaring, Lodoyo, Blitar.
72. Prasasti Wlingi (konon menerangkan pembebasan pajak daerah Wlingi jaman Airlangga) di Babadan, Wlingi, Blitar.
73. Mbah Kyai Syahri Dhuhan (Mursyid Thorikot Sattariyah) di belakang masjid Candirejo, Ponggok, Blitar.
74. Mbah Kyai Ahyad (Pendiri Pondok Kunir), Kunir, Wonodadi, Blitar.
75. Mbah Kyai Ali Mukmin (Pendiri Pondok Darussalam Gaprang), Mbah Kyai Ali Amir di Gaprang, Kanigoro, Blitar.
76. Eyang Dermojoyo (Pendiri/Cikal Bakal Desa Dermojayan Srengat Blitar, di samping Mbah Kasan Ibrahim) makamnya di Gaprang, Kanigoro, Blitar.
77. Petilasan Jatikurung (yakni; Petilasan Ki Kebo Kanigoro/Ki Ageng Purwoto Sidik, Nyi Gadhung Melati, Roro Sekar/Endang Widuri) di Kelurahan Kanigoro Kabupaten Blitar.
78. Petilasan Jati Kucur (yakni; petilasan tokoh di atas) di utara Sumber Kucur, Selokajang, Srengat, Blitar.
79. Petilasan Jati Bendo (yakni; petilasan tokoh di atas) berada di Dogong, Kanigoro, Blitar.
80. Petilasan Jati Gerot (yakni; petilasan tokoh di atas) berada di desa Maliran, Ponggok, Blitar.
81. Petilasan Jatinom (yakni; petilasan tokoh di atas ditambah tokoh lainnya) di Jatinom, Kanigoro, Blitar.
82. Mbah Kyai Nur Hasan di belakang masjid Dusun Duwet, Desa Papungan, Kanigoro, Blitar.
83. Ki Dalang Sayem (seorang dalang yang sabetannya luar biasa. Konon Ki Dalang Manteb Sudarsono juga pernah berguru kepada Ki Dalang Sayem tersebut) makam di Papungan, Kanigoro, Blitar.
84. Mbah Kyai Ageng Krapyak (berada di pinggir utara jalan dari arah Lodoyo ke Barat menuju Kademangan) di desa Besole, Kademangan, Blitar.
85. Mbah Kyai Abu Naim (Kyai Seribu Masjid) di Kandangan, Srengat, Blitar.
86. Mbah Kyai Shodiq Damanhuri (Pendiri Pondok Sanan Gondang) di Sanan Gondang, Gandusari, Blitar.
87. Pesanggrahan Kyai Gong Pradah (yakni: tempat menyimpan pusaka-pusaka dan Gong Pradah berada di aloon aloon Lodoyo)
88. Mbah Kyai Nur Miftah/Mbah Kyai Sholikhi (Penerus Kyai Abu Naim Sang Kyai Seribu Masjid di atas) di Sawentar, Kanigoro, Blitar.
89. Mbah Kyai Nur Ali (Ahli Pencak Silat Door) di Kebonsari, Garum, Blitar.
90. Mbah Kyai Muhammad Arif (Mursyid Thorikot Naqsyabandiyah) Talok, Garum, Blitar.
91. Mbah Kyai Asy’ari (Mursyid Thorikoh Naqsyabandiyah) di Babadan, Wlingi, Blitar.
92. Mbah Kyai Imam Bukhori (Pendiri Pondok Jatinom) di Jatinom, Blitar.
93. Mbah Kyai Imam Asyhad dan Mbah Nyai Dodok (Pendiri Masjid Sholahul Asyhad) Kerjen, Srengat, Blitar.
94. Mbah Imam Muhtar, Mbah Nyai Tsomoniyah, Mbah Muhammad Thohir, Mbah Artijah di Pemakaman Umum Desa Kerjen, Srengat, Blitar.
95. Mbah Patih Sengguruh (di desa Aryo Blitar, Rejotangan dulunya termasuk wilayah Blitar) di Rejotangan, Tulungagung.
96. Makam Auliya (Ada yang menyatakan bahwa Para Auliya ini dulu berasal dari Lodoyo-Blitar Selatan) di Pelataran Pondok Tarbiyatul Muballighin Pakunden, Kota Blitar.
97. Mbah Kyai Salamun di Sawahan, Kanigoro, Blitar.
98. Mbah Kyai Raden Jailani (kawan dari Eyang Djoego Kesamben) makamnya di Tawangbrak, Garum, Blitar.
99. Mbah Kyai Busro (Kyai Ahli Pembuat Kupluk Kaji) di Pakel, Kanigoro, Blitar
100.      Mbah Kyai Abdurrohman (Cikal Bakal Masjid Kebonsari Garum dan merupakan guru dari Mbah Kyai Ahmad Dasuqi Sekardangan) di Kebonsari, Garum, Blitar.
101.      Mbah Kyai Marto Diningrat/Kyai Marto Sentono, Mbah Kyai Martobroni (Mbah Kyai Imam Tobroni) di Pemakaman Patuk, Garum, Blitar.
102.      Mbah Kyai Saliman (tokoh ulama desa Papungan) di Pemakaman Gaprang Kuno Lor bagian Barat. Mbok Tubinem (Dhanyang Cikal Bakal Desa Papungan).
103.      Mbah Kyai Mustaram, Mbah Kyai Ali Imron, Mbah Kyai Mursoho (Cikal Bakal Masjid Al-Falah), Prambutan, Ponggok, Blitar.
104.      Pertapaan Dewi Kilisuci di Puncak Gunung Pegat, Prambutan, Ponggok, Blitar.
105.      Mbah Kyai Raden Taklim Bin Kyai Donopuro di lereng Gunung Pegat, Srengat, Blitar.
106.      Mbah Kyai Kasan Munajat (Mbah Kyai Kasan Munojo) Kesamben, Blitar.
107.      Mbah Kyai Demang Ekomedjo (leluhur dari Syaikh Dimyathi Baran-Selopuro) di Pemakaman Umum Domot, Purwokerto, Srengat, Blitar.
108.      Candi Palah Penataran, merupakan tempat untuk menatar para ahli agama (Brahmana), Bhikksu (Pertapa) sejak jaman Kerajaan Kediri hingga Majapahit.
109.      Kekunoan Gaprang (berisi tentang arca-arca Gaprang yang konon telah ada sejak sebelum Kerajaan Majapahit berdiri).
110.      Candi Rambut Monte, Candi Kotes, Candi Ringin Branjang, Candi Rejo, dan lain sebagainya.
111.      Goa Pertapaan Tuan Besar Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti), yakni seorang Pertapa Tao di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung. Ini perlu saya masukkan, sebab dekat dengan Blitar.
112. Mbah Kyai Abdul Wahab (Raden Mas Panji), Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.

Sabda Sang Nabi SAW: “Barangsiapa berziarah kubur setelah kematianku, maka seperti halnya berziarah kepadaku di saat aku masih hidup
(HR. Daruqutni)

          Akhir kata, mungkin hanya ini catatan harian (cahar) saya kali ini. Cahar sifatnya hanya sebagai catatan harian berdasarkan hobi saya menulis apa yang saya ingin tuliskan, maka bila ada yang kurang komplit dalam hal ini, saya minta maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada diri saya pribadi. Jadi, “SAYA MEMINTA MAAF KEPADA DIRI SAYA PRIBADI. DAN ALHAMDULILLAH DIRI SAYA PRIBADI MEMAAFKAN KESALAHAN SAYA”. Yah, lanjutnya adalah suatu nikmat yang luar biasa apabila diri kita sendiri bisa memaafkan diri kita. Diri saya sendiri bisa memaafkan diri saya sendiri. Yah, saya dan teman-teman saya selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin. Amiin. Amiin. Ya Rabbal Alamin.

“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang biasa disebut “Mbah Sambang Kuburan” ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

2 komentar:

  1. Nuwunsewu, sy sering didampingi secara ghaib sesosok lelaki tua berikat kepala(udeng) dominan warna merah dan mengaku sbg cucu Kyai Tembayat(Pandanaran) bernama Ronggojati yg mengaku dulu bermukim dan dimakamkan di Banyuwangi.

    Sering dlm pengertian setiap kali sy keluar rumah beliau(Ronggojati) mendadak berada di dalem mobil saya. Begitu sy sampai rumah beliau menghilang.

    Bila betul beliau cucu Kyai Tembayat berarti beliau keturunan kedua..

    Dulu semasa sy msh awal SD, alm nenek suka cerita ttg Kyai Bayat tapi sy blm mudeng blas...
    Ternyata, bapaknya nenek sy tsb bernama Karto Kanib yg mana beliau tercatat dlm sejarah awal penyebaran agama Kristen di Kediri,Pare, Tulungagung dan sekitarnya..
    Ayah Buyut Karto Kanib bernama Joyotani(Klaten). Ayah Joyotani blm ketemu(missing).
    Namun anehnya, sy dpt informasi ghaib dari Buyut Ronggojati bhw Karto Kanib adalah cucunya beliau..

    Artinya sy kehilangan(missing dua nama : satu nama dibawah Kyai Tembayat, satu nama lagi dibawah Ronggojati.

    Mungkin njenengan bisa memberi pencerahan mengenai dua nama tsb sy sangat senang..
    Bila sy dpt dua nama tsb mungkin sy termasuk keturunan ke delapan dari Kyai Tembayat..
    No kontak sy 0813 1811 8499 (yudi)
    Salam persaudaraan...

    BalasHapus
  2. Ada satu nama lagi yg selalu muncul bersamaan dg buyut Ronggojati bernama Raden Achmad Soemarno yg mengaku dari Klaten. Ini juga bikin sy bingung..
    Lbh bingung lagi semua muncul secara ghaib dg informasi yg sepotong potong seolah ngasih puzzle spy sy lengkapi sendiri..
    Beliau selalu pakai beskap lengkap dg blangkon..

    BalasHapus