Sabtu, 20 Juni 2020

KOMUNITAS BALITARA DAN KERAGAMAN


Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Ini merupakan sebuah catatan keragaman Komunitas Whatsapp BALITARA dari sisi agama, budaya, suku, dan semacamnya. Menjunjung tinggi sesanti ‘Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa’ (berbeda-beda tetapi tetap satu jua, tiada kebenaran yang mendua) adalah nafas BALITARA”. (Shofwan, 2020)


Komunitas BALITARA Blitar merupakan semacam forum persaudaran atau paguyuban lintas kultur dan lintas agama yang mengapresiasi sesanti “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa” artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dan tidak ada kebenaran yang mendua. Ada beragam kultur yang berada dalam Komunitas Whatsapp BALITARA. Bisa disebut bahwa komunitas BALITARA adalah multikultur, multireligi, multiwarna, dan multi-multi yang lain. 

Bagi Komunitas Whatsapp BALITARA, yang terpenting adalah bagaimana mewujudkan keberagaman dan perbedaan itu menjadi sebuah keindahan. “Keindahan pelangi justru karena keberagaman warna-warninya” kata seseorang. “Keindahan taman bunga justru ketika ada bermacam-macam bunga yang berbeda” kata seseorang. Jadi, keindahan itu justru ketika seseorang mampu menjadikan dan merasakan perbedaan itu sebagai berkah Tuhan yang ditebar di muka bumi.

Tampak dalam Komunitas Whatsapp BALITARA ada keberagaman agama, keberagaman profesi, keberagaman disiplin keilmuan, keberagaman suku, dan keberagaman lainnya. Dengan demikian, keberagaman ini akan membawa berkah dan manfaat yang besar jika kita mampu merawatnya. Sebaliknya, keberagaman ini akan membawa bencana jika kita tidak mampu merawatnya. Keberagaman agama, profesi, disiplin keilmuan, suku, dan semacamnya dalam BALITARA adalah bekal dalam mewujudkan sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja pada hari ini selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin. Allohu Akbar. Walillahil Hamdu.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Keragaman agama dan tata cara beribadah kepada Tuhan merupakan sebuah keniscayaan di muka bumi yang tak dapat kita hindari. Dengan demikian, menghormati keragaman agama, tata cara beribadah agama tertentu merupakan hal yang urgen untuk diwujudkan (Dokumentasi Balitara di Pesanggrahan Tapel Wates, 2020).
Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang pada tahun 2020 pernah disebut oleh Ki Ageng Tapel Wates dengan sebutan “Ki Waskita” tersebut hingga kini masih tetap memiliki hobi menulis dan membaca. Yakni, menulis apa saja yang dapat dia tulis sesuai kreasi dan inspirasi yang diperolehnya. Begitu juga, membaca apa saja yang dia sukai. Selain itu, dia juga suka berziarah ke berbagai makam para wali, tokoh agung, kyai, syaikh, sunan, dan lain sebagainya. Pria penyuka wedang kopi dan rokok tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar