Jumat, 19 Juni 2020

KOMUNITAS BALITARA MENELUSURI KEUTAMAAN ZIARAH KUBUR


Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Ini merupakan sebuah penelusuran Komunitas BALITARA terhadap keutamaan ziarah kubur dari perkataan para waliyullah agung”. (Shofwan, 2020)


Sudah berulang kali Komunitas BALITARA Blitar melakukan ziarah ke makam para wali, tokoh, kyai, guru, nenek moyang, dan lain sebagainya. Kini waktunya Komunitas BALITARA menelusuri keutamaan ziarah kubur dari pernyataan para wali agung, seperti: Syaikh Abdul Wahab As-Sya’roni, Syaikh Muhyiddin Ibnul Arobi, Sayyid Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dan lainnya.

Dalam buku berjudul “Para Sesepuh Tongkat Estafet Sunan Tembayat”, Arif Muzayin Shofwan mengutip perkataan Syaikh Abdul Wahab As-Sya’roni dan Syaikh Muhyiddin Ibnul Arobi dalam “Kitab Al-Yawakit” berikut: “Disunnahkan berbuat baik kepada para nabi, dan mendoakan tambahnya derajat kepada mereka disisi Allah supaya kita memperoleh ridha-Nya. Dan penting bagi orang-orang mukmin untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya...”. Berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang telah meninggal salah satunya dengan cara bersedekah diniatkan pahalanya untuk mereka, berdoa kebaikan kepadanya, dan lainnya.

Kata Sayyid Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad: “Orang-orang shalih itu apabila meninggal dunia hanya hilang jasadnya, sebenarnya mereka masih ada, masih hidup di alam kuburnya, sehingga ruhaniyah mereka masih tetap, bahkan bertambah mata batin (bashirah) dan menghadapnya (tawajjuh-nya) kepada Tuhan. Dan kapan-kapan ruh mereka menghadap (tawajjuh) kepada Allah, maka apabila mereka meminta sesuatu kepada Allah pasti akan dikabulkan, sebab untuk memuliakan mereka”.

Ziarah makam para waliyullah memberi pelajaran kepada kita bahwa para waliyullah mencapai derajat tinggi disisi Allah bukan disebabkan banyaknya harta benda, bukan pula karena kedudukannya di dunia. Namun mereka mencapai derajat tinggi disisi-Nya hanya karena cinta mereka kepada Allah semata, bukan lainnya.

Masih dalam buku di atas, Arif Muzayin Shofwan mengatakan: “Apabila kebetulan seseorang yang kita ziarahi itu waliyullah, ulama, pejuang bangsa, pejuang agama, dan orang-orang shalih, maka sangat terpuji bagi penziarah untuk mengenang perjuangan mereka, kemudian memohon kepada Allah supaya kita dapat meneladani segala kebajikan yang mereka lakukan selama masih hidup”. 

Mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja pada hari ini selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin. Allohu Akbar. Walillahil Hamdu.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Gus Dhimas, Jeng Linda, Jeng Yuni, dan Gus Akil "BALITARA" sedang ziarah makam Mbah Djazuli Karangsari Kota Blitar (Dokumentasi Balitara, 2020)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang pada tahun 2020 pernah disebut oleh Ki Ageng Tapel Wates dengan sebutan “Ki Waskita” tersebut hingga kini masih tetap memiliki hobi menulis dan membaca. Yakni, menulis apa saja yang dapat dia tulis sesuai kreasi dan inspirasi yang diperolehnya. Begitu juga, membaca apa saja yang dia sukai. Selain itu, dia juga suka berziarah ke berbagai makam para wali, tokoh agung, kyai, syaikh, sunan, dan lain sebagainya. Pria penyuka wedang kopi dan rokok tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar