Minggu, 21 Juni 2020

KOMUNITAS BALITARA MENGUSUNG GENTENG DAN ZIARAH KE MAKAM MBAH KYAI ALIF AHMAD KASAN BENDO KOTA BLITAR


Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Ini merupakan sebuah catatan ketika Komunitas Whatsapp BALITARA kerja bakti mengusung genteng dan ziarah makam Mbah Kyai Alif Ahmad Kasan Bendo, yakni salah satu guru dari Dr. Ir. Soekarno (Proklamator RI & Sudanco Supriyadi (Pahlawan PETA) jaman penjajahan Jepang”. (Shofwan, 2020)


Pada hari Minggu, 21 Juni 2020, warga Komunitas BALITARA Blitar mengadakan kerja bakti mengusung genteng dari sebagian bekas atap rumah KH. Mohammad Makhrus Yunus (Pendiri Yayasan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sekardangan RT. 03 RW. 09, Papungan, Kanigoro, Blitar) untuk dibawa ke tempat/lokasi pembuatan Sanggar Patembayatan Balitara yang jaraknya ke arah timur kira-kira 300 meteran. Kerja bakti dimulai sekitar pukul 13.00 WIB sebab harus menanti waktu longgar warga Komunitas BALITARA yang ada. 

Setelah selesai kerja bakti mengusung genteng kemudian asik jagongan, main game online, ngopi, nge-teh, njeruk bali, men-snack, dan lainnya. Hadir pula dalam acara ini seorang yang ditunggu oleh Gus Doni & Gus Dhimas, yaitu Mas Wasis Jl. Veteran, Plosokerep, Kota Blitar. Hingga sampailah waktu Asyar, lalu warga Komunitas BALITARA bergegas mengadakan ziarah ke makam Mbah Kyai Alif Ahmad Kasan Bendo, Kota Blitar, yakni salah satu guru spiritual Dr. Ir. Soekarno atau Bung Karno (Proklamator RI) dan Sudanco Supriyadi (Pahlawan PETA jaman penjajahan Jepang). Dalam penelusuran saya (penulis) terkait guru spiritual Bung Karno di Blitar, sebenarnya tidak hanya Mbah Kyai Alif Ahmad Kasan saja, tetapi ada beberapa sosok yang sering disebut guru spiritual dari Bung Karno, di antaranya:

1.    Mbah Kyai Alif Ahmad Kasan, Bendo, Kota Blitar
2.    Eyang Pramu, Sananwetan, Kota Blitar
3.    Eyang Ponco Suwiryo (Sayyid Bukhori Mukmin), Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar
4.    Pangeran Papak Natapraja (Kyai Ageng R.M. Djojopoernomo), yakni putra angkat Eyang Ponco Suwiryo nomer 3 diatas, yang akhirnya hijrah dan wafat di Tojo, Temuguruh, Banyuwangi)
5.    Mbah Kyai Kasan Munajat (orang dulu sering menyebut dengan sebutan “Mbah Kyai Kasan Munojo” dengan loghat Jawa), Kesamben, Blitar
6.    Dan entah tokoh yang lainnya. Mungkin perlu penelusuran lagi dan lagi.

Setidaknya, ada lima tokoh inilah yang biasa disebut sebagai guru-guru spiritual Bung Karno dalam penelusuran saya waktu menjadi Sarjana Kuburan (Sarkub) di Universitas Sarkubiyah Indonesia (USI) Blitar. Semoga Tuhan selalu memberi maghfiroh kepada tokoh-tokoh di atas. Dan semoga Tuhan juga memberi maghfiroh kepada leluhur kita semua. Amin, amin, Ya Rabbal alamin.

Mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja pada hari ini selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin. Allohu Akbar. Walillahil Hamdu.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Warga Komunitas BALITARA usai kerja bakti mengusung genteng ke sanggar (Dokumentasi Balitara, 2020)
 
Foto lebih dekat ketika warga Komunitas BALITARA usai kerja bakti mengusung genteng ke sanggar (Dokumentasi Balitara, 2020)
 
Warga Komunitas BALITARA ziarah makam Mbah Kyai Alif Ahmad Kasan Bendo, Kota Blitar, yakni salah satu guru spiritual Dr. Ir. Soekarno & Sudanco Supriyadi (Dokumentasi Balitara, 2020)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang pada tahun 2020 pernah disebut oleh Ki Ageng Tapel Wates dengan sebutan “Ki Waskita” tersebut hingga kini masih tetap memiliki hobi menulis dan membaca. Yakni, menulis apa saja yang dapat dia tulis sesuai kreasi dan inspirasi yang diperolehnya. Begitu juga, membaca apa saja yang dia sukai. Selain itu, dia juga suka berziarah ke berbagai makam para wali, tokoh agung, kyai, syaikh, sunan, dan lain sebagainya. Pria penyuka wedang kopi dan rokok tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar