Rabu, 30 Agustus 2017

GUS LUKIE BERZIARAH KE MAKAM MBAH KYAI MUHAMMAD YUSUF SANG TOKOH THARIKAH SATHORIYAH DI DESA SALAMREJO, BINANGUN, BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Ini merupakan sebuah tulisan saya yang menjelaskan informasi dari Gus Lukie yang baru saja berziarah ke makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf Sang Tokoh Tharikah Sathoriyyah di Blitar Selatan.” (Shofwan, 2017)


          Pada hari Rabo, 29 Agustus 2017, saya dihubungi oleh Gus Lukie melalui WA. Beliau mengabarkan bahwa beliau baru saja berziarah ke makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf Sang Tokoh Tharikah Sathoriyah di desa Salamrejo, kecamatan Binangun, kabupaten Blitar. Dalam WA tersebut Gus Lukie menyatakan bahwa beliau baru saja di makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf sebagai berikut: “.... Di makam Kyai Muhammad Yusuf, beliau termasuk Waliyullah dalam bidang tasawuf... Tharikah Sathoriyah... Beliau adalah gurunya Kyai Najib Siraman, Kesamben, Blitar, dulu ketika mengaji tasawuf di mulai pukul 12 malam atau jam 1 dini hari.” Itulah ungkapan Gus Lukie yang dikirimkan ke WA saya.

          Selain hal di atas, Gus Lukie menyatakan pula begini: “Lukie di sini Yi... di desa Salamrejo kecamatan Binangun, selatan sungai Brantas...” Dia juga menunjukkan sebuah foto masjid atau surau yang biasa digunakan oleh Mbah Kyai Muhammad Yusuf. Tak hanya itu saja, Gus Lukie juga menunjukkan foto makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf dan ayahandanya dengan mengatakan begini: “Dan ini makam beliau beserta ayahandanya... yang merupakan asli dari Pacitan, mereka adalah pendatang... penyebar dan pembawa Islam di Salamrejo, Binangun...” Selanjutnya Gus Lukie juga menyatakan: “Termasuk peninggalan dan sebagai tandanya ada Pohon Sawo dan Pohon Blimbing Wuluh... Oya, ini makamnya berada di puncak lahan bukit...” Yah ucap saya, terima kasih atas infonya Gus Lukie.

Sekilas tentang Tharikah Sathoriyah di Indonesia

Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke-15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang memopulerkan dan berjasa mengembangkannya, yakni Abdullah asy-Syattar. Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.

Tarekat Syatariyah di Cirebon berkembang pesat melalui Para Bangsawan Keraton dilingkungan keraton. Para bangsawan ini kemudian meninggalkan keraton dan mendirikan pesantren-pesantren di sekitar wilayah Cirebon, hal ini mereka lakukan karena kebencian mereka terhadap penjajah yang pada saat itu telah menguasai seluruh kerton Cirebon (Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman).

Pusat-pusat Tarekat Syatariyah di Cirebon pada saat itu (masa Kolonial abad ke 17-19) yang bermula di Keraton Cirebon kemudian beralih ke pesantren-pesantren yang berada di wilayah Cirebon, seperti Pesantren Al-Jauhriyah, Pesantren Kempek, Pesantren Buntet, Pesantren Darul Hikam, dan lain-lain.

Jejak-jejak peninggalan Tarekat Syatariyah yang berkembang di Keraton Cirebon masih bisa kita lihat dari Naskah Cirebon yang hingga kini masih terawat. Di antara Naskah Cirebon yang memuat ajaran Tarekat Syatariyah ini adalah Naskah Cirebon yang berjudul Tarekat Syatariyah Ratu Raja Fatimah Sami, Tarekat Syatariyah Pangeran Raja Abdullah Ernawa, Tarekat Syatariyah Pangeran Raja Wikantadirja, dan lain-lain. Keterangan ini telah dinukil dari sumber internet dengan alamat berikut: https://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat_Syattariyah

Begitulah kiranya, mungkin ini saja tulisan saya hari ini. Yakni menulis tentang sekilas ziarah Gus Lukie berziarah ke makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf Sang Tokoh Sathoriyah di desa Salamrejo, kecamatan Binangun, kabupaten Blitar. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan ini bila terdapat hal yang salah. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, kegiatan Gus Lukie, dan semuanya saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin. 


“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Makam Mbah Kyai Muhammad Yusuf di Salamrejo, Binangun, Blitar (Dokumentasi dari Gus Lukie, 2017)
 
Foto Mbah Kyai Muhammad Yusuf yang terpampang di Pusara Makam-nya (Dokumentasi dari Gus Lukie, 2017)
Gus Lukie berada di Salamrejo, Binangun, Blitar (Dokumentasi dari Gus Lukie, 2017)
 
Peninggalan Mbah Kyai Muhammad Yusuf dan terdapat Pohon Sawo dan Blimbing Wuluh (Dokumentasi dari Gus Lukie, 2017)
Masjid atau Surau yang biasa digunakan oleh Mbah Kyai Muhammad Yusuf (Dokumentasi dari Gus Lukie, 2017)
 

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.