Minggu, 26 Februari 2017

BERZIARAH KE MAKAM MBAH KYAI AGENG RADEN DONOPURO SETONO, JETIS, PONOROGO, JAWA TIMUR



(GURU DARI MBAH KYAI AGENG MUHAMMAD BESARI)

Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 “Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang membutuhkan.”
(Anonim)

Pada tahun 2005, saya bersama Gus Ahmad Baedhowi, Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar, berziarah ke makam Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro, Sentono, Jetis, Ponorogo. Perlu diketahui bahwa Mbah Kyai Ageng Donopuro merupakan guru dari Mbah Kyai Muhammad Besari (Kyai Kasan Besari I) yang berasal dari Caruban. Mbah Kyai Ageng Donopuro inilah yang memberikan “Tanah Tegalsari” Jetis, Ponorogo agar dijadikan sebuah “Pesantren” untuk mengembangkan ajaran agama Islam kepada Mbah Kyai Muhammad Besari (Kyai Kasan Besari I). Perlu diketahui pula bahwa Mbah Kyai Muhammad Besari (Kyai Kasan Besari I) ini merupakan kakek dari Mbah Kyai Kasan Besari II (Dua), yakni guru Raden Ngabehi Ronggowarsito Kraton Surakarta.

Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro, Sentono, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, telah masyhur sebagai keturunan Sunan Tembayat (Sunan PandanaranII), Paseban, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Berikut saya sajikan sekedar silsilah Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro yang silsilahnya bersambung sampai Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), yang mungkin bisa dipakai acuan bagi keluarga atau sanak saudara di manapun berada:

1.    Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi/ Jaka Supang/ Jaka Pameling/ Pangeran Mangkubumi/ Ki Ageng Padang Aran II/ Raden Wahyu Widayat/ Empu Windu Jati/ Pangeran Pamungkas/ Sunan Pamungkas/ Sunan Gunung Jabalkat), berputra:
2.    Raden Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
3.    Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
4.    Pangeran Ragil Kuning, Wonokerto, Ponorogo, berputra:
5.    Pangeran Wongsodriyo, berputra:
6.    Kyai Raden Nojo/Noyo Semanding, berputra:
7.    Mbah Kyai Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I Ponorogo).

Selanjutnya, dalam kehidupan pribadinya, Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro, Sentono, Jetis, Ponorogo (yang konon menikah dengan keluarga besar Nyai Anom Besari Caruban), memiliki beberapa putra-putri sebagai berikut, antara lain:

1.    Mbah Kyai Zainal Abidin, Gading, Ponorogo.
2.    Mbah Kyai Abdurrohman, Durenan, Magetan
3.    Mbah Kyai Raden Witono (Sayyid Hasan Ghozali), Kalangbret, Tulungagung.
4.    Mbah Kyai Raden Taklim (Penghulu Srengat), Blitar.
5.    Mbah Nyai Nursiyah, Tegalsari, Ponorogo.
6.    Mbah Nyai Mahil, Joresan, Ponorogo.
7.    Mbah Nyai Basyariman, Ponorogo.
8.    Mbah Nyai Mardiyah, Ponorogo.

Demikianlah ke-enam putra-putri dari Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro yang makamnya berada di belakang Masjid Baiturrahman, Sentono, Jetis, Ponorogo. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan tempat yang membahagiakan di sisi-Nya. Al- Fatikah.....

Silsilah nasab tersebut diadopsi dari berbagai sumber dengan pengurutan generasi ke generasi seperlunya, di antaranya dari: (1) Lembaran Silsilah “Keluarga Kyai Raden Muhammad Qosim/ Eyang Kasiman” yang tersimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman sebelah Utara Masjid Agung Kota Blitar; (2) Buku berjudul “Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad Sya’ban Al-Husaini” karya Abu Naufal bin Tamam At-Thahir; (3) Buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” karya Raden Ayu Linawati dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza Solo, Jawa Tengah; (4) Buku berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar” karya Arif Muzayin Shofwan dan Putu Ari Sudana; serta Lembaran berjudul “Sejarah Singkat Mbah Kyai Asror Pakisrejo, Srengat” yang dikeluarkan pada tanggal 15 Juli 1984; (5) Lembaran Silsilah “Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang” Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar.

Oya, selain berziarah ke Makam Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro, Sentono, Jetis, Ponorogo, saya dan Gus Ahmad Baedhowi juga berziarah ke beberapa makam berikut, di antaranya: (1) Makam Mbah Kyai Witono/ Sayyid Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung; (2) Makam Mbah Kyai Basyaruddin Srigading, Tulungagung; (3) Makam Mbah Kyai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo; (4) Makam Sunan Kathong/ Bathoro Kathong, yang merupakan mertua dari Sunan Tembayat; (5) Makam Mbah Kyai Ahmad Cimande, Kunir, Wonodadi, Blitar; dan (6) Makam Auliya “Mbebesmili Santren” Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar; dan makam-makam keramat lainnya.

          Akhir kata, mungkin hanya ini catatan harian (cahar) saya kali ini. Cahar ini hanya sebagai pengisi waktu di kala tidak ada kegiatan-kegiatan yang lebih penting difokuskan. Jadi, karena sifatnya hanya sebagai catatan harian berdasarkan hobi saya dalam mengkaji sejarah berbagai orang tua, maka bila ada yang kurang komplit dalam hal ini, saya minta maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada diri saya pribadi. Jadi, “SAYA MEMINTA MAAF KEPADA DIRI SAYA PRIBADI. DAN ALHAMDULILLAH DIRI SAYA PRIBADI MEMAAFKAN KESALAHAN SAYA”. Yah, suatu nikmat yang luar biasa apabila diri kita sendiri bisa memaafkan diri kita. Diri saya sendiri bisa memaafkan diri saya sendiri. Yah, Semoga dusun Sekardangan, sebuah tempat bersejarah yang telah melahirkan manusia seperti saya, selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin.

“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Silsilah Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro Sentono, Jetis, Ponorogo, yang tersimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman (Pendopo Pangulon) Utara Masjid Agung Kota Blitar.
Makam Mbah Kyai Ageng Raden Donopuro di belakang Masjid Baiturrahman Sentono, Jetis, Ponorogo (Dokumentasi Pribadi, 2005)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

TAFAKUR (MEDITASI) DI GOA JEDOG DESA PLOSOREJO KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR BERSAMA DUA TOKOH SPIRITUAL (MBAH GUNG DAN MBAH GENG)



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 “Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang membutuhkan.”
(Anonim)

Goa Jedog terletak di desa Plosorejo, kecamatan Kademangan, kabupaten Blitar, propinsi Jawa Timur. Goa tersebut berbentuk seperti sumur ukuran jumbo. Ukuran stalaktit dan stalakmit dalam Goa Jedog tampak indah dengan beraneka ragam ukuran. Kata Feryan Herma F: “Memang gua ini lebih terlihat sebagai sumur yang menganga, sebab lokasinya berada di bawah. Jadi kalau mau masuk ya harus turun secara vertikal. Meski tidak ada sarana apapun yang dapat digunakan untuk menuruni gua, kami tetap mencoba. Turunnya sedikit merambati dinding, kemudian hinggap ke pohon”. Rute menuju Gua Jedog sebagai berikut: Candi Simping (tempat dimakamkannya Raden Wijaya Sang Tokoh Pendiri Kerajaan Majapahit) menuju ke timur hingga melewati Gapura Desa Plosorejo – terus ke timur hingga menjumpai sebuah gardu kecil di utara jalan. Di depan gardu tersebut terdapat jalan tanah yang mengarah ke perbukitan – ikuti jalan tersebut hingga menjumpai jalan rabat beton – susuri jalan rabat beton hingga tampak sebuah pohon beringin yang menandai lokasi Goa Jedog (Feryan Herma F.). 

Kata Buddhi Samana (2017) Ketika saya masih kecil Goa Jedog, tidak ada pohon BerinÄ£in-nya, hanya di dalamnya banyak semak-semak. Dulu sekitar goa tidak ada pohon-pohonnya atau gunung kapurnya, yakni: gundul sehingga dari jauh sudah kelihatan, kan tetapi sekarang sudah dipenuhi hutan Jati.  Lanjut Buddhi Samana (2017) bahwa dulu banyak yang melihat ke dalam Goa Jedog dan turun menggunakan tangga, namun jarang yang berani masuk sampai ke dalam, paling dalam 50-100 meter dan belum ada yg berani menembus sampai ke dalam. Dan menurut cerita orang-orang tua, bahwa Goa Jedog tembus Laut Selatan, dan di dalamnya tersimpan harta karun namun bañyak sekali ularnya dan ada ularnya yang sangat besar sekali.

Mbah Agung Priyokusumo (2017) atau yang bisa disebut dengan “Mbah Gung” menyatakan bahwa setelah lelah melakukan perjalanan, kini saatnya menyerap Energy Alam Semesta di area Goa Jedog agar badan menjadi segar kembali. Lanjut Mbah Gung, dalam acara tafakur (meditasi) di Goa Jedog menyatakan bahwa manusia bukan penguasa 'Alam, manusia bukan pengatur 'Alam, tetapi manusia adalah bagian dari 'Alam. Namun Ki Kusnan berbeda dalam mengomentari Goa Jedog ketika Mbah Sugeng (Mbah Geng) bersama Mbah Gung ke tempat tersebut: “Weleh... weleh... Pak Sugeng ki kokyo turut Guo Jedog, kamongko kuwi akeh nyamuk-e” (Waduh, waduh, Pak Sugeng kok ya mau saja berpetualang ke Goa Jedog, padahal banyak Nyamuk-nya).

Sementara itu,  Cukup Miko Saja (dalam Akun Google + nya) menyatakan bahwa di saat perjalanan mendekati Goa Jedog terdapat temuan berupa gundukan bata kuno yang menanjang, dan  di duga memang goa ini pernah di huni, di dalam goa di temukan fragment batu Candi. Makanya, dalam hal ini Cukup Miko Saja (dalam Akun Google + nya) menyatakan bahwa Goa Jedog merupakan sebuah “Situs Purbakala”. Mungkin hanya ini yang bisa saya tuliskan tentang Goa Jedog yang terletak di desa Plosorejo, kecamatan Kademangan, kabupaten Blitar.

Tafakur (Meditasi) di Goa Jedog

Mbah Gung dan Mbah Geng, kedua orang spiritualis ini memang suka berpetualang dan berziarah melaksanakan “TAFAKUR” (MEDITASI) di tempat-tempat yang udaranya masih murni, termasuk di Goa Jedog, Plosorejo, Kademangan, Blitar. Tak hanya pada tempat-tempat itu saja, kedua tokoh spiritualis ini juga sering melakukan “TAFAKUR” (MEDITASI) di makam-makam yang dianggap keramat oleh sebagian masyarakat. Dalam ritual “TAFAKUR” (MEDITASI) tersebut, keduanya selalu merenungkan ungkapan “DARI TIADA MENUJU ADA – KEMUDIAN TIADA SETELAH ADA” yang dalam Bahasa Arab-nya “MINAL ADAM ILAL WUJUD – TSUMMAL ADAM BA’DAL MAUJUD” atau dalam bahasa Agama Buddha-nya adalah “SEGALA SESUATU SELALU MENGALAMI PERUBAHAN/TIDAK KEKAL” atau “SABBE SANKARA ANICCA”. Ah ini saja catatan harian saya.

Akhir kata, mudah-mudahan catatan harian (cahar) saya ini bermanfaat pada kehidupan kini dan mendatang. Mudah-mudahan dua spiritualis (Mbah Gung dan Mbah Geng) tersebut, selalu diberi kelancaran oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menapaki perjalanan spiritual-nya. Mudah-mudahan setelah mereka berdua (Mbah Gung dan Mbah Geng) menemukan pencerahan dalam perjalanan spiritualnya, keduanya lalu mau membagikan hasilnya demi kebutuhan semua manusia di bumi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkahi keduanya. Amin, amin.


 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

 
Goa Jedog di Plosorejo, Kademangan, Blitar
 
Goa Jedog, Plosorejo, Kademangan, Blitar
 
Situs Batu Kuno di Goa Jedog, Plosorejo, Kademangan, Blitar
Situs Batu Kuno di Goa Jedog Plosorejo, Kademangan, Blitar
Goa Jedog Plosorejo, Kademangan, Blitar
Goa Jedog (tampak dari bawah) di Plosorejo, Kademangan, Blitar
 
Stalaktit di Goa Jedog Plosorejo, Kademangan, Blitar
"Akulah Alam" inilah perenungan Mbah Gung saat tafakur (meditasi) di Goa Jedog Plosorejo, Kademangan, Blitar
 
Mbah Gung saat tafakur (meditasi) di Goa Jedog, Plosorejo, Kademangan, Blitar.
 

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

MENGAMBIL BORANG EMPAT PRODI FAKULTAS AGAMA ISLAM KE KOPERTAIS SURABAYA DAN PERTEMUAN SETELAHNYA



Selasa, 14 Februari 2017 dan Lainnya

Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 “Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang membutuhkan.”
(Anonim)

Hari Selasa, 14 Februari 2017, kawan-kawan Tim Pendirian Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, yang dipimpin oleh Bapak Yaoma Tertibi, S.H., mengambil pengajuan proposal borang FAI yang sudah diteliti oleh Kopertais Surabaya, yang kantor sekretariatnya di areal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Saya tidak bisa ikut dalam hal ini, sebab ada Kelompok Kerja Guru (KKG) di sekolah saya. Dan dalam KKG tersebut, saya mengganti peran Bapak Muhammad Khudori berperan sebagai pembawa acara atau yang sering disebut dengan “MC” saja. Namun dalam batin saya selalu berdoa, mudah-mudahan kawan-kawan yang dipandegani oleh Bapak Yaoma Tertibi, S.H., selamat pulang dan perginya, sukses dengan membawa pulang borang empat prodi FAI UNU Blitar tanpa banyak revisi. Amin.

Ikut dalam acara mengambil borang tersebut, di antaranya: Winarto, M.Pd.I. (kandidat doktor dari IAIN Tulungagung), Muhammad Choirul Abidin, S.Pd. (kandidat magister dari UINSA), Lussy Ana Anggarani, M.M (magister manajemen UNISKA), Mitakhul Rohman, M.Pd (magister PAI lulusan IAIN Tulungagung), Alfiyah, S.E. (kandidat magister dari Universitas Muhammadiyah Malang), dan lainnya. Kayaknya Pak Muhtarom (pensiunan PNS yang dipekerjakan di KUA) juga ikut dalam acara tersebut. Oya, bahkan mobil yang dipakai juga mobil Pak Muhtarom ini. Sementara selaku driver (sopir/ as-Saiq) dalam perjalanan tersebut adalah Mas Muhammad Choirul Abidin, S.Pd., yang konon akhir-akhir ini selalu menghantar atau nyopiri Prof. Dr. HM. Zainuddin, M.Pd. (Rektor UNU Blitar) pergi. Ada guyonan dari Pak Yaoma: “Wah, Abid sak iki nyopiri Pak Profesor iki. Pangkate mundak. Hehe.”

Sesampai di Surabaya, tampak wajah-wajah ceria dari foto yang dikirim di Group WA FAI UNU Blitar. Semangat dan optimisme mereka memancar pada wajah, tubuh, dan lainnya. Saya komentari pada Group WA tersebut: “Wah, ini wajah-wajah yang selalu optimis.” Lalu dibalas oleh Pak Yaoma: “Ya, harus optimis”. Dan yah, tampak optimis lagi manakala mereka mengambil borang empat prodi di Kopertais Surabaya yang harus direvisi di UNU Blitar. Yah, sesampai di Blitar pula mereka juga tetap optimis merevisi hal-hal yang harus direvisi. Menambah penjelasan ini dan itu, itu dan ini. Saya sangat senang ada SDM-SDM yang demikian optimis walau mohon maaf, “belum dapat bayaran apapun”, namun jiwa LSM, jiwa tirakat mereka memancar dari relung pikiran dan hati yang sangat dalam. Yah, inilah jiwa-jiwa yang patut dicontoh dari kader-kader NU. Walau tanpa dibayar, mereka siap lembur untuk mengerjakan dengan penuh tanggungjawab.

Selanjutnya, sepulang mereka mengambil borang FAI dari Surabaya, kami terus saja mengadakan perbaikan-perbaikan atau revisi-revisi yang disarankan oleh Kopertais Surabaya. Dalam pertemuan kami tertanggal 20 Februari 2017, saya bersama Pak Yaoma Tertibi menghadap Prof. Dr. HM. Zainuddin, M.Pd (Rektor UNU Blitar) yang intinya ingin mendirikan berbagai pusat studi/kajian di UNU Blitar. Hingga akhirnya, ada pertemuan dengan Dr. Dimyathi Huda, M.Ag., pada tanggal 26 Februari di “Lesehan Dados” membicarakan tiga pusat studi yang hendak digarap. Hadir di tempat lesehan “Dados” tersebut, di antaranya: Dr. Dimyathi Huda, M.Ag., Yaoma Tertibi, S.H., Sholihin, Ryan, Muashomah, dan saya sendiri. Dalam hati saya, mudah-mudahan tujuan dan cita-cita ini terlaksana dengan lancar. Amiin.

Mungkin sampai di sini dulu catatan harian (cahar) saya hari ini. Ada kurang dan lebihnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Dengan iringan doa, mudah-mudahan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar yang sudah memiliki jurnal “Briliant” dan telah terbit beberapa kali, akan menjadi lembaga pendidikan yang berkah di kehidupan kini dan mendatang. Dan rencananya, mungkin dalam waktu dekat Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar akan memiliki sebuah jurnal internasional yang saat ini sedang digarap oleh Mas Ryan. Mudah-mudahan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar selalu mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amiin, amiin, amiin. Yaaa Rabbal Alamin.


“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

 
Malam Senin, 27 Februari 2017, Mas Abid, Mas Rokhman, Pak Yaoma, dan Saya, nglembur revisi borang FAI UNU Blitar (Dokumen Pribadi, 2017)
 
Malam Senin, 27 Februari 2017, Mas Rokhman, Mas Abid, Pak Yaoma, dan Saya nglembur merevisi borang FAI UNU Blitar. (Dokumen Pribadi, 2017)
 
Kawan-kawan ketika di Surabaya, akan mengambil borang FAI UNU Blitar di Kopertais Surabaya dalam Lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
 
Bu Lussy Ana Anggarani, M.M dan Bu Alfiah, S.E saat akan mengambil borang FAI UNU Blitar di Kopertais Surabaya.
 
Bu Lussy Ana Anggarani, MM., Pak Yaoma Tertibi, S.H., Pak Winarto, M.Pd.I., Mas Muhammad Choirul Abidin, S.Pd., Mas Miftakhul Rohman, M.Pd., dan Bu Alfiah, S.E., berfoto di depan Kopertais Surabaya dalam lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
 
Prof. Dr. H.M. Zainuddin, M.Pd (Rektor UNU Blitar), Yaoma Tertibi, S.H (Direktur PUSDEMAS UNU Blitar), Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd, dan Lussy Ana Anggarani, M.M., sedang diskusi revisi borang FAI UNU Blitar sepulangnya dari Kopertais Surabaya.


Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.