Rabu, 31 Mei 2017

KETURUNAN MBAH KYAI RADEN WITONO (SYAIKH HASAN GHOZALI) KALANGBRET TULUNGAGUNG DI TRENGGALEK



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Pada tanggal 22 Mei 2017, Mas Budianto dari Trenggalek menghubungi saya dan menyatakan bahwa beliau memiliki catatan silsilah trah keturunan dari Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret.”
(Shofwan, 2017)

          Sebuah kisah bahwa seputar tahun 1950-an, Mbah Nyai Salamah, Prambutan, Ponggok, Blitar dahulu sering mengajak cucunya yang bernama Kiai Muhammad Isa Kerjen, Srengat, Blitar berjalan kaki ke makam Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung. Begitu pula, Mbah Kyai Sulaiman Pengasuh Pondok Al-Asror Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar, dulu juga sering berjalan kaki menuju makam Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung. Begitu pula, istri Mbah Kyai Ridwan (ibu dari Gus Hairi Mustofa, Sang Pengasuh Padepokan Pusaka Sunan Tembayat, Srengat, Blitar) juga terkadang melakukan ziarah ke makam Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung. Dan banyak keluarga Blitar, Malang, Kediri, Tulungagung, Trenggalek yang melakukan ziarah ke makam Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali sebab mereka merupakan trah keturunannya.

          Para jamaah dari Blitar, biasanya memulai ziarah ke makam Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim di Puncak Gunung Pegat yang merupakan putra dari Kyai Raden Taklim dan merupakan keponakan dari Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung. Setelah itu, mereka berziarah ke makam Mbah Kyai Sya’ban Gembrang Serang/Mbah Kyai Sya’ban Tumbu yang berada di Makam Auliya’ Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar. Di makam Auliya Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar, juga dimakamkan tokoh-tokoh berikut, antara lain:

1.    Mbah Kyai Hasan Mujahid (suami Nyai Marfuatun) dan menantu dari Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang. Beliau juga merupakan tokoh pendiri Masjid Baitul Hasanah Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar.

2.    Mbah Kyai Muhammad Asrori, merupakan putra dari Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang dan merupakan Pendiri Masjid dan Pesantren Al-Asror di Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar.

3.    Mbah Kyai Ponco Suwiryo/ Sayyid Bukhori Mukmin, merupakan ayah angkat dari Pangeran Papak Natapraja/R.M. Djojopernomo. Beliau juga merupakan saudara dari Mbah Kyai Surya Kesumo/Sayyid Marsuki yang dimakamkan di Banyakan, Kediri.

4.    Dan beberapa tokoh lainnya seperti: Kyai Kembang Arum, Sayyid Abdulloh, Sayyid Abdurrohman dan Sayyid Abdurrohim, serta Sayyid Abdurrahman Sulaiman.

Oya kembali pada esensi dari kisah saya mengenai keturunan Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung yang berada di Trenggalek. Dan beberapa trah dari keturunan Mbah Kyai Raden Witono Trenggalek tersebut juga menikah dengan trah keturunan Mbah Kyai Raden Witono yang berada di Blitar. Salah satunya adalah Mbah Kyai Naib Talmisani menikah dengan Nyai Hafidhoh binti Mbah Kyai Muhammad Asrori yang berada di Gempolkenceng, Srengat, Blitar. Begitu pula, pertemuan trah keturunan Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali dari jalur yang lainnya, yakni ada beberapa yang bertemu dalam pernikahan dengan yang lainnya pula. Oya, nama yang menghubungi saya adalah Mas Budianto dari Trenggalek yang memiliki silsilah nasab hingga Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung.

Begitulah kiranya, mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Silsilah trah nasab Mbah Kyai Witono/Syaikh Hasan Ghozali Kalanbret ke atas bertemu pada Sunan Tembayat/Sayyid Hasan Nawawi dan Sunan Ampel (Gambar di atas ditulis oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat dinukil dari kitab silsilah asli bertuliskan Hanacaraka).
Silsilah trah keturunan Sunan Tembayat/Sayyid Hasan Nawawi bin Maulana Hamzah bin Maulana Rahmatullah Sunan Ampel/ Haji Bong Swi Hoo (Silsilah di atas dipegang oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat sebab beliau merupakan pewaris Ranji-ranji Silsilah Sunan Tembayat dan Panembahan Kajoran)
 
Silsilah Mbah Kyai Raden Witono/Syaikh Hasan Ghozali dari jalur Sunan Tembayat bin Maulana Hamzah bin Sunan Ampel. Silsilah ini sama persis sebagaimana yang disimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman di Pandopo Pangulon, Utara Masjid Agung Kota Blitar (Dokumentasi dari Mas Budianto Trenggalek, 2017)


Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

SEBAGIAN KEGIATANKU BERSAMA KAWAN-KAWAN SELAMA AWAL-AWAL DI UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) BLITAR, JATIM



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Yah, ini merupakan sebagian kegiatanku selama awal-awal di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, Jawa Timur. Mungkin tak ada yang istimewa dalam hal ini. Namun walau demikian, tetap saja menjadi catatan bagi saya pribadi.”
(Shofwan, 2017)

          Ini merupakan kegiatanku ketiga di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar-Jatim, antara lain: (1) Bersama kawan-kawan Universitas nahdlatul Ulama Blitar saat audensi dengan Bapak Bupati Drs. H. Riyanto, MM., di timur Pendopo Ronggo Hadinegoro, utara alon-alon Kota Blitar; (2) Bersama kawan-kawan di Universitas Nahdlatul Ulama Blitar yakni, saya, Pak Yaoma Tertibi, SH., Mas Achmad Ryan, S.Pd., dan lainnya bertemu Ibu Retno di Pendopo Kabupaten Blitar di Kanigoro; (3) Bersama kawan-kawan Universitas Nahdlatul Ulama Blitar saat mengadakan kesepakatan kerjasama atau MOU di Pendopo Kabupaten Blitar yang terletak di Kanigoro. Yakni ditandatangani Bapak Bupati Drs. H. Riyanto, MM., dan Prof. Dr. HM. Zainuddin, M.Pd, Rektor UNU Blitar; (4) Ketika bersama Ibu Alfiah, SE., Bapak Yaoma, SH., Mas Muhammad Zainal Abidin, S.Pd., Mas Miftakhul Rohman, M.Pd., Dr. Winarto, M.Pd.I menuju ke sebuah hotel di Gresik, foto copi di dekat makam Habib Harun bin Abdullah Baharun, dan ziarah ke makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim.

          Ada banyak suka-duka, senang-bahagia, keluh-kesah dan semacamnya selama berjuang di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama kawan-kawan yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu. Apalagi ketika awal-awal membuat borang proposal untuk membuka program studi baru Fakultas Agama Islam (FAI) dengan empat prodi, yaitu: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Terutama, Mas Muhammad Zainal Abidin, S.Pd., dan Miftakhul Rohman, M.Pd., yang banyak berkontribusi dalam pembuatan proposal borang FAI-UNU Blitar. Kedua kawan saya ini, selalu siap nglebur dalam membuat proposal borang FAI-UNU Blitar tersebut. Yah, walau demikian, semua itu mereka berdua dan kami lakukan dengan gembira, senang hati, dan semacamnya. Mudah-mudahan hal tersebut menjadi sebuah amal yang diterima oleh Tuhan Yang Maha Penerima amal.

          Ada kisah yang menarik, ketika Mas Muhammad Zainal Abidin, S.Pd., berangkat ke Gresik bersama kami. Yah, waktu itu seharusnya dia tidak ikut ke Gresik, sebab calon mertuanya berkunjung ke rumahnya. Namun karena sebuah perjuangan untuk pendirian FAI-UNU Blitar, dia (Mas Muhammad Zainal Abidin, S.Pd) ini rela pergi ke Gresik bersama kami semua. Walau demikian, calon mertua Mas Abid menyadari sebab calon menantunya ini memang memiliki jiwa pejuang terutama dalam ormas Nahdlatul Ulama (NU). Yah, beginilah kalau semua saling menyadari akan sebuah perjuangan yang harus diwujudkan. Semua akan menjadi enak seperti tanpa beban dalam melakukan perjuangan ke depan. Doaku, mudah-mudahan perjuangan ke Gresik ini tidak akan menjadi sia-sia belaka. Amiin.

Begitulah kiranya, mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati sebagian kegiatan kami ini semua. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

 
Yaoma Tertibi, SH., dan Arif Muzayin Shofwan saat menemui Ibu Retno di Pendopo Kabupaten Blitar di Kanigoro (Dokumentasi, 2017)
 
Arif Muzayin Shofwan dan Achmad Ryan saat menemui Ibu Retno di Pendopo Kabupaten Blitar di Kanigoro (Dokumentasi, 2017)
 
Salah satu pegawai di Pemerintahan Kabupaten Blitar saat kami bertemu Ibu Retno (Dokumentasi, 2017)
Di samping gerbang makam inilah, kami (Arif Muzayin Shofwan, Yaoma Tertibi, Muhammad Zainal Abidin, Winarto, Miftakhul Rokhman, dan Ibu Alfiah) memfoto-copikan dokumen borang FAI-UNU Blitar (Dokumentasi, 2017)
Di toko foto copy dekat plakat makam inilah kami memfoto-copi dokumen borang FAI-UNU Blitar (Dokumentasi, 2017)
Berkumpul di UNU Blitar ketika akan berangkat melakukan kesepakatan kerjasama (MOU) ke Kabupaten Blitar di Kanigoro (Dokumentasi, 2017)
 
Pak Yaoma Tertibi, Mas Abid, dan Mas Rokhman berfoto di depan gerbang Hotel Sapta Nawa Gresik (Dokumentasi, 2017)
Berfoto di dalam mobil di depan Hotel Sapta Nawa Gresik (Dokumentasi, 2017)
 
Pemkab Blitar dengan UNU Blitar melakukan kesepakatan kerjasama atau MOU (Dokumentasi, 2017)
Pemkab Blitar dan UNU Blitar melakukan kesepakatan kerjasama atau MOU (Dokumentasi, 2017)


Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

TAKZIAH KEPADA MENDIANG dr. FANNY KOWE (TOKOH AGAMA KONGHUCU) DI PERSEMAYAMAN PARAMITA KOTA BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Hari Selasa, 30 Mei 2017 (malam hari), bertepatan dengan bulan Ramadhan, saya bersama kawan-kawan takziah kepada dr. Fanny Kowe, seorang tokoh FKUB dari unsur agama Konghucu.”

(Shofwan, 2017)

          Hari Selasa, 30 Mei 2017 (malam hari usai shalat Tarawih), saya bersama Mbak Yanti (unsur Katholik), Mas Daniel + istrinya (unsur Katholik), Mas Ferry Y. Panese (unsur Katholik), dan Mas Tony Berbulu (unsur Katholik) bertakziah kepada mendiang dr. Fanny Kowe (seorang tokoh agama Konghucu Blitar) di Persemayaman Paramita Kota Blitar. Perlu diketahui bahwa dr. Fanny Kowe merupakan salah satu tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar dari unsur agama Konghucu. Nama beliau sudah tidak asing lagi dalam komunitas FKUB Kota Blitar.

          Sesampai di tempat persemayaman, kami semua disambut dengan baik oleh dr. Fanny Kowe. Mbak Yanti, Mas Daniel + istrinya, Mas Ferry Y. Panese, dan Mas Tony Berbulu mendoakan dan memberi penghormatan terakhir kepada dr. Fanny Kowe menurut keyakinan masing-masing. Sementara itu, saya sendiri juga memberi penghormatan kepada mendiang dr. Fanny Kowe juga dengan cara saya sendiri.

          Usai memberi penghormatan, kami semua berbincang-bincang di tempat yang telah disediakan tak jauh dari tempat mendiang dr. Fanny Kowe disemayamkan. Kami juga berbincang-bincang dengan Mas Daniel (unsur Konghucu dan pelatih barongsai di Kelenteng Poo An Kiong Kota Blitar), dan Mas Romli (dari unsur Konghucu) pula. Yah, dalam pertemuan tersebut memang ada dua nama “Daniel”, yaitu Mas Daniel + istrinya dari unsur Katholik, dan Mas Danil pelatih barongsai di Kelenteng Poo An Kiong Blitar dari unsur agama Konghucu.

          Yah, perbincangan kami malam ini salah satunya adalah membicarakan seputar tradisi berbagai agama, mulai tradisi Cina, Jawa, Katholik, Kristen, Konghucu, Islam, Hindu, Buddha, dan lain sebagainya. Saat itu pula, Mbah Yanti (unsur Katholik) bilang kepada Mas Daniel (unsur Konghucu) agar mengupayakan kitab suci Konghucu buat saya pelajari dan saya miliki. Alhamdulillah. 

          Tak jauh dari itu, Mas Daniel + istrinya (dari unsur Katholik), Mas Tony Berbulu (aslinya berasal dari Kupang dan unsur Katholik) membicarakan tradisi membakar rumah-rumahan dan melempar koin dari budaya Cina, yakni sebelum jenazah dr. Fanny Kowe diberangkatkan ke pemakaman Kademangan-Blitar. 

          Yah, memang tardisi atau budaya Cina, sebelum jenazah dikuburkan ke pemakaman terdapat tradisi membuat rumah-rumahan dan melempar koin. Tradisi melempar koin berkali-kali hingga tepat ini sebagai tanda/isarah apakah mendiang sudah siap/ikhlas menghadap Sang Maha Kuasa atau belum. Mas Daniel + istrinya (unsur Katholik) mengatakan bahwa rumah-rumahan itu biasanya dibuat sendiri atau mendatangkan dari Surabaya.

. Yah, mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati pertemuan kami ini semua. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Mas Ferry Y. Panase, Mas Daniel dan istrinya, Arif Muzayin Shofwan, dan Mbak Yanti (Dokumentasi, 2017)
 
Mas Romli Kelenteng Poo An Kiong Blitar, Mas Daniel Barongsai, dan Mbak Yanti (Dokumentasi, 2017)
Mas Daniel dan istrinya (Dokumentasi, 2017)




Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.