Senin, 24 April 2017

BAKTI SOSIAL BERSAMA EHIPASSIKO FAMILY CLUB (EFC) KEPADA ABANG TUKANG BECAK DI SRENGAT-BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

“Tulislah apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)

Hari Senin, 24 April 2017, saya ikut aksi sosial berupa pembagian sembako bersama para anggota Ehipassiko Family Club (EFC) kepada para abang becak di daerah Srengat-Blitar. Adalah Ehipassiko Family Club (EFC) merupakan gerakan yang diprakarsai oleh Ehipassiko Foundation dengan visi CINTA KASIH TANPA PILIH KASIH yang diwujudkan melalui misi BAKTI SOSIAL LINTAS AGAMA. Sejak didirikan pada Juli 2012, EFC mengadakan baksos rata-rata 4 kali per minggu di berbagai kota dan desa. Anggota EFC berasal dari segala kalangan, dari anak sampai manula, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan.

Bekal untuk melakukan cinta kasih tersebut banyak didasarkan pada kata-kata para tokoh kedamaian dan cinta kasih dunia. Pandita Sugianto Gandhika yang sering saya panggil “Mas Gi” memberikan buku berjudul “Ehipassiko Family Club Bakti Sosial Lintas Agama” kepada saya. Tersebutlah kata-kata beberapa tokoh dunia dalam buku tersebut, di antaranya:

1.    Dalai Lama, Pemimpin Dharma Tibet menyatakan: “Cinta kasih adalah agama saya.”

2.    Mother Theresa, Misionari Cinta Kasih India menyatakan: “Masalah dunia ini dikarenakan kita menggambar pohon keluarga kita terlalu kecil.”

3.    Mahatma Gandhi, Pejuang Kemanusiaan India menyatakan: “Cinta tidak pernah meminta, cinta selalu memberi.”

4.    Mikhail Gorbachev, Pejuang Perdamaian Dunia Uni Soviet mengatakan: “Perdamaian bukanlah persatuan dalam persamaan, namun persatuan dalam perbedaan.”

5.    Nelson Mandela, Pejuang HAM Afrika Selatan mengatakan: “Tidak ada orang yang lahir dengan membenci orang lain karena warna kulit, asal-usul, atau agamanya.”

6.    Kofi Annan, Sekjen PBB Ghana mengatakan: “Toleransi, dialog antarbudaya, dan rasa hormat terhadap perbedaan, makin dibutuhkan di dunia saat ini.”

7.    KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bapak Pluralisme Indonesia mengatakan: “Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”

8.    Mpu Tantular, Pujangga Kerukunan Agama abad XIV Majapahit mengatakan: “Beda tapi satu.”

Selain hal di atas, EFC juga memiliki beberapa slogan sebagai berikut: “Unity in Humanity”, artinya bersatu dalam kemanusiaan; dan “Building Universal Family”, artinya kira-kira membangun keluarga yang universal. Yah, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak Ehipassiko Family Club (EFC) di manapun berada. Walau mungkin saya masih belum bisa berdana berupa materi, namun setidaknya saya sangat bahagia telah diberi kesempatan untuk berdana berupa tenaga dan pikiran. Mungkin hanya sampai di sini catatan harian saya kali ini. Ada kurang lebihnya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Salam damai dalam kemanusian. Salam sejahtera kepada semua makhluk di bumi.

“Sluman, slumun, slamet. Slameto leh ngemongi jiwa raga”

(Semoga dalam kondisi apapun selalu selamat sejahtera. Selamat dalam merawat lahir dan batin)

Berfoto sebelum melakukan Bhakti Sosial di Srengat-Blitar. Saya berada di tengah (Dokumentasi, 2017)
 
Foto sebelum melakukan bhakti sosial di Srengat-Blitar. Saya berada di tengah (Dokumentasi, 2017)
Pandita Sugianto Gandika plus kedua anaknya dan Cik Meme (Dokumentasi, 2017)
Beberapa foto aksi sosial di Srengat-Blitar yang dijadikan satu oleh Cik Meme. Foto saya berada di pojok paling atas sedang memberikan sembako kepada buruh tani di sebuah gubuk (Dokumentasi, 2017)
Saya difoto oleh Cik Meme di pojok ujung paling atas, sedang membagikan sembako pada abang becak di pasar Tugurante-Blitar (Dokumentasi, 2017)
Saya ikut membagikan sembako kepada abang becak di Srengat (Dokumentasi, 2017)



Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan merupakan pria kelahiran Blitar, Jawa Timur. Pria tersebut hingga kini tetap menekuni dunianya sebagai pembaca, peneliti, pengamat, dan semacamnya. Lelaki ini seringkali ikut membantu dan bergabung dengan EHIPASSIKO FAMILY CLUB (EFC) BLITAR RAYA. Dia beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09, Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. HP. 085649706399.

Minggu, 16 April 2017

MEMBELI BAJU TAKWA (BAJU KOKO) DAN LIBURAN KE TAMAN KEBONROJO KOTA BLITAR, JAWA TIMUR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Kata guru saya:
“Menulislah! Sesederhana apapun tulisan itu.”
(Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.)

Pada hari Jumat, 14 April 2017, saya bersama Muhammad Naufal Az-Zamzami pergi ke “Toko An-Naja” Banggle, Kanigoro, Blitar, untuk membeli baju takwa. Konon baju takwa atau dalam tradisi China disebut “Baju Koko” ini dulu pertama kali dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid). Ya, di toko itu saya membeli baju takwa satu stel (+ kopyah dan celananya). Usai dari toko tersebut, saya bersama Muhammad Naufal Az-Zamzami ke rumah Sekardangan. Di sana, telah ada A’at, A’am, dan Zahra. Di sana, bermain-main sebentar.

Setelah itu, saya dan Muhammad Naufal Az-Zamzami meluncur ke Taman Kebonrojo Kota Blitar. Letak taman tersebut berdekatan dengan Masjid Syuhada’ Haji dan Gereja Paroki Santo Yusuf. Di taman tersebut, saya dan Muhammad Naufal Az-Zamzami menyewa motor-motoran trill. Motor-motoran itu disewakan selama 10 menit dengan harga Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah). Tentu saja bila lebih dari 10 menit, sewanya berlaku kelipatan harga tersebut.

Usai dari taman tersebut, saya dan Muhammad Naufal Az-Zamzami lalu menuju Percetakan Jaman yang berada di Utara Polres Blitar. Di sana, saya mengambil sampul buku berjudul “Mega Bahtera: Membina Keluarga Bahagia dan Sejahtera” yang kemarin hari saya cetakkan di sana. Buku tersebut merupakan pesanan Mas Wandoyo, Tlogo, Blitar, yang nantinya akan didanakan atau dibagikan secara gratis kepada kawan-kawannya. Yah, buku yang amat penting bagi komunitas Mas Wandoyo.

Usai dari Percetakan Jaman, saya dan Muhammad Naufal Az-Zamzami lalu meluncur menuju Masjid Agung Kota Blitar untuk melaksanakan shalat Jum’at. Namun sayang, sesampai di masjid tersebut, banyak atau padat sekali jamaahnya. Akhirnya, saya berdua meluncur ke masjid yang berada di Pondok Pesantren Bustanul Mutaallimin Dawuhan, Kota Blitar. Di sana, kami melaksanakan shalat Jumat. Usai shalat Jum’at, kami leyeh-leyeh sebentar dan bertemu dengan Muhammad Alwi Zamzami (siswa saya). Ketika leyeh-leyeh, kami bertemu pula dengan KH. Ismail Zen dan bersalaman.

Saya ngobrol-ngobrol sebentar dengan KH. Ismail Zen, salah satu kyai di pesantren tersebut. Saat itu, KH. Ismail Zen menanyakan pada saya tentang perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Malang. Saya jelaskan pada KH. Ismail zen bahwa kuliah saya sudah selesai berkat doanya. KH. Ismail Zen juga mempersilahkan saya mampi di rumahnya. Dengan basa-basi, saya menjawabnya lain hari saja. Kemudian KH. Ismail Zen pulang ke rumahnya. Dan saya pun juga segera pulang ke rumah.

Sebelum saya dan Muhammad Naufal Az-Zamzami sesampai di rumah, kami berdua mampir membeli Mie Ayam di sebelah Utara Jl. Punden, tepatnya di Jl. Kalimantan Sanawetan Kota Blitar. Saya berdua makan Mie Ayam tersebut dengan lahap. Usai makan Mie Ayam, kami mengambil Sprit untuk diminum. Setelah itu, saya membayarnya dan langsung meluncur pulang.

Yah, mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati kita semua. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini (mulai dari membeli baju takwa dan yang saya sebutkan) tersebut selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin. Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang naik motor-motoran trill (Dokumentasi, 2017)
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang berfoto dengan patung Badak (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang berfoto dengan patung Badak (Dokumentasi, 2017)
 
Muhammad Naufal Az-Zamzami sedang berfoto dengan patung Badak (Dokumentasi, 2017)
 
Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Senin, 10 April 2017

SILATURRAHIM BERSAMA GUS ILHAM ROFII (PENGASUH LASKAR WIROGATEN) DAN MAS PUTU ARI SUDANA KE RUMAH BAPAK CANDRA (ANGGOTA DPR KAB. BLITAR DARI PKB)



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 “Tulislah apapun yang dapat Anda tulis, siapa tahu bermanfaat bagi orang lain, siapa tahu Tuhan memberikan berkah dari tulisan ini.”
(Anonim)

Hari Minggu, 19 Maret 2017, saya bersama Gus Ilham Rofii (Pengasuh Laskar Wirogaten, Jatimalang, Sentul, Kota Blitar) dan Mas Putu Ari Sudana (seorang trah keturunan Bali dan Sunan Tembayat) bersilaturrahim ke rumah Bapak Candra, Nglegok, Kab. Blitar. Perlu diketahui bahwa Bapak Candra merupakan anggota DPR Kabupaten Blitar dari PKB. Pertama kali, yang mengajak saya dalam acara ini adalah Mas Putu Ari Sudana. Kemudian kami bertemu di rumah Gus Ilham Rofii. Yah, rumah Gus Ilham Rofii biasanya dipakai pertemuan berbagai kawan yang berbeda latar belakang. Di kediaman Gus Ilham Rofii tersebut, kami biasanya mengadakan berbagai macam diskusi. Diskusi di tempat Gus Ilham Rofii biasanya berputar pada penempuhan spiritual Islam dan lainnya.

Sebelum saya pribadi meluncur ke kediaman Gus Ilham Rofii, saya terlebih dahulu mampir ke Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman yang berada di Utara Masjid Agung Kota Blitar. Di yayasan tersebut saya bertemu dengan Mas Hariyanto dan istrinya yang kesehariannya biasanya di tempat tersebut. Ketepatan pada hari ini Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman sedang mendatangkan anak-anak yatim piatu didikannya. Anak-anak yatim piatu tersebut diajari berbagai macam ajaran cinta tanah air Indonesia. Salah satu anak perempuan yang yatim piatu disuruh maju ke depan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ada lagi yang disuruh maju untuk menghafalkan sebuah doa-doa pendek. Yah, inilah yang biasanya dilakukan Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman. Selain menyantuni anak-anak yatim piatu, yayasan ini juga memberikan bimbingan yang lainnya.

Biasanya ketika saya berada di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman, kami menyempatkan diri berziarah ke makam Kyai Raden Imam Burhan yang berada di belakang Masjid Agung Kota Blitar. Dan perlu diketahui bahwa Kyai Raden Imam Burhan merupakan cucu dari Kyai Raden Muhammad Kasiman. Kyai Raden Imam Burhan juga merupakan penghulu ke-VII di Blitar. Beliau merupakan tokoh yang merehab Masjid Agung Kota Blitar yang awalnya bangunannya terdiri dari kayu Jati menjadi tembok yang sangat megah. Dalam hati ketika berziarah ke makam Kyai Raden Imam Burhan saya berdoa mudah-mudahan beliau diampuni segala dosanya oleh Tuhan Yang Maha Pengampun. Mudah-mudahan Kyai Raden Imam Burhan selalu bahagia dalam kehidupan yang saat ini dialaminya. Amiin.

Setelah itu, saya memotret kegiatan-kegiatan anak yatim piatu di Pendopo Pangulon Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman tersebut. Tampak keceriaan anak-anak tersebut yang didampingi para pengasuh. Tampak pula, Bapak Kyai Raden Tranggono juga ikut mengasuh dan mengetes doa-doa harian bagi anak-anak tersebut. Dalam hati saya membatin, wah suatu perbuatan yang mulia. Mereka sangat perhatian kepada anak yatim piatu. Mudah-mudahan segala amal mereka diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa. Amiin.

Usai saya memotret kegiatan anak-anak yatim piatu tersebut, saya lalu mohon diri kepada Mas Hariyanto dan istrinya untuk selanjutnya meluncur ke rumah Gus Ilham Rofii Sang Pengasuh Laskar Wirogaten di Jatimalang, Sentul, Blitar. Sesampai di rumah Gus Ilham Rofii, tampak Mas Putu Ari Sudana dan Gus Ilham Rofii sedang asyik berbincang-bincang di teras depan rumah.

Setelah ikut bincang-bincang sebentar, kami bertiga kemudian segera meluncur ke rumah Bapak Candra Nglegok, Blitar. Perlu diketahui bahwa Bapak Candra merupakan keturunan Kyai Raden Imam Burhan yang saya ziarahi tadi. Di tempat Bapak Candra ini, kami bertiga asyik ngobrol tentang kisah Mbah Kyai Raden Muhammad Kasiman yang makamnya berada di puncak Gunung Pegat Srengat berdekatan dengan makam Tumenggung Ndoro Tedjo. Sementara Mas Ari Sudana menceritakan bahwa dia merupakan trah dari Mbah Kyai Soeroredjo Kauman Kota Blitar. Dan Gus Ilham Rofii memperkenalkan bahwa dia merupakan trah keturunan Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati, yakni seorang ulama jaman Mataraman yang mbabat desa Jatimalang, Sentul, Kota Blitar, dan merupakan guru dari Mbah Kyai Abdul Jamal (yang mbabat desa Santren, Kota Blitar).

Ah, pokok gayeng lah perbincangan hari ini hingga kami bertiga pamit berziarah ke makam Syaikh Subakir dan Syaikh Sentono Dhowo di Utara Candi Palah Penataran. Ketika sampai di makam Syaikh Subakir, ketepatan makam ini dipugar untuk direnovasi. Oleh karenanya, kami bertiga langsung berziarah menuju makam Syaikh Sentono Dhowo di Utara makam Syaikh Subakir yang berjarak kurang lebih dua kilometer. Di makam Syaikh Sentono Dhowo, tampak ada tiga makam yang dikeramatkan oleh para penziarah, di antaranya: (1) Syaikh Badruddin; (2) Syaikh Badrul Alim; dan (3) Syaikh Badrul Zaman. Kami bertiga berziarah ke pusara makam tiga tokoh tersebut. Akan tetapi, kami bertiga berziarah lebih lama di makam Syaikh Badruddin. Yah, udaranya dingin, sejuk, dan sangat nyaman untuk meditasi serta menyerap energi positif.

Usai berziarah dan meditasi, kami bertiga berbincang-bincang dengan dua pengelola makam tersebut, yaitu Mbah Imam Musthofa dan Mbah Suprih. Ada banyak pertanyaan yang saya ajukan kepada dua pengelola makam tersebut. Mbah Suprih menyatakan bahwa ketiga tokoh yang dimakamkan di areal makam “Syaikh Sentono Dhowo” tersebut merupakan sahabat karib dari Syaikh Subakir. Dan sebenarnya ada satu lagi sahabat Syaikh Subakir yang dimakamkan di Puncak Gunung Gedang yang bernama Syaikh Marzuqi. Dan banyak lagi kisah-kisah lain dari dua orang pengelola makam Syaikh Sentono Dhowo tersebut hingga akhirnya kami bertiga pamit pulang ke rumah.

Yah, sebenarnya masih banyak sekali cerita-cerita lainnya yang menyangkut tentang Syaikh Subakir dan Syaikh Sentono Dhowo. Namun, mungkin hanya sampai di sini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati kami bertiga. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan segala kegiatan saya bertiga hari ini selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Mudah-mudahan kami bertiga selalu jaya dalam berbagai segi, mulai dari spiritual, ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan lainnya. Amin, amin, amin. Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Bapak Candra, Saya (Arif Muzayin Shofwan), dan Gus Ilham Rofii (Dokumentasi, 2017)
Bapak Candra, Mas Putu Ari Sudana, dan Saya (Arif Muzayin Shofwan)
 
Kegiatan anak-anak yatim piatu di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman di Pandopo Pangulon Utara Masjid Agung Kota Blitar (Dokumentasi, 2017)
 
Simbol Keluarga Besar K.R.M. Kasiman Utara Masjid Agung Kota Blitar.
Kegiatan anak-anak yatim piatu di Pendopo Pangulan Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman Utara Masjid Agung Kota Blitar, tampak ada Bapak Kyai Raden Tranggono (Dokumentasi, 2017)
 
Mas Hariyanto saya potret ketika ada kegiatan anak-anak yatim piatu di Pandopo Pangulon, Utara Masjid Agung Kota Blitar (Dokumentasi, 2017)
 
Gus Ilham Rofii dan Mas Putu Ari Sudana saya potret ketika bertafakur/meditasi di Makam Syaikh Sentono Dhowo Utara Penataran (Dokumentasi, 2017)
 
Mbah Imam Musthofa dan Mbah Suprih, pengelola makam Syaikh Sentono Dhowo (Dokumentasi, 2017)
 
Arif Muzayin Shofwan sedang berfoto disamping prasasti makam Syaikh Sentono Dhowo (Dokumentasi, 2017)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.