Jumat, 01 Desember 2017

MENULIS SEMBARANG DI MALAM SABTU (BULAN MAULUD) DESEMBER 2017 USAI DARI RUMAH PAK SYAMSUL WAHIB



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Malam ini, yakni hari Jum’at malam Sabtu, ketika saya berada di rumah Pak Ekbal Santosa, saya di SMS oleh Pak Syahrul Hujjat (asal Sekardangan, hijrah ke Tulungsari, Garum). Isi SMS tersebut adalah “Riff, tan enteni ning omahe Wahib”, dan SMS tersebut tidak saya jawab dengan sepatah katapun. Namun usai dari rumah Pak Ekbal Santosa, saya langsung menuju rumah Pak Syamsul Wahib yang jaraknya kurang lebih 150 meter dari rumah Pak Ekbal Santosa.

Tampak Pak Syahrul Hujjat dan istrinya sedang meneguk wedang kopi yang dihidangkan oleh Pak Syamsul Wahib. Dan seperti biasanya, Pak Syahrul Hujjat menikmati Rokok Pas atau Rokok Cahaya kesukaannya, yang konon harganya perbungkus hanya Rp. 5000,00 (Lima Ribu Rupiah). Hehehe.

Usut punya usut, setelah saya duduk di depan Pak Syahrul Hujjat, ia lalu menceritakan baru saja mendapat SMS yang kurang mengenakkan dari kawannya. Ahh, biasalah, masalah ketidakcocokan pendapat sering menyebabkan begitu. Tentu saja, masalah seperti itu sudah lumrah dalam sebuah kehidupan. 

Tak lama kemudian, datanglah Pak Nuruddin dan ikut nimbrung ngobrol ngalor-ngidul. Oleh karena kedatangan Pak Nuruddin, lalu Pak Syamsul Wahib keluar rumah untuk membeli GORENGAN (yakni; ote-ote, gedang goreng, tahu goreng, tape goreng, dan tempe goreng). Saya bertanya: “Kang Wahib, gorengan-e kok guedi-gedi, regane siji piroan?”. Jawab Pak Syamsul Wahib: “Sewu”. Dalam batinku, layak kok gedi-gedi men.

Hehehe. Tulisan ini saya tulis ketika pulang dari rumah Pak Syamsul Wahib. Rencana kirim artikel ke sebuah jurnal, namun karena jaringan internet terus saja error untuk hal tersebut, akhirnya saya menulis sekenanya. Semoga walaupun tulisan ini sekenanya, tetap saja membuat hati lega-lila. Amiiin. Termasuk tulisan di bawah ini juga saya ambil sekenanya dari hasil kontemplasi saya:


JIWA TERANG (PADANG JIWO) DARI DALAM
“Jiwa yang terang (padange jiwo) dimulai dari dalam DIRI KITA masing-masing. Terutama DIRI KITA hendaknya bisa memberikan penerangan (aweh pepadanging jiwo) pada DIRI KITA SENDIRI. Dengan demikian, bila DIRI KITA sudah bisa memberikan penerangan pada DIRI KITA SENDIRI, barulah kita bisa memberikan penerangan kepada sesama. Tidaklah mungkin bila hati/jiwa kita saja dipenuhi kegelapan, kemudian berniat memberi penerangan pada orang lain. Terangilah DIRIMU SENDIRI terlebih dulu!. Terangilah DIRIMU SENDIRI terlebih dulu!. Terangilah DIRIMU SENDIRI terlebih dulu!.”
(DR. ARIF MUZAYIN SHOFWAN, M.PD)


PATEMBAYATAN (PIRUKUNAN) DARI DALAM
“Patembayatan atau pirukunan dimulai dari dalam DIRI KITA masing-masing. Terutama DIRI KITA hendaknya bisa mengadakan patembayatan atau pirukunan dengan DIRI KITA SENDIRI. Dengan demikian, bila DIRI KITA sudah bisa mengadakan patembayatan atau pirukunan dengan DIRI KITA SENDIRI secara harmonis, maka kita akan selalu damai dan bahagia.”
(Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.)






TENTANG PENULIS

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd. adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur. Dia pernah menuntut ilmu secara formal di TK Al-Hidayah Papungan 01 (1984); MI Miftahul Huda Papungan 01 (1991); MTsN Kunir, Wonodadi, Blitar, (1993); kemudian meneruskan di MAN Tlogo, Kanigoro, Blitar (1996). Setelah singgah di beberapa pesantren, dia kemudian menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Muslihuun Tlogo, Kanigoro, Blitar jurusan Sarjana Pendidikan Agama Islam (PAI), lulus 2004. Dia pernah kuliah pada Program Diploma II jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka Negeri UPBJJ Malang (2007). Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) diraih di Universitas Terbuka Negeri UPBJJ Malang (2009). Berbekal ijazah S1/PAI yang dimilikinya, dia kemudian kuliah pada Program Magister (S2) jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA), lulus 2009. Selanjutnya, dia menempuh Program Studi Doktor (S3) jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Muhammadiyah Malang (2016) dengan predikat kelulusan cumlaude.

Pendidikan nonformal yang pernah digeluti pria tersebut, antara lain: Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar (saat sekolah di MI Miftahul Huda 01, yakni tahun 1989-1990); Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal Kunir Wonodadi Blitar (1991-1993), saat sekolah di MTsN Kunir; Pondok Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung (1997-1998); Pondok Pesantren Darussalam Gaprang, Kanigoro, Blitar (1998-1999); Pondok Pesantren Mambaul Hidayah Tlogo, Kanigoro, Blitar (1994-1996; 2000-2004); Pondok Pesulukan Tharikah Agung (PETA) Kauman, Tulungagung (2003); Pondok Pesantren Baiturahmah Blimbing, Malang (2005); Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul, Trenggalek (1999); Pondok Pesulukan Tharikah al-Naqsyabandiyah Bandung, Tlogo, Kanigoro, Blitar (1999); Pendidikan Guru Pengajar al-Qur’an (PGPQ) Metode Qiro’ati di Pondok Pesantren Bustanul Mutaalimat Dawuhan, Blitar (2005-2006); dan pernah bergabung dan belajar berbagai tradisi tharikah, di antaranya: thariqah Sathariyah, Wahidiyah, Akmaliyah, Maulawiyah, Shiddiqiyah, dan beberapa thariqah lainnya.

Sementara itu, beberapa organisasi yang pernah dilalui pria tersebut, antara lain: Anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), 1993-1996; Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), 2000-2004; Ketua Remaja Masjid Baitul Makmur (REMAS) Sekardangan, Kanigoro, Blitar, 1997-1998; Ketua Dewan Kepesantrenan Hidayatullah Blitar (2005-2010); Ketua Bagian Kesiswaan Lembaga Pendidikan Dakwah Masjid Agung (LPDMA) Kota Blitar (2013); Anggota Tim Inti Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2013-sekarang; Anggota Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) Blitar, 2006-2010; Anggota Ikatan Santri Mutakharrijin Al-Falah (ISMA) Tulungagung, 2001-sekarang; Penasehat Majelis Shalawat Gondo Suwargo dan Riyadhul Jannah Sekardangan, Kanigoro, Blitar, 2014-sekarang; dan pernah bergabung dengan komunitas Lembaga Pecinta dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN), 2012. Selain itu, dia juga pernah bergabung dalam Diskusi Reboan dengan komunitas Kalifa Society Blitar (2011-2012), serta diskusi-diskusi dengan Sitas Desa Blitar, Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Blitar, dan lain sebagainya.

Beberapa penelitian ilmiah dan karya tulis yang pernah dipublikasikan pria pecinta Bung Karno tersebut, di antaranya: Studi Manajemen Lembaga Pendidikan Dakwah di Masjid Agung Kota Blitar, dalam Jurnal Kajian & Pengembangan Manajemen Dakwah, Vol. 04, No. 01, Juni 2014, (Penerbit STID Al-Hadid Surabaya, 2014); Dakwah Walisongo dan Konstruksi Sosial Masyarakat Jawa, dalam Jurnal Kajian & Pengembangan Manajemen Dakwah, Vol. 05, No. 01, Juni 2015, (Penerbit STID Al-Hadid Surabaya, 2015); Character Building melalui Pendidikan Agama Islam: Studi Kasus di MI Miftahul Huda Papungan 01 Blitar, dalam Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, Vol. 10, No. 1, Juni 2015, (Penerbit Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2015); Merajut Kebebasan Beragama dan HAM, dalam The Most Significant Change, Suara Perubahan Pembelajar Hak Asasi Manusia, (Penerbit Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme [PUSAM] Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2016); Pandangan Hizbut Tahrir Terhadap Radikalisme Gerakan ISIS dalam Menegakkan Daulah Khilafah, dalam Jurnal Addin, Vol. 10, No. 1, Februari 2016 (Penerbit STAIN Kudus, 2016); Menggagas Pengembangan Pendidikan Agama Islam Multikultural di Madrasah dan Sekolah Umum, Jurnal Akademika, Edisi XI Juni 2016, (Penerbit STAIN Bengkalis, Riau); dan lainnya.

Selain banyak meneliti bidang pendidikan dan dakwah Islam, pria yang memiliki hobi minum wedang kopi, makan martabak dan pisang goreng tersebut juga memiliki konsentrasi dalam meneliti ajaran agama Buddha. Beberapa artikel yang membahas ajaran agama Buddha dan pernah dipublikasikan, di antaranya: Signifikansi Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Agama Buddha, dalam Majalah Dhammacakka, Edisi Asadha 2560 TB, No. 83, Vol. 23, Juli 2016, (Penerbit Yayasan Dhammacakka Jaya Jakarta, 2016); Sanghadana dalam Pengertian yang Benar, dalam Majalah Dhammacakka, Edisi Kathina 2560 TB, No. 84, Vol. 24, Oktober 2016, (Penerbit Yayasan Dhammacakka Jaya Jakarta, 2016); dan Character Building Melalui Ajaran Agama Buddha, dalam Majalah Dhammacakka, Edisi Magha Puja 2560 TB, No. 85, Vol. 25, Februari 2017, (Penerbit Yayasan Dhammacakka Jaya Jakarta, 2017); dan lainnya. Hingga kini, pria yang tercatat sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, Jawa Timur dan pernah mengajar di beberapa lembaga pendidikan tersebut dapat dihubungi melalui surat elektronik: arifms78@yahoo.co.id. HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar