Senin, 31 Juli 2017

SEKELUMIT KISAH SEJARAH CIKAL-BAKAL DESA KASIM KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Ini merupakan sekelumit kisah tentang cikal-bakal desa Kasim, kecamatan Selopuro, kabupaten Blitar, propinsi Jawa Timur. Semoga para cikal-bakal tersebut selalu dirahmati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.” (Shofwan, 2017)


          Pada hari Minggu Legi, 30 Juli 2017, pagi hari pukul 06.00 WIB, Kyai Nur Abadin dari Purwokerto, Srengat, Blitar, berkunjung ke rumah saya. Beliau mengajak saya untuk pergi ke “Makam Cikal-Bakal Desa Kasim” Selopuro, Blitar. Menurutnya, akan ada peletakan batu nisan/maesan di makam cikal-bakal desa Kasim tersebut. Namun bertepatan hari ini saya pun tidak bisa menuruti ajakan Kyai Nur Abadin sebab ada acara “Pengecoran Bangunan Midasapa dan Tempat Sepeda” di Masjid Baitul Makmur Sekardangan, Kanigoro, Blitar. Jadi dalam hal ini, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Kyai Nur Abadin Purwokerto yang pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah saya. Sekali lagi, saya harus minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Kyai Nur Abadin Purwokerto.

          Dalam bincang-bincang pagi itu, Kyai Nur Abadin menceritakan bahwa Mbah Nyai Wadid (istri Mbah Kyai Wadid) Kasim merupakan salah satu penggerak pembangunan makam Cikal-Bakal Desa Kasim tersebut. Bahkan para pamong dan perangkat desa Kasim sangat antusias dan sayuk-rukun dalam pembangunan makam cikal-bakal tersebut. Sebab sudah lama para sesepuh desa Kasim mencari makam cikal-bakalnya namun belum menemukan. Bila dilihat dari struktur tanahnya, makam cikal-bakal desa Kasim tersebut sudah lama terpendam pasir dan batu-batuan dari letusan Gunung Kelud. Maka, tak heran bila makam cikal-bakal itu sempat hilang, terbengkelai dan tak terurus beberapa tahun bahkan ratusan tahun. Ceritanya, ketika ada pelebaran jalan yang mengarah ke makam Mbah Kyai Dimyati sebelah Barat, ditemukan bekas-bekas makam dan batu nisan para tokoh cikal-bakal desa Kasim tersebut. Maka tak heran, para warga Kasim sangat bahagia seperti menemukan kembali situs leluhurnya yang telah lama hilang.

          Bahagia dan bahagia mereka rasakan. Sehingga antusias membangun situs makam leluhurnya yang cikal-bakal desa mereka dirasakan sangat membahagiakan. Adapun para leluhur yang cikal-bakal desa Kasim, kecamatan Selopuro, kabupaten Blitar, Jawa Timur, antara lain:

1.    Pangeran Prabu Kusumo/Kyai Ageng Gesang (letaknya berada di bagian paling Barat)

2.    Kyai Raden Pendar/Kyai Ageng Mangun Topo/Kyai Ageng Mangun Kusumo (letaknya berada di belakang makam nomor 1)

3.    Nyai Ageng Sampingan/Nyai Syafingati (letaknya berada di belakang makam nomor 2)

4.    Pangeran Cokro Kusumo (letaknya berada paling Timur)

Ke-empat makam itulah yang akan dilestarikan dan dirawat oleh para warga desa Kasim, Selopuro, Blitar, Jawa Timur. Dan sebenarnya masih ada beberapa makam para sesepuh yang dimakamkan di areal makam tersebut termasuk Mbah Kyai Ageng Zainal Abidin dan beberapa makam lain sebagainya. Karena memang areal tersebut jaman dahulu memang sebuah tempat pemakaman pada zaman Mataraman awal. Namun karena letusan Gunung Kelud, maka makam-makam tersebut tertutup dengan pasir dan batu-batuan. Bahkan ada yang meyakini pula bahwa di era dulu (yakni; jaman Mataraman awal) tepat berdekatan dengan makam cikal-bakal desa Kasim tersebut dulu juga ada sebuah bangunan masjid yang digunakan untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Jadi, makam cikal-bakal desa Kasim tersebut tepatnya berada di sebelah Selatan lokasi “Makam Mbah Kyai Dimyathi dan Mbah Kyai Hasbullah” yang berada di pemakaman umum desa Kasim. Ada yang menyebutkan bahwa keempat cikal-bakal desa Kasim tersebut merupakan trah keturunan Sunan Geseng dan Sunan Tembayat. Dalam beberapa manuskrip yang dibawa Nyai Linawati Djojodiningrat disebutkan bahwa Sunan Geseng merupakan menantu dari Sunan Tembayat. Dengan demikian, para tokoh cikal-bakal tersebut merupakan trah keturunan dari kedua tokoh (Sunan Geseng dan Sunan Tembayat) tersebut. Kyai Nur Abadi mendapat info dari Mbah Jawoko menyatakan bahwa di Utara makam tersebut sebenarnya ada makam trah dari Prabu Siliwangi. Hal ini diperoleh Mbah Jawoko dari hasil spiritual yang beliau lakukan di tempat tersebut.

Mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, terutama pertemuan dengan Kyai Nur Abadin (Purwokerto, Srengat, Blitar) di rumah saya pada waktu pagi-pagi benar, pengecoran Midasapa dan Tempat Parkir Masjid Baitul Makmur Sekardangan, dan semuanya saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu merahmati para cikal-bakal desa Kasim, kecamatan Selopuro, kabupaten Blitar, propinsi Jawa Timur. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

 
Makam Empat tokoh Cikal-Bakal Desa Kasim Selopuro, Blitar yang telah lama terpendam pasir dan batu-batuan lahar yang akan dibangun (Dokumentasi Mbah Jawoko, 2017)
 
Kyai Nur Abadin Purwokerto saat membersihkan areal makam Cikal-Bakal desa Kasim, Selopuro, Blitar, bersama para warga sekitar (Dokumentasi Mbah Jawoko, 2017)
 
Foto makam cikal-bakal desa Kasim, Selopuro, Blitar usai dibangun oleh ulama', warga dan para perangkat desa (Dokumentasi Mbah Jawoko, 2017)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang dalam komunitas Padepokan Padang Jiwo sering dijuluki “Ki Bagus Arief” ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar