Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Eyang Adipati Djoego Manggolo
dan Eyang Adipati Iman Sujono Puro
merupakan kakak beradik yang merupakan trah keturunan Sunan Tembayat Bin Maulana Hamzah Bin Sunan Ampel (Klaten, Jawa
Tengah). Juga dari istri Sunan Tembayat, kedunya juga ada hubungan silsilah
dengan Eyang Bathoro Katong Bin
Brawijaya V Ponorogo. Silsilah nasab keduanya terpampang di areal makam
Sunan Tembayat. Semoga tulisan ini memberi pencerahan.”
(Shofwan,
2017)
Jejak
nasab silsilah Eyang Adipati Djoego
Manggolo dan Eyang Adipati Iman Sujono
Puro di Gunung Kawi sebagai trah keturunan Sunan Tembayat Bin Maulana Hamzah Bin Sunan Ampel pernah
dikemukakan oleh Mas Iman Widodo di “GROUP PATRAP SUNAN TEMBAYAT” yang dibuat
oleh Mas Putu Ari Sudana. Bahkan dalam hal tersebut, pada hari Selasa 31 Juli
2018, Mas Iman Widodo (Sang Ketua Pagar Nusa Bayat, Klaten, Jateng) menyajikan
silsilah kedua tokoh tersebut sebagaimana yang terpampang di “Areal Makam Sunan Tembayat” dan “Silsilah Sunan Tembayat (bertuliskan
HANACARAKA)” yang dikemukakan oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat.
Dan perlu
diketahui bahwa Eyang Adipati Djoego
Manggolo (Eyang Djoego Sang Pendiri Desa Djoego, Kesamben, Blitar) dan Eyang Adipati Iman Sujono Puro (Malang)
merupakan kakak beradik. Maka tak heran bila keduanya ingin dikuburkan satu
areal lingkungan makam di Gunung Kawi, Malang. Saat itu pula, Mas Iman Widodo
(yang juga merupakan keturunan Sunan Tembayat, Klaten, Jawa Tengah) ini juga
mengaplud foto-foto beliau bersama kawan-kawannya ketika di Areal Lingkungan
Eyang Adipati Iman Sujono Puro di Malang dalam “GROUP PATRAP SUNAN TEMBAYAT” dan “GROUP RANJI SARKUB”. Demikian semoga bermanfaat adanya.
Memang
tak heran bila trah keturunan dari Sunan Tembayat sejak jaman Amangkurat II hingga
munculnya Perang Diponegoro selalu menjadi incaran dan obyek kecurigaan dari para
pihak Kolonial Belanda. Mengapa?. Alasannya adalah sebagaimana berikut, di
antaranya:
v Pertama adalah pada jaman Amangkurat II,
para ulama dan warga trah keturunan Sunan Tembayat yang berjumlah sekitar 6000
(Enam Ribu) pernah di bantai oleh Amangkurat II di alon-alon yang mana
Amangkurat II bersekongkol dengan pihak
Belanda. Sebab trah keturunan Sunan Tembayat ini sangat getol menantang
kebijakan Amangkurat II yang bekerjasama dengan Kompeni Belanda.
v Kedua adalah kecurigaan para kaum Kompeni
Belanda terhadap trah keturunan Sunan Tembayat tersebut berlangsung hingga
bertahun-tahun sampai masa Perang Pageran Diponegoro. Pangeran Diponegoro
sendiri merupakan trah keturunan Sunan Tembayat dari jalur ibunya yang trah Panembahan Sawo Ing Kajoran. Ciri-ciri
trah keturunan Panembahan Sawo adalah selalu menanam Pohon Sawo, baik di tanam di
belakang rumah maupun depan rumahnya. (Ini jaman perang Pangeran Diponegoro
digunakan sebagai SANDI/SIMBOL/TANDA
POHON SAWO semacam itu).
Dari kedua
alasan di atas, maka tak heran bila kakak beradik yang bernama Eyang Adipati Djoego Manggolo (Pendiri
desa Djoego, Kesamben, Blitar) dan Eyang
Adipati Iman Sujono Puro (Gunung Kawi, Malang) menjadi obyek incaran dan
kecurigaan pihak Kaum Kompeni Belanda. Oleh karena hal inilah maka kedua tokoh
ini hijrah hingga Blitar-Malang. Dan kedua tokoh tersebut, berwasiat minta
dimakamkan dalam satu areal atau satu lingkungan yang berada di Gunung Kawi
Malang, Jawa Timur. Adapun silsilah nasab kedua tokoh tersebut, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Mas Iman Widono (Klaten, Jateng) adalah seperti berikut:
Silsilah
Eyang Adipati Iman Sujono Puro Malang
1. Sunan
Tembayat Bin Maulana Hamzah Bin Sunan Ampel + Nyai Ageng Kaliwungu Binti
Bathoro Kathong Ponorogo, berputra:
2. Raden
Panembahan Djiwo, berputra:
3. Raden
Panembahan Minangkabul, berputra:
4. Raden
Panembahan Masjid Wetan, berputra:
5. Raden Ayu
Wongsodipo + Adipati Martopuro Jeporo, berputra:
6. Adipati Iman
Sujono Puro Malang.
Silsilah
Eyang Adipati Djoego Manggolo (Eyang Djoego, Kesamben, Blitar)
1. Sunan
Tembayat Bin Maulana Hamzah Bin Sunan Ampel + Nyai Ageng Kaliwungu Binti
Bathoro Kathong Ponorogo, berputra:
2. Raden
Panembahan Djiwo, berputra:
3. Raden
Panembahan Minangkabul, berputra:
4. Raden
Panembahan Masjid Wetan, berputra:
5. Raden Ayu
Wongsodipo + Adipati Martopuro Jeporo, berputra:
6. Adipati
Djoego Manggolo (Pendiri Desa Djoego, Kesamben, Blitar)
Berdasarkan
silsilah di atas, maka Eyang Adipati
Iman Sujono Puro (Malang) merupakan kakak dari Eyang Adipati Djoego Manggolo (Eyang Djoego Sang Pendiri Desa
Djoego, Kesamben, Blitar). Dan ada salah satu adik dari tokoh di atas yang
bernama Eyang Raden Ngabehi Wirogati,
yang merupakan cikal-bakal Desa Jatimalang, Kota Blitar. Selanjutnya, dari trah
keturunan Sunan Tembayat lainnya sebenarnya juga ada yang berada di Desa
Kauman, Kesamben, Blitar yang bernama Mbah
Nyai Woeryan (istri dari Mbah Kyai Imam Supangat) Sang Pendiri MASJID AL-IKLHLAS Kauman, Kesamben,
Blitar. Yakni, jalur silsilah dari Mbah Kyai Raden Muhammad Kasiman Sang Cikal
Bakal MASJID AGUNG Kota Blitar.
Begitulah
kiranya, mungkin ini saja tulisan saya hari ini. Yakni menulis tentang sekilas tentang
silsilah nasab Eyang Adipati Iman Sujono
Puro Malang dan Eyang Adipati Djoego
Manggolo Kesamben Blitar. Keduanya sama-sama seorang ulama yang juga
mendirikan sebuah masjid di tempat masing-masing. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan ini bila
terdapat hal yang salah. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, kegiatan Mas
Iman Widodo (Bayat, klaten, Jawa Tengah), dan semuanya saja, selalu membawa berkah
sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.
“If
you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Foto Padepokan Eyang Djoego Manggolo dan Eyang Iman Sujono Puro Malang (Dokumentasi Mas Iman Widodo, Bayat, Klaten, Jateng, 2018) |
Mas Iman Widodo (Bayat, Klaten, Jateng) bersama-sama dengan kawan-kawannya di areal makam Eyang Djoego Manggolo dan Eyang Iman Sujono Puro (Dokumentasi, 3018) |
Silsilah asli trah keturunan Sunan Tembayat Bin Maulana Hamzah Bin Sunan Ampel yang bertuliskan HANACARAKA, dan belum dialihkan ke bahasa Latin. |
Tentang
Penulis
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd., seorang pria ini
beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan,
Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang merupakan trah keturunan atau generasi
dari Sunan Ampel (Haji Bong Swie Hoo), Sunan Tembayat (Sayyid Kasan Nawawi), Sayyid
Maulana Hamzah (Pangeran Tumapel/Pangeran Lamongan) dan Eyang Raden Bathoro
Katong (Ponorogo) ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama
kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana
Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul
Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim
Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam;
(2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4)
Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas
pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti
berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik
lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Untuk Raden Jaelani (makam d tawangbrak garum) dipostingan Abang bilang kawan dr eyang jugo...klau yang saya tau..Raden Jaelani adalah putra syeh shohibudin putra kyai wajib.dan kyai wajib bersdr dgn kyai Mujib yang merupakan kakek dr pangeran diponegoro.(semua nama di samarkan) Diponegoro berguru sama kyai sangid(menantu syeh shohibudin)..dan dipanggil dgn sebutan nama Koper dr kyai sangid itu pula p Diponegoro di hadiahi kuda putih.. kebenaran hanya Alloh SWT yang mengetahui..
BalasHapusBoleh kenalan bang,,saya Yudi
HapusInsyaAllah saya canggah nya mbh Diponegoro
Hapussaya adalah cucu buyut eyang wirogati jatimalang blitar
BalasHapusApakah ada keturunan sunan tembayat yg bernama mbh joyo lengkoro? Mohon infonya๐๐๐
BalasHapusSaya sedang mencari silsilah keturunan saya.kata keluarga eyang saya seorang syech dari persia dan menetap di jawa tengah klaten.dan di makamkan di jabalkat..
BalasHapusDan salah satu kerabatnya menyebarkan agama islam di bali barat dengan menilahi orang hindu di sana...
Bagaimana cara saya mencari silsilah keluarga saya?
Adakah ciri2 khusus agar mempermudah pencadian saya?
Saya sedang mencari asal keturunan saya yg berasal dr klaten jawa tengah yg menurut cerita dr kakek saya,kakek canggah sy bernama hassan munawi yg pindah ke trenggalek.dan melahirkan anak bernama wongso duryo,dan kakek sy bilang kl mbah wongso duryo adalah prajurit dr pangeran diponegoro,dan didepan rumah kakek sy terdapat pohon sawo yg hidup sdh ada sejak dr kakek sy blm lahir,ditulisan ini sy mnemukan kl salah satu ciri dr keturunan panembahan sawo adalah salah satunya adanya pohon sawo didepan rumah,yg pingin saya tahu adalah apakah mbh wongso duryo masih ada keturunan dgn trah panembahan sawo ato tdk.sy pingin bgt mengetahuinya.tolong sy dibantu untuk mncari tahu.. TrimakSi
BalasHapusMaaf mau tanya, silsilah raden somo yudo, karena di dusun saya (ngleses candimulyo magelang) ada makam yg mnurut cerita org2 sepuh namanya Raden somo yudo, bahkan ada kabar baru2 ini katanya masih ada silsilah runtutan dr sunan tembayat
BalasHapusApa ada keturunan sunan tembayat yang bernama ndoro haro
BalasHapusDi dekat rumah saya ada putra sunan bayat dari istri nyi ageng rakitan.. brnama ki ageng norokusumo.. lokasi bungkal ponorogo..
BalasHapusAda yg tau keturunan demang bayat
BalasHapusKromorejo...pohon sawo...kulon progo???
BalasHapusMohon izin save tulisannya kang
BalasHapusSaya masih keturunan Ki Muridun domisili di gunung kawi menurut cerita orang tua ki Muridun murid kesayangan Mbah Iman Sujono Ki Muridun beristri mbah (lupa namanya) masih saudara kandung Mbh Betoro Katong Ponorogo. Menurut cerita orang tua saya Ki Muridun berasal dari Pekalongan. Saya ingin tanya kalau panjenengan tahu tetang Ki Muridun silsilahnya atau info apa yg mungkin anda ketahui, karena saya sangat menghormati dan mengaggumi beliau ki Muridun yang membuka Hutan di lereng gunung kawi yg jadi padepokan dan Makam beliau Mbh Jugo Dan Mbh Iman Sujono. Karena yang menempati tanah itu semua keluarga keturunan Ki Muridun. Matur suwun kalau berkenan memberi Info.
BalasHapus