Oleh: Arif Muzayin Shofwan
“Diskusi-diskusi dalam GROUP
TRAH EYANG BATHORO KATONG Ponorogo juga menarik dituliskan dalam blog.
Dengan harapan, hal tersebut menambah wawasan bagi yang mencari informasi
tentang serba-serbi Eyang Raden Bathoro Katong Ponorogo. Walaupun ini hanya
serba-serbi atau sekelumit info ringan, mudah-mudahan berguna untuk menyambung
tali silaturrahmi.”
(Shofwan, 2018)
Eyang
Raden Bathoro Katong Ponorogo dikenal sebagai Adipati Pertama Ponorogo. Beliau
merupakan anak dari Brawijaya V Raja Terakhir Kerajaan Majapahit. Dalam “Babad Ponorogo” disebutkan bahwa Eyang Raden
Bathoro Katong memiliki lima istri, antara lain:
1.
Putri
Permaisuri bernama Putri Adi Kaluwung dari Demak
2.
Putri
Bagelen
3.
Putri
Pamekasan dari Madura
4.
Dyah
Roro Ayu Niken Gendini, yakni putri dari Ki Ageng Kutu Ponorogo
5.
Putri
Kuning, yakni seorang putri dari Ki Buyut Wono
Selanjutnya,
dalam berbagai diskusi di “GROUP TRAH EYANG BATHORO KATHONG”, dijelaskan bahwa
ada hubungan darah para priyayi generasi Madura dengan Eyang Bathoro Katong
Ponorogo. Misalnya:
1.
Cucu
Eyang Bathoro Katong Ponorogo yang bernama Pangeran Sawo Tanah (juga cicit
Sunan Ampel) + Nyai Sawo Tanah Binti Sunan Giri, berputra:
2.
Pangeran
Waringin Pitu, berputra:
3.
Pangeran
Waringin Pitu II, berputra:
4.
Pangeran
Mas Penganten, berputra:
5.
Pangeran
Ronggo, berputra:
6.
Ratu
Syarifah Ambami Arosbaya + Pangeran Cakraningrat I (Madura).
Selain
itu, ada lagi bahwa: putri dari Panembahan Romo Ing Kajoran (trah keturunan
Eyang Bathoro Katong) menikah dengan Pangeran Trunojoyo (cucu dari Pangeran
Cakraningrat I). Begitu pula, hubungan Bangkalan dan Ponorogo juga melalui
salah satu putri Eyang Bathoro Katong
yang menikah dengan Ki Kebo Kenongo
(Sayyid Syihabuddin) yang berputra Joko
Tingkir (Sultan Hadiwijaya Pajang/Raden Abdurrahman). Selanjutnya, putri
dari Joko Tingkir menikah dengan Panembahan Lemah Duwur, yakni kakek dari
Pangeran Cakraningrat I. Selanjutnya pula, Eyang Bathoro Katong juga besanan
dengan Sunan Lamongan/Sayyid Maulana Hamzah, yakni nikahnya Sunan Tembayat
dengan Nyai Ageng Kaliwungu putri dari Eyang Bathoro Katong.
Demikian
sekelumit “SERBA-SERBI EYANG BATHORO KATONG” yang saya dapatkan dari berbagai
nara sumber. Sementara itu, penulis yakni Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd., juga
memiliki runtutan silsilah dari Eyang Raden Batoro Katong Ponorogo dari
putrinya bernama Nyai Kaliwungu yang dinikahi oleh Sunan Tembayat/ Sunan
Pandanaran II/ Sayyid Hasan Nawawi Bin Sayyid Maulana Hamzah/Pangeran
Tumapel/Pangeran Lamongan Bin Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Berikut silsilahnya
dari jalur Eyang Batoro Katong Ponorogo:
Silsilah dari Eyang
Raden Batoro Katong jalur Nyai Kaliwungu sampai Mbah Kyai Raden Taklim Penghulu
Srengat Blitar
1.
Prabu
Brawijaya V (Raden Joko Sesuruh) Raja Terakhir Majapahit + Putri Bupati
Bagelenan, berputra:
2.
Raden
Batoro Katong (Pendiri Ponorogo), berputra:
3.
Nyai
Ageng Kaliwungu Binti Batoro Katong (istri dari Sunan Tembayat/ Sayyid Hasan
Nawawi/ Sunan Pandanaran II), berputra:
4.
Raden
Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
5.
Panembahan
Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
6.
Pangeran
Ragil Kuning (Raden Ragil Sumendi), Wonokerto, Ponorogo, berputra:
7.
Pangeran
Wongsodriyo/Raden Wongsopuro Ponorogo, berputra:
8.
Kyai
Ageng Raden Nojo/Noyo Semanding/Raden Noyopuro Ponorogo, berputra:
9.
Kyai
Ageng Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I
Ponorogo), berputra:
10.
Mbah
Kyai Raden Taklim (Penghulu Srengat I) makam di Gunung Pegat Srengat, berputra:
11.
Mbah
Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman), Cikal
Bakal Pendiri Masjid Agung Kota
Blitar, berputra:
12.
Mbah
Kyai Muhammad Syakban atau biasa dikenal dengan sebutan “Mbah Syakban Gembrang Serang” atau “Mbah Syakban Tumbu” (makamnya berada di “Makam Mbrebesmili Santren”, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar),
berputra:
13.
Mbah
Kyai Muhammad Asrori, yakni pendiri dan cikal-bakal “Masjid Al-Asror” Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar,
berputra:
14.
Mbah
Nyai Tsamaniyyah (istri dari Mbah Kyai Imam Muhtar atau Kyai Hasan Muhtar,
Kerjen, Srengat, Blitar), berputra:
15.
Mbah
Nyai Artijah (istri dari Mbah Muhammad Thahir dari Wonodadi) dan bermukim di
Kerjen, Srengat, Blitar, berputra;
16.
Mbah
Haji Tamam Thahir (suami dari Nyai Hj. Siti Rofiah Sekardangan, Kanigoro,
Blitar).
17.
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah Eyang Raden Batoro Katong Ponorogo dari jalur Nyai
Ageng Kaliwungu sampai ke Mbah Kyai Raden Witono/Sayyid Hasan Nawawi Kalangbret
Tulungagung
1.
Prabu
Brawijaya V (Raden Joko Sesuruh) Raja Terakhir Majapahit + Putri Bupati
Bagelenan, berputra:
2.
Raden
Batoro Katong (Pendiri Ponorogo), berputra:
3.
Nyai
Ageng Kaliwungu Binti Batoro Katong (istri Sunan Tembayat/ Sunan Pandanaran II/
Sayyid Hasan Nawawi Bin Maulana Hamzah Bin Ali Rahmatulloh Sunan Ampel),
berputra:
4.
Raden
Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
5.
Panembahan
Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
6.
Pangeran
Ragil Kuning (Raden Ragil Sumendi) Wonokerto, Ponorogo, berputra:
7.
Pangeran
Wongsodriyo/Raden Wongsopuro, berputra:
8.
Kyai
Ageng Raden Nojo/Noyo Semanding/Raden Noyopuro, berputra:
9.
Kyai
Ageng Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I
Ponorogo), berputra:
10.
Mbah
Kyai Mangun Witono/ Sayyid Hasan Ghozali, makamnya berada di belakang “Masjid Tiban Al-Istimrar” Kauman,
Kalangbret, Tulungagung, berputra:
11.
Mbah
Kyai Nur Ali Rahmatullah Jarakan Gondang Tulungagung, berputra:
12.
Mbah
Kyai Ali Muntoho (Cikal-bakal Desa
Jarakan, Gondang, Tulungagung), berputra:
13.
Nyai
Mursiyah (istri dari Mbah Kyai Muhammad Syakban/ Mbah Syakban Gembrang Serang/
Mbah Syakban Tumbu bin Kyai Muhammad Qosim Penghulu Pertama Blitar), berputra:
14.
Mbah
Kyai Muhammad Asrori pendiri “Masjid
Al-Asror” Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar (suami dari Nyai
Haditsah Binti Muhammad Yunus Srengat), berputra:
15.
Mbah
Nyai Tsamaniyyah (istri dari Mbah Kyai Hasan Muhtar, Kerjen, Srengat, Blitar),
berputra;
16.
Mbah
Nyai Artijah (istri dari Mbah Muhammad Thahir dari Wonodadi, Srengat, Blitar)
dan bermukim di Kerjen, Srengat, Blitar, berputra:
17.
Mbah
Haji Tamam Thahir (suami dari Nyai Hj. Siti Rofiah Sekardangan, Kanigoro,
Blitar).
18.
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Keterangan Silsilah
Silsilah nasab penulis
tersebut diadopsi dari berbagai sumber dengan pengurutan generasi ke generasi
seperlunya, di antaranya dari: (1) Lembaran Silsilah “Keluarga Kyai Raden
Muhammad Qosim/ Eyang Kasiman” yang tersimpan di Yayasan Kyai Raden
Muhammad Kasiman sebelah Utara Masjid Agung Kota Blitar; (2) Buku berjudul “Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh
Muhammad Sya’ban Al-Husaini” karya Abu Naufal bin Tamam At-Thahir; (3) Buku
berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah”
karya Raden Ayu Linawati dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza Solo, Jawa
Tengah; (4) Buku berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar”
karya Arif Muzayin Shofwan dan Putu Ari Sudana; serta Lembaran berjudul “Sejarah
Singkat Mbah Kyai Asror Pakisrejo, Srengat” yang dikeluarkan pada tanggal
15 Juli 1984. Perlu diketahui bahwa penulisan silsilah ini hanya sekedar dalam
tataran penelitian sejarah, sehingga sejarah kisah nenek moyang Jawa tetap
lestari dan langgeng, walaupun di dunia ini memang tak ada yang langgeng. Namun
setidaknya, penulisan silsilah semacam ini menjadi sarana belajar dan belajar.
[]
Romo Dwi berada disamping makam putri Bathoro Katong yang dinikahi oleh Ki Kebo Kenongo/Sayyid Syihabuddin Bin Sri Makurung Handayaningrat |
Kawan-kawan KOMUNITAS PECINTA BUMI SPIRITUAL (KPBS) Sekardangan, Kanigoro, Blitar berziarah ke Makam Eyang Bathoro Katong (Dokumentasi, 2018) |
Ratu Syarifah Ambani Arusbaya (dari sisi lain merupakan trah keturunan Eyang Bathoro Katong Ponorogo dan Sunan Ampel Surabaya) |
Sekelumit Biografi
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd merupakan Wakil
Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PCNU Kabupaten Blitar. Pria
generasi dari Sunan Tembayat, Sayyid Maulana Hamzah/Pangeran Lamongan, Sunan
Ampel (Haji Bong Swie Hoo), Prabu Brawijaya V (Raja Terakhir Kerajaan
Majapahit), Ronggolawe (Jaman Majapahit, dari jalur istri-nya Sayyid Maulana
Hamzah/Pangeran Tumapel Lamongan), dan Raden Bathoro Katong (Adipati Pertama
Ponorogo) ini juga merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
pada mata kuliah Aswaja dan Ke-NU-an, Pendidikan Agama Islam, dan lainnya. Selain
itu, dia merupakan Anggota Tim Inti Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme
(PUSAM) Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2013-2016; Ketua Divisi
Pluralisme dan Multikulturalisme The Post Institute Blitar, 2012-sekarang; Pendiri
Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) UNU Blitar; salah satu
Pendiri Pusat Diklat Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDIKDEMAS) Blitar, dan lainnya. Pria yang punya hobi menulis ini
beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan,
Kanigoro, Blitar, Kode Pos 66171, Jawa Timur. HP. 085649706399.
Mohon informasi silsilah keturunan Raden Bethoro Kathong yang ikut perang gerilya dengan Pangeran Diponegoro di trenggalek. 🙏
BalasHapusMohon informasi silsilah keturunan Raden Bethoro Kathong yang di trenggalek saat ikut perang gerilya dengan Pangeran Diponegoro. 🙏
BalasHapusSaya kalo menurut sisilah eyang kathong masih keturunan eyang yg ke 5 eyang kathong berputra R.Haryodipoero berputra R.Mangun Widjoyo berputra R.Suparlan berputra saya Budi Saputro.
BalasHapusMohon informasi mengenai keturunan Eyang Bathoro Katong; MT. Darmowisastro (Eyang kakung saya). Beliau lahir di Trenggalek, pernah menjadi mantri polisi di Pringsurat, Jawa Tengah dan pernah menjabat sebagai wedana di Prembun, Kebumen. Beliau menetap di Kebumen dan makamnya ada di Wonoyoso Kebumen. Mohon infonya, terimakasih
BalasHapusMohon maaf Putri Bagelen itu adalah ibunya Raden Batoro Katong (menurut buku Babad Ponorogo)
BalasHapus