Rabu, 01 Agustus 2018

SERBA-SERBI EYANG RADEN BATHORO KATONG PONOROGO


Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Diskusi-diskusi dalam GROUP TRAH EYANG BATHORO KATONG Ponorogo juga menarik dituliskan dalam blog. Dengan harapan, hal tersebut menambah wawasan bagi yang mencari informasi tentang serba-serbi Eyang Raden Bathoro Katong Ponorogo. Walaupun ini hanya serba-serbi atau sekelumit info ringan, mudah-mudahan berguna untuk menyambung tali silaturrahmi.
(Shofwan, 2018)

Eyang Raden Bathoro Katong Ponorogo dikenal sebagai Adipati Pertama Ponorogo. Beliau merupakan anak dari Brawijaya V Raja Terakhir Kerajaan Majapahit. Dalam “Babad Ponorogo” disebutkan bahwa Eyang Raden Bathoro Katong memiliki lima istri, antara lain:
 
1.    Putri Permaisuri bernama Putri Adi Kaluwung dari Demak
2.    Putri Bagelen
3.    Putri Pamekasan dari Madura
4.    Dyah Roro Ayu Niken Gendini, yakni putri dari Ki Ageng Kutu Ponorogo
5.    Putri Kuning, yakni seorang putri dari Ki Buyut Wono

Selanjutnya, dalam berbagai diskusi di “GROUP TRAH EYANG BATHORO KATHONG”, dijelaskan bahwa ada hubungan darah para priyayi generasi Madura dengan Eyang Bathoro Katong Ponorogo. Misalnya:

1.    Cucu Eyang Bathoro Katong Ponorogo yang bernama Pangeran Sawo Tanah (juga cicit Sunan Ampel) + Nyai Sawo Tanah Binti Sunan Giri, berputra:
2.    Pangeran Waringin Pitu, berputra:
3.    Pangeran Waringin Pitu II, berputra:
4.    Pangeran Mas Penganten, berputra:
5.    Pangeran Ronggo, berputra:
6.    Ratu Syarifah Ambami Arosbaya + Pangeran Cakraningrat I (Madura).

Selain itu, ada lagi bahwa: putri dari Panembahan Romo Ing Kajoran (trah keturunan Eyang Bathoro Katong) menikah dengan Pangeran Trunojoyo (cucu dari Pangeran Cakraningrat I). Begitu pula, hubungan Bangkalan dan Ponorogo juga melalui salah satu putri Eyang Bathoro Katong yang menikah dengan Ki Kebo Kenongo (Sayyid Syihabuddin) yang berputra Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya Pajang/Raden Abdurrahman). Selanjutnya, putri dari Joko Tingkir menikah dengan Panembahan Lemah Duwur, yakni kakek dari Pangeran Cakraningrat I. Selanjutnya pula, Eyang Bathoro Katong juga besanan dengan Sunan Lamongan/Sayyid Maulana Hamzah, yakni nikahnya Sunan Tembayat dengan Nyai Ageng Kaliwungu putri dari Eyang Bathoro Katong.

Demikian sekelumit “SERBA-SERBI EYANG BATHORO KATONG” yang saya dapatkan dari berbagai nara sumber. Sementara itu, penulis yakni Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd., juga memiliki runtutan silsilah dari Eyang Raden Batoro Katong Ponorogo dari putrinya bernama Nyai Kaliwungu yang dinikahi oleh Sunan Tembayat/ Sunan Pandanaran II/ Sayyid Hasan Nawawi Bin Sayyid Maulana Hamzah/Pangeran Tumapel/Pangeran Lamongan Bin Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Berikut silsilahnya dari jalur Eyang Batoro Katong Ponorogo:

Silsilah dari Eyang Raden Batoro Katong jalur Nyai Kaliwungu sampai Mbah Kyai Raden Taklim Penghulu Srengat Blitar

1.    Prabu Brawijaya V (Raden Joko Sesuruh) Raja Terakhir Majapahit + Putri Bupati Bagelenan, berputra:
2.    Raden Batoro Katong (Pendiri Ponorogo), berputra:
3.    Nyai Ageng Kaliwungu Binti Batoro Katong (istri dari Sunan Tembayat/ Sayyid Hasan Nawawi/ Sunan Pandanaran II), berputra:
4.    Raden Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
5.    Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
6.    Pangeran Ragil Kuning (Raden Ragil Sumendi), Wonokerto, Ponorogo, berputra:
7.    Pangeran Wongsodriyo/Raden Wongsopuro Ponorogo, berputra:
8.    Kyai Ageng Raden Nojo/Noyo Semanding/Raden Noyopuro Ponorogo, berputra:
9.    Kyai Ageng Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I Ponorogo), berputra:
10. Mbah Kyai Raden Taklim (Penghulu Srengat I) makam di Gunung Pegat Srengat, berputra:
11. Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman), Cikal Bakal Pendiri Masjid Agung Kota Blitar, berputra:
12. Mbah Kyai Muhammad Syakban atau biasa dikenal dengan sebutan “Mbah Syakban Gembrang Serang” atau “Mbah Syakban Tumbu” (makamnya berada di “Makam Mbrebesmili Santren”, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar), berputra:
13. Mbah Kyai Muhammad Asrori, yakni pendiri dan cikal-bakal “Masjid Al-Asror” Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar, berputra:
14. Mbah Nyai Tsamaniyyah (istri dari Mbah Kyai Imam Muhtar atau Kyai Hasan Muhtar, Kerjen, Srengat, Blitar), berputra:
15. Mbah Nyai Artijah (istri dari Mbah Muhammad Thahir dari Wonodadi) dan bermukim di Kerjen, Srengat, Blitar, berputra;
16. Mbah Haji Tamam Thahir (suami dari Nyai Hj. Siti Rofiah Sekardangan, Kanigoro, Blitar).
17. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.

Silsilah Eyang Raden Batoro Katong Ponorogo dari jalur Nyai Ageng Kaliwungu sampai ke Mbah Kyai Raden Witono/Sayyid Hasan Nawawi Kalangbret Tulungagung

1.    Prabu Brawijaya V (Raden Joko Sesuruh) Raja Terakhir Majapahit + Putri Bupati Bagelenan, berputra:
2.    Raden Batoro Katong (Pendiri Ponorogo), berputra:
3.    Nyai Ageng Kaliwungu Binti Batoro Katong (istri Sunan Tembayat/ Sunan Pandanaran II/ Sayyid Hasan Nawawi Bin Maulana Hamzah Bin Ali Rahmatulloh Sunan Ampel), berputra:
4.    Raden Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
5.    Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
6.    Pangeran Ragil Kuning (Raden Ragil Sumendi) Wonokerto, Ponorogo, berputra:
7.    Pangeran Wongsodriyo/Raden Wongsopuro, berputra:
8.    Kyai Ageng Raden Nojo/Noyo Semanding/Raden Noyopuro, berputra:
9.    Kyai Ageng Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I Ponorogo), berputra:
10. Mbah Kyai Mangun Witono/ Sayyid Hasan Ghozali, makamnya berada di belakang “Masjid Tiban Al-Istimrar” Kauman, Kalangbret, Tulungagung, berputra:
11. Mbah Kyai Nur Ali Rahmatullah Jarakan Gondang Tulungagung, berputra:
12. Mbah Kyai Ali Muntoho (Cikal-bakal Desa Jarakan, Gondang, Tulungagung), berputra:
13. Nyai Mursiyah (istri dari Mbah Kyai Muhammad Syakban/ Mbah Syakban Gembrang Serang/ Mbah Syakban Tumbu bin Kyai Muhammad Qosim Penghulu Pertama Blitar), berputra:
14. Mbah Kyai Muhammad Asrori pendiri “Masjid Al-Asror” Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar (suami dari Nyai Haditsah Binti Muhammad Yunus Srengat), berputra:
15. Mbah Nyai Tsamaniyyah (istri dari Mbah Kyai Hasan Muhtar, Kerjen, Srengat, Blitar), berputra;
16. Mbah Nyai Artijah (istri dari Mbah Muhammad Thahir dari Wonodadi, Srengat, Blitar) dan bermukim di Kerjen, Srengat, Blitar, berputra:
17. Mbah Haji Tamam Thahir (suami dari Nyai Hj. Siti Rofiah Sekardangan, Kanigoro, Blitar).
18. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.

Keterangan Silsilah
Silsilah nasab penulis tersebut diadopsi dari berbagai sumber dengan pengurutan generasi ke generasi seperlunya, di antaranya dari: (1) Lembaran Silsilah “Keluarga Kyai Raden Muhammad Qosim/ Eyang Kasiman” yang tersimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman sebelah Utara Masjid Agung Kota Blitar; (2) Buku berjudul “Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad Sya’ban Al-Husaini” karya Abu Naufal bin Tamam At-Thahir; (3) Buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” karya Raden Ayu Linawati dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza Solo, Jawa Tengah; (4) Buku berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar” karya Arif Muzayin Shofwan dan Putu Ari Sudana; serta Lembaran berjudul “Sejarah Singkat Mbah Kyai Asror Pakisrejo, Srengat” yang dikeluarkan pada tanggal 15 Juli 1984. Perlu diketahui bahwa penulisan silsilah ini hanya sekedar dalam tataran penelitian sejarah, sehingga sejarah kisah nenek moyang Jawa tetap lestari dan langgeng, walaupun di dunia ini memang tak ada yang langgeng. Namun setidaknya, penulisan silsilah semacam ini menjadi sarana belajar dan belajar. []

 
Makam Eyang Bathoro Katong Ponorogo
 
Romo Dwi berada disamping makam putri Bathoro Katong yang dinikahi oleh Ki Kebo Kenongo/Sayyid Syihabuddin Bin Sri Makurung Handayaningrat
 
Gapura Pintu Masuk Makam Bathoro Katong Ponorogo
 
Kawan-kawan KOMUNITAS PECINTA BUMI SPIRITUAL (KPBS) Sekardangan, Kanigoro, Blitar berziarah ke Makam Eyang Bathoro Katong (Dokumentasi, 2018)
Ratu Syarifah Ambani Arusbaya (dari sisi lain merupakan trah keturunan Eyang Bathoro Katong Ponorogo dan Sunan Ampel Surabaya)

Sekelumit Biografi

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd merupakan Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PCNU Kabupaten Blitar. Pria generasi dari Sunan Tembayat, Sayyid Maulana Hamzah/Pangeran Lamongan, Sunan Ampel (Haji Bong Swie Hoo), Prabu Brawijaya V (Raja Terakhir Kerajaan Majapahit), Ronggolawe (Jaman Majapahit, dari jalur istri-nya Sayyid Maulana Hamzah/Pangeran Tumapel Lamongan), dan Raden Bathoro Katong (Adipati Pertama Ponorogo) ini juga merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar pada mata kuliah Aswaja dan Ke-NU-an, Pendidikan Agama Islam, dan lainnya. Selain itu, dia merupakan Anggota Tim Inti Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2013-2016; Ketua Divisi Pluralisme dan Multikulturalisme The Post Institute Blitar, 2012-sekarang; Pendiri Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) UNU Blitar; salah satu Pendiri Pusat Diklat Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDIKDEMAS) Blitar,  dan lainnya. Pria yang punya hobi menulis ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Kode Pos 66171, Jawa Timur. HP. 085649706399.

5 komentar:

  1. Mohon informasi silsilah keturunan Raden Bethoro Kathong yang ikut perang gerilya dengan Pangeran Diponegoro di trenggalek. 🙏

    BalasHapus
  2. Mohon informasi silsilah keturunan Raden Bethoro Kathong yang di trenggalek saat ikut perang gerilya dengan Pangeran Diponegoro. 🙏

    BalasHapus
  3. Saya kalo menurut sisilah eyang kathong masih keturunan eyang yg ke 5 eyang kathong berputra R.Haryodipoero berputra R.Mangun Widjoyo berputra R.Suparlan berputra saya Budi Saputro.

    BalasHapus
  4. Mohon informasi mengenai keturunan Eyang Bathoro Katong; MT. Darmowisastro (Eyang kakung saya). Beliau lahir di Trenggalek, pernah menjadi mantri polisi di Pringsurat, Jawa Tengah dan pernah menjabat sebagai wedana di Prembun, Kebumen. Beliau menetap di Kebumen dan makamnya ada di Wonoyoso Kebumen. Mohon infonya, terimakasih

    BalasHapus
  5. Mohon maaf Putri Bagelen itu adalah ibunya Raden Batoro Katong (menurut buku Babad Ponorogo)

    BalasHapus