Oleh:
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
“Konon di Era Mataraman, Desa Dermojayan (Srengat,
Blitar) dibabat oleh Mbah Kyai Ageng Dermojoyo (umaro’) dan Mbah Kyai Ageng
Kasan Ibrahim (ulama’). Salah satu Cikal-Bakal Desa tersebut yang
bernama Mbah Kyai Ageng Dermojoyo dimakamkan di Desa Gaprang, Kecamatan
Kanigoro, Kabupaten Blitar. Sementara, Mbah Kyai Ageng Kasan Ibrahim tetap
dimakamkan di Desa Dermojayan.” (Shofwan, 2020)
Dikisahkan bahwa Desa Dermojayan (Kecamatan Srengat,
Kabupaten Blitar) dulu di Era Mataraman dibabat oleh dua tokoh, yaitu Mbah Kyai
Ageng Dermojoyo dan Mbah Kyai Ageng Kasan Ibrahim. Tidak ada
info yang dapat saya peroleh lagi, siapa lagi tokoh pembabat Desa Dermojayan,
selain dua orang ini. Tentu masih ada lagi, sebab biasanya sebuah desa tidak
dibabat oleh satu tokoh. Namun dikisahkan bahwa konon saat itu, Mbah Kyai Ageng
Dermojoyo menjadi tokoh yang memegang pemerintahan (umaro’) Desa
Dermojayan, hingga nama beliau dijadikan menjadi nama sebuah desa. Sedangkan, Mbah
Kyai Ageng Kasan Ibrahim menjadi tokoh pemegang keagamaan (ulama’).
Keduanya (antara umaro’ dan ulama’) saling bekerjasama membangun
sebuah desa dan membangun masyarakat yang penuh ketentraman, keamanan,
kedamaian, dan semacamnya.
Suatu hari, setelah Mbah Kyai Ageng Dermojoyo sudah berumur
agak sepuh (tua), beliau lalu hijrah ke daerah Gaprang (Kecamatan Kanigoro,
Kabupaten Blitar). Awalnya, beliau memang ingin mencari kawan seperjuangannya yang
sudah sepuh di Era Mataraman yang banyak hijrah dari Mataraman ke daerah
Kanigoro, di antaranya tokoh yang bernama Mbah Kyai Ageng Resowijoyo dan
Mbah Kyai Ageng Ronggo Rusik, Mbah Kyai Ageng Abu Bakar (sesepuh Desa
Tlogo, Kanigoro, Blitar [makamnya berada di “Makam Kubur Dowo” Tlogo,
Kanigoro, Blitar). Juga ada beberapa kawan perjuangannya saat itu sudah sepuh
yang bernama Mbah Kyai Ageng Atmo Setro sesepuh Dusun Sekardangan (Desa
Papungan, Kanigoro, Blitar [makamnya berada di “Pemakaman Kuno Gaprang Lor”
Gaprang, Kanigoro, Blitar). Dan kawan-kawan seperjuangannya yang lain yang
berada di Desa Banggle, Satreyan, Dogong, dan desa lainnya. Hingga akhirnya,
ketika Mbah Kyai Ageng Dermojoyo wafat, lalu dimakamkan di Desa Gaprang,
Kanigoro, Blitar. Yakni, utara Masjid Jamik perempatan Gaprang, Kanigoro,
Blitar. Sementara itu, Mbah Kyai Ageng Kasan Ibrahim tetap dimakamkan di Desa
Dermojayan.
Saya sedikit tau kisah Mbah Kyai Ageng Dermojoyo (Sang
Cikal-Bakal Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar) ini dari
beberapa sesepuh. Lalu, saya juga pernah dapat cerita dari Mbah Romli, Mbah
Mujio (Mbah Kasan Syuhadak alias Mbah Mardi Utomo), dan Mbah Yatiran yang
semuanya merupakan sesepuh Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) Dermojayan
yang pernah berziarah dan nyekar di makam Kyai Ageng Dermojoyo di Desa Gaprang,
Kanigoro, Blitar. Setelah mereka berziarah ke makam tersebut, lalu mereka
mampir ke rumah saya di Dusun Sekardangan (Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro,
Blitar). Kata Mbah Mujio, sebagian warga Desa Dermojayan setiap acara “Bersih
Desa Dermojayan” biasanya ada yang ziarah dan nyekar di makam Mbah Kyai
Ageng Dermojayan di Desa Gaprang, Kanigoro, Blitar. Kadang rombongan dua atau
tiga mobil, untuk mendoakan Sang Tokoh Cikal Bakal Desa Dermojayan di Gaprang.
Saya biasa berziarah ke makam Mbah Kyai Ageng Dermojoyo di
Desa Gaprang, Kanigoro, Blitar, bersama Mbah Jawoko dari Jatimalang (Sentul,
Blitar). Pernah suatu ketika saya berziarah ke makam Kyai Ageng Dermojoyo
bersama Komuinitas Pecinta Bumi Spiritual (KPBS) Blitar Raya, dan lainnya. Dalam
silsilah “Keluarga Kebon Satreyan” dari Gus Siddiq disebutkan bahwa
salah satu putra dari Mbah Kyai Ageng Dermojoyo menikah dengan Mbah Kyai Ageng
Kasim Bin Soijoyo, lalu memiliki tujuh (7) putra-putri, yaitu:
1. Kyai
Reso Munawi
2. Kyai
Djo Muhammad
3. Kyai
Wongso
4. Kyai
Ilyas
5. Kyai
Idris
6. Nyai
Kasirah
7. Kyai
Abdul Karim
Dari Kyai Abdul Karim ini
lalu memiliki salah satu putra yang bernama Mbah Kyai Ridwan Pendiri Pondok
Pesantren Karangsono, Kanigoro, Blitar. Jadi, Mbah Kyai Ageng Dermojoyo merupakan simbah buyutnya Mbah Kyai Ridwan Karangsono, Kanigoro, Blitar. Salah satu putri dari Mbah Kyai Ridwan
Karangsono yang bernama Nyai Siti Rohmah lalu dinikahkan dengan Mbah Kyai
Zainuddin As-Sakri (putra dari Mbah Kyai Ahmad Dasuqi [murid Mbah Kyai Muhammad
Sholeh Sang ulama Ahli Tauhid Kuningan] di Dusun Sekardangan, Desa Papungan,
Kecamatan Kanigoro, Blitar). Dan perlu diketahui bahwa Mbah Kyai Zainuddin
As-Sakri ini merupakan adik dari mbah putri saya yang bernama Nyai Umi Kulsum
Irjaz Binti Kyai Ahmad Dasuqi Sekardangan.
Mungkin ini
saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa
selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar)
saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, terutama ketika berziarah bersama
Mbah Jawoko ke makam Kyai Ageng Dermojoyo di Desa Gaprang selalu membawa berkah
sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
selalu merahmati para cikal-bakal Desa Dermojoyo, Srengat, Blitar, Jawa Timur. Amin,
amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.
“If you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Halaman 1 |
Halaman 2 |
Makam Mbah Kyai Ageng Dermojoyo (Sang Cikal-Bakal Desa Dermojayan Srengat Blitar) di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar |
Tentang
Penulis
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd, seorang pria berbau Minyak Misik, Minyak
Jakfaron, Minyak Bunga melati, Minyak Malaikat Subuh, Minyak Hajar Aswad, dan
berbagai minyak wangi ini merupakan sosok yang suka berziarah ke makam para
waliyullah. Pria penyuka wedang kopi dan rokok yang dalam komunitas Padepokan
Padang Jiwo asuhan Mbah Kyai Yasin Fakih Bin Kyai Abbas Sekardangan sering
dijuluki “Ki Bagus Arief” atau “Ki Bagus Santri” atau “Ki Bagus Kupluk Putih” atau “Ki Bagus
Orong-Orong Gong” ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan
RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun
2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH.,
Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati,
M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan
lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi
Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi
Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini
juga merupakan penggagas pertama dan inisiator Pusat Studi Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian
kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun
nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Bermanfaat.Kakekku Kiyai Romli semoga ilmunya bermanfaat bagi para pembaca.
BalasHapusMaturnuwun Dr. Arif Muzayin silsilah keluarga kami sampun di abadikan ditulisan blog ini, semoga menjadi referensi bagi dulur2 saya yg belum begitu tau silsilah keluarganya.
BalasHapus