Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang
membutuhkan.”
(Anonim)
Sabtu
tanggal 25 Februari, para Trah Keturunan Sunan Tembayat Blitar Raya berziarah
ke Makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat/ Mbah Kyai Imam Soepangat
dengan ejaan lama) yang berada di Barat Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben,
Blitar. Perlu diketahui bahwa Mbah Kyai Imam Syafaat (suami dari Mbah Nyai
Woeryan binti Imam Moestari Blitar) merupakan salah satu tokoh pendiri Masjid
Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar. Dinyatakan pula bahwa Mbah Kyai Imam
Syafaat juga merupakan teman karib Mbah Kyai Zakariya (Eyang Djoego) Kesamben.
Sebagai tanda persahabatan, kedua tokoh ini pernah menanam Pohon Gebang yang
berada di barat masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar tersebut. Hingga
kini Pohon Gebang itu sudah tidak ada, dan telah ditebang warga sekitar karena
mengena pada kabel listrik di tempat tersebut.
Kembali
kepada Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat), bahwa beliau merupakan
cucu dari Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) yang yayasan-nya
berada di “Pendopo Pangulon” (yakni, sebuah pendopo tempat bagi para penghulu-penghulu
Blitar dari berbagai generasi) yang berada di Utara Masjid Agung Kota Blitar.
Oleh karena Mbah Nyai Woeryan masih cucu Mbah Kyai Muhammad Qosim (Eyang
Kasiman), maka beliau juga merupakan trah keturunan Sunan Tembayat (Sayyid
Hasan Nawawi/ Sunan Pandanaran II) yang makamnya berada di Gunung Cokrokembang,
Paseban, Klaten, Jawa Tengah. Berikut adalah silsilah nasab Mbah Nyai Woeryan
(istri Mbah Kyai Imam Syafaat) yang dimakamkan di barat Masjid Al-Ikhlas,
Kauman, Kesamben, Blitar tersebut:
1. Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi/ Jaka Supang/ Jaka Pameling/ Pangeran Mangkubumi/
Ki Ageng Padang Aran II/ Raden Wahyu Widayat/ Empu Windi Jati/ Pangeran
Pamungkas/ Sunan Pamungkas/ Sunan Gunung Jabalkat), berputra:
2. Raden
Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
3. Panembahan
Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
4. Pangeran
Ragil Kuning, Wonokerto, Ponorogo, berputra:
5. Pangeran
Wongsodriyo, berputra:
6. Kyai
Raden Nojo/Noyo Semanding, berputra:
7. Kyai
Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I Ponorogo),
berputra:
8. Mbah
Kyai Raden Taklim (penghulu Srengat), berputra:
9. Mbah
Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman), makam di Puncak Gunung Pegat Srengat
dekat dengan Ndoro Tedjo, berputra:
10. Mbah Kyai Imam Moestari (makamnya berada di
Tanjung Sari, Blitar, sebelah Selatan makam Mbah Nyai Sri Tanjungsari, cilal
bakal desa Tanjungsari Blitar), berputra:
11. Mbah
Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat) makam di Barat Masjid Al-Ikhlas,
Kauman, Kesamben, Blitar.
Silsilah
Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat) di atas, di ambil seperlunya
dari silsilah “Keluarga Kyai Raden Muhammad Qosim/ Eyang Kasiman” yang
tersimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman sebelah Utara Masjid Agung
Kota Blitar. Selain itu, silsilah tersebut ke atas juga diadopsi dari buku
berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah”
karya Raden Ayu Linawati dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza Solo, Jawa
Tengah. Tak jauh dari itu, silsilah keterangan Mbah Nyai Woeryan juga diadopsi
dari buku berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar” karya
Arif Muzayin Shofwan dan Putu Ari Sudana. Begitu pula, silsilah tersebut juga
diadopsi dari buku berjudul “Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad
Sya’ban Al-Husaini” karya Abu Naufal bin Tamam At-Thahir. Wallohua’lam.
Kembali
ke kisah ziarah di makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat) tersebut
bahwa acara tersebut dipimpin oleh Gus Ilham Rofii tokoh Ketua Laskar
Wirogaten, Jatimalang, Kota Blitar. Nama “Laskar Wirogaten” sendiri juga
diambil dari nama tokoh yang cikal bakal desa Jatimalang bernama “Mbah Kyai
Raden Ngabehi Wirogati” yang juga masih keturunan Sunan Tembayat. Trah
keturunan Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati banyak tersebar di desa Jatimalang,
kota Blitar. Sementara itu, makam Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang
berada di “Makam Swangsan” kurang lebih berjarak 50 meter dari makam Mbah Imam
Swongso utara Makam Bung Karno (Pahlawan Proklamasi RI).
Oya,
tampak dalam acara ziarah makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat)
tersebut antara lain: Mas Kuncoro Aji (Kesamben), Mbak Ika (Kesamben), Mas
Cholis Abdul Wahab (Wilingi), Gus Ilham Rofii (pengasuh Laskar Wirogaten
Jatimalang, kota Blitar), Mas Putu Ari Sudana (Tawangsari, Garum, Blitar),
kawan Mas Putu Ari Sudana (namanya siapa itu, saya lupa. Padahal dulu pas
ziarah ke Makam Sunan Tembayat Klaten juga berkenalan lho), Mas Luth
(Jatimalang), Bagas (putra Mbak Ika kayaknya juga ikut ke makam itu), dan
lain-lainnya. Akhir kata, inilah akhir dari catatan harian (cahar) saya. Ada
kurang lebihnya saya dalam menulis, saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga acara yang diparakarsai oleh beberapa tokoh tersebut selalu diberkahi
oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga pula, Tuhan melancarkan rezeki lahir batin
bagi kiata semuanya. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Catatan
Lain: Saya oleh Mas Putu Ari Sudana sebenarnya juga dihubungi
untuk diajak berkunjung ke trah keluarga besar Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai
Imam Syafaat) di Kauman, Kesamben, Blitar. Ah, hanya karena waktu yang tidak
bisa dugunakan bekerjasama dalam dua acara, makanya saya tidak ikut rombongan “Laskar
Wirogaten” Jatimalang, kota Blitar dan bolo-bolonya tersebut. Cumak dalam
hal tersebut, saya bilang kepada Mas Putu Ari Sudana Tawangsari, Garum: “Mas,
jika ke Kauman, Kesamben, kalau bisa sampeyan dan bolo-bolo juga berziarah ke
makam Mbah Nyai Woeryan + Mbah Kyai Imam Syafaat di barat Masjid Al-Ikhlas
lhooo. Kalau masih ada waktu, boleh diteruskan berziarah ke makam Mbah Kyai
Hasan Munajat, salah satu guru dari Mbah Kyai Dimyathi Selopuro”. Itu
ungkapan saya. Dalam batin saya, tentu saja mereka juga mempunyai agenda yang
demikian. Cumak saya hanya ikut rembug dan mengingatkan kepada mereka saja.
Wassalam.
“If
you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Trah Keluarga Besar Sunan Tembayat Blitar Raya dan Laskar Wirogaten berziarah ke Makam Mbah Nyai Woeryan (+ Kyai Imam Syafaat) belakang Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar. |
Masjid Al-Ikhlas Kauman, Kesamben, Blitar peninggalan Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan) |
Gus Ilham Rofii Pengasuh "Laskar Wirogaten" dari Jatimalang-Blitar baru saja memimpin Tahlil di Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan binti Kyai Moestari Blitar) |
Setelah berziarah di Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan) mereka berfoto di emperan atau teras Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar. |
Setelah berziarah ke Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan) mereka berfoto bersama di emperan atau teras Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar |
Mbah Kyai Hasan Munajat (merupakan salah satu guru dari Mbah Kyai Dimyati, Baran, Selopuro, Blitar). Keluarga besar Srengat dulu sering menyebutnya dengan "Mbah Kasan Munojo". |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing,
maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam
bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW.
09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh
Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki
Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean”
(karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh
yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar