Minggu, 26 Februari 2017

KELUARGA BESAR SUNAN TEMBAYAT BLITAR RAYA BERZIARAH KE MAKAM MBAH NYAI WOERYAN (+ MBAH KYAI IMAM SYAFAAT) DI BARAT MASJID AL-IKHLAS KAUMAN, KESAMBEN, BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 “Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang membutuhkan.”
(Anonim)

Sabtu tanggal 25 Februari, para Trah Keturunan Sunan Tembayat Blitar Raya berziarah ke Makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat/ Mbah Kyai Imam Soepangat dengan ejaan lama) yang berada di Barat Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar. Perlu diketahui bahwa Mbah Kyai Imam Syafaat (suami dari Mbah Nyai Woeryan binti Imam Moestari Blitar) merupakan salah satu tokoh pendiri Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar. Dinyatakan pula bahwa Mbah Kyai Imam Syafaat juga merupakan teman karib Mbah Kyai Zakariya (Eyang Djoego) Kesamben. Sebagai tanda persahabatan, kedua tokoh ini pernah menanam Pohon Gebang yang berada di barat masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar tersebut. Hingga kini Pohon Gebang itu sudah tidak ada, dan telah ditebang warga sekitar karena mengena pada kabel listrik di tempat tersebut.

Kembali kepada Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat), bahwa beliau merupakan cucu dari Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) yang yayasan-nya berada di “Pendopo Pangulon” (yakni, sebuah pendopo tempat bagi para penghulu-penghulu Blitar dari berbagai generasi) yang berada di Utara Masjid Agung Kota Blitar. Oleh karena Mbah Nyai Woeryan masih cucu Mbah Kyai Muhammad Qosim (Eyang Kasiman), maka beliau juga merupakan trah keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi/ Sunan Pandanaran II) yang makamnya berada di Gunung Cokrokembang, Paseban, Klaten, Jawa Tengah. Berikut adalah silsilah nasab Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat) yang dimakamkan di barat Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar tersebut:

1.    Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi/ Jaka Supang/ Jaka Pameling/ Pangeran Mangkubumi/ Ki Ageng Padang Aran II/ Raden Wahyu Widayat/ Empu Windi Jati/ Pangeran Pamungkas/ Sunan Pamungkas/ Sunan Gunung Jabalkat), berputra:
2.    Raden Panembahan Djiwo (Sayyid Raden Ishaq) Ing Tembayat, berputra:
3.    Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat, berputra:
4.    Pangeran Ragil Kuning, Wonokerto, Ponorogo, berputra:
5.    Pangeran Wongsodriyo, berputra:
6.    Kyai Raden Nojo/Noyo Semanding, berputra:
7.    Kyai Raden Donopuro (guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari/ Kasan Besari I Ponorogo), berputra:
8.    Mbah Kyai Raden Taklim (penghulu Srengat), berputra:
9.    Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman), makam di Puncak Gunung Pegat Srengat dekat dengan Ndoro Tedjo, berputra:
10.  Mbah Kyai Imam Moestari (makamnya berada di Tanjung Sari, Blitar, sebelah Selatan makam Mbah Nyai Sri Tanjungsari, cilal bakal desa Tanjungsari Blitar), berputra:
11. Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat) makam di Barat Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar.

Silsilah Mbah Nyai Woeryan (istri Mbah Kyai Imam Syafaat) di atas, di ambil seperlunya dari silsilah “Keluarga Kyai Raden Muhammad Qosim/ Eyang Kasiman” yang tersimpan di Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman sebelah Utara Masjid Agung Kota Blitar. Selain itu, silsilah tersebut ke atas juga diadopsi dari buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” karya Raden Ayu Linawati dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza Solo, Jawa Tengah. Tak jauh dari itu, silsilah keterangan Mbah Nyai Woeryan juga diadopsi dari buku berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar” karya Arif Muzayin Shofwan dan Putu Ari Sudana. Begitu pula, silsilah tersebut juga diadopsi dari buku berjudul “Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad Sya’ban Al-Husaini” karya Abu Naufal bin Tamam At-Thahir. Wallohua’lam.

Kembali ke kisah ziarah di makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat) tersebut bahwa acara tersebut dipimpin oleh Gus Ilham Rofii tokoh Ketua Laskar Wirogaten, Jatimalang, Kota Blitar. Nama “Laskar Wirogaten” sendiri juga diambil dari nama tokoh yang cikal bakal desa Jatimalang bernama “Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati” yang juga masih keturunan Sunan Tembayat. Trah keturunan Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati banyak tersebar di desa Jatimalang, kota Blitar. Sementara itu, makam Mbah Kyai Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang berada di “Makam Swangsan” kurang lebih berjarak 50 meter dari makam Mbah Imam Swongso utara Makam Bung Karno (Pahlawan Proklamasi RI).

Oya, tampak dalam acara ziarah makam Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat) tersebut antara lain: Mas Kuncoro Aji (Kesamben), Mbak Ika (Kesamben), Mas Cholis Abdul Wahab (Wilingi), Gus Ilham Rofii (pengasuh Laskar Wirogaten Jatimalang, kota Blitar), Mas Putu Ari Sudana (Tawangsari, Garum, Blitar), kawan Mas Putu Ari Sudana (namanya siapa itu, saya lupa. Padahal dulu pas ziarah ke Makam Sunan Tembayat Klaten juga berkenalan lho), Mas Luth (Jatimalang), Bagas (putra Mbak Ika kayaknya juga ikut ke makam itu), dan lain-lainnya. Akhir kata, inilah akhir dari catatan harian (cahar) saya. Ada kurang lebihnya saya dalam menulis, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga acara yang diparakarsai oleh beberapa tokoh tersebut selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga pula, Tuhan melancarkan rezeki lahir batin bagi kiata semuanya. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Catatan Lain: Saya oleh Mas Putu Ari Sudana sebenarnya juga dihubungi untuk diajak berkunjung ke trah keluarga besar Mbah Nyai Woeryan (+ Mbah Kyai Imam Syafaat) di Kauman, Kesamben, Blitar. Ah, hanya karena waktu yang tidak bisa dugunakan bekerjasama dalam dua acara, makanya saya tidak ikut rombongan “Laskar Wirogaten” Jatimalang, kota Blitar dan bolo-bolonya tersebut. Cumak dalam hal tersebut, saya bilang kepada Mas Putu Ari Sudana Tawangsari, Garum: “Mas, jika ke Kauman, Kesamben, kalau bisa sampeyan dan bolo-bolo juga berziarah ke makam Mbah Nyai Woeryan + Mbah Kyai Imam Syafaat di barat Masjid Al-Ikhlas lhooo. Kalau masih ada waktu, boleh diteruskan berziarah ke makam Mbah Kyai Hasan Munajat, salah satu guru dari Mbah Kyai Dimyathi Selopuro”. Itu ungkapan saya. Dalam batin saya, tentu saja mereka juga mempunyai agenda yang demikian. Cumak saya hanya ikut rembug dan mengingatkan kepada mereka saja. Wassalam.


“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Trah Keluarga Besar Sunan Tembayat Blitar Raya dan Laskar Wirogaten berziarah ke Makam Mbah Nyai Woeryan (+ Kyai Imam Syafaat) belakang Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar.
Masjid Al-Ikhlas Kauman, Kesamben, Blitar peninggalan Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan)
 
Gus Ilham Rofii Pengasuh "Laskar Wirogaten" dari Jatimalang-Blitar baru saja memimpin Tahlil di Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan binti Kyai Moestari Blitar)
 
Setelah berziarah di Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan) mereka berfoto di emperan atau teras Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar.
 
Setelah berziarah ke Makam Mbah Kyai Imam Syafaat (+ Mbah Nyai Woeryan) mereka berfoto bersama di emperan atau teras Masjid Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar
Mbah Kyai Hasan Munajat (merupakan salah satu guru dari Mbah Kyai Dimyati, Baran, Selopuro, Blitar). Keluarga besar Srengat dulu sering menyebutnya dengan "Mbah Kasan Munojo".


Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar