Kamis, 23 Februari 2017

MENELUSURI SEKELUMIT KISAH MAHAGURU TAN TIK SIOE SIAN (RAMA MOORTI DE JAVA) DI SUMBERAGUNG, REJOTANGAN, TULUNGAGUNG



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

“Tulislah apapun yang bisa Anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)

Asal-usul Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (1884 - 1929) 

Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (“Sian” artinya Dewa) adalah putera ke - 8 anak ke - 11 dari Tan Liong To, seorang pedagang beras dari Jalan Bunguran Surabaya. (Di belakang toko dan gudang berasnya ada sebuah sungai dan di depannya terdapat sebuah rel kereta api uap, dekat perempatan Jalan Kembang Jepun — Kapasan dan Jalan Dukuh — Bunguran, termasuk daerah Cantikan).

Tan Liong To kemudian menempati rumah di Jalan Gembong Surabaya (Sekarang Jl. Gembong No. 58 - 60 bekas rumahnya) yang di bagian belakangnya dibuatkan pintu tembusan sehingga dapat keluar masuk berhubungan dengan rumah yang ditempati kakak kandung Tan Tik Sioe bernama Tan Tik Liang Jl. Gembong Ban Swie Surabaya, seorang pengusaha perusahaan susu. 

Ayah Tan Liong To bernama Tan Poo (jadi embah/kakeknya Tan Tik Sioe) pertama kali datang merantau ke Indonesia (menetap di Surabaya) dari Tiongkok Selatan propinsi Hok Kian Karesidenan Ciang Ciu Kabupaten/Distrik Liong Khee desa Ciook Bo pada permulaan abad sembilan belas. Tan Poo, embah/kakeknya Tan Tik Sioe, kemudian beranak laki-laki yang pertama bernama Tan Liong To, bertempat tinggal di Surabaya dan mempunyai putera yang kedua bernama Tan Liok Soen, bertempat tinggal di Jakarta.

Tan Liong To (ayah Tan Tik Sioe Sian/Romo Moorti) dengan isteri pertamanya mempunyai seorang anak perempuan bernama Tan Kiauw Nio dan tujuh anak laki-laki bernama: Tan Tik Heng, Tan Tik Hiang, Tan Tik Tjiauw, Tan Tik Liang, Tan Tik Bing, Tan Tik Siang dan Tan Tik Tjay. Dengan isteri kedua (wanita Indonesia) mempunyai seorang anak laki-laki bernama: Tan Tik Sioe dan dua orang anak perempuan bernama Tan Bie Nio dan Tan Kwie Nio. Dengan isteri ketiga mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tan Tik Swie.

Serba-Serbi Kisah Mahaguru Tan Tik Sioe Sian

Agung Priyokusumo (2017) menyatakan bahwa “Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian” lokasinya berada di desa Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung (jarak dari Kota Blitar sekitar 15 KM). Mahaguru Tan Tik Sioe dulu oleh penduduk sekitar Sumberagung dikenal sebagai pendekar sakti dari Hokian Tiongkok, dia juga sebagai tabib sehingga banyak menolong dengan tanpa/tidak mau menerima upah uang. Konon menurut cerita bahwa Mahaguru Tan Tik Sioe dengan sebatang puntung rokok bisa menyumbat mata air yang mengalir ke Rawa Remang. Ada pula yang menceritakan bahwa Mahaguru Tan Tik Sioe Sian atau Romo Moorti De Java bisa terbang (sebenarnya itu merupakan ilmu meringankan tubuh [Gin Kang] sehingga badannya ringan bagaikan kapas cepat bagaikan angin).

Lanjut Agung Priyokusumo (2017) yang menyatakan pula bahwa bagi anak muda/remaja yang ingin memiliki ilmu beladiri (Kun Thauw) banyak yang ritual/meditasi di sini, yakni; di Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe, Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung. Dengan meditasi dan ritual dia mengharapkan bisa memanggil roh Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) sehingga dia bisa memainkan beladiri Kun Thauw seperti Mahaguru Tan Tik Sioe Sian sendiri yang bermain (Silat Hadiran; bisa menirukan segala macam jurus, kayak di Tai Chi dalam tradisi Cina dan Ilmu Karomah dalam Islam).

Agung Priyokusumo (2017) menyatakan pula bahwa menurut cerita almarhum guruku, Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti) selain sakti, beliau juga dermawan suka menolong orang. Oleh karena itu, almarhum guruku ketika masih kecil sempat belajar Kun Thauw ke Goa Pertapa Tan Tik Sioe. Almarhum guruku tertarik karena mendengar kabar kesaktian dan kedermawanannya. Menurut ceritera almarhum guruku, jika ada penduduk yang miskin atau kelaparan, maka Mahaguru Tan Tik Sioe mengambil segenggam daun lamtoro (bahasa Jawanya: mlurut godong lamtoro sak gegem) lalu disebar ke orang-orang miskin, daun-daun lamtoro itu berubah menjadi kepingan-kepingan uang logam yang kemudian dapat diambil orang-orang miskin untuk membeli bahan makanan.

Selain itu, Agung Priyokusumo (2017) menyatakan pula bahwa cerita atau legenda tentang kesaktian pendekar-pendekar dari Tiongkok bukan omong kosong atau bualan, tetapi sungguh-sungguh manakjubkan, ketika saya masih kecil almarhum guruku mendemontrasikan cara menyabit/melempar senjata rahasia (Piauw) sebuah benthel kecil ujungnya sebesar jarum disabitkan ke arah pintu Jati menancap cukup dalam tanpa benthelnya patah dan setelah benthel dicabut ujung benthel yang diberi kupluk beracun tertinggal di dalam pintu jati, dan racunpun ada yg 5 menit mati, ada yang 1 jam mati, ada yang 24 jam mati, tinggal racun mana yang hendak direndamkan ke kupluk/kepala benthel (benthel alat merajut kain dengan memakai benang).

Lanjut Priyokusumo (2017) bahwa Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) ujung jari kakinya kuat bisa menancap di pohon pisang jika ditendangkan, dan hampir 4 jarinya papak bahkan mampu menjebol papan.  Masih menurut cerita almarhum guruku, guruku pernah berguru kepada orang China tua dan pincang kalau jalan pakai teken/tongkat, tetapi kalau di kandang babi Empek tua itu dari genting kandang babi yang satu dengan yang lain hanya meloncat loncat (Ginkang).

Hendry Goutama (2017) dalam mengomentari Facebook Agung Priyokusumo (2017) menyatakan bahwa di Bandengan, Jakarta Barat ada klenteng tua Mak Co Po, dan di sana juga ada altar Beliau Mahaguru Tan Tik Sioe (Romo Moorti). Kata saya: “Wah, wah, wah, wah. Hadeeh, tambah mantaf sekali ini kalau mengadakan ziarah dan napak tilas Mahaguru Tak Tik Sioe (Romo Moorti) yang berada di berbagai pelosok Nusantara”. Dalam batin, semoga Mahaguru Tak Tik Sioe selalu berbahagia dalam kehidupannya sekarang. Amiin, amiin, Ya Rabbal Alamin.

Agung Priyokusumo (2017) mengatakan bahwa karena di sekitar “Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian” banyak pohon-pohon dan ada beberapa pohon besar maka Energy Alam (Rei Ki)-nya sangat kuat dan jernih, sehingga nyaman dan tenang untuk bermeditasi atau tafakur. suasananya yang hening dan ridak bising cocok untuk latihan meditasi atau tafakur.
 
Selain itu, dikisahkan pula bahwa ketika disinggung tentang agama apa yang dianut Mahaguru Tan Tik Sioe Sian, Agung Priyokusumo (2017) menyatakan “saya tidak tahu, mungkin saja Tao”. Bagi saya, apapun agamanya, Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) merupakan orang spiritualis yang hebat dan kaya raya akan sumber rujukan dalam menempuh ajarannya. Bahkan Priyokusumo (2017) menyatakan bahwa masih ada ajaran beliau yang tertulis pada Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung. 

Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian di Gunung Wilis

Buddhi Samana (2017) mengatakan bahwa selain di “Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian/ Romo Moorti De Java” di  desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan, kabupaten Tulungagung, ada juga sempat pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian di Gunung Wilis. (Bahkan, Buddhi Samana akan mengajak saya bermeditasi dan bertafakur di pertapaan Mahaguru Tak Tik Sioe Sian/ Romo Moorti yang ada di Gunung Wilis ini. Asyiiik. Alhamdulillah).

Lanjut Buddhi Samana (2017) yang menyatakan bahwa menurut ceritera Mbah Kasimun (sekarang berusia lebih dari 70 tahun) penjaga Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti) di lereng Gunung Wilis, pada waktu pekerja-pekerja sedang menyelesaikan bangunan goa tersebut lebih dari setengah abad yang lampau dan ketika itu pekerja-pekerja bangunan sangat haus, kemudian Mahaguru Tan Tik Sioe Sian mengambil batu-batu di tanah, ternyata baatu-batu yang diambil tadi berubah menjadi buah-buah jeruk. Oleh beliau jeruk-jeruk tersebut diberikan kepada pekerja-pekerja tadi. 

Selanjutnya, ketika salah seorang pekerja bangunan Goa tersebut hendak merokok, berkali-kali telah menyalakan korek api, namun berkali-kali juga nyala api-nya mati, karena tertiup angin kencang dari luar Goa yang sedang dibangun itu. Kejadian tersebut terlihat oleh Mahaguru Tan Tik Sioe, yang kemudian segera menolongnya dengan mengambil rumput alang-alang kering di sekitar tempat itu, tanpa mempergunakan korek api, tetapi ternyata menyala-lah rumput itu dan apinya oleh beliau diberikan kepada seorang pekerja yang hendak merokok tadi. 

Mahaguru Tan Tik Sioe (Romo Moorti) ketika itu sebentar-sebentar masih kelihatan di sini, sebentar kemudian sudah nampak di seberang jauh di puncak sebuah bukit yang lain seperti melayang saja sambil membawa sehelai sapu-tangan. Kalau beliau kebetulan sedang mandi di sumber air yang mengalir di bawah bukit terciumlah bau yang harum, maka banyak pula para pengunjung yang ikut turun mandi di sekitar tempat arah datangnya aliranair sumber yang bekas dipergunakan mandi beliau tadi. (Buddhi Samana, pada tahun 2017 cerita dari Sang Juru kunci, Mbah Kasimun).

Cerita Saya Pribadi

Saya pernah mendapatkan buku yang dikarang oleh Mahaguru Tan Tik Sioe (Romo Moorti) dari Romo Djajang Kademangan. Setelah saya mempelajari, ternyata ajaran Mahaguru Tan Tik Sioe (Romo Moorti) juga membahas tentang ilmu tauhid (ilmu untuk meng-Esa-kan Tuhan). Dalam kitab tersebut Mahaguru Tan Tik Sioe juga menjelaskan bahwa seseorang penempuh spiritual hendaknya tidak terkecoh dengan kenikmatan duniawi dan semacamnya.

Oh, sayang. Buku dari Romo Djajang Kademangan itu hanya satu buku. Alangkah indahnya bila ajaran Mahaguru Tan Tik Sioe (Romo Moorti De Java) tersebut dapat saya peroleh semua. Sehingga, saya dalam mempelajari ajaran Mahaguru Tan Tik Sioe bisa kaffah (lengkap dan sempurna). Akhir kata, cukup inilah apa yang bisa saya ceritakan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan Mahaguru Tak Tik Sioe yang konon dimakamkan di Batam selalu bahagia di alamnya. Amiin.

“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Mbah Agung Priyokusumo di areal Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
Mbah Agung Priyokusumo bermeditasi (tafakur) dalam areal Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) Sumberingin, Rejotangan, Tulungagung.
Mbah Sugeng baru saja meditasi di Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
 
Mbah Agung Priyokusumo bermeditasi (tafakur) di areal Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
Foto lain ketika Mbah Agung Priyokusumo bermeditasi (tafakur) di Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
Foto Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) di Goa Pertapaan-nya di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
 
Salah satu ajaran Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.
 
Mbah Agung Priyokusumo saat bermeditasi di areal Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java) Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung.

Goa Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java)

Wajah Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java)
Mbah Muhayani bersama kawannya sedang bermeditasi di areal Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java)
Benda-benda di Pertapaan Mahaguru Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti De Java)
 

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, merupakan pria keturunan ke-18 dari Haji Bong Swie Ho Ngampeldenta, Surabaya, Jawa Timur. Seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

2 komentar:

  1. Saya ucapkan Salam budaya Nusantara . Rahayu rahayu rahayu. utk semua saudara pecinta penghayat budaya Nusantara . Dari bumi Jenggala ka huripan .Sidoarjo.

    BalasHapus
  2. Apa Ada yang mau foto asli tan til sioux sian

    BalasHapus