Rabu, 07 Juni 2017

MENEMUI ROMO PRASETIA CHUNG, BROKOHAN DAN SARASEHAN KEBANGSAAN DI MAKAM BUNG KARNO, KEMUDIAN MEMBACA SURAT YASIN DI RUMAH MBAK NASIDATUL LAILI, JALAN MURIA BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

 Ini merupakan sebuah catatan ketika saya menemui Romo Prasetia Chung di depan Toko Jamu Jago Ngunut-Tulungagung, kemudian mengikuti Brokohan dan Sarasehan Kebangsaan di Makam Bung Karno atas undangan Saudara Jimmy Yanuar tokoh GMNI Blitar, serta membaca Surat Yasin bersama kawan LPDMA di rumah Mbak Nasidatul Laili Kota Blitar.” (Shofwan, 2017)


          Pada Hari Selasa, 06 Juni 2017, bertepatan dengan Hari Lahirnya Bung Karno Sang Proklamator RI, sekitar pukul 13.00 WIB saya meluncur ke Ngunut-Tulingagung untuk bertemu dengan Romo Prasetia Chung. Pertemuan saya dengan Romo Prasetia Chung Surabaya ini adalah berkaitan dengan sebuah buku. Ceritanya, saya pesan buku berjudul “Melihat Kehidupan ke Dalam” yang isinya berupa ceramah-ceramah Bhante Sri Pannavaro Mahathera terkait dengan Dhamma Sang Buddha. Buku ini diterbitkan oleh Vihara Mahasampati Medan. Yah, saya memang ingin baca buku tersebut, dan Romo Prasetia Chung Surabaya ketepatan ketika saya WA akan bepergian ke Tulungagung, sehingga saya mengadakan pertemuan di Ngunut untuk mengambil sebuah buku yang dimaksud. Dan tepat pukul 14.00 WIB, Romo Prasetia Chung menyerahkan buku tersebut kepada saya, dan kemudian saya akan segera meneruskan acara saya Brokohan dan Sarasehan Kebangsaan Plus Berbuka Bersama atas undangan Saudara Jimmy Yanuar (mantan Ketua GMNI Kota Blitar). Langsung saja saya tancap gas dan naik perahu Getek di Tambangan Ngunut, dan bayarnya sangat murah yakni Rp. 3000 (Tiga Ribu Rupiah).

          Sesampai di tempat Brokohan dan Sarasehan Kebangsaan yakni Makam Bung Karno, saya langsung duduk di samping Mas Doni Widodo Papungan. Saya tanya Mas Doni Widodo tentang di mana keberadaan Mbah Yanti. Mas Doni Widodo menunjukkan Mbak Yanti duduknya di depan berdekatan dengan suster-suster. Setelah itu, baru acara dimulai dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan diteruskna “Mars GMNI”. Dalam acara ini saya bertemu dengan Mas Muhammad Ajian + Della Suchmawati (dari unsur The Post Institute Blitar), Mas Denny Saputra dan istrinya, Mas Riyadlus Sholihin beserta beberapa mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar. Dalam acara tersebut juga diadakan pengukuhan para anggota Forum Relawan Demokrasi (FOREDER) Blitar Raya. Dan usai itu masih banyak sambutan-sambutan, kemudian diteruskan wejangan-wejangan dari Mbah Junaid (Sesepuh GMNI dan tokoh Nasionalis yang sudah tak asing di Blitar Raya).

          Sampai pada puncak acara yakni acara Brokohan dipimpin oleh Bapak Ririn dari Tlogo yang sudah saya kenal, kemudian diteruskan doa penutup yang dibawakan oleh Saudara Hadi Susanto, yang juga sudah saya kenal sebelumnya. Setelah ditutup dengan doa, ternyata datangnya waktu Maghrib masih kurang lima menit lagi. Maka dari itu, untuk menanti datangnya waktu Magrib, diisi gending-gending dari sebuah Group Campursari yang sejak awal diundang di acara tersebut. Saya lupa apa nama group tersebut. Ketika waktu Mahgrib tiba, saya berbuka puasa di samping Mas Frendy Syahputra (salah seorang pengusaha mebel dari Blitar Selatan) yang sering diskusi di The Post Institute Blitar, Mas Muhammad Ajian + Della Suchmawati (dari unsur The Post Institute Blitar), dan Mas Riyadhus Sholihin (dari unsur Universitas Nahdlatul Ulama [UNU] Blitar). Setelah acara ini selesai, saya lalu cabut dan pulang mbarengi Mbak Yanti yang pada saat itu akan bertakziah di sebuah rumah dalam perumahan Sentul. Saya mengantarkan Mbak Yanti sampai depan rumah yang diziarahi tersebut.

          Setelah itu, saya cabut dan mencari masjid untuk melakukan shalat Maghrib, kemudian Isyak dan Tarawih sekali. Setelah sana-sini shalat Tarawih bubar/selesai, saya lalu menmenuhi undangan Mbak Nasidatul Laili di jalan Muria Blitar, yang dilewatkan melalui Ustadz Sakrip. Di rumah Mbah Laili tersebut, tampak Ustadz Sakrip dan Ustadz Sugianto (Tukang Kunci) sudah asyik ria berbincang-bincang. Yah langsung saja, dalam acara “Baca Surat Yasin” di rumah Mbak Laili ini rata-rata berasal dari alumni Lembaga Pendidikan Dakwah Masjid Agung Kota Blitar (LPDMA), antara lain: Ustadz Muhammad Rofiq dari Centong, Ustadz Muhyiddin Duwet, Ustadz Arief Karangsono, Ustadz Muhammad Dhofier Duwet, Ustadz Yogi Sentul, dan lain sebagainya. Jadi seakan-akan acara hajat dari Mbak Laili ini kayak reoni kecil-kecilan dari alumni LPDMA, padahal bukan begitu.

Begitulah kiranya apa yang dapat saya ceritakan pada malam ini, mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan pertemuan saya dengan Romo Prasetia Chung, Brokohan dan Sarasehan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh GMNI Kota Blitar di Makam Bung Karno, serta Baca Surat Yasin 41 Kali Selama Tiga Hari (nantinya direncanakan Malam Rabo; Malam Kamis; dan Malam Jumat) di rumah Mbak Nasidatul Laili di Jalan Muria Kota Blitar tersebut selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin. 


 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Berbuka Bersama dalam Acara Brokohan dan Sarasehan Kebangsaan di Makam Bung Karno: Arif Muzayin Shofwan, Riyadlus Sholihin (unsur UNU Blitar) dan Muhammad Ajian (unsur The Post Institute Blitar), 2017
 
Undangan yang dikirim oleh Jimmy Yanuar (GMNI) ke Group WA Forum Persaudaraan Blitar Raya (Dokumentasi, 2017)
Pengukuhan FOREDER Blitar Ray, tampak Mbah Junaid (Sesepuh GMNI) berada di kursi roda (Dokumentasi, 2017)
 
Usai baca Surat Yasi 41 kali selama tiga hari di rumah Mbak Nasidatul Laili Jalan Muria Kota Blitar (Dokumentasi, 2017)
 
Ustadz Muhammad Rofiq Centong, Ustadz Yogi Sentul, dan Ustadz Muhyiddin Duwet saat acara baca Surat Yasin 41x selama 3 hari di rumah Mbah Nasidatul Laili di Jalan Muria Kota Blitar (Dokumentasi, 2017)


Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang menyelesaikan S3/PAI di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar