Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Tulislah
apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)
Hari
Senin, 24 April 2017, saya ikut aksi sosial berupa pembagian sembako bersama
para anggota Ehipassiko Family Club (EFC) kepada para abang becak di
daerah Srengat-Blitar. Adalah Ehipassiko Family Club (EFC) merupakan gerakan
yang diprakarsai oleh Ehipassiko Foundation dengan visi CINTA KASIH TANPA
PILIH KASIH yang diwujudkan melalui misi BAKTI SOSIAL LINTAS AGAMA.
Sejak didirikan pada Juli 2012, EFC mengadakan baksos rata-rata 4 kali per
minggu di berbagai kota dan desa. Anggota EFC berasal dari segala kalangan,
dari anak sampai manula, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan
antargolongan.
Bekal
untuk melakukan cinta kasih tersebut banyak didasarkan pada kata-kata para
tokoh kedamaian dan cinta kasih dunia. Pandita Sugianto Gandhika yang sering
saya panggil “Mas Gi” memberikan buku berjudul “Ehipassiko Family Club
Bakti Sosial Lintas Agama” kepada saya. Tersebutlah kata-kata beberapa
tokoh dunia dalam buku tersebut, di antaranya:
1. Dalai Lama, Pemimpin Dharma Tibet
menyatakan: “Cinta kasih adalah agama saya.”
2. Mother Theresa, Misionari Cinta Kasih
India menyatakan: “Masalah dunia ini dikarenakan kita menggambar pohon keluarga
kita terlalu kecil.”
3. Mahatma Gandhi, Pejuang Kemanusiaan India
menyatakan: “Cinta tidak pernah meminta, cinta selalu memberi.”
4. Mikhail Gorbachev, Pejuang Perdamaian Dunia
Uni Soviet mengatakan: “Perdamaian bukanlah persatuan dalam persamaan, namun
persatuan dalam perbedaan.”
5. Nelson Mandela, Pejuang HAM Afrika
Selatan mengatakan: “Tidak ada orang yang lahir dengan membenci orang lain
karena warna kulit, asal-usul, atau agamanya.”
6. Kofi Annan, Sekjen PBB Ghana
mengatakan: “Toleransi, dialog antarbudaya, dan rasa hormat terhadap perbedaan,
makin dibutuhkan di dunia saat ini.”
7. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
Bapak Pluralisme Indonesia mengatakan: “Tidak penting apa pun agama atau
sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang
tidak pernah tanya apa agamamu.”
8. Mpu Tantular, Pujangga Kerukunan Agama
abad XIV Majapahit mengatakan: “Beda tapi satu.”
Selain
hal di atas, EFC juga memiliki beberapa slogan sebagai berikut: “Unity in
Humanity”, artinya bersatu dalam kemanusiaan; dan “Building
Universal Family”, artinya kira-kira membangun keluarga yang universal.
Yah, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak Ehipassiko Family Club
(EFC) di manapun berada. Walau mungkin saya masih belum bisa berdana berupa
materi, namun setidaknya saya sangat bahagia telah diberi kesempatan untuk
berdana berupa tenaga dan pikiran. Mungkin hanya sampai di sini catatan harian
saya kali ini. Ada kurang lebihnya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Salam damai dalam kemanusian. Salam sejahtera kepada semua makhluk di bumi.
“Sluman,
slumun, slamet. Slameto leh ngemongi jiwa raga”
(Semoga
dalam kondisi apapun selalu selamat sejahtera. Selamat dalam merawat lahir dan
batin)
Berfoto sebelum melakukan Bhakti Sosial di Srengat-Blitar. Saya berada di tengah (Dokumentasi, 2017) |
Pandita Sugianto Gandika plus kedua anaknya dan Cik Meme (Dokumentasi, 2017) |
Beberapa foto aksi sosial di Srengat-Blitar yang dijadikan satu oleh Cik Meme. Foto saya berada di pojok paling atas sedang memberikan sembako kepada buruh tani di sebuah gubuk (Dokumentasi, 2017) |
Saya difoto oleh Cik Meme di pojok ujung paling atas, sedang membagikan sembako pada abang becak di pasar Tugurante-Blitar (Dokumentasi, 2017) |
Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan
merupakan pria kelahiran Blitar, Jawa Timur. Pria tersebut hingga kini tetap
menekuni dunianya sebagai pembaca, peneliti, pengamat, dan semacamnya. Lelaki
ini seringkali ikut membantu dan bergabung dengan EHIPASSIKO FAMILY CLUB
(EFC) BLITAR RAYA. Dia beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur
Sekardangan RT. 03 RW. 09, Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. HP.
085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar