Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Tulislah
apapun yang bisa Anda tulis. Siapa tahu berguna bagi sesama. Siapa tahu ada
manfaatnya. Siapa tahu ada yang ingin tahu. Siapa tahu yang ingin tahu akan
menjadi tahu. Siapa tahu akhirnya semua ikut tahu.”
(Shofwan,
2017)
Kata
“Blitar” dengan sesanti dan singkatan “BUMI LAYA IKA TANTRA ADI RAJA” artinya
Blitar merupakan tempat bersemayamnya jasad para raja dan proklamator telah
diakui oleh masyarakatnya sampai manca negara. Setidaknya ada tokoh Ken Arok
(Proklamator Kerajaan Singosari) yang juga terlahir di daerah Jiwut, Nglegok,
Blitar. Konon petilasan rumah Ken Arok di Jiwut-Nglegok hingga kini masih dipelihara oleh warga sekitarnya. Sedangkan terkait tempat bersemayamnya jasad para raja ada beberapa raja
yang makamnya berada di Blitar, antara lain:
1. Raden
Wijaya, Proklamator Kerajaan Majapahit abu jenazahnya dimakamkan di Candi
Simping, Sumberjati, Kademangan, Blitar.
2. Raden
Anusapati, Raja Ke-2 Kerajaan Singosari abu jenazahnya dimakamkan di Candi
Sawentar, Kanigoro, Blitar. Dan sebagian abu jenazahnya dicandikan di Candi
Kidal.
3. Raden
Wisnuwardhana/Ranggawuni, abu jenazahnya dimakamkan di Candi Wleri, Bagelenan,
Srengat, Blitar.
4. Dr.
Ir. Soekarno, Proklamator Republik Indonesia jenazahnya dimakamkan di “Makam
Sentono Mulyo” Bendogerit, Sananwetan, Kota Blitar.
Yakni PROKLAMATOR MAJAPAHIT dan PROKLAMATOR REPUBLIK INDONESIA, keduanya dimakamkan di BLITAR RAYA yang sejuk dan indah menawan. Selanjutnya, dari itu
semua, terdapat beberapa tokoh waliyulloh, para ulama, petilasan-petilasan,
candi-candi yang bernilai sejarah dan semacamnya yang berada di wilayah seputar
Blitar dan patut dipelajari bersama, antara lain:
1. Syaikh
Subakir, makamnya berada di sebelah utara Candi Penataran, Kabupaten Blitar.
2. Syaikh
Sentono Dhowo (yakni: Syaikh Badruddin, Syaikh Badrul Alim, Syaikh Badruzzaman)
makamnya di sebelah utara Candi Penataran, Kabupaten Blitar.
3. Syaikh
Ahmad Marzuqi (tokoh ini konon merupakan kawan dari Syaikh Subakir dan Syaikh
Sentono Dhowo), makamnya berada di Puncak Gunung Gedang, Kabupaten Blitar.
4. Syaikh
Abu Naim Fathulloh (Raden Setro Menggolo/ Mbah Keputih/ Mbah Macan Putih),
makamnya berada di “Makam Sentono Kidul Kali” Lodoyo, Blitar.
5. Mbah
Kyai Putih/ Mbah Kyai Imam Putih/ Mbah Kyai Macan Putih, (makam di belakang rumah
Mbah Markam dan Mas Gatut Bin Markam) di Selorejo, Blitar.
6. Syaikh
Abu Hasan, Syaikh Muhammad Sholeh (Pengarang Kitab Tauhid Nata’ijul Afkar), Syaikh
Abu Mansyur/Kyai Toya, makamnya berada di belakang Masjid Nurul Huda, Kuningan
Kidul, Blitar.
7. Syaikh
Dimyathi, Syaikh Hasbulloh, makamnya berada di Pemakaman Desa Kasim, Selopuro,
Blitar.
8. Syaikh
Imam Hambali Bin Ahmad Cimandi (Ahli Pencak Silat dari Banten), di Desa Kunir,
Wonodadi, Blitar.
9. Mbah
Kyai Imam Hambali Arifin (Pendiri Majelis Dzikrul Fatihin) murid dari Mbah Kyai
Raden Abdul Fattah Mangunsari, Tulungagung. Makamnya berada di Pakisrejo,
Srengat, Blitar.
10. Ki
Ageng Arya Blitar III, makamnya berada di Kelurahan Blitar, Kota Blitar.
11. Habib
Ahmad Bin Alwi As-Seqqaf (Ahli Ilmu Khadiran), makamnya berada di Tuliskriyo,
Sanankulon, Kota Blitar.
12. RM.
Aryo Ronggo Hadi Negoro (Bupati Kota Blitar Pertama) dan KPH. Warsokoesomo/
Bupati Joko (Pemilik Pecut Samandiman) di “Makam Pangeranan” Gebang, Kota
Blitar.
13. Syaikh
Bungkuk/Sunan Bungkuk, makamnya berada di Bukit Jimbe, Kademangan, Blitar.
14. Pangeran
Prabu / Raden Joko (Pembawa Gong Kyai Pradah dari Kerajaan Surakarta), Ki Ageng
Ronggo Lodoyo, Mbah Kyai Ageng Kasan Besari, Eyang Sroya, Eyang Ragil Siddik,
Mbok Boinem dan lainnya, makamnya di “Makam Sentono Lor Kali” Lodoyo, Blitar.
15. Mbah
Kyai Ageng Raden Kertojaman, makamnya berada di Puncak Gunung Betet, Lodoyo,
Blitar.
16. Mbah
Kyai Ageng Marsidik (Raden Singoyudho), Mbah Kyai Ageng Conomo, Mbah Kyai Ageng
Wonosuro, Mbah Kyai Ageng Gunondiko, dan lainnya, makamnya berada di Plosorejo,
Kademangan, Blitar.
17. Sayyid
Bukhori Mukmin / Mbah Kyai Raden Ponco Suwiryo (yakni ayah angkat Pangeran
Papak Natapraja/ Mbah Wali Papak/ RM. Djojopoernomo Banyuwangi), Mbah Kyai
Syakban Gembrang Serang/ Mbah Kyai Syakban Tumbu, Mbah Kyai Muhammad Asrori
(Cikal Bakal Masjid Al-Asror Kedungcangkring), Mbah Kyai Hasan Mujahid (Cikal
Bakal Masjid Baitul Hasanah Mbrebesmili), Mbah Banjir, dan lainnya, makam di
“Pemakaman Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar.
18. Mbah
Kyai Imam Sopingi (Mbah Kyai Raden Manggolo Yudho Sang Cikal Bakal Sananwetan,
di samping Mbah Poleng yang bagian Selatan), makamnya di Sananwetan, Kota
Blitar.
19. Ki
Ageng Kuning (Cikal Bakal Kuningan) dan Nyi Gadhung Melati, makamnya di
Pemakaman Umum Desa Kuningan, Kanigoro, Blitar.
20. Eyang
Darso Wari Kusumo (Raden Putut) intelektual strategi Perang Diponegoro,
makamnya di Tingal, Garum, Blitar.
21. Mbah
Kyai Imam Syafii, makamnya berada di belakang masjid desa Tingal, Garum,
Blitar.
22. Mbah
Mudjair (Penemu Ikan Mujair), makamnya berada di desa Papungan, Kanigoro,
Blitar.
23. Tumenggung
Bendoro Tedjo Kusumo dan Kyai Ageng Raden Muhammad Kasiman (Cikal Bakal Masjid
Agung Kota Blitar), dan Asisten Wedono Lodoyo, makamnya berada di lereng Gunung
Pegat, Srengat, Blitar.
24. Mbah
Maling Aguno (Seorang Maling/Pencuri yang berhati baik seperti Robbin Hood Sang
Pelawan Raja yang korupsi), makamnya berada Lereng Gunung Pegat di Prambutan,
Ponggok, Blitar.
25. Mbah
Kyai Abu Hanifah, Mbah Kyai Hasan Ali, Mbah Sampir dan lainnya makamnya di
Puncak Gunung Tumpuk Selokajang, Srengat, Blitar.
26. Pesanggrahan
Eyang Djoego (Kyai Ageng Zakaria) di Kesamben, Blitar.
27. Mbah
Kyai Ageng Imam Syafaat, Mbah Nyai Woeryan makamnya di belakang Masjid
Al-Ikhlas, Kauman, Kesamben, Blitar.
28. Mbah
Kyai Imam Burhan, makamnya di belakang Masjid Agung Kota Blitar.
29. Mbah
Kyai Hasan Syuhadak, Mbah Kyai Imam Moestari dimakamkan di Tanjungsari, Kota
Blitar.
30. Eyang
Sri Tanjung (Pendiri atau Cikal Bakal Tanjungsari) di Tanjungsari, Kota Blitar.
31. Mbok
Sri Penganti (Cikal Bakal Desa Centong) di Centong, Sawentar, Kanigoro, Blitar.
32. Mbah
Kyai Muhammad Ma’roef (Pendiri Pondok Sukorjo) di Pakunden, Kota Blitar.
33. Mbah
Kyai Ageng Kasan Muhtar, Mbah Kyai Ageng Abu Yamin, Mbah Kyai Ageng Atmo Setro,
Mbah Kyai Ageng Setro Kromo, Mbah Kyai Ageng Suwiryo, makamnya di “Pemakaman
Kuno Gaprang Lor” Gaprang, Kanigoro, Blitar.
34. Mbah
Kyai Abu Bakar, Mbah Menthel, Mbah Kyai Imam Ghozali (Cikal Bakal Masjid
Al-Mubarok Sekardangan) makamnya di Sekardangan Lor, Kanigoro, Blitar.
35. Mbah
Wali Abdulloh Islam, makamnya di Gembongan, Temenggung, Udanawu, Blitar.
36. Mbah
Kyai Abdul Ghofur (Pendiri Pondok Mantenan) di Mantenan, Udanawu, Blitar.
37. Petilasan
Pangeran Songsong Buwono di lereng Gunung Betet Sutojayan, Blitar.
38. Petilasan
Kekunoan Jimbe (berisi tentang situs-situs kekunoan Jimbe sejak jaman
Majapahit), di Jimbe, Kademangan, Blitar.
39. Mbah
Kyai Ihsan Abdul Mu’thi (Pendiri Pondok Abul Faidh) Bakalan, Wonodadi, Blitar.
40. Mbah
Kyai Palil (Cikal Bakal Dusun Kuningan-Garum), Mbah Kyai Masykur Muhammad (Tokoh
ISHARI dari Pasuruan) di Dusun Kuningan, Tawangsari, Garum, Blitar.
41. Eyang
Iro Sentiko dan Eyang Irondiko, yakni sekolahan Seminari Garum-Blitar ke
selatan.
42. Eyang
Raden Ngabehi Wirogati, di Bendogerit, Sentul, Kota Blitar.
43. Mbah
Kyai Abdul Jamal (Cikal Bakal Santren dan salah satu murid dari Eyang Raden
Ngabehi Wirogati jatimalang), di Santren, Kota Blitar.
44. Cikal
Bakal Desa Kasim-Selopuro: (1) Pangeran Prabu Kusumo/Kyai Ageng Gesang; (2)
Kyai Raden Pendar/Kyai Mangun Topo/Kyai Ageng Mangun Kusumo; (3) Nyai Ageng
Sampingan/Nyai Safingati; (4) Pangeran Cokro Kusumo di Desa Kasim, Selopuro,
Blitar.
45. Mbah
Kyai Raden Iman Sejati di Bangsri, Sanankulon, Blitar.
46. Mbah
Kyai Muhammad Danisuryo (tabib Islam murid dari Mbah Kyai Abbas Sekardangan dan
Mbah Kyai Mustaqim Bin Husian Pondok PETA Tulungagung) di Jeding, Sanankulon,
Blitar.
47. Mbah
Kyai Mansyur (Kyai Pengasma’ Bambu Runcing jaman Agresi militer Belanda di
Surabaya), Mbah Kyai Masyhudi (Tabib Dukun Islam) di Kalipucung, Sanankulon,
Blitar.
48. Kyai
Ageng Tundonegoro di Jugo, Kesamben, Blitar.
49. Eyang
Raden Singomoro, Maron, Srengat, Blitar.
50. Situs
Mbah Keling di Dukuh Karang Turi, Jajar, Talun, Blitar.
51. Mbah
Kyai Ahmad Kasan Bendo (guru dari FX. Supriyadi Sang Pahlawan PETA dan Dr. Ir.
Soekarno Proklamator RI) di Bendo, Blitar.
52. Eyang
Raden Suro Menggolo (Prajurit Perang Diponegoro), Mbah Kyai Toyyib Atmowidjojo
di Ngadipuro, Sumberingin, Sanankulon, Blitar.
53. Eyang
Patih Djojodigdan (Ahli Ilmu Poncosona) “Kuburan Gantung” Kota Blitar.
54. Eyang
Kyai Imam Swongso (Situs Swangsan) di Pemakaman Umum Desa Bendogerit, Sentul, Kota
Blitar.
55. Mbah
Wali Tugurejo (Mbah Kromorejo Al-Jawi) Talun, Blitar.
56. Mbah
Wali Abdul Mungith (nama kecilnya adalah Aspiran) di Tanjungsari Kota Blitar.
57. Ki
Ageng Djayeng Kusumo (Raden Santri) di Dusun Pakel, Banggle, Kanigoro, Blitar.
58. Mbah
Buddho, Mbah Kyai Muhyiddin (Ahli Tasawuf) di “Makam Sentono” Banggle,
Kanigoro, Blitar.
59. Syaikh
Sentono Muncu di Dusun Gajah, Papungan, Kanigoro, Blitar.
60. Eyang
Setrojati di Dusun Gajah, Papungan, Kanigoro, Blitar.
61. Mbah
Kyai Hadin Mahdi (Muqoddam Thorikot Tijaniyah) di Tulungsari, Garum, Blitar.
62. Mbah
Kyai Muhammad Hafidz Syafii (Pendiri Pondok Mambaul Hidayah), Tlogo, Kanigoro,
Blitar.
63. Syaikh
Sibaweh (murid Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan-Madura), Syaikh Baghowi, Ki
Ageng Ronggo Rusik (makam terlama di Kubur Dowo yang ada kaitannya dengan Dusun
Sekardangan), Mbah Kyai Ponco Wijoyo, Mbah Kyai Reso Wijoyo, Mbah Kyai Haji Abu
Bakar, Mbah Kyai Mudjab Masyhud Al-Buntuwi (Ahli Hizib dan Pembuat
Rajah/Azimat) di “Makam Kubur Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar.
64. Mbah
Kyai Muhammad Damiri (Ahli Tasawuf) di Tumpang, Talun, Blitar.
65. Mbah
Kyai Ridwan (Pendiri Pondok Karangsono) dan putranya bernama Mbah Kyai
Hasbulloh (Ahli Hizib) di Karangsono, Kanigoro, Blitar.
66. Mbah
Kyai Imam Fakih, Mbah Kyai Muhammad Ma’ruf, Mbah Kyai Ustman Bin Ahmad Dasuqi
Sekardangan, Mbah Kyai Muhammad Natsir (Ahli Tirakat Laku Sunan Kalijogo) di
belakang masjid Bandung, Tlogo, Kanigoro, Blitar.
67. Mbah
Kyai Imam Fakih (Ahli Fikih), Mbah Kyai Sobiri (Ahli Tasawuf), Mbah Kyai Imam
Mahdi (Ahli Dala’ilul Khoirot), Mbah Kyai Nasruddin (Ahli Tasawuf), Mbah Kyai
Wongsopuro (Ahli Zikir), Mbah Kyai Bontani (Makam di bawah Pohon Jenar), Mbah
Kyai Muhtar Fauzi (Ahli Tauhid), Mbah Kyai Muhammad Hamzah (Ahli Ushul Fikih) di
belakang Masjid Baitul Makmur Sekardangan, Kanigoro, Blitar.
68. Monumen
Petilasan Cikal Bakal Dusun Sekardangan (yakni: Kyai Purwoto Sidik, Nyi Gadhung
Melati, Roro Sekar/Roro Tenggok/Roro Endang Widuri) berjarak ke Barat sekitar
200 meteran dari Masjid Baitul Makmur Sekardangan, Kanigoro, Blitar.
69. Mbah
Haji Abdurrohman, Mbah Kyai Zainuddin, Mbah Kyai Raden Tirto Sentono, Mbah Kyai
Hasyim, Mbah Kyai Hasan Thohiran, Mbah Kyai Makhrus Yunus (Pendiri Pondok Sunan
Pandanaran), Mbah Kyai Ahmad Dasuqi, Mbah Kyai Barnawi, Mbah Kyai Maulan (Ahli
Ilmu Hisab), Mbah Kyai Romli (Ahli Pengobatan Dengan Besi Panas) di Pemakaman Umum
Dusun Sekardangan, Papungan, Kanigoro, Blitar.
70. Mbah
Kyai Muhammad Thohir (Pendiri Pondok Karangaji) Kerjen, Srengat, Blitar.
71. Prasasti
Jaring (konon menerangkan penyediaan prajurit Kerajaan Majapahit dari Lodoyo,
terkeanal dengan Singo Lodoyo-nya) di Jaring, Lodoyo, Blitar.
72. Prasasti
Wlingi (konon menerangkan pembebasan pajak daerah Wlingi jaman Airlangga) di
Babadan, Wlingi, Blitar.
73. Mbah
Kyai Syahri Dhuhan (Mursyid Thorikot Sattariyah) di belakang masjid Candirejo,
Ponggok, Blitar.
74. Mbah
Kyai Ahyad (Pendiri Pondok Kunir), Kunir, Wonodadi, Blitar.
75. Mbah
Kyai Ali Mukmin (Pendiri Pondok Darussalam Gaprang), Mbah Kyai Ali Amir di
Gaprang, Kanigoro, Blitar.
76. Eyang
Dermojoyo (Pendiri/Cikal Bakal Desa Dermojayan Srengat Blitar, di samping Mbah
Kasan Ibrahim) makamnya di Gaprang, Kanigoro, Blitar.
77. Petilasan
Jatikurung (yakni; Petilasan Ki Kebo Kanigoro/Ki Ageng Purwoto Sidik, Nyi
Gadhung Melati, Roro Sekar/Endang Widuri) di Kelurahan Kanigoro Kabupaten
Blitar.
78. Petilasan
Jati Kucur (yakni; petilasan tokoh di atas) di utara Sumber Kucur, Selokajang,
Srengat, Blitar.
79. Petilasan
Jati Bendo (yakni; petilasan tokoh di atas) berada di Dogong, Kanigoro, Blitar.
80. Petilasan
Jati Gerot (yakni; petilasan tokoh di atas) berada di desa Maliran, Ponggok,
Blitar.
81. Petilasan
Jatinom (yakni; petilasan tokoh di atas ditambah tokoh lainnya) di Jatinom,
Kanigoro, Blitar.
82. Mbah
Kyai Nur Hasan di belakang masjid Dusun Duwet, Desa Papungan, Kanigoro, Blitar.
83. Ki
Dalang Sayem (seorang dalang yang sabetannya luar biasa. Konon Ki Dalang Manteb
Sudarsono juga pernah berguru kepada Ki Dalang Sayem tersebut) makam di
Papungan, Kanigoro, Blitar.
84. Mbah
Kyai Ageng Krapyak (berada di pinggir utara jalan dari arah Lodoyo ke Barat menuju
Kademangan) di desa Besole, Kademangan, Blitar.
85. Mbah
Kyai Abu Naim (Kyai Seribu Masjid) di Kandangan, Srengat, Blitar.
86. Mbah
Kyai Shodiq Damanhuri (Pendiri Pondok Sanan Gondang) di Sanan Gondang,
Gandusari, Blitar.
87. Pesanggrahan
Kyai Gong Pradah (yakni: tempat menyimpan pusaka-pusaka dan Gong Pradah berada
di aloon aloon Lodoyo)
88. Mbah
Kyai Nur Miftah/Mbah Kyai Sholikhi (Penerus Kyai Abu Naim Sang Kyai Seribu
Masjid di atas) di Sawentar, Kanigoro, Blitar.
89. Mbah
Kyai Nur Ali (Ahli Pencak Silat Door) di Kebonsari, Garum, Blitar.
90. Mbah
Kyai Muhammad Arif (Mursyid Thorikot Naqsyabandiyah) Talok, Garum, Blitar.
91. Mbah
Kyai Asy’ari (Mursyid Thorikoh Naqsyabandiyah) di Babadan, Wlingi, Blitar.
92. Mbah
Kyai Imam Bukhori (Pendiri Pondok Jatinom) di Jatinom, Blitar.
93. Mbah
Kyai Imam Asyhad dan Mbah Nyai Dodok (Pendiri Masjid Sholahul Asyhad) Kerjen,
Srengat, Blitar.
94. Mbah
Imam Muhtar, Mbah Nyai Tsomoniyah, Mbah Muhammad Thohir, Mbah Artijah di
Pemakaman Umum Desa Kerjen, Srengat, Blitar.
95. Mbah
Patih Sengguruh (di desa Aryo Blitar, Rejotangan dulunya termasuk wilayah
Blitar) di Rejotangan, Tulungagung.
96. Makam
Auliya (Ada yang menyatakan bahwa Para Auliya ini dulu berasal dari
Lodoyo-Blitar Selatan) di Pelataran Pondok Tarbiyatul Muballighin Pakunden,
Kota Blitar.
97. Mbah
Kyai Salamun di Sawahan, Kanigoro, Blitar.
98. Mbah
Kyai Raden Jailani (kawan dari Eyang Djoego Kesamben) makamnya di Tawangbrak,
Garum, Blitar.
99. Mbah
Kyai Busro (Kyai Ahli Pembuat Kupluk Kaji) di Pakel, Kanigoro, Blitar
100. Mbah
Kyai Abdurrohman (Cikal Bakal Masjid Kebonsari Garum dan merupakan guru dari
Mbah Kyai Ahmad Dasuqi Sekardangan) di Kebonsari, Garum, Blitar.
101. Mbah
Kyai Marto Diningrat/Kyai Marto Sentono, Mbah Kyai Martobroni (Mbah Kyai Imam
Tobroni) di Pemakaman Patuk, Garum, Blitar.
102. Mbah
Kyai Saliman (tokoh ulama desa Papungan) di Pemakaman Gaprang Kuno Lor bagian
Barat. Mbok Tubinem (Dhanyang Cikal Bakal Desa Papungan).
103. Mbah
Kyai Mustaram, Mbah Kyai Ali Imron, Mbah Kyai Mursoho (Cikal Bakal Masjid
Al-Falah), Prambutan, Ponggok, Blitar.
104. Pertapaan
Dewi Kilisuci di Puncak Gunung Pegat, Prambutan, Ponggok, Blitar.
105. Mbah
Kyai Raden Taklim Bin Kyai Donopuro di lereng Gunung Pegat, Srengat, Blitar.
106. Mbah
Kyai Kasan Munajat (Mbah Kyai Kasan Munojo) Kesamben, Blitar.
107. Mbah
Kyai Demang Ekomedjo (leluhur dari Syaikh Dimyathi Baran-Selopuro) di Pemakaman
Umum Domot, Purwokerto, Srengat, Blitar.
108. Candi
Palah Penataran, merupakan tempat untuk menatar para ahli agama (Brahmana),
Bhikksu (Pertapa) sejak jaman Kerajaan Kediri hingga Majapahit.
109. Kekunoan
Gaprang (berisi tentang arca-arca Gaprang yang konon telah ada sejak sebelum
Kerajaan Majapahit berdiri).
110. Candi
Rambut Monte, Candi Kotes, Candi Ringin Branjang, Candi Rejo, dan lain
sebagainya.
111. Goa
Pertapaan Tuan Besar Tan Tik Sioe Sian (Romo Moorti), yakni seorang Pertapa Tao
di Sumberagung, Rejotangan, Tulungagung. Ini perlu saya masukkan, sebab dekat
dengan Blitar.
112. Mbah Kyai Abdul Wahab (Raden Mas Panji), Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
112. Mbah Kyai Abdul Wahab (Raden Mas Panji), Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
Sabda
Sang Nabi SAW: “Barangsiapa berziarah
kubur setelah kematianku, maka seperti halnya berziarah kepadaku di saat aku
masih hidup”
(HR.
Daruqutni)
Akhir kata, mungkin hanya ini catatan harian (cahar) saya
kali ini. Cahar sifatnya hanya sebagai catatan harian berdasarkan hobi saya menulis
apa yang saya ingin tuliskan, maka bila ada yang kurang komplit dalam hal ini,
saya minta maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada diri saya pribadi. Jadi,
“SAYA MEMINTA MAAF KEPADA DIRI SAYA PRIBADI. DAN ALHAMDULILLAH DIRI SAYA
PRIBADI MEMAAFKAN KESALAHAN SAYA”. Yah, lanjutnya adalah suatu nikmat yang luar
biasa apabila diri kita sendiri bisa memaafkan diri kita. Diri saya sendiri
bisa memaafkan diri saya sendiri. Yah, saya dan teman-teman saya selalu
diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin. Amiin. Amiin. Ya Rabbal Alamin.
“If
you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria yang biasa disebut “Mbah Sambang Kuburan” ini beralamatkan
di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro,
Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama
kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana
Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul
Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim
Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam;
(2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4)
Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas
pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering
mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama
baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Nuwunsewu, sy sering didampingi secara ghaib sesosok lelaki tua berikat kepala(udeng) dominan warna merah dan mengaku sbg cucu Kyai Tembayat(Pandanaran) bernama Ronggojati yg mengaku dulu bermukim dan dimakamkan di Banyuwangi.
BalasHapusSering dlm pengertian setiap kali sy keluar rumah beliau(Ronggojati) mendadak berada di dalem mobil saya. Begitu sy sampai rumah beliau menghilang.
Bila betul beliau cucu Kyai Tembayat berarti beliau keturunan kedua..
Dulu semasa sy msh awal SD, alm nenek suka cerita ttg Kyai Bayat tapi sy blm mudeng blas...
Ternyata, bapaknya nenek sy tsb bernama Karto Kanib yg mana beliau tercatat dlm sejarah awal penyebaran agama Kristen di Kediri,Pare, Tulungagung dan sekitarnya..
Ayah Buyut Karto Kanib bernama Joyotani(Klaten). Ayah Joyotani blm ketemu(missing).
Namun anehnya, sy dpt informasi ghaib dari Buyut Ronggojati bhw Karto Kanib adalah cucunya beliau..
Artinya sy kehilangan(missing dua nama : satu nama dibawah Kyai Tembayat, satu nama lagi dibawah Ronggojati.
Mungkin njenengan bisa memberi pencerahan mengenai dua nama tsb sy sangat senang..
Bila sy dpt dua nama tsb mungkin sy termasuk keturunan ke delapan dari Kyai Tembayat..
No kontak sy 0813 1811 8499 (yudi)
Salam persaudaraan...
Ada satu nama lagi yg selalu muncul bersamaan dg buyut Ronggojati bernama Raden Achmad Soemarno yg mengaku dari Klaten. Ini juga bikin sy bingung..
BalasHapusLbh bingung lagi semua muncul secara ghaib dg informasi yg sepotong potong seolah ngasih puzzle spy sy lengkapi sendiri..
Beliau selalu pakai beskap lengkap dg blangkon..