Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Hari Selasa, 30 Mei 2017 (malam hari),
bertepatan dengan bulan Ramadhan, saya bersama kawan-kawan takziah kepada dr.
Fanny Kowe, seorang tokoh FKUB dari unsur agama Konghucu.”
(Shofwan,
2017)
Hari
Selasa, 30 Mei 2017 (malam hari usai shalat Tarawih), saya bersama Mbak Yanti
(unsur Katholik), Mas Daniel + istrinya (unsur Katholik), Mas Ferry Y. Panese
(unsur Katholik), dan Mas Tony Berbulu (unsur Katholik) bertakziah kepada
mendiang dr. Fanny Kowe (seorang tokoh agama Konghucu Blitar) di Persemayaman
Paramita Kota Blitar. Perlu diketahui bahwa dr. Fanny Kowe merupakan salah satu
tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar dari unsur agama
Konghucu. Nama beliau sudah tidak asing lagi dalam komunitas FKUB Kota Blitar.
Sesampai
di tempat persemayaman, kami semua disambut dengan baik oleh dr. Fanny Kowe.
Mbak Yanti, Mas Daniel + istrinya, Mas Ferry Y. Panese, dan Mas Tony Berbulu
mendoakan dan memberi penghormatan terakhir kepada dr. Fanny Kowe menurut
keyakinan masing-masing. Sementara itu, saya sendiri juga memberi penghormatan
kepada mendiang dr. Fanny Kowe juga dengan cara saya sendiri.
Usai
memberi penghormatan, kami semua berbincang-bincang di tempat yang telah
disediakan tak jauh dari tempat mendiang dr. Fanny Kowe disemayamkan. Kami juga
berbincang-bincang dengan Mas Daniel (unsur Konghucu dan pelatih barongsai di
Kelenteng Poo An Kiong Kota Blitar), dan Mas Romli (dari unsur Konghucu) pula.
Yah, dalam pertemuan tersebut memang ada dua nama “Daniel”, yaitu Mas Daniel +
istrinya dari unsur Katholik, dan Mas Danil pelatih barongsai di Kelenteng Poo
An Kiong Blitar dari unsur agama Konghucu.
Yah,
perbincangan kami malam ini salah satunya adalah membicarakan seputar tradisi
berbagai agama, mulai tradisi Cina, Jawa, Katholik, Kristen, Konghucu, Islam,
Hindu, Buddha, dan lain sebagainya. Saat itu pula, Mbah Yanti (unsur Katholik)
bilang kepada Mas Daniel (unsur Konghucu) agar mengupayakan kitab suci Konghucu
buat saya pelajari dan saya miliki. Alhamdulillah.
Tak
jauh dari itu, Mas Daniel + istrinya (dari unsur Katholik), Mas Tony Berbulu
(aslinya berasal dari Kupang dan unsur Katholik) membicarakan tradisi membakar
rumah-rumahan dan melempar koin dari budaya Cina, yakni sebelum jenazah dr.
Fanny Kowe diberangkatkan ke pemakaman Kademangan-Blitar.
Yah,
memang tardisi atau budaya Cina, sebelum jenazah dikuburkan ke pemakaman
terdapat tradisi membuat rumah-rumahan dan melempar koin. Tradisi melempar koin
berkali-kali hingga tepat ini sebagai tanda/isarah apakah mendiang sudah
siap/ikhlas menghadap Sang Maha Kuasa atau belum. Mas Daniel + istrinya (unsur
Katholik) mengatakan bahwa rumah-rumahan itu biasanya dibuat sendiri atau
mendatangkan dari Surabaya.
. Yah, mungkin
ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Kuasa selalu memberkati pertemuan kami ini semua. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha
Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar)
saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini selalu membawa berkah sepanjang
zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.
“If you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Mas Ferry Y. Panase, Mas Daniel dan istrinya, Arif Muzayin Shofwan, dan Mbak Yanti (Dokumentasi, 2017) |
Mas Daniel dan istrinya (Dokumentasi, 2017) |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl.
Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa
Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama
kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana
Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul
Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim
Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam;
(2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4)
Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas
pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti
berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik
lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar