Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Menulislah, siapa tahu bermanfaat bagi yang
membutuhkan.”
(Anonim)
Sewaktu
berada di Tulungagung selama dua tahun lebih, saya sering berziarah ke makam Mbah
Kyai Raden Abdul Fattah Sang Pendiri Pondok Pesantren Menara Al-Fattah,
Mangunsari, Tulungagung. Yah, saat Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj Al-Haffidz
(keponakan Mbah Kyai Raden Abdul Fattah dan penerus keberadaan pesantren
tersebut) masih ada, yakni tahun 1997 Masehi, saya pernah mondok di pesantren
ini selama dua minggu. Yah, hanya dua minggu. Ceritanya adalah saya ingin
menghafalkan Al-Qur’an. Dan saat itu, saya sudah punya cicilan sampai tiga juz.
Namun ketika sowan Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj dan mengutarakan niat saya
menghafal Al-Qur’an tersebut, beliau berkata: “Njaluko restu ibukmu. Yen
ibukmu ngrestoni, yo oleh ngapalne Qur’an. Tapi yen ibukmu ora ngrestuni, yo
nggak usah diterusne lek ngapalne Al-Qur’an” (Mintalah restu pada ibumu,
bila ibumu merestui, ya boleh menghafalkan Al-Qur’an di sini. Tapi, kalau ibumu
tidak merestuimu, ya tidak usah diteruskan niat menghafal Al-Qur’an itu).
Sepertinya,
Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj sudah tahu bahwa saya dari awal memang
oleh ibu saya tidak direstui menghafal Al-Qur’an, padahal keinginan saya
menghafal Al-Qur’an saat itu kuat sekali. Hal ini disebabkan banyak dari
saudara saya yang memang menghafalkan Al-Qur,an. Keponakan-keponakan ibu saya
banyak yang hafal Al-Qur,an dan ada beberapa yang mendirikan Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an, seperti Mas Kyai Imam Shofwan Krenceng, Nglegok,
Blitar, dan Mas Ustadz Muhammad Nizar, adiknya. Oya, kepergian saya ke Pondok
Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung itu dihantarkan oleh kakak
ipar saya yaitu Mas Drs. Nur Hidayat Rofiuddin (alumni Pondok Panggung
Tulungagung). Padahal, kalau saya tetap berniat menghafal Al-Qur’an, ya tetap
tidak diizini oleh ibu saya. Alasannya adalah berat dan berat, begitulah.
Akhirnya,
seminggu saya berada di pesantren tersebut, dan karena oleh Mbah Kyai Abdul
Khobir Sirodj tetap disuruh minta restu pada ibu saya, ya saya lalu pulang dan
minta restu kepada ibu saya agar diizini menghafal Al-Qur’an. Namun, ibu saya
juga tetap tidak mengizini saya. Lalu saya sowan kepada guru saya, yaitu Mbah
Kyai Imam Mahdi (Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan,
Kanigoro, Blitar) dan minta pertimbangan kepada beliau terkait niat menghafalkan
Al-Qur’an. Mbah Kyai Imam Mahdi cumak bilang begini: “Rif, yen kakangku Mbah
Kyai Nasruddin kae karo abah ora oleh kok ngapalne Al-Qur’an” (Rif, kalau
kakakku yang bernama Mbah Kyai Nasruddin itu sama abah/ayah tidak boleh kok
menghafalkan Al-Qur’an). Aduh, dalam bathin saya berkata, lha ini isarah Mbah
Kyai Imam Mahdi juga tidak memperbolehkan saya menghafal Al-Qur’an. Selain itu,
saya juga sowan guru saya yaitu Mbah Kyai Hafidz Syafii (Pengasuh Pondok
Pesantren Mamba’ul Hidayah, Tlogo, Kanigoro, Blitar) dan beliau juga tidak
memperkenankan bagi saya untuk menghafal Al-Qur’an.
Satu
hari di rumah, kemudian saya kembali ke Pondok Pesantren Menara Al-Fattah. Di
pesantren ini, saya selama satu minggu (jadi genap dua minggu), lalu saya sowan
ke Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj untuk pindah ke pesantren lain. Sebab
ibu saya tidak mengizini saya menghafal Al-Qur’an. Dengan welas asihnya, Mbah
Kyai Abdul Khobir Sirodj memberi isarah kepada saya, bahwa bagian saya
dalam hal agama nanti berbeda, bukan di bidang hafalan (tahfidz) Al-Qur’an,
tapi di bidang yang lainnya. Beliau juga mendoakan kepada saya, agar nantinya
mendapatkan ilmu yang bermanfaat sesuai bidang saya di kemudian hari. Yah,
terima kasih buat Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj yang telah mendoakan
kebaikan kepada saya. Mudah-mudahan beliau selalu mendapatkan limpahan rahmat
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun saya mondok di Pondok Pesantren Menara
Al-Fattah Mangunsari hanya selama dua minggu, mudah-mudahan ilmu yang saya
terima dari beliau menjadi berkah kelak di kemudian hari. Amiin.
Dalam
tulisan ini, saya tidak akan menguraikan di mana saya pindah mondok. Namun yang
jelas, saya tetap mondok di daerah Tulungagung selama dua tahun, dan selama itu saya
juga sering berziarah ke makam Mbah Kyai Raden Abdul Fattah, Mbah Kyai Nuryahman
Botoran, Mbah Abu Mansyur Tawangsari, Mbah Kyai Basyaruddin Srigading, Mbah
Kyai Raden Witono (Sayyid Hasan Ghozali) Kalangbret dan lain-lainnya. Sebagai
catatan harian (cahar), di sini saya akan menuliskan silsilah nasab Mbah Kyai
Raden Abdul Fattah dan Mbah Kyai Abdul Khobir yang masih bertalian nasab dengan
Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) Klaten, Jawa Tengah dan Sunan
Ampel (Raden Rahmatullah/ Haji Bong Swie Hoo) Surabaya, Jawa Timur. Berikut
silsilah nasab beliau:
1. Sunan
Ampel (Raden Rahmatullah/ Haji Bong Swie Hoo) + Nyai Karimah binti Ki Ageng
Kembang Kuning, berputra;
2. Pangeran
Tumapel (Sayyid Maulana Hamzah), berputra;
3. Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi/ Sunan Pandanaran II), berputra;
4. Sayyid
Hanafi Musa, berputra;
5. Sayyid
Abdul Malik Karim, berputra;
6. Sayyid
Zainuddin, berputra;
7. Sayyid
Abu Bakar, berputra;
8. Sayyid
Abdillah, berputra;
9. Sayyid
Sulaiman Washil, berputra;
10. Sayyid
Abdul Qadir, berputra;
11. Sayyid
Abdurrahman, berputra;
12. Sayyid
Nur Hasyim, berputra;
13. Sayyid
Nur Miyat, berputra;
14. Mbah
Kyai Haji Sulaiman, berputra;
15. Mbah
Kyai Haji Hasan Tholabi, berputra;
16. Mbah
Kyai Haji Raden Abdul Fattah Sang Pendiri Masjid Al-Fattah dan Pondok Pesantren
Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung.
Sementara
itu, silsilah nasab dari Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj yang masih
keponakan dari Mbah Kyai Raden Abdul Fattah ke atas juga sama seperti di
atas. Dan Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj merupakan putra dari Mbah Kyai Sirodj
yang merupakan saudara Mbah Kyai Raden Abdul Fattah tersebut. Selain itu,
sebenarnya pertalian persaudaraan Mbah Kyai Raden Abdul Fattah Mangunsari juga
berkaitan dengan Mbah Kyai M. Mubasyir Mundzir Kediri, Mbah Kyai Abdul Madjid
Ma’roef Kedunglo-Kediri, dan lain sebagainya. Namun hal tersebut tidak saya
bahas dalam artikel ini. Semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada
para Auliya’ tersebut. Mudah-mudahan Allah Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan
taufik dan hidayah-Nya kepada para santri-santri beliau semua. Amiiin.
Mungkin ini
saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa
selalu memberkati kita semua. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi
semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni
kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan
niat baik ilmu-ilmu yang saya peroleh selama mondok di Pondok Pesantren Menara
Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung selalu membawa berkah di kehidupan kini dan
mendatang. Walau saya hingga saat ini tidak menjadi penghafal Al-Qur’an, namun
saya sangat bersyukur sekali karena sudah pernah bertemu, bersalaman dengan
tokoh hebat sekelas Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj. Akhir kata, mudah-mudahan
niat baik saya berziarah ke Makam Mbah Kyai Raden Abdul Fattah dan Mbah
Kyai Abdul Khobir Sirodj guru saya, selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha
Pemberi Berkah. Amin, amin, amin. Yaa Rabbal Alamiin. Semoga demikian adanya.
Wallohu’alam Bishowab.
“If you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Foto Pondok Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung, yang didirikan oleh Mbah Kyai Raden Abdul Fattah, dan kemudian diteruskan oleh keponakannya Mbah Kyai Abdul Khobir Sirodj. |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing,
maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam
bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW.
09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh
Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki
Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean”
(karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh
yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar