Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Tulislah
apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)
Hari
Minggu, 12 Maret 2017, saya ikut bhakti sosial berupa pembagian sembako bersama
para anggota Ehipassiko Family Club (EFC) Blitar dan Dealer Resmi Honda
“Marga Kartika Wlingi” kepada para abang tukang becak dan lainnya . Adalah
Ehipassiko Family Club (EFC) merupakan gerakan yang diprakarsai oleh Ehipassiko
Foundation dengan visi CINTA KASIH TANPA PILIH KASIH yang diwujudkan
melalui misi BAKTI SOSIAL LINTAS AGAMA. Sejak didirikan pada Juli 2012,
EFC mengadakan baksos rata-rata 4 kali per minggu di berbagai kota dan desa di
seluruh Indonesia. Anggota EFC berasal dari segala kalangan, dari anak sampai
manula, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Sementara itu, Dealer dan Bengkel Resmi Honda “Marga Kartika Wlingi”
merupakan usaha yang dikelola oleh Mbak Nova Kartika dan suaminya tercinta
(yakni, putri dari Bapak Yanchung dan istrinya).
Perlu
diketahui pula bahwa Ehipassiko Family Club (EFC) juga memiliki beberapa
slogan sebagai berikut: “Unity in Humanity”, artinya bersatu
dalam kemanusiaan; dan “Building Universal Family”, artinya
kira-kira membangun keluarga yang universal. Yah, saya sangat berterima kasih
kepada semua pihak Ehipassiko Family Club (EFC) Blitar dan lainnya.
Walau mungkin saya masih belum bisa berdana berupa materi, namun setidaknya
saya sangat bahagia telah diberi kesempatan untuk berdana berupa tenaga dan
pikiran. Terima kasih pula kepada Keluarga Besar Bengkel dan Dealer Resmi “Marga
Kartika Wlingi” (yakni; Mbak Nova Kartika dan suaminya; Bapak Yanchung dan
istrinya; dan semua pegawai dealer tersebut) yang telah menyambut kami semua
dengan baik.
Dalam
catatan harian (cahar) ini pula, saya ingin menukil kata-kata para tokoh yang
mungkin bisa saya pakai untuk selalu menambah kebaikan dalam kehidupan ini,
antara lain:
1. Bhante Pannavaro berkata: “Keberagamaan
menjadi tidak bermakna kalau tidak membawa perubahan.”
2. Bhante Dhammasubbo berkata: “Manusia
berlualitas mampu menempatkan harga hidup di atas harga diri, dan menempatkan
harga diri di atas harga materi.”
3. Thich Nhat Hanh berkata: “Tidak ada
jalan menuju kedamaian, karena kedamaian adalah jalan, dan penyadaran adalah
kuncinya.”
4. Dagpo Rinpoche berkata: “Setiap orang
menginginkan kebahagiaan dan menghindari penderitaan, tetapi tak tahu caranya.”
5. Bhiksuni Thubten Chodron
berkata: “Di ranjang kematian, orang hanya bisa menyesali perbuatannya,
bukan menyesal karena tak punya berlian baru.”
Oya,
semua kata-kata para tokoh tersebut saya kutip dari “Bulletin EHIPASSIKO” Edisi
8, Juli 2012, halaman 7. Pengutipan tersebut memang tak ada kaitannya dengan
bhakti sosial ini. Hanya saja, pengutipan kata-kata para tokoh tersebut saya
maksudkan untuk belajar, belajar, belajar, dan terus belajar. Yah, akhirnya
saya putus, mungkin hanya sampai di sini dulu catatan harian (cahar) saya kali
ini. Semoga kegiatan bhakti sosial hari ini membawa berkah yang tak terhingga
bagi saya pribadi dan semua anggota Ehipassiko Family Club (EFC) Blitar
dan Keluarga Besar Dealer Resmi Honda Marga Kartika Wlingi.
Mudah-mudahan bhakti sosial berupa pembagian sembako kepada para abang tukang
becak dan lainya di Wlingi-Blitar membawa kebahagiaan bagi mereka, kini dan
mendatang. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Semoga demikian adanya. Amin.
Dhamma
hanyalah seperti ini,
Dibahas
dalam kiasan,
Karena
Dhamma tidak memiliki apapun,
Dhamma
tidak bundar, tidak bersudut.
Tiada
cara untuk mengenal Dhamma
Selain
melalui perbandingan seperti ini.
Jika
Anda memahami ini,
Anda
memahami Dhamma.
Jangan
berfikir Dhamma itu jauh dari Anda.
Dhamma
ada bersama Anda;
Dhamma
adalah mengenai Anda.
Cobalah
lihat.
Semenit
bahagia, menit berikutnya sedih, puas,
Lalu
marah pada orang ini, membenci orang itu.
Itu
semua adalah Dhamma...
(Ajahn
Chah dalam Bulletin Ehipassiko, Edisi 8, Juli 2012, hal. 7)
"Undzur Maa Qaala Wa Laa Tandzur Man Qaala"
"Lihatlah apa yang diucapkan dan jangan melihat siapa yang mengucapkan" (Al-Hadist)
“Sluman,
slumun, slamet. Slameto leh ngemongi jiwa raga”
(Semoga
dalam kondisi apapun selalu selamat sejahtera. Selamat dalam merawat lahir dan
batin)
Saya Arif Muzayin Shofwan, Bapak Yanchung (ayah dari Mbak Nova Kartika, Sang Pemilik Dealer Resmi Honda "Marga Kartika" Wlingi dan Mas Sriwiyadi (Aktifis Ehipassiko Foundation), 2017. |
Bapak Yanchung (ayah dari Mbak Nova Kartika yakni pemilik dealer resmi honda "Marga Kartika Wlingi") dengan menggendong cucunya sedang memberikan sembako kepada abang becak (Dokumentasi, 2017). |
Ibu Eko dan anak kesayangannya sedang memberikan sembako kepada abang becak di seputar Wlingi-Blitar (Dokumentasi, 2017) |
Sarapan pagi di Dealer Resmi Honda "Marga Kartika" Wlingi-Blitar, sesaat sebelum melakukan bhakti sosial kepada para abang becak dan lainnya (Dokumentasi, 2017). |
Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan
merupakan pria kelahiran Blitar, Jawa Timur. Pria tersebut hingga kini tetap
menekuni dunianya sebagai pembaca, peneliti, pengamat, dan semacamnya. Selain
itu, dia juga sering mengikuti aksi sosial lintas agama dan semacamnya. Dia
terkadang juga ikut komunitas mocopatan diberbagai komunitas Seni dan Budaya
Jawa yang adi luhung. Hingga saat ini, dia beralamatkan di Jl. Masjid Baitul
Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09, Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. HP.
085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar