Oleh: Arif Muzayin
Shofwan
“Ini merupakan catatan ketika sebagian warga Komunitas
BALITARA ziarah makam Mbah Imam Sopingi (Raden Manggolo Yudho) Cikal Bakal
Sananwetan Kota Blitar, Jawa Timur”. (Shofwan, 2020)
Pada
hari Kamis, 18 Juni 2020, sebagian warga Komunitas BALITARA mengadakan ziarah
makam Mbah Imam Sopingi (Raden Manggolo Yudho) Sang Cikal Bakal
Sananwetan Kota Blitar. Dikisahkan oleh Mbah Said Sananwetan (almarhum) bahwa
nama “Imam Sopingi” diperoleh sosok yang cikal-bakal Sananwetan tersebut
setelah menunaikan ibadah haji di Makah Al-Mukarromah. Hal ini dikisahkan
kepada saya oleh Mbah Said ketika saya silaturahmi ke rumahnya. Selanjutnya,
sebagian warga Komunitas BALITARA yang berziarah ke makam Mbah Imam Sopingi
(Raden Manggolo Yudho) adalah: Gus Akil, Gus Dhimas, Jeng Yuni, Jeng Linda, dan
lainnya.
Dalam
buku berjudul “Para Sesepuh Tongkat Estafet Sunan Tembayat” karya Arif
Muzayin Shofwan halaman 41 disebutkan bahwa ziarah kubur hukumnya “sunnah”
dengan tujuan berkirim doa kepada orang yang sudah meninggal dunia atau
bertawassul. Bahkan terutama sekali bertawassul atas kemuliaan dan
keshalihannya, bukan kepada orang yang dikubur (mayatnya). Sedangkan doa atau
permohonan tetap kepada Allah semata.
Masih
dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Syaikh Muhyiddin Ibnul Arobi pernah
berkata: “Saya pernah melakukan umroh untuk kakekku Nabi Adam dan memerintahkan
santri-santriku berbuat demikian. Kemudian di malam itu kami benar-benar
mengetahui bahwa semua pintu langit terbuka dan bapakku Nabi Adam berada di
situ. Para malaikat tak terhitung jumlahnya naik turun menemui kami membagikan
kebahagiaan dan keindahan kepad kami”. Dari perkataan Syaikh Muhyiddin
Ibnul Arobi tersebut dapat disimpulkan bahwa kalau seseorang mau berbuat baik,
mendoakan kepada para nenek moyangnya, maka dari perbuatan baik itu buahnya
akan kembali kepada diri pribadinya orang tersebut.
Masih
dikutip dari buku di atas bahwa dalam “Kitab Subulus Salam”, Syaikh Ibnu
Hajar Al-Asyqolani menegaskan bahwa ziarah kubur merupakan hikmah bagi orang
yang masih hidup, agar mengambil contoh yang baik dari saudara-saudaranya yang
telah meninggal dunia. Dijelaskan dalam kitab tersebut bahwa ahli kubur
mendengar, melihat, mengetahui, dan membalas salam orang yang berziarah sama
seperti menziarahi orang yang masih hidup.
Mungkin ini
saja catatan harian (cahar) saya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih
selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun
selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini.
Mudah-mudahan kegiatan saya semuanya saja pada hari ini ketika, selalu membawa
berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa
Rabbal Alamiin. Allohu Akbar. Walillahil Hamdu.
“If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat
bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo
rogo”
(Semoga dalam
situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni,
selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
![]() |
Jeng Linda, Jeng Yuni, Gus Akil, Gus Dhimas ziarah makam Mbah Imam Sopingi (Raden Manggolo Yudho) Sang Cikal Bakal Sananwetan Kota Blitar (Dokumentasi Balitara, 2020) |
Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di
Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar,
Jawa Timur. Pria yang pada tahun 2020 pernah disebut oleh Ki Ageng Tapel Wates
dengan sebutan “Ki Waskita” tersebut hingga kini masih tetap memiliki
hobi menulis dan membaca. Yakni, menulis apa saja yang dapat dia tulis sesuai
kreasi dan inspirasi yang diperolehnya. Begitu juga, membaca apa saja yang dia
sukai. Selain itu, dia juga suka berziarah ke berbagai makam para wali, tokoh
agung, kyai, syaikh, sunan, dan lain sebagainya. Pria penyuka wedang kopi dan
rokok tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar