Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Ini merupakan sebuah catatan ketika saya
dan Gus Lukie Abdullah Gaprang mengadakan new kuburan ke makam Syaikh Abu
Hasan, Ki Ageng Kuning, dan Mbah Imam Sopingi” (Shofwan, 2020)
Pada
hari Minggu, 08 Juni 2020, saya mengadakan ziarah kubur para tokoh yang saya
sebut kegiatan “New Kuburan”. Mengapa saya sebut “New Kuburan”?. Sebab ini
musimnya New Normal Covid-19 dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Tentu saya
sebut ini karena, di masa New Normal Covid-19 ini pertama kali saya melakukan
ziarah kubur para tokoh. Ada beberapa tokoh yang saya ziarahi dalam acara ini,
antara lain:
1. Syaikh Abu Hasan Kuningan
Sebelum saya berziarah ke makam beliau, saya dan Gus
Lukie Abdullah sowan dulu ke kediaman Gus Haikal Asfari (Sekretaris Lembaga
Bahtsul Masai’il Kanigoro, sekaligus menantu dari Mbah Kyai Ya’qub Ad-Duff.
Saya kasih gelar “Ad-Duff” karena beliau ahli trebang ISHARI yang memiliki
suara emas. Di kediaman Gus Haikal Asfari ini, saya diskusi tentang silsilah
Syaikh Abu Hasan dan Syaikh Abu Mansyur. Dalam diskusi ini, kami juga sedikit
membahas tentang Syaikh Hasan Ghozali (Mbah Ageng Witono) Kalangbret
Tulungagung. Gus Asfari juga sempat menyatakan bahwa dulu dia pernah mendengar
bahwa Syaikh Abu Hasan juga masih ada hubungan dengan keluarga Syaikh Hasan
Ghozali. Saya pun dulu juga sempat mendengar dari guru saya Mbah Kyai Ali Amir
Gaprang bahwa Syaikh Abu Hasan masih ada hubungan kerabat dengan Syaikh Hasan
Ghozali Kalangbret tersebut dan ada hubungan kerabat dengan Syaikh Basyaruddin
Srigading Tulungagung. Namun sejauh ini saya juga belum pernah menelusuri lebih
lanjut. Kalau guru saya satunya Mbah Kyai Zainuddin Dasuqi Sekardangan
menyebutkan bahwa Syaikh Abu Hasan masih ada hubungan kekerabatan dengan Syaikh
Abu Syamsuddin Batuampar Sampang Madura. Entah hubungan tersebut dari istrinya,
atau mungkin dari dirinya sendiri, wallahu a’lam. Juga, dalam hal ini membincangkan
Mbah Kyai Ya’qub yang ahli Trebang ISHARI. Dalam diskusi ini, Gus Haikal juga
memberi kepada saya “Mbako Srintil”, yakni mbako yang berasal dari Temanggung
Jawa Tengah. Gus Haikal Asfari yang memang asli Temanggung memang baru pulang
dari kampung halamannya. Alumni Pondok Pesantren API Magelang ini juga cerita
panjang lebar tentang Mbah Kyai Sa’id yang merupakan salah satu guru dari Mbah
KH. Hasyim Asyari Sang Pendiri NU.
2. Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati
Usai ziarah dari makam Syaikh Abu Hasan, lalu saya dan
Gus Lukie Abdullah meneruskan ziarah ke makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung
Melati (yakni; Tokoh Cikal-Bakal Desa Kuningan yang berada di Kecamatan
Kanigoro Kabupaten Blitar). Saya pernah membaca salah satu literatur bahwa Nyi
Gadung Melati merupakan salah satu putra dari Prabu Brawijaya V (Raja terakhir
Kerajaan Majapahit). Namun ketika saya pernah diskusi dengan kawan saya dari
Solo, memang ada banyak nama Nyi Gadung Melati. Ada Nyi Gadung Melati di jaman
Majapahit, ada Nyi Gadung Melati di jaman Mataram Islam, ada Nyi Gadung Melati
di jaman Pangeran Diponegoro, dan ada juga Nyi Gadung Melati yang menjadi istri
dari Kyai Ageng Purwoto Siddiq (Ki Ageng Kebo Kanigoro, paman dari Joko
Tingkir/Sayyid Abdurrahman Bin Kebo Kenongo/Sayyid Syihabuddin Bin Sri Makurung
Handayaningrat).
3. Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Manggolo Yudho)
Usai dari makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati, saya dan Gus Lukie
Abdullah berziarah ke makam Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Manggolo
Yudho). Yakni, tokoh yang cikal-bakal kelurahan Sananwetan Kota Blitar. Menurut
Mbah Said (alm.) Sananwetan, nama “Mbah Kyai Imam Sopingi” merupakan nama dari
Raden Ageng Manggolo Yudho setelah berhaji ke tanah suci Makah.
Begitulah
kiranya, dan mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam
menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, semuanya
saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin,
amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.
“If you can dream it you can do it”
(Jika
kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
![]() |
Makam Syaikh Abu Hasan Kuningan (Dok., 2020) |
![]() |
Makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati (Dok., 2020) |
![]() |
Makam Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Kusumo Yudho) Cikal-bakal Sananwetan (Dok., 2020) |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid
Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur.
Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya
(seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd.,
Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad
Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama
Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi,
antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah;
(3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu,
pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian
kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun
nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar