Senin, 08 Juni 2020

JIKA KINI NEW NORMAL COVID-19, MAKA SAYA NEW NORMAL ZIARAH KUBUR (SYAIKH ABU HASAN, KI AGENG KUNING, MBAH IMAM SOPINGI)


Oleh: Arif Muzayin Shofwan
 Ini merupakan sebuah catatan ketika saya dan Gus Lukie Abdullah Gaprang mengadakan new kuburan ke makam Syaikh Abu Hasan, Ki Ageng Kuning, dan Mbah Imam Sopingi” (Shofwan, 2020)

          Pada hari Minggu, 08 Juni 2020, saya mengadakan ziarah kubur para tokoh yang saya sebut kegiatan “New Kuburan”. Mengapa saya sebut “New Kuburan”?. Sebab ini musimnya New Normal Covid-19 dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Tentu saya sebut ini karena, di masa New Normal Covid-19 ini pertama kali saya melakukan ziarah kubur para tokoh. Ada beberapa tokoh yang saya ziarahi dalam acara ini, antara lain:

1.   Syaikh Abu Hasan Kuningan

Sebelum saya berziarah ke makam beliau, saya dan Gus Lukie Abdullah sowan dulu ke kediaman Gus Haikal Asfari (Sekretaris Lembaga Bahtsul Masai’il Kanigoro, sekaligus menantu dari Mbah Kyai Ya’qub Ad-Duff. Saya kasih gelar “Ad-Duff” karena beliau ahli trebang ISHARI yang memiliki suara emas. Di kediaman Gus Haikal Asfari ini, saya diskusi tentang silsilah Syaikh Abu Hasan dan Syaikh Abu Mansyur. Dalam diskusi ini, kami juga sedikit membahas tentang Syaikh Hasan Ghozali (Mbah Ageng Witono) Kalangbret Tulungagung. Gus Asfari juga sempat menyatakan bahwa dulu dia pernah mendengar bahwa Syaikh Abu Hasan juga masih ada hubungan dengan keluarga Syaikh Hasan Ghozali. Saya pun dulu juga sempat mendengar dari guru saya Mbah Kyai Ali Amir Gaprang bahwa Syaikh Abu Hasan masih ada hubungan kerabat dengan Syaikh Hasan Ghozali Kalangbret tersebut dan ada hubungan kerabat dengan Syaikh Basyaruddin Srigading Tulungagung. Namun sejauh ini saya juga belum pernah menelusuri lebih lanjut. Kalau guru saya satunya Mbah Kyai Zainuddin Dasuqi Sekardangan menyebutkan bahwa Syaikh Abu Hasan masih ada hubungan kekerabatan dengan Syaikh Abu Syamsuddin Batuampar Sampang Madura. Entah hubungan tersebut dari istrinya, atau mungkin dari dirinya sendiri, wallahu a’lam. Juga, dalam hal ini membincangkan Mbah Kyai Ya’qub yang ahli Trebang ISHARI. Dalam diskusi ini, Gus Haikal juga memberi kepada saya “Mbako Srintil”, yakni mbako yang berasal dari Temanggung Jawa Tengah. Gus Haikal Asfari yang memang asli Temanggung memang baru pulang dari kampung halamannya. Alumni Pondok Pesantren API Magelang ini juga cerita panjang lebar tentang Mbah Kyai Sa’id yang merupakan salah satu guru dari Mbah KH. Hasyim Asyari Sang Pendiri NU.

2.   Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati

Usai ziarah dari makam Syaikh Abu Hasan, lalu saya dan Gus Lukie Abdullah meneruskan ziarah ke makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati (yakni; Tokoh Cikal-Bakal Desa Kuningan yang berada di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar). Saya pernah membaca salah satu literatur bahwa Nyi Gadung Melati merupakan salah satu putra dari Prabu Brawijaya V (Raja terakhir Kerajaan Majapahit). Namun ketika saya pernah diskusi dengan kawan saya dari Solo, memang ada banyak nama Nyi Gadung Melati. Ada Nyi Gadung Melati di jaman Majapahit, ada Nyi Gadung Melati di jaman Mataram Islam, ada Nyi Gadung Melati di jaman Pangeran Diponegoro, dan ada juga Nyi Gadung Melati yang menjadi istri dari Kyai Ageng Purwoto Siddiq (Ki Ageng Kebo Kanigoro, paman dari Joko Tingkir/Sayyid Abdurrahman Bin Kebo Kenongo/Sayyid Syihabuddin Bin Sri Makurung Handayaningrat).

3.   Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Manggolo Yudho)

Usai dari makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati, saya dan Gus Lukie Abdullah berziarah ke makam Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Manggolo Yudho). Yakni, tokoh yang cikal-bakal kelurahan Sananwetan Kota Blitar. Menurut Mbah Said (alm.) Sananwetan, nama “Mbah Kyai Imam Sopingi” merupakan nama dari Raden Ageng Manggolo Yudho setelah berhaji ke tanah suci Makah.

Begitulah kiranya, dan mungkin ini saja catatan harian (cahar) saya hari ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati apa yang saya tulis ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengampun selalu mengampuni kesalahan saya dalam menulis catatan harian (cahar) saya ini. Mudah-mudahan kegiatan saya hari ini, semuanya saja, selalu membawa berkah sepanjang zaman, di kehidupan dunia dan akhirat. Amin, amin, amin, Yaa Rabbal Alamiin.

 “If you can dream it you can do it”
(Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)


Makam Syaikh Abu Hasan Kuningan (Dok., 2020)
Makam Ki Ageng Kuning & Nyi Gadung Melati (Dok., 2020)
Makam Mbah Kyai Imam Sopingi (Raden Ageng Kusumo Yudho) Cikal-bakal Sananwetan (Dok., 2020)

Tentang Penulis

Arif Muzayin Shofwan, seorang pria ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria ini pada akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 bersama kawan-kawannya (seperti Yaoma Tertibi, SH., Winarto, M.Pd.I., Lussy Ana Anggarani, M.Pd., Alfiah, SE., Eka Rahmawati, M.Pd., Mohammad Miftakhul Rochman, M.Pd., Muhammad Zainal Abidin, M.Ag dan lainnya) tercatat sebagai Tim Pendiri Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan empat program studi, antara lain: (1) Prodi Hukum Tata Keluarga Islam; (2) Prodi Perbankan Syariah; (3) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; dan (4) Prodi Ekonomi Islam. Selain itu, pria pecinta teh ini juga merupakan penggagas pertama Pusat Studi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (PUSDEMAS) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar bersama Yaoma Tertibi, SH. Pria yang yang sering mengikuti berbagai kajian kebebasan beragama dan HAM serta diskusi lintas agama baik lokal maupun nasional tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar