Kitab
Suluk
RUMEKSO
ING NAPAS
Disusun
oleh
Muhammad
Agung Priyokusumo
Arif
Muzayin Shofwan
Dikeluarkan
oleh
“KOMUNITAS
PECINTA BUMI SPIRITUAL”
Blitar - Jawa Timur
|
Judul Buku:
“KITAB SULUK RUMEKSO ING NAPAS”
Disusun oleh:
Muhammad Agung Priyokusumo
Arif Muzayin Shofwan
Penyunting: Ahmad Mansuri
Penyelaras Akhir: Muhammad
Hafidz
Untuk Kalangan Sendiri
Cetakan Pertama, 2018
Dikeluarkan oleh
“KOMUNITAS PECINTA BUMI
SPIRITUAL (KPBS)”
Blitar - Jawa Timur
|
KATA
PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah sebagai penguasa alam semesta. Shalawat dan salam
mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, para ahli bait, sahabat,
dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Ada firman Allah swt yang
menyatakan demikian: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram/tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Buku
yang berjudul “Kitab Suluk Rumekso Ing Napas” ini merupakan wejangan dari para
guru spiritual. Kitab Suluk Rumekso Ing Napas ini berisi lelaku spiritual
dzikir untuk penjaga nafas. Dia merupakan penjaga nafas (Dzikir Hifdzul Anfas)
untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diharapkan pula bahwa dia juga
menjadi media penuntas problema (Problem
Solving) dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.
Akhir
kata, teriring doa mudah-mudahan buku atau kitab suluk ini bermanfaat bagi kita
semua, terutama sekali pada Komunitas Petilasan Cikal-Bakal Sekardangan dan
Komunitas Meditasi di Rumah Mbah Haji Muhammad Agung Priyokusumo. Amin.
Blitar,
9 Juni 2018
Penyusun,
Muhammad
A.P. & Arif M.S.
DAFTAR
ISI
Judul
Buku ~ 1
Kata
Pengantar ~ 3
Daftar
Isi ~ 4
Bab
I: Dzikir Rumekso Ing Napas ~ 5
Bab
II: Tata Cara Suluk Rumekso Ing Napas ~ 7
Bab
III: Syarat Penempuh Spiritual Dan Fadhilah Dzikir Ismu Dzat ~ 10
Bab
IV: Buah Dari Meditasi (Semedi Atau Tafakur) ~ 12
Bab
V: Beragam Ijazah Dzikir Ismu Dzat Dari Para Guru (Masyayikh) ~ 14
Daftar
Pustaka ~ 16
BAB
I
DZIKIR
RUMEKSO ING NAPAS
Tersebut
dalam “Kitab Durratun Nashihin” halaman 260 bahwa sehari semalam itu ada
24 jam, dan nafas manusia dalam satu jam itu ada 180 nafas. Jadi sehari semalam
nafas manusia itu ada 4320 nafas. Dan setiap satu nafas, besok akan ditanyai
dua hal: (1) Untuk apa nafas yang masuk; dan (2) Untuk apa nafas yang keluar.
Berdasarkan hal tersebut, maka sebagian ulama tharikah Qadiriyah,
Naqsyabandiyah, Sathariyah, dan semacamnya kemudian melakukan “Dzikir Hifdzul
Anfas” (Dzikir Rumekso Ing Napas).
Yakni, dzikir untuk menjaga nafas dengan lafadz “HU-ALLOH” (Masuknya
nafas berdzikir lafadz “HU” dan keluarnya nafas berdzikir lafadz “ALLOH”).
Akan tetapi hal tersebut dilakukan dalam batin, artinya lisannya tidak
mengucapkan.
Sayyid
Abdullah dalam “Kitab Al-Kibrit Al-Ahmar” menyatakan bahwa semua ulama
ahli makrifat sepakat bahwa paling utama ibadah kepada Allah swt adalah “Dzikir
Hifdzul Anfas” (Dzikir Rumekso Ing
Napas) dengan cara tersebut di atas. Mengapa?. Sebab dzikir yang demikian
itu menjadi permata-permata yang membuahkan rahasia-rahasia dan cahaya-cahaya
Ilahi. Sebagian ulama ahli hakekat menyatakan bahwa seseorang bisa melakukan
dzikir menjaga nafas dengan melafadzkan “ALLOH-ALLOH” sesuai keluar dan
masuknya nafas dan disesuaikan pula dengan irama detak jantung. Hal ini bisa
dilakukan setelah usai shalat fardhu, ketika berdiri, berbaring, duduk dan lainnya. Ada banyak guru ahli
tharikah (ahli spiritual) yang telah mengijazahkan dzikir ini kepada saya.
Ada
pula sebagian ulama ahli makrifat (bijaksana) yang melakukan dzikir untuk
menjaga nafas (Dzikir Hifdzul Anfas) dengan melafadzkan “YA-HU”
artinya “Wahai Dia”. Caranya adalah sama sebagaimana di atas. Yakni,
ketika menghirup nafas melalui hidung melafadzkan “YA”, dan ketika
mengeluarkan nafas melafadzkan “HU”, serta bisa pula disesuaikan dengan
irama detak jantung yang berada di bawah payudara kiri kurang lebih jarak dua
jari tangan. Dzikir untuk menjaga nafas seperti ini banyak dilakukan oleh kaum
tharikah Akmaliyah, Ahadiyah, dan lain
sebagainya.
Pada
dasarnya “Dzikir Hifdzul Anfas” (Dzikir
Rumekso Ing Napas) tersebut dapat dilaksanakan manakala sedang berdiri,
duduk, berbaring, dan aktifitas-aktifitas lainnya. Hal tersebut sesuai dengan
firman Allah swt: “Ingatlah kepada Allah ketika berdiri, duduk dan berbaring” (QS. An-Nisa: 103); “Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang/ tenteram” (QS. Ar-Ra’du:
28); dan “Ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung” (QS.
Al-Jumuah: 9). Semoga kita termasuk golongan orang yang selalu ingat/eling
kepada-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.[]
BAB II
TATA CARA
SULUK RUMEKSO ING NAPAS
Berikut ini merupakan tata cara “Suluk Rumekso
Ing Napas” dalam tradisi komunitas meditasi/semedi yang kami lakukan. Tata
cara ini kami susun berdasarkan wejangan dari para guru spiritual kami yang
silsilahnya bertemu hingga Rasulullah SAW. Begitu pula, wejangan ini juga
bersambung hingga Syaikh Hasan Ali, Sunan Kalijogo, Sunan Geseng, Ki Ageng
Pengging II (Ki Kebo Kenongo/ Kyai Shihabuddin), Jaka Tingkir Sultan Pajang
(Kyai Abdurrohman), Raden Mas Ngabehi Wira Puspaka, Panembahan Senopati Ing
Alogo Mataram, Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan lainnya.
Pembukaan
1.
Astaghfirullohal
Adzim... 3x (Tiga Kali)
2.
Allohumma
Shalli Ala Muhammad... 3x (Tiga Kali)
Hadiah Fatikah
1.
Ila Hadroti
Nabiyyil Mustofa Muhammadin Wa Ala Alihi Wa Shohbihi Aj’main. Al-Fatikah... 1x
2.
Ila Hadroti
Sayyidi Syaikh Abdil Qodir Al-Jailani, Syaikh Muhammad Baha’uddin
An-Naqsyabandi, Syaikh Abil Hasan As-Syadzili, Syaikh Abdillah Arif As-Sathori,
Syaikh Al-Habib Abdillah Bin Alwi Al-Haddad. Al-Fatikah... 1x
3.
Ila Hadroti
Syaikh Hasan Ali, Kyai Muhammad Kabungsuan, Kyai Shihabuddin, Kyai Purwoto
Siddiq, Kyai Abdurrohman. Al-Fatikah...
1x
4.
Ila
Hadroti... (Siapa saja yang dikehendaki: Cikal Bakal Desa/Dusun; Guru-Guru;
Keluarga; Teman-teman; dan lain sebagainya). Al-Fatikah... 1x
Suluk Rumekso Ing
Napas
Ono NING Sakjroning NENG
Ono NENG Sakjroning LANGGENG
Ingsun Dzat-e Langgeng
Ono ROSO Sakjroning
OBAH
Ono OBAH
Sakjroning POLAH
Ingsun Polahing
Allah
Urub-urub Rasulullah
Metu Murub Saking Dzatullah
Osik Sakjroning Ati
Allah Mobah Sakjroning ROSO
Yo
Roso... Yo Rasul... Yo Alloh
Ya Hu
Sirulloh... Ya Hu Dzatulloh
Ya Hu
Sifatulloh... Ya Hu Wujudulloh
(Ya Hu..../ Hu-Allah.../ Allah-Hu...[Dipilih])
Dalam buku berjudul “Salat Daim Mulat Sarira”
halaman 5 disebutkan sebagai berikut: “Kasebut
ing Wirid-wirid utawa Suluk-suluk yo kuwi, saben dino wiwit melek kriyip-kriyip
tekan les turu, ing batin ngucapake unen-unen ALLOH-HU, ALLOH-HU utowo HU-ALLOH,
HU-ALLOH manut mlebu metuning napas utowo ambegan. Yen ambegane metu ing
batin ngucap ALLOH, yen ambegane mlebu ing batin ngucap HU. Kuwi
terus-terusan ora nganggo mangkir, senajan sakjroning nindak-ake penggawean opo
wae.” Laku spiritual tersebut dijadikan tekad untuk menempuh jalan makrifat
pada Tuhan.
Dalam “Kitab Atassadhur Adammakna” pada bab “Wirid
Miladihening” halaman 73 disebutkan sebagian syarat Dzikir Rumekso Ing
Napas sebagai berikut: “...Lajeng
angeremaken Mripat. Perlu madhang-aken Mripat Sejati ingkang
manggen wonten antaranipun Alis Kiwo lan Tengen. Tansah mandeng Pucuking Grana/Irung
kaliyan noto mlebu-metune ambegan kanti Alon/Sareh, kaliyan nyebut HU-ALLOH
(HU= Napas Mlebu; ALLOH= Napas Metu). Dene panarik-e napas sampek
tumekan Telenging Baitul Makmur dan Baitul Mukoddas. Napas
munggah katarik sampek ing Susuhunan/Sirah/ Baitul Makmur. Napas mudun
katarik sampek ing Puser/Udel. Lampahe napas kedah Alon/Sareh, mboten
usah Menggeh-menggeh/Ngos-Ngosan...” Demikianlah tata cara singkat Suluk
Rumekso Ing Napas dalam tradisi komunitas kami. Semoga bermanfaat kini dan
mendatang. []
BAB
III
SYARAT
PENEMPUH SPIRITUAL DAN FADHILAH DZIKIR ISMU DZAT
Dzikir Ismu Dzat itu bisa jadi menggunakan lafadz “ALLOH-ALLOH”,
terkadang disingkat “ALLOH-HU” atau “HU-ALLOH” atau “YA-HU”
saja. Ini sama saja. Namun dalam “Kitab Atassadur Adammakna” pada bab “Aji
Pameleng” halaman 62-63 terdapat 5 (lima) watak yang harus dipelihara
penempuh spiritual sebagai syarat dalam menempuh jalan spiritual
meditasi/semedi yang diajarkan ole Ki Ageng Pengging dari Syaikh Hasan Ali yang
harus diperhatikan sebagai berikut, antara lain:
1. Setia tuhu utawi temen lan jujur.
2. Santosa, adil paramarta, tanggungjawab mboten lewer-weh.
3. Leres ing samubarang damel, sabar, welas asih ing
sesami, mboten ngunggul-ngunggulaken dirinipun, tebih saking watak panganiaya.
4. Pinter saliring kaweruh, langkung-langkung pinter
ngecani (ngapik-i) manahing/atine sesami-sami, punopo dene pinter angereh/nata
kamurkaning manah pribadi, mboten anguthuh melik anggendong lali, margi saking
dayaning mas picis raja brana.
5. Susila anor-raga, tansah ngenggeni tatakrama, maweh
reseping paningal tuwin sengseming pamiharsa, dhateng ingkang sami kataman.
Dikutip dari “Kitab Al-Jawahirul Luma’ah”
karya Syaikh Abu Hayyillah Al-Marzuqi halaman 44 disebutkan sebagai berikut: “Sebagian fadhilah atau khasiat menyebut Ismu
Dzat ALLOH-ALLOH adalah memudahkan datangnya rejeki. Yakni dibaca setiap
hari sebanyak 5000x (Lima Ribu Kali)”.
Selanjutnya dalam “Kitab Syamsul Ma’arif Kubro”
dan “Kitab Mamba’u Ushulil Hikmah” karya Syaikh Abul Abbas Ahmad Bin Ali
Al-Buni dinyatakan demikian: “Suatu
amalan dzikir menyebut YA-HU (atau YA ALLOH atau ALLOH-HU
atau HU-ALLOH; Pen) merupakan simpanan yang besar sekali untuk menarik
rejeki dan lainnya, seperti untuk menghilangkan kesusahan karena diancam musuh
dan terkena fitnahnya, atau karena sempitnya urusan harta dan kekejaman
penguasa. Untuk mengatasi semua itu, maka sebaiknya mengerjakan shalat sunah di
tengah malam dengan wudlu yang sempurna sebanyak dua rakaat. Rakaat pertama setelah
Surat Fatikah membaca surat apa saja, demikian pula rakaat kedua. Setelah
salam, masih menghadap kiblat membaca YA-HU sebanyak 1511x (Seribu Lima
Ratus Sebelas Kali). Setelah selesai, lalu memohon kepada Allah apa yang
dihajatkan, dengan bahasa apapun terutama masalah harta dan rejeki.” Semoga
bermanfaat.[]
BAB
IV
BUAH
DARI MEDITASI (SEMEDI ATAU TAFAKUR)
Meditasi (semedi atau tafakur) memiliki banyak
teknik, mulai dari berfokus pada PERNAFASAN, MUSIK ALAM, lafadz ALLOH-HU,
HU-ALLOH, YA-HU, dan lain sebagainya. Ada banyak buah dari meditasi atau
semedi dari berbagai teknik atau cara tersebut, antara lain:
1. Bila Anda seorang pedagang yang sibuk, meditasi (tafakur/semedi)
bisa membebaskan diri dari tidak tegang, sehingga Anda rileks.
2. Bila Anda sering berada dalam kebingungan, meditasi (tafakur/semedi)
akan menolong menenangkan diri Anda dari kebingungan.
3. Bila Anda mempunyai banyak persoalan, meditasi
(tafakur/semedi) dapat menolong Anda untuk menimbulkan ketabahan dalam
mengatasi segala persoalan.
4. Bila Anda termasuk orang yang kurang percaya diri,
meditasi (tafakur) dapat menjadikan Anda lebih percaya diri sebagai kunci
kesuksesan.
5. Bila Anda seorang pelajar, meditasi dapat menguatkan
daya pikir dan ingatan saudara.
6. Bila Anda seorang yang kaya raya, meditasi bisa
membantu untuk melihat dan menggunakan kekayaan Anda ke arah yang lebih baik.
7. Bila Anda seorang yang miskin, meditasi (tafakur) dapat
menolong Anda mendapatkan ketenangan dan kepuasan dalam hidup.
8. Bila Anda seorang pemarah, meditasi (tafakur) dapat
mengikis segala kemarahan yang timbul.
9. Dan manfaat lain yang tak terhingga.
Selain hal di atas, dalam “Kitab Aji Mantrawara”
pada halaman 10 disebutkan demikian: “Wong
Tapabrata kang tinerima, marga wis suci, jalaran kuwasa meper hawa nepsune,
kaya dene WESI SEMBRANI, dene wong kang tansah njurugi hawa nepsune kaya
dene WESI LUMRAH BIASA”. Artinya, energi orang yang sering meditasi
(semedi/ tafakur) itu bisa menarik energi-energi lainnya. Sehingga inilah yang
dinamakan DAYA KESAKTIAN GAIB buah dari meditasi (semedi/tafakur).
Disebutkan pula dalam kitab tersebut bahwa: “Wongkang lagi tapabrata, ciptaning nggenter
katujok-ake paraning sedyane, ing kono mahanani KEKUATAN DAYANING MAGNET
anarik marang bab apa wae kang dikarep-ake... Sebab wongkang kasil tapabrata-ne
iku bisa ngirup dzat warno-warno kang ana ing swasana, yaiku dzating BUMI,
GENI, BANYU, ANGIN, LOGAM lan sapadane kang banjur dadi
anasir/unsur-unsur kang warna-warni...” Hal tersebut karena ketundukan (sumerahe;
Pen) jagad besar (makrokosmos) pada jagad kecil (mikrokosmos) yaitu berupa jiwa
dan raga manusia yang tapabrata-nya berhasil tersebut.[]
BAB
V
BERAGAM
IJAZAH DZIKIR ISMU DZAT DARI PARA GURU (MASYAYIKH)
Melakukan “Dzikir Ismu Dzat” adalah dengan
menyebut ALLOH-ALLOH atau ALLOH-HU atau HU-ALLOH sesuai
dengan keluar-masuknya nafas dan berirama dengan detak jantung. Dzikir Ismu
Dzat ini saya peroleh dari Mbah Kyai Haji Anshor Muhammad (Mursyid Tharikat dan
Pendiri Pondok Pesantren Nur Mamba’ul Hisan Sembon, Kanigoro, Blitar) pada saat
saya dan Mbah Haji Muhammad Agung Priyokusumo bersama kawan-kawan sowan
kepadanya. Semoga ilmu ini bermanfaat di kehidupan kini dan mendatang.
Selain keterangan di atas, saya juga mendapatkan
ijazah (kewenangan) “Dzikir Ismu Dzat” dari beberapa guru (masyayikh) berikut, antara lain:
1. Mbah Haji Muhammad Agung Priyokusumo yang beliau
terima dari Mbah Kyai Muhammad Yasak (Mojo, Blitar) dan beliau terima pula dari
Mbah Kyai Haji Anshor Muhammad (Sembon, Kanigoro, Blitar) dengan sanad yang
bersambung sampai Rasulullah SAW.
2. Mbah Haji Muhammad Sholeh Hudi Muhyiddin Al-Amin
(Mursyid Tharikah Naqsyabandiyah Malang) dengan sanad yang bersambung pada
Rasulullah SAW dan sanad melalui Habib Muhammad Lutfi Bin Yahya Pekalongan
Solo.
3. Mbah Haji Mukhtar Mukti (Mursyid Tharikah Siddiqiyah
Losari, Jombang) dengan sanad yang bersambung kepada Sayyidina Abu Bakar
As-Siddiq hingga Rasulullah SAW.
4. Eyang Bopo Yatiran (Dermojayan, Srengat, Blitar)
yang sanadnya bersambung kepada R.M. Djojopoernomo atau Kyai Kumandang Swara
atau Pangeran Papak Natapraja hingga Jaka Tingkir Pajang, Ki Ageng Pengging dan
Syaikh Hasan Ali Lemah Abang, hingga Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan
Rasulullah SAW.
5. Mbah Kyai Muhammad Maki (Mursyid Tharikat
Naqsyabandiyah Bandung, Tlogo, Blitar) yang sanad silsilah dari kakeknya
bersambung hingga kepada Rasulullah SAW.
6. Mbah Haji Abdul Jalil Bin Mustaqim Bin Husain (Mursyid
Tharikah Syadziliyah Pondok Pesulukan Thorikoh Agung [PETA] Kauman, Tulungagung)
dengan nasab silsilahnya yang bersambung hingga Rasulullah SAW.
7. Dan ijazah dari beberapa guru (masyayikh) lainnya.
Demikianlah beberapa uraian keterangan ijazah/ kewenangan
mengamalkan “Dzikir Ismu Dzat” (ALLOH-ALLOH; ALLOH-HU; HU-ALLOH;
YA-HU) yang mudah-mudahan bermanfaat dan berkah kini dan mendatang.[]
DAFTAR
PUSTAKA
R.W.
Sumbaga (2008). Kitab Primbon Atassadhur Adammakna. Ngayogyakarta
Hadiningrat: Penerbit Soemodidjojo Maha Dewa.
Syaikh
Abul Abbas Ahmad Bin Ali Al-Buni (1970). Kitab
Syamsul Ma’arif Kubro. Beirut Libanon: Maktabah Sya’biyah.
--------(1951).
Kitab Mamba’u Ushulil Hikmah. Mesir:
Musthofa Babil Halabi.
Syaikh
Abu Hayyilah Al-Marzuqi (1970). Kitab
Jawahirul Luma’ah. Mesir: Musthofa Babil Halabi.
B.K.
Pengarang “Bajanul Chaliq” & “Bajan Maot” (1965). Salat Daim Mulat Sarira. Surabaja: Penerbit Jajasan Penerbitan
Djojobojo.
Arif
Muzayin Shofwan (2016). Risalah Dzikir
Hifdzul Anfas Wal Aurod Dilengkapi dengan Sepercik Inti Wejangan Sunan Tembayat.
Blitar: Patembayatan Sunan Tembayat Blitar, Jawa Timur.
Syaikh
Muhammad Nafis Bin Idris Al-Banjari (1200 H). Kitab Ad-Durrun Nafis. Terj. Dr. KH. Haderanie H.N “Ilmu Ketuhanan
Permata Yang Indah”. Surabaya: Nur Ilmu.
Asalamualaikum
BalasHapusSaya memiliki doa urub urub tersebut tetapa lebih panjang. Saya sampai diblog ini karena saya sedang mencari tau siapa orang pertama yang mengetahui doa tersebut. Jika pemilik blog ini berkenan untuk saling share dgn saya tolong hubungi saya lewat whatsapp. 082216255862
Qobiltu
BalasHapusqobiltu ustd
BalasHapus