SILSILAH NASAB KYAI SOEROREDJO KAUMAN
BLITAR
(Dari Sunan Tembayat Hingga Rasulullah)
Arif Muzayin Shofwan
Putu Ari Sudana
|
Judul Buku:
“Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar (Dari Sunan Tembayat
Hingga Rasulullah)”
Penulis: Arif Muzayin Shofwan
& Putu Ari Sudana
Penyunting: Muhammad Asrori
Penyelaras Akhir: Nikmatin Lana
Farida
Desain Sampul: Muttaqin
Cetakan Pertama, 2016
Diterbitkan oleh:
Komunitas
Sarkubiyah
Blitar - Jatim
|
PENDAHULUAN
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
nikmat-Nya kepada semua manusia sejagad raya. Shalawat dan salam mudah-mudahan
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, ahli bait, dan sahabatnya. Terdapat
dalam sebuah hadist Rasulullah saw disebutkan: “Perhatikanlah anak-anak kalian, dan bentuklah sebaik-baiknya budi
pekerti mereka.” (Al-Hadist). Tentu saja, kehadiran buku yang berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar
(Dari Sunan Tembayat Hingga Rasulullah)” ini bisa digunakan sebagai acuan
untuk menerapkan hadist Rasulullah saw tersebut kepada anak cucu, cicit (buyut), canggah, wareng hingga generasi-generasi berikutnya.
Selain
itu, tentu saja dalam penulisan buku ini ada beberapa kolega yang banyak
berkontribusi demi terselesainya buku ini. Untuk itu, saya perlu mengucapkan
terima kasih kepada beberapa kolega tersebut. Ucapan terima kasih pertama saya
ucapkan sedalam-dalamnya kepada Raden Ayu Linawati Djojodiningrat selaku
pewaris ranji-ranji dan manuskrip-manuskrip kuno peninggalan keluarga besar
Sunan Tembayat dan Panembahan Kajoran. Beliau inilah seorang wanita lincah,
enerjik, cekatan yang banyak mengupas silsilah nasab para Walisongo dan
keturunannya yang tersebar di seluruh Nusantara. Mudah-mudahan Raden David Adri
Brawijaya putra dari Raden Ayu Linawati bisa meneruskan apa yang dicita-citakan
ibunya.
Ucapan
terima kasih kedua, saya ucapkan kepada beberapa kolega yang telah banyak
berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang selama ini saya lakukan, terutama
ketika berpetualang napak tilas mencari informasi para leluhur yang telah tiada,
di antaranya: Gus Jawoko (Jatimalang-Blitar), Gus Hariyanto (Kauman-Blitar), Gus
Ahmad Baedowi (Purwokerto-Blitar), Kyai Haji Isa (Kerjen-Srengat), Gus Gatot
Wisnu Wardana (Purwokerto-Srengat), Bapak Nur Abadin (Purwokerto-Srengat), Mas
Aji plus Mas Eguk (Kesamben-Blitar), dan
lain sebagainya. Tak lupa buat Muhammad Naufal Az-Zamzami, cintailah kehidupan
masa lalu, kini, dan mendatang, maka kehidupan tersebut akan mencintaimu. Tentu
saja, saya tidak bisa menyebutkan para kolega satu-persatu dalam buku yang
relatif kecil ini.
Terakhir
kali, saya perlu mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua keturunan
Kyai Soeroredjo Kauman Blitar. Saya perlu menyebut Mbah Soeroredjo dan sesepuh
lainnya dengan sebutan “kyai” merujuk penelitian Dhofier bahwa istilah “kyai”
memiliki tiga arti; (1) sebutan orang-orang tua pada umumnya; (2) sebutan ahli
ilmu agama Islam; dan (3) sebutan benda-benda keramat. Tentu saja, arti kyai
kategori ketiga tidak akan digunakan dalam tulisan ini. Teriring doa kebaikan,
mudah-mudahan semua dzurriyah Kyai
Soeroredjo Kauman-Blitar yang telah tersebar di berbagai daerah, diberi kenyamanan,
ketentraman, keberkahan dan kedamaian sepanjang zaman hingga kehidupan di
akherat kelak. Akhirnya kritik dan saran demi kesempurnaan buku kecil ini
selalu saya harapkan.
Sekardangan, 4 September 2016
Penulis,
Arif
Muzayin Shofwan & Putu Ari Sudana
DAFTAR
ISI
Judul
Buku ~ 1
Pendahuluan
~3
Daftar
Isi ~ 5
Bab
Satu: Silsilah Nasab Sunan Tembayat ~ 6
A. Silsilah
Nasab Sunan Tembayat Ke atas ~ 6
B. Silsilah
Keturunan Sunan Tembayat di Blitar ~ 7
C. Silsilah
Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar ~ 9
Bab Dua: Keturunan Kyai Soeroredjo
dari Generasi ke Generasi ~ 12
A. Keturunan
Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asri ~ 12
B. Keturunan
Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asmirah ~ 19
Bab
Tiga: Persebaran Keturunan Sunan Tembayat di Blitar dan Sekitarnya ~
24
A. Persebaran
Keturunan Kyai Raden Muhammad Qosim ~ 24
B. Persebaran
Keturunan Raden Ngabehi Wirogati ~ 27
C. Persebaran
Keturunan Sunan Tembayat di Tempat Lain ~ 30
Daftar
Bacaan ~ 41
Tentang
Penulis ~ 44
BAB SATU
SILSILAH NASAB SUNAN TEMBAYAT
A. Silsilah Nasab Sunan Tembayat Ke
Atas
Ada
banyak versi mengenai silsilah nasab Sunan Tembayat ke atas. Sayyid Habib Bahruddin
Azmatkhan menyatakan bahwa Sunan Tembayat (Sunan Pandanaran II) yang memiliki
nama asli Maulana Muhammad Hidayatullah merupakan putra dari Syaikh Abdul Qadir
bin Maulana Ishaq (Sunan Pandanaran I) yang makamnya berada di
Mugasari-Semarang. Adapun pendapat dari pihak Kraton Surakarta Hadiningrat
menyatakan bahwa Sunan Tembayat yang bernama asli Joko Supeno merupakan putra dari
Prabu Brawijaya V (Raja terakhir Kerajaan Majapahit). Sementara itu, Raden Ayu
Linawati Djojodiningrat, KH. Raden Abdul Fattah dan KH. Abdul Khobir Sirodj
Mangunsari-Tulungagung, KH. M. Mubasyir Mundzir Kediri menyatakan bahwa Sunan
Tembayat (Sunan Pandanaran II) yang bernama asli Sayyid Hasan Nawawi ini
merupakan putra dari Sayyid Hamzah Lamongan bin Sunan Ampel Surabaya. Beliau
merupakan menantu Sunan Pandanaran I, seorang adipati di Semarang.
Dari
berbagai pendapat di atas, dapat dilihat bahwa pendapat yang paling kuat (qaul al-rajih) adalah pendapat ketiga.
Yakni, Sunan Tembayat yang bernama asli Sayyid Hasan Nawawi merupakan putra
dari Sayyid Hamzah Lamongan dan cucu dari Sayyid Raden Rahmatullah (Haji Bong
Swi Ho/ Sunan Ampel) Surabaya. Sebab, silsilah nasab terakhir ini merupakan
silsilah tertua yang digunakan oleh keluarga Sunan Tembayat. Silsilah nasab
tersebut juga pernah ditulis oleh Raden Ngabehi Tjandra Pradanta dalam buku
berjudul “Serat Tjandrakanta” pada
tahun 1926 masehi. Walaupun silsilah terakhir ini merupakan pendapat yang
paling kuat (qaul al-rajih), tentu
saja tidak serta merta menafikan pendapat-pendapat lainnya sebagai sebuah
penelitian ilmiah bagi para peneliti.
Perlu
diketahui bahwa KH. Raden Abdul Fattah dan KH. Abdul Khobir Sirodj
Mangunsari-Tulungagung, KH. M. Mubasyir Mundzir Bandar-Kediri merupakan seorang
ulama ahli napak tilas makam para wali (auliya’),
ahli silsilah nasab para wali (auliya’)
dan merupakan keturunan dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) Klaten-Jawa
Tengah. Tentu saja dari segi spiritual, ketiga tokoh tersebut sudah mendapat
pengakuan dari berbagai kalangan pesantren. KH. Raden Abdul Fattah
Mangunsari-Tulungagung yang hafidz al-Qur’an juga dianggap oleh beberapa
kalangan sebagai penemu Makam Auliya’ Bedalem-Tulungagung. Begitu pula, KH. M. Mubasyir
Mundzir Bandar-Kediri juga diakui beberapa kalangan sebagai ahli napak tilas
makam auliya’ dan merupakan salah
satu pendiri Pondok Pesantren Ma’unah Sari Bandar Kidul-Kediri.
B. Silsilah Keturunan Sunan Tembayat
di Blitar
Raden
Ayu Linawati Djojodiningrat seorang srikandi pewaris Ranji Sunan Tembayat dan
Pangeran Kajoran menyatakan bahwa dalam kehidupannya, Sunan Tembayat (Sayyid
Hasan Nawawi) memiliki sembilan istri. Dari sembilan istri tersebut, silsilah nasab
yang sering beliau ungkap adalah keturunan Sunan Tembayat dari istrinya yang
bernama Nyai Ageng Kaliwungu bin Bathoro Kathong Ponorogo. Disebutkan dalam “Serat Tjandrakanta” bahwa Sunan Tembayat
beristrikan Nyai Ageng Kaliwungu bin Bathoro Kathong Ponorogo memiliki beberapa
putra-putri, di antaranya: (1) Nyai Ageng Giring II, yakni istri Kyai Ageng
Giring II; (2) Raden Ayu Winong di Gembong-Pasuruan; (3) Raden Ayu Ahmad Dalem;
(4) Raden Ishaq Panembahan Jiwo; (5) Raden Ayu Maulana Mas Ing Kajoran; dan
lain sebagainya.
Sementara
itu, tersebut dalam silsilah Sunan Tembayat yang ditulis oleh Panembahan
Kajoran dan telah diwarisi oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat bahwa Sunan
Tembayat beristrikan Nyai Ageng Kaliwungu memiliki beberapa putra-putri, di
antaranya; (1) Panembahan Jiwo; (2) Raden Ayu Giring; (3) Raden Ayu Agung; dan
(4) Raden Ayu Biting. Selanjutnya, untuk silsilah keturunan Sunan Tembayat dari
istri-istrinya (delapan istrinya) yang lain seperti Nyai Ageng Krakitan dan
lainnya, tampak belum ada data yang diperoleh baik berasal dari tulisan maupun
kisah-kisah tentang keturunannya. Konon beberapa ranji dan manuskrip silsilah
Sunan Tembayat lainnya banyak dibawa oleh penjajah Belanda ke negerinya.
Berdasarkan
silsilah di atas, tampak bahwa Kyai Soeroredjo Kauman Blitar merupakan
keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) dari jalur Raden Ishaq
Panembahan Jiwo. Selain itu, banyak pula para kyai di Blitar-Jawa Timur yang
silsilah nasabnya berjalur pada Raden Ishaq Panembahan Jiwo tersebut, di
antaranya: Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) yang makamnya berada di
puncak Gunung Pegat berdekatan dengan Ndoro Tedjo; Kyai Rembang, Blitar; Kyai M.
Syakban Gembrang Serang Srengat, Blitar; Kyai Raden Sleman; Kyai Muhammad
Asrori pendiri Masjid Al-Asror Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar;
Kyai Imam Asyhad pendiri Masjid Sholahul Asyhad Kerjen, Srengat, Blitar; Nyai
Hasan Mujahid pendiri Masjid Baitul Hasanah Bedali, Purwokerto, Srengat,
Blitar; Nyai Woeryan Kesamben, Blitar; Raden Ngabehi Wirogati cikal bakal desa
Jatimalang, Blitar; dan lainnya.
C. Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar
Telah
diceritakan oleh beberapa sesepuh bahwa Kyai Soeroredjo yang dulu berada di Kauman
Kota Blitar merupakan salah satu keturunan ke-4 dari Kyai Muhammad Yahya Tegalsari,
Ponorogo. Dalam catatan silsilah “Panembahan
Agung Sunan Tembayat” yang dipelihara oleh Yayasan Keluarga Besar Kyai
Raden Muhammad Kasiman Kota Blitar disebutkan bahwa Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari,
Ponorogo merupakan adik dari Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) penghulu
Srengat, Blitar. Disebutkan pula bahwa Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari, Ponorogo
memiliki beberapa putra, di antaranya;
1.
Kyai Nodjo, memiliki 10 putra-putri yaitu: (1) Kyai
Kraton Mojokerto, (2) Kyai Abdullah, memiliki putra yaitu: Naib Nambangan dan
cucu bernama Anom Besari; (3) Nyai Imam Tabri; (4) Kyai Sastrodiwiryo, memiliki
tiga anak, yaitu Kyai Malikul Kasan naib Warujayeng, Kyai Kasanpuro naib
Djogorogo-Ngawi, dan Kyai Romli Tanjungsari-Ngawi; (5) Kyai Kasan Rifai,
memiliki putra bernama Kyai Raden Kasan Pawirodipuro Karang Gebang; (6) Kyai
Kasan Ali Ngulomo, memiliki putra bernama Kyai Ronopuro; (7) Kyai Sengari; (8) Nyai
Sapari; (9) Kyai Kanbar; dan (10) Kyai Faqih.
2.
Kyai Amir Kasim (penghulu Kertosono), memiliki
beberapa putra-putri salah satunya adalah Kyai Ali Mustofa Kauman, Blitar.
Selanjutnya Kyai Ali Mustofa Kauman, Blitar juga memiliki beberapa putra salah
satunya adalah Nyai Hajjah Abdul Hadi (istri Kyai Haji Abdul Hadi). Adapun Nyai
Hajjah Abdul Hadi memiliki lima putra yaitu: (1) Nyai Mursiyah; (2) Nyai
Mursinah; (3) Kyai Yakin; (4) Kyai
Soeroredjo; dan (5) Kyai Marwah. Dari kelima putra Nyai Hajjah Abdul Hadi
tersebut akan banyak mengkaji dan mengembangkan silsilah dari garis Kyai
Soeroredjo Kauman, Blitar sebagaimana dalam judul tulisan buku kecil ini.
Dengan
demikian, berdasarkan buku berjudul “Ranji
Walisongo Jilid IV, Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” karya Raden Ayu
Linawati Djojodiningrat yang disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza (Gus Angin)
dapat dipahami bahwa silsilah nasab Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar masih
bersambung dengan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) hingga Rasulullah saw. Berikut
merupakan urutan silsilah nasab Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar yang bersambung
hingga Rasulullah saw:
4.
Al-Imam Ali Zainal Abidin
5.
Al-Imam Muhammad Al Baqir
6.
Al-Imam Ja’far As-Sodiq
7.
Al-Imam Ali Uradhi .
8.
Al-Imam Muhammad An-Naqib .
9.
Al-Imam Isa Naqib Ar-Rumi
10. Al-Imam
Ahmad al-Muhajir
11. Al-Imam Ubaidillah
12. Al-Imam Alawi
Awwal
13. Al-Imam
Muhammad Sohibus Saumi’ah
14. Al-Imam
Alawi Ats-Tsani
15. Al-Imam Sayyid
Ali Kholi’ Qosim
16. Al-Imam Muhammad
Sohib Mirbath
17. Al-Imam
Alawi Ammil Faqih
18. Al-Imam
Abdul Malik Azmatkhan
19. As-Sayyid
Abdullah Azmatkhan
20. As-Sayyid
Ahmad Shah Jalal
21. As-Sayyid
Asy-Syaikh Jumadil Kubro al-Husaini
22. As-Sayyid
Maulana Ibrahim Samarqondi
23. As-Sayyid
Raden Rahmatullah (Sunan Ampel)
24. As-Sayyid
Maulana Hamzah (Lamongan)
25. As-Sayyid
Hasan Nawawi (Sunan Tembayat)
26. As-Sayyid
Raden Ishaq Panembahan Jiwo
27. As-Sayyid Panembahan
Minang Kabul
28. As-Sayyid
Pangeran Ragil Kuning Wonokerto Ponorogo
29. As-Sayyid
Pangeran Wongsodriyo
30. As-Sayyid
Raden Nojo Semanding
31. As-Sayyid
Raden Donopuro Ponorogo
32. As-Sayyid
Raden Taklim Penghulu Srengat
33. Raden Kyai
Muhammad Yahya Ponorogo
34. Kyai Amir Kasim
(Penghulu Kertosono)
35. Kyai Ali
Mustofa (Jaksa Blitar)
36. Nyai Hajjah
Abdul Hadi (istri Kyai Haji Abdul Hadi)
37. Kyai
Soeroredjo Kauman, Blitar.
Dari
Kyai Soeroredjo dan beristrikan Nyai Muntinah yang memiliki dua anak, yaitu:
Nyai Asri dan Nyai Asmirah inilah kemudian menebarkan banyak keturunan yang
berada di Blitar, Surabaya, Madiun, Sidoarjo, Solo, dan lain sebagainya. Tentu
saja, pengumpulan data keturunan Kyai Soeroredjo yang telah tersebar di
berbagai daerah tersebut ibarat usaha “ngumpulne
balung pisah” yang merupakan tradisi para leluhur dalam rangka menyambung
kasih sayang (silaturrahim)
antarkeluarga dan keturunan.
BAB DUA
KETURUNAN KYAI
SOEROREDJO DARI GENERASI KE GENERASI
A. Keturunan Kyai Soeroredjo dari
Jalur Nyai Asri
Telah
dijelaskan bahwa Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman Blitar memiliki dua
orang anak dan keduanya perempuan. Catatan beberapa keturunan (dzuriyyah) Kyai Soeroredjo Kauman Blitar
telah dikumpulkan oleh para pengurus keluarga besar tersebut. Pada saat buku
ini ditulis, struktur kepengurusan Keluarga Besar Bani Kyai Soeroredjo Kauman
Blitar adalah sebagai berikut:
1. Koordinator:
(1) Wahyono Iswinarko dan (2) Suharni
2. Sekretaris:
(1) Sri Endah Budi Utami, (2) Nunus Sulfiah, dan (3) Putu Ari Sudana
3. Bendahara:
(1) Sri Suharti dan (2) Suweti
Menurut
catatan data yang dihimpun oleh para pengurus Keluarga Besar Bani Kyai
Soeroredjo Kauman Blitar di atas, dapat dijelaskan bahwa dari putri pertama Kyai
Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) bernama Nyai Asri dan dinikahi oleh Kyai Ngaini
memiliki delapan putra-putri. Kedelapan putra-putri Nyai Asri dan Kyai Ngaini
yang merupakan cucu Kyai Soeroredjo adalah sebagai berikut:
1.
Kyai Harjo Kambali
2.
Kyai Ramelan
3.
Kyai Bajuri
4.
Kyai Soeradi
5.
Nyai Siti Romlah
6.
Nyai Romiyatun
7.
Nyai Siti Maryam
8.
Kyai Rohmad Kaeni
Adapun keterangan keturunan dari kedelapan
cucu Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) dari jalur Nyai Asri (+ Kyai Ngaini) di
atas hingga buku kecil ini ditulis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Kyai
Harjo Kambali (+ Nyai Siti Napsiah) memiliki beberapa
anak, di antaranya:
1) H.
Didik Kamsudi (+ Hj. Sri Banun) memiliki anak:
1. Henny
Wulandari (+ Lukman Hakim) memiliki anak: (1) Hasan, (2) Bilal Annaufal Ababil,
(3) Reisya Afika Ababil.
2. Shofia
C. (+ Taufiq Abdillah) memiliki anak: Jenahara Agnes Fiacha Abdillah
3. Lisna
Karomah Pertiwi
4. Achmad
Abri Setiawan
2) Djanu
Iswadi (+ Suliati) memiliki anak:
1. Trisna
Andriana Jati (+ Dian Sulistriyanto) memiliki anak: (1) Jasmin Sofia Azzahra
Dianti, (2) Rafli Abqori Adrian Arafif
2. Ela
Musrifah Jati
3) Hj.
Elok Rahayu (+ H. Suwignyo) memiliki anak:
1. Fuad
Abidin
2. Firmansah
(+ Vika Advika) memiliki anak: Baim
4) H.
Edi Wicaksono (+ Hj. Nadirah Al-Katiri) memiliki anak:
1. Arofie
Wicaksono
2. Nadia
Fahlani Wicaksono (+ Lalu Ridho Adam Al-Qitari)
3. Putri
Megawati Wicaksono
5) Agus
Subagiyo (+ Baiq Nur Hayati) memiliki anak:
1. Tias
Karya Puasi Subagiyo (+ Ahmad Wahid Fauzi Atmaja) memiliki anak: Armand
Maheswara Yoda Atmaja
2. Okinata
Cahya Subagiyo
3. Tria
Novita Permatasari Subagiyo
6) Yusuf
Wibisono (+ Sri Siswati) memiliki anak:
1. Yusril
Wibisono
2. Esy
Larasanti
3. Julia
Ayuning Wulan
2.
Kyai
Ramelan (+ Nyai Hj. Sustingah) memiliki beberapa anak, di
antaranya:
1) Windarti
(+ Purwanto) memiliki anak:
1. Ami
Nurul Sholekah (+ Yanmar Yunianto) memiliki anak: (1) Abimanyu, (2) Zifara
2. Arif
Wicaksono (+ Ayu)
2) Heriyanto
(+ Nurhayati) memiliki anak:
1. Johannafa
A. R.
2. Ardy
Saputro
3. Aniska
Hidayati
3) Lulik
Indriyati (+ Slamet Mudhofir) memiliki anak:
1. Yusril
Paramita
2. Putri
Aminatul
4) Endang
Setiawati (+ Eko Windu) memiliki anak:
1. Ratih
Windrawati (+ Yusufani) memiliki anak: (1) Lofara Khansa, (2) Nabila
2. Risandiako
5) Eni
Setiawati (+ Bambang Purnama) memiliki anak:
1. Yoga
Aldia Anggocipta (+ Diyah) memiliki anak: Kenji
2. Ifra
Aldia Dolarosa
6) Bambang
Abdul Aziz (+ Tin Wahyudiati) memiliki anak:
1. Nada
Hasna Fadila
2. Saka
Lukman Abiyu
7) Basuki
Rahmat (+ Suyanti) memiliki anak: Yuda Uki
8) Sri
Wahyuni (+ Suparni) memiliki anak:
1. Dian
Eka Maya (+ Hartono) memiliki anak: Moch. Farel
2. Mentari
9) Sri
Manfaati (+ Mujianto) memiliki anak:
1. Tika
Puspita Sari (+ Halim Pradana) memiliki anak: (1) Risqiyah, (2) Alfiah
2. Okti
Prasetia (+ Tiyas Istifadah) memiliki anak: (1) Oksavani, (2) Alfiah Ramadhani
3.
Kyai
Bajuri (+ Nyai Suprihatin) memiliki anak:
1) Dewi
Sulistyowati (+ Dwiyono) memiliki anak:
1. Putri
Permatasari (+ Piet Van Kempen) memiliki anak: Alex Asraf Samudra
2. Dani
Prasetyo
2) Nunus
Sulfiyah (+ Kusdiansyah) memiliki anak:
1. Deddy
Aulia Triansyah (+ Nur Indah Sari) memiliki anak: (1) Rafky Adzka Firmansyah,
(2) Rohana Qanita Sari
2. Nana
Aulia Sulfiyah (+ Alex Setio Utomo) memiliki anak: Farel Lexan Rahmansyah
3) Moch.
Sahid (+ Sudarlina) memiliki anak:
1. Eko
Ahmad Satrio (+ Meitta Sari)
2. Yuliana
Sahid
4) Moh.
Zamroni (+ Istiwi) memiliki anak:
1. Moh.
Putra Patria
2. Daffa
Dwi Andika
5) Edy
Yusuf (+ Wahyudiasih) memiliki anak:
1. Figilya
Brilianti
2. Fadil
Ataya Yusuf
6) Yunus
Setyawan (+ Andriani) memiliki anak:
1. Dzaky
Maulana Andrianus
2. Shafira
Ramadhani Andrianus
7) Rohmad
Hidayat
4.
Kyai
Soeradi (+ Nyai Sribanun) memiliki anak:
1) Suweti
Sulistyawati (+ Maryoto) memiliki anak:
1. Erika
Marliawati (+ Anang Setiawan) memiliki anak: Azam Farrous Setiawan
2. Triana
Kartikawati
2) Surya
Dewi (+ Juma’i) memiliki anak:
1. Hagi
Hayu Siwi
2. Jonata
Prawira
3) Iwan
Santosa (+ Hajar Kurniati) memiliki anak:
1. Sania
Salsabila Mardita
2. Govan
Dwi Harsanto Nugroho
4) Bambang
Wiyono (+ Asmawati) memiliki anak:
1. Revi
Ravandi
2. Shita
Fabian Putra Wiyas
5) Diah
Asri (+ Singgih Ponco Widaryanto) memiliki anak:
1. Tausta
Andrianto
2. Fabio
Julyas Andrianto
6) Maya
Febriyanti
7) Dina
Agustina
5.
Nyai
Siti Romlah (+ Kyai Mufadil) memiliki anak:
1) Susiati
(+ Gunawan) memiliki anak:
1. Ahmad
Bagus Pradana (+ Dina Puji Lestari) memiliki anak bernama: Tamara Najwa
2) Ruwik
Widayati (+ Sunardi) memiliki anak bernama: Rahmad Rufandi
3) Miftahul
Hidayat atau Sentot (+ Siti Kholifah) memiliki anak:
1. Ardi
Alfiansyah
2. Fani
Ficaksono
3. Wulan
Suci Rahmadanti
4. Adini
Rohmadona
6.
Nyai
Siti Romiyatun (+ Kyai Ahmad Sastro Soedirjo) memiliki
anak:
1) Elice
Ernawati (+ Padmono) memiliki anak:
1. Elpha
Pramudya Ikawati
2. Elpha
Indra Rukmana (+ Lilis Agustina) memiliki anak: Pratama Dipendra Rukmana
3. Elpha
Daniel Tricahyo
2) Arief
Setiawan (+ Wiwik Dwi Pangesti)
3) Suci
Relawati (+ Eko Siswoyo) memiliki anak:
1. Prasetyo
Haqqi Mochammad
2. Moch.
Ardhiyan Krisawan
4) Anies
Erawati (+ Kiswandi) memiliki anak:
1. Rini
(+ Ibnu Haris) memiliki anak bernama: Moch. Aisy Afrah
2. Moch.
Abdul Rochman Al-Kuswandi
3. Viaty
Fasa Husnah Al-Kuswandi
5) Anita
Iznul Wati (+ Munid Nur) memiliki anak:
1. Nur
Azimi Uluwi Achmad
2. Nur
Hisyam Muzadi Achmad
3. Bunga
Aulia Amanda
7.
Nyai
Siti Maryam (+ Kyai Samsul Hadi) memiliki anak:
1) Nurul
Wahidah (+ Hamidan Mustofa) memiliki anak:
1. Fadli
Wildan F.
2. Gilang
Dzulfikri R.
3. Hasbi
Ahmad Azzami
2) Haris
Ahmad (+ Siti Kholisah) memiliki anak:
1. Adam
Rafli Al-Majid
2. Fira
8.
Kyai
Rohmad Kaeni (+ Siti Nur Aisiyah) memiliki beberapa
anak, di antaranya:
1) Diah
Rosiani Handayu/ Ayu (+ Gatot Sudjarwo) memiliki anak:
1. Gatria
Imanda Diandara Kinanti
2. Fiona
Amalia Diandara Khinayah
3. Andito
Surya Maulana Prawiro
2) Diah
Rosita Hairani/ Ira (+ Khoirut Tauchit) memiliki anak bernama: Hasbi Maulana
Tauchit
3) Dani
Ranu Jayadi/ Danu (+ Ira Susanti)
Demikianlah beberapa keturunan Kyai
Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman Blitar dari putrinya yang pertama yakni
Nyai Asri (+ Kyai Ngaini). Tentu saja, semua keturunan yang disebutkan di atas
merupakan hasil kajian dari beberapa data yang diperoleh pada saat penulisan
buku kecil ini dilakukan. Dengan demikian, keterbatasan buku kecil ini adalah
akan mengesampingkan beberapa data para keturunan setelah buku ini dicetak atau
diterbitkan. Berikutnya, buku kecil ini akan membahas pula beberapa keturunan (dzuriyyah) Kyai Soeroredjo (+ Nyai
Muntinah) dari jalur putri nomor dua yang bernama Nyai Asmirah dan dinikahi oleh Kyai Saeun
B.
Keturunan
Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asmirah
Adapun
putri kedua Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) yang bernama Nyai Asmirah dan dinikahi
oleh Kyai Saeun memiliki lima anak yang semuanya perempuan, di antaranya:
1.
Nyai Kaminah
2.
Nyai Kamsiyah
3.
Nyai Sulastri
4.
Nyai Siti Fatokah
5.
Nyai Suratmi
Selanjutnya keterangan
keturunan dari kelima cucu Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) dari jalur Nyai
Asmirah (+ Kyai Saeun) di atas hingga buku kecil ini ditulis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Nyai Kaminah (+ Kyai
Tulus) memiliki satu anak bernama Suyatin (+ Nyoman Sartika Yasa) dan berputra
dua yaitu: (1) Putu Ari Sudana dan (2) Made Vedhayana.
2.
Nyai
Kamsiyah (+ Kyai Kusen) memiliki tiga anak, yaitu:
1) Suisman (+
Widhiarti) memiliki anak:
1. Fitrianto Eko Umboro (+ Nurjaya) berputra: (1)
Dimas Syadira Attarsyah; (2) Rizki Attarsyah.
2. Nanang Susanto (+ Karmasih)
3. Widia Susanti (+ Iwan Indra Kusuma)
2) Isgono (+
Ana) memiliki anak bernama:
1. Isdiana
Putri (+ Agung Subekti) memiliki anak bernama: (1) Cantas; (2) Alliya.
3) Pujiono (+
Ajeng Koestantina) memiliki anak:
1. Maulana
Galih Pratama (+ Eka Yuliani) memiliki anak bernama: Arjuna Ayubbi Al-Pratama
2. Yulia
Pandansari (+ Taufan Indra Prakasa) memiliki anak bernama: Alesana Roman
Jericho
3. Puput
Ambarukmana
4) Sudibyo (+
Adi Nur Irawati) memiliki anak:
1. Dhebira
Intan Sari (+ Ahmad Muchrotib) memiliki anak bernama: Ahmad Saka Wiratama
2. Dhea
Oktaviana
3. Ageng Basid
Pamungkas
3.
Nyai
Sulastri (+ Kyai Suradi Hadi Soekanto) memiliki sembilan anak, yaitu:
1) Suharni (+
Pranggono Sunu Waluyo) memiliki anak:
1. Erna Tiyas
Mininningrum (+ Punto Dwiyantoro) memiliki anak bernama: Aisyah Maritza
Widyaningrum
2. Ristin
Wuryanningrum (+ Wahyu Tri Prasetyo) memiliki anak bernama: Almahyra Fatimah
Yuristyaningrum
3. Rizki Tri
Asmoro
2) Sri Suharti
(+ Jektiono) memiliki anak:
1. Eka Roswida
Anggraini (+ Yokabus Ariyanto) memiliki anak: (1) Celaudyka Alifia Zahra, (2)
Ghassani Shaynala Nandyka
2. Citra Widi
Ujiningari (+ Bobby Arya Sanjaya) memiliki anak bernama: Shanum Teresya
Alyssaira
3. Tyastiana
Yustanti
3) Suharibowo
(+ Sunarmi) memiliki anak:
1. Hendra Teguh
Wijaya
2. Ebta Afandi
Setiawan
4) Tutik
Sulasmiati (+ Soni Laksono) memiliki anak bernama: Lucy Indriastuti
5) Joko
Suhariyono (+ Yuliati) memiliki anak:
1. Jiwa Yusiana
(+ Tedjo Novi Atmoko) memiliki anak: (1) Bilal Abdullah Jati, (2) Iqbal
Abdullah Jati
2. Jiwa Retno Dumilah
(+ Rangga Tri Andika Prambacana)
3. Jiwa Aji
Saka Wijaya
4. Jiwa Gaby
Sahira Aninndya
6) Nanik
Wijayanti (+ Achmad Soebiyanto) memiliki anak:
1. Edwin
Wicaksono
2. Sabrina Ayu
Rismeidayanti
3. Deta Achsa
Wijaya
7) Sri Endah
Budi Utami (+ Wahyono Iswinarko) memiliki anak:
1. Salmadina
Putri Purnamasari
2. Ramadhani
Tedja Bagaskara
8) Sulistyorini
(+ Muhammad Ramadhan) memiliki putra bernama: Laode Muhammad Iqbal Ramadhan
9) Yoyok Waluyo
(+ Nur Hasanah) memiliki anak:
1. Fayola Eka
Dian Safira
2. Fian
4.
Nyai Siti
Fatokah (+ Kyai Adi Sudarmo) memiliki tiga anak yaitu:
1) Adi Nur Anna
(+ Didik Suhadi) memiliki anak:
1. Rinda Agus
Tiana (+ Agus Rubiyanto) memiliki anak: (1) Zafira Rashida Aliya Putri
Rubiyanto, (2) Zahra Raisa Ammara Putri Rubiyanto
2. Moch. Mawan
Setiaji (+ Munawaroh)
3. Diana
Indriani (+ Teguh Adi Lukito) memiliki anak: (1) Khaira Izza Firtaninda, (2) M.
Ramazian Secananda, (3) M. Gavirdan Tertiananda
2) Krisno Adi
(+ Diana) memiliki anak:
1. Vita
2. Lutfi
3. Dilla
3) Adi Nur
Irawati (+ Sudibyo) memiliki anak:
1. Dhebira
Intan Sari (+ Ahmad Muchrotip) memiliki anak bernama: Ahmad Saka Wiratama
2. Dhea
Oktaviana
3. Ageng Basid
Pamungkas
5.
Nyai Suratmi
Solo (+ Kyai Rusdi)
memiliki tiga anak, yaitu:
1) Bambang
Wahyudi (+ Murti) memiliki anak:
1. Gilang
Wahyudi
2. Bintang
Wahyudi
2) Dwi Wahyu Widodo
(+ Nuriah Evi Kuswanti) memiliki anak:
1. Mirza
2. Rafi
3. Cantya
Kirana
3) Palapa Yuli
Wahyutriastuti (+ Mujianto) memiliki anak:
1. Alya Shoofi
Jayawardhani
2. Kamila Yumna
Tunggadewi
Demikianlah
putra-putri dan keturunan Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman, Blitar dari
putrinya yang kedua yakni Nyai Asmirah (+ Kyai Saeun). Sehingga terasa telah
cukup penulisan keturunan dari kedua putri Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman,
Blitar sebagaimana yang diuraikan di atas. Atau walau kemungkinan kurang bisa
dianggap cukup atau lengkap, tentu saja menjadi sesuatu yang wajar dalam
berbagai tulisan apapun.
Selanjutnya
pada bab berikutnya, buku kecil ini juga akan membahas sekelumit persebaran
keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang berada di Blitar, seperti:
Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat-Blitar, Kyai Raden Ngabehi
Wirogati Jatimalang-Blitar, silsilah Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim
Fathullah), Raden Ragil Siddiq (Eyang Siddiq), Kyai Kasan Besari (Mbah Bontar)
yang makamnya berada di “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan dan lain
sebagainya.
Tak
jauh dari hal di atas, sekelumit persebaran Sunan Tembayat (Sayyid Hasan
Nawawi) yang berada di luar Blitar, seperti: Tulungagung, Pasuruan, Mojokerto,
Sidoarjo, Malang juga perlu disebutkan dalam buku kecil ini. Tentu saja,
pembahasan tersebut hanya sekilas dan tidak bisa secara lengkap hingga seluruh
generasinya ke bawah. Dan inilah yang merupakan bagian dari keterbatasan dari
isi buku kecil ini.
BAB TIGA
PERSEBARAN KETURUNAN SUNAN TEMBAYAT DI BLITAR DAN
SEKITARNYA
A. Persebaran Keturunan Kyai Raden
Muhammad Qosim
Kyai
Raden Muhammad Qosim atau yang sering disebut “Mbah Kasiman” atau “Eyang
Kasiman” merupakan keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang telah
banyak menebarkan keturunan di daerah Blitar, Tulungagung, dan lain sebagainya.
Dalam catatan “Silsilah Panembahan Agung
Sunan Tembayat” yang disimpan oleh Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman
Blitar disebutkan bahwa Kyai Raden Muhammad Qosim (Mbah Kasiman) memiliki empat
istri dan beberapa cucu sebagai berikut:
1. Nyai
Wahidah Qosim (istri pertama), memiliki lima orang anak, yaitu:
1. Kyai
Zahid Sarko, berputra 6 orang, diantaranya: (1) Mbah Daris; (2) Mbah Donokaryo;
(3) Nyai Ngalawi; (4) Nyai Aliyah; (5) Nyai Qomariyah; dan (6) Kyai Murid.
2. Kyai
Muhammad Syakban Tumbu/ Kyai Syakban Gembrang Serang, Kalangbret, Tulungagung,
berputra 9 orang, yaitu: (1) Kyai Muhammad Asrori pendiri Masjid Al-Asror,
Kedungcangkring, Srengat, Blitar; (2) Kyai Imam Afdari; (3) Nyai Hj. Moh. Imron,
Jarakan, yang menurunkan Kyai Jauhari Mahmud Notorejo, Tulungagung; (4) Nyai
Salamah; (5) Nyai Nur Besari/ Nyai Dodok Kerjen, Srengat, Blitar; (6) Nyai
Kasan Mujahid/Nyai Marfuatun, pendiri Masjid Baitul Hasanah, Bedali,
Purwokerto, Srengat, Blitar; (7) Nyai Mutammimah; (8) Kyai Mursoho Prambutan,
menantu Kyai Imron Masjid Al-Falah, Prambutan, Ponggok, Blitar; (9) Nyai
Djaiyah.
3. Nyai
Salamah Mangun Fuqoha’ (Masjid Al-Munawwar Tulungagung), berputra 2 orang,
yaitu: (1) Nyai Mukminah Bancaan, Tulungagung; dan (2) Nyai Mukridah.
4. Kyai
Wari, berputra satu orang, yaitu: Kyai Kasan Redjo Pakel.
5. Kyai
Garban (Nyai Arifin) Tulungagung, berputra 3 orang, yaitu: (1) Nyai Yunus; (2)
Nyai Nariyah; dan (3) Nyai Ramijah.
2. Nyai
Tsaniyah Qosim (istri kedua), memiliki empat orang anak, yaitu:
1. Nyai
Lumijah, berputra 2 orang, yaitu: (1) Kiai Djiyokromo Blitar; (2) Kyai Modin
Nglangon.
2. Nyai
Satimah, berputra 2 orang, yaitu: (1) Kyai Kasdanun; dan (2) Kyai Kasdani.
3. Kyai
Ahmad Ishaq, berputra 7 orang, yaitu: (1) Nyai Minah/ Nyai Kasdanun; (2) Nyai
Morinah Mafkud; (3) Nyai Djangsi/ Nyai Khotib Imam; (4) Kyai Marwi Djumput; (5)
Nyai Mukirah; (6) Nyai Satimah; (7) Kyai Kasimun.
4. Nyai
Menur Kalangbret, berputra 4 orang, yautu: (1) Kyai Rodjikan; (2) Kyai Dardji;
(3) Kyai Dardjo; (4) Kyai Marjan.
3. Nyai
Tsalisah Qosim (istri ketiga), memiliki dua orang anak, yaitu:
1. Kyai
Imam Mustari, berputra 8 orang, yaitu: (1) Kyai Mangun Hardjo Naib Kota; (2)
Kyai Abdurrahman Dawuhan; (3) Kyai Abu Yamin Kauman; (4) Kyai Somoredjo Kauman;
(5) Nyai Chotimah/ Bu Lurah Dandong; (6) Nyai Lamrah Wlingi; (7) Nyai Woeryan
Bu Naib Kesamben; (8) Kyai Satral Kusni Kauman.
2. Kyai
Kasan Syuhadak, berputra 8 orang, yaitu: (1) Nyai Murdinah/ Bu Naib Wlingi; (2)
Nyai Mursidah/ Bu Abdurrahman Mrican; (3) Kyai Imam Burhan Penghulu Blitar; (4)
Kyai Mukmin Naib Talun; (5) Nyai Nyai Sudjinah/ Bu Naib Kademangan; (6) Nyai
Rubingah/ Bu Naib Gandusari; (7) Nyai Kongidatun/ Bu Nyai Imam Hidayat; dan (8)
Kyai Muallif Adjun Penghulu.
4. Nyai
Robi’ah Qosim (Nyai Manjiyah, Ngaglik, Srengat) tidak memiliki anak.
Dari
putra-putri Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) tersebut, ternyata banyak
sekali keturunan mereka yang menikah dengan saudara misanan, midoan, dan lain sebagainya. Begitu pula ada banyak pula
yang menikah dengan para keturunan Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari
Ponorogo. Dengan demikian, terkadang untuk menarik garis silsilah nasab pun
terkadang mengalami saling ketemuan seperti membentuk jaring laba-laba. Kyai
Raden Muhammad Qosim yang memiliki saudara kandung Kyai Raden Rembang Blitar dan Nyai Choiruddin
Srengat juga banyak yang menikah sesama saudara misanan, mindoan dan semacamnya hingga seperti membentuk jaring
laba-laba pula.
Kyai M. Syakban Tumbu, Kalangbret, yang
makamnya berada dalam areal “Makam Auliya Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto,
Srengat, Blitar misalnya, juga menikah dengan cucu Kyai Raden Mangun Witono
(Sayyid Hasan Ghozali) Kalangbret Tulungagung. Begitu pula, putra Kyai M.
Syakban Tumbu ada pula yang menikah dengan keluarga besar keturunan Kyai Ahmad
Ishaq, Kyai Imam Mustari, dan lain sebagainya. Bahkan Kyai Muhammad Asrori
Kedungcangkring juga menikah dengan Nyai Haditsah binti Muhammad Yunus yang
masih ada hubungan kekerabatan.
B. Persebaran Keturunan Raden Ngabehi
Wirogati
Raden Ngabehi Wirogati merupakan
keturunan ke-6 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang menjadi cikal
bakal berdirinya desa Jatimalang, Sentul, Kota Blitar. Adapun silsilah Raden
Ngabehi Wirogati yang berurutan hingga Sunan Tembayat dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2. Raden
Ishaq Panembahan Jiwo
3. Panembahan
Minang Kabul Ing Tembayat
4. Panembahan
Masjid Wetan
5. Raden
Ayu Wongsodipo (istri Adipati Martopuro Jepara)
6. Raden
Ngabehi Wirogati Jatimalang, Sentul, Blitar
Dikisahkan bahwa Raden Ngabehi
Wirogati memiliki tiga orang istri. Dari salah satu istri Raden Ngabehi
Wirogati tercatat memiliki empat orang anak sebagai berikut, yaitu:
1. Kyai
Ponco Hardjo, memiliki satu putra yaitu Mbah Kasimin.
2. Kyai
Mangun, memiliki lima putra yaitu: (1) Mbah Sainem; (2) Mbah Sadjinem; (3) Mbah
Sainah; (4) Mbah Sarah; dan (5) Mbah Mangun Karso.
3. Kyai
Djowongso, memiliki sembilan anak yaitu: (1) Mbah Katiyem; (2) Mbah Wongso
Sentono; (3) Mbah Wongso Hardjo; (4) Mbah Karsontono; (5) Mbah Kanikem; (6)
Mbah Kamisah; (7) Mbah Sopuro; (8) Mbah Asmo Mihardjo; dan (9) Mbah Djojo
Kasbi.
4. Kyai
Djojo Hardjo, tidak memiliki keturunan.
Selanjutnya dari uraian
di atas dapat dijelaskan bahwa Mbah Kasimin memiliki lima putra-putri yang
merupakan cucu dari Kyai Ponco Hardjo, di antaranya: (1) Mbah Saekun; (2) Mbah
Tinem; (3) Mbah Sujud; (4) Mbah Sirum; dan (5) Mbah Seno.
Adapun cucu Kyai Mangun
dari anaknya yang bernama Mbah Sainem, di antaranya; (1) Mbah Misidjan; (2)
Mbah Misiran; (3) Mbah Katilah; dan (4) Mbah Rasmi. Sedangkan cucu Kyai Mangun
dari anaknya yang bernama Mbah Sadjinem adalah Mbah Hardjo Diran dan Mbah
Sampirah. Sementara itu, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sainah ada satu yaitu Mbah
Sukinem. Selanjutnya, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sarah juga ada satu yaitu Mbah
Sakidjo. Terakhir, cucu Kyai Mangun dari Mbah Mangun Karso ada dua yaitu: Mbah
Muadji dan Mbah Kardjono.
Ketiganya, cucu Kyai
Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Katiyem di antaranya: (1) Mbah Sanidjem;
(2) Mbah Samiran; (3) Mbah Samidjah; (4) Mbah Samirah; (5) Mbah Saminah; (6)
Mbah Katinah; dan (7) Mbah Isnu Ranu Pranoto. Adapun cucu Kyai Djowongso dari
Mbah Wongso Sentono, di antaranya: (1) Mbah Sastrodipuro; (2) Mbah Minah; (3)
Mbah Hardjowirjo; (4) Mbah Mariyam; (5) Mbah Kartodihardjo; (6) Mbah
Djodjowirjo; (7) Mbah Siswo Sudjono; (8) Mbah Tjokro Rustam; (9) Mbah Ladijo;
(10) Mbah Ladiman; (11) Mbah Ruslan; (12) Mbah Kartini; dan (13) Mbah Sunoto.
Selanjutnya, cucu Kyai
Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Wongso Hardjo, di antaranya: (1) Mbah
Kasmi; (2) Mbah Karmidi; (3) Mbah Minem; (4) Mbah Partun; (5) Mbah Wagijem; (6)
Mbah Karsitojo; (7) Mbah Ngatirah; dan (8) Mbah Kamidah. Adapun cucu Kyai
Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Karsontono, di antaranya: (1) Mbah
Simur; (2) Mbah Mursijem; (3) Mbah Kardi; (4) Mbah Sudjamilah; (5) Mbah
Tumijem; dan (6) Mbah Marsinah. Cucu Kyai Djowongso dari Mbah Kanikem, di
antaranya: (1) Mbah Raminem; (2) Mbah Tumidjah; (3) Mbah Lasiman; (4) Mbah
Tuminem; dan (5) Mbah Tumilah.
Tak jauh dari hal di
atas, cucu Kyai Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Kanisah, di antaranya:
(1) Mbah Saripah; (2) Mbah Sastro Kamiran; dan (3) Mbah Sarimah. Sedangkan cucu
Kyai Djowongso dari anak Mbah Sopuro, di antaranya: (1) Mbah Hardjo Saimun; (2)
Mbah Rusmi; (3) Mbah Rusman; (4) Mbah Sukarmi; (5) Mbah Sutinah; dan (6) Mbah
Karmiyatun. Sementara cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Kasmo Mihardjo, di
antaranya: (1) Mbah Warti; (2) Mbah Sunarko; dan (3) Mbah Mikapti. Terakhir,
cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Djojo Kasbi, di antaranya: (1) Mbah Sukatmi;
(2) Mbah Sukatinem; (3) Mbah Sukamto; (4) Mbah Sumilah; (5) Mbah Suparti; (6)
Mbah Bedjo; (7) Mbah Sudjono; dan (8) Mbah Sudarmin.
Persebaran keturunan
Sunan Tembayat dari jalur Raden Ngabehi Wirogati banyak menyebar di Jatimalang,
Sentul, Kota Blitar. Tentu saja, anak cucu Raden Ngabehi Wirogati yang semakin
lama semakin banyak tidak hanya menyebar di tempat beliau menjadi cikal bakal
desa tersebut. Mereka banyak menyebar ke berbagai daerah hingga Surabaya,
Jakarta, dan lain sebagainya. Tak berhenti di situ saja, pertemuan perkawinan
dari antarketurunan pun juga terjadi sebagaimana dalam keturunan-keturunan
Sunan Tembayat lainnya. Tentu saja, hal yang demikian seakan-akan membentuk
jaring laba-laba secara alamiah (natural).
C. Persebaran
Keturunan Sunan Tembayat di Tempat Lain
Terdapat banyak keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang
tersebar di berbagai daerah Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, dan
sekitarnya. Dikisahkan bahwa dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan
terdapat makam para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang
dimakamkan di tempat tersebut. Dalam beberapa catatan disebutkan bahwa Eyang
Siddiq (Raden Ragil Siddiq) dan adiknya Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah)
yang makamnya berada di “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan merupakan
keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat. Berikut silsilah keduanya.
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Raden Ishaq
Panembahan Jiwo
3.
Panembahan
Minang Kabul Ing Tembayat
4.
Panembahan
Masjid Wetan
5.
Pangeran
Wuragil
6.
Raden Ragil
Sedo Komuk
7.
Raden Ragil
Siddiq dan Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah)
Tentu saja, tidak hanya kedua tokoh itu saja yang merupakan
keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) dan dimakamkan di areal “Makam
Sentono Lodoyo” Blitar Selatan. Sebab ada banyak sesepuh yang menyatakan bahwa
ada banyak keturunan (dzurriyyah)
Sunan Tembayat yang dimakamkan di tempat tersebut. Dikisahkan bahwa Mbok Boinem
(waliyullah wanita) dan Mbah Bontar (Kyai Kasan Besari) yang dimakamkan dalam
areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan juga merupakan keturunan dari Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), Klaten-Jawa Tengah.
Namun ada versi lain khusus silsilah nasab Mbah Bontar (Kyai Kasan
Besari) yang makamnya berada dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan
tersebut. Yakni, sebuah silsilah nasab yang penulis dapatkan dari Saudara
Asyauri Jakarta sebagai berikut:
4.
Al-Imam Ali Zainal Abidin
5.
Al-Imam Muhammad Al Baqir
6.
Al-Imam Ja’far As-Sodiq
7.
Al-Imam Ali Uradhi .
8.
Al-Imam Muhammad An-Naqib .
9.
Al-Imam Isa Naqib Ar-Rumi
10. Al-Imam
Ahmad al-Muhajir
11. Al-Imam Ubaidillah
12. Al-Imam
Alawi Awwal
13. Al-Imam
Muhammad Sohibus Saumi’ah
14. Al-Imam
Alawi Ats-Tsani
15. Al-Imam
Sayyid Ali Kholi’ Qosim
16. Al-Imam Muhammad
Sohib Mirbath
17. Al-Imam
Alawi Ammil Faqih
18. Al-Imam Abdul
Malik Azmatkhan
19. As-Sayyid
Abdullah Azmatkhan
20. As-Sayyid
Ahmad Shah Jalal
21. As-Sayyid
Asy-Syaikh Jumadil Kubro al-Husaini
22. As-Sayyid
Maulana Ibrahim As-Samarqondi
23. As-Sayyid
Rahmatullah (Sunan Ampel)
24. As-Sayyid
Maulana Hamzah Lamongan
25. Panembahan
Maulana Mas (Panembahan Kajoran)
26. Ratu Ayu
Pajang (+ Sultan Benowo)
27. Ratu Dyah
Banowati (+ Sultan Mas Jolang)
28. Sultan Agung
Mataram
29. Pangeran
Sayyidin (+ Raden Ayu Wetan)
30. Pangeran
Puger (+ Ratu Mas Balitar)
31. Paduko
Sinuwun Suryo Putro
32. Raden Mas
Sandeyo (Kyai Nur Iman Mlangi)
33. Kyai Kasan
Besari/ Kyai Hasan Bashori (Mbah Bontar)
Berdasarkan
silsilah nasab tersebut, Kyai Kasan Besari banyak melahirkan beberapa keturunan
yang berada di Plosokerep, kota Blitar. Adapun para keturunan Kyai Kasan Besari
(Mbah Bontar) dari data yang penulis peroleh, di antaranya: Kyai Hasan Dani,
Kyai Hasan Mukmin, Kyai Abdullah Yusuf, Kyai Ma’ruf, dan lain sebagainya. Jadi,
pertemuan saudara di atas bertemu pada As-Sayyid Rahmatullah (Haji Bong Swi Ho/
Sunan Ampel) Surabaya.
Selain itu, KH. Raden Abdul Fattah pendiri Pondok Pesantren Menara
Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung juga merupakan keturunan ke-14 dari Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi atau Sayyid Ihsan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil)
Sentono Gedong Kediri. Begitu pula, KH. Abdul Khobir Sirodj penerus keberadaan
pesantren tersebut yang merupakan keponakan KH. Raden Abdul Fattah, juga tercatat
sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi bin Maulana
Hamzah bin Rahmatullah Sunan Ampel). Berikut silsilah nasab KH. Raden Abdul
Fattah Mangunsari Tulungagung:
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Sayyid Hanafi
Musa
3.
Sayyid Abdul
Malik Karim
4.
Sayyid
Zainuddin
5.
Sayyid Abu
Bakar
6.
Sayyid Abdillah
7.
Sayyid Sulaiman
Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.
Sayyid Abdul
Qadir
9.
Sayyid
Abdurrahman
10. Sayyid Nur Hasyim
11. Sayyid Nur Miyat
12. Kyai Haji Sulaiman
13. Kyai Haji Hasan Tholabi
14. Syaikh KH. Raden Abdul Fattah
Sementara
itu, KH. M. Mubasyir Mundzir pendiri Pondok Pesantren Ma’unah Sari, Bandar
Kidul, Kediri juga tercatat sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid
Hasan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong
Kediri. Berikut silsilah KH. M. Mubasyir Mundzir yang dimaksud:
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Sayyid Hanafi
Musa
3.
Sayyid Abdul
Malik Karim
4.
Sayyid
Zainuddin
5.
Sayyid Abu
Bakar
6.
Sayyid Abdillah
7.
Sayyid Sulaiman
Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.
Sayyid Abdul
Qadir
9.
Sayyid
Abdurrahman
10. Sayyid Nur Hasyim
11. Sayyid Nur Miyat
12. Syaikh Karimun (Bagor, Nganjuk)
13. Nyai Suminah (Mangunsari, Nganjuk)
14. Nyai Musyrifah (istri Syaikh KH. M. Imam Bakri)
15. Syaikh KH. M. Mubasyir Mundzir
Tak
jauh dari itu, KH. Abdul Madjid Ma’roef seorang tokoh pendiri Tharikah
Wahidiyyah Kedunglo, Kediri, juga tercatat sebagai keturunan Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) yang
makamnya berada di “Makam Sentono Gedong” Kediri-Jawa Timur. Tokoh semacam KH.
Abdul Madjid Ma’roef telah diakui sebagai ahli tasawuf oleh berbagai kalangan.
Beliau juga merupakan kawan seperjuangan KH. Hamim Djazuli (Pendiri Jantiko
Mantab) dan KH. M. Mubasyir Mundzir dalam berdakwah Islam. Berikut merupakan silsilah
nasab KH. Abdul Madjid Ma’roef Kedunglo, Kediri:
1.
Sunan Tembayat (Syaikh Hasan Nawawi)
2.
Syaikh Hanafi Musa
3.
Syaikh Abdullah Malik al-Karim
4.
Syaikh Zainuddin
5.
Syaikh Abdullah Musa
6.
Syaikh Abdurrahman
7.
Syaikh Syafii
8.
Syaikh Sholeh
9.
Syaikh Abdul Razzaq
10. Syaikh
Syafii
11. Syaikh Abdul
Madjid
12. Syaikh KH.
Muhammad Ma’roef (pendiri Pondok Pesantren Kedunglo) Kediri
13. Syaikh KH.
Abdul Madjid Ma’roef (pendiri Tharikah Wahidiyyah) Kedunglo, Kediri.
Dan
perlu diketahui pula bahwa istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung,
Jombang juga merupakan keturunan Sunan Tembayat. Istri pertama Sayyid Sulaiman merupakan putri
dari Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan. Berikut silsilah istri pertama
Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang:
1.
Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.
Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.
Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.
Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.
Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan
7.
Nyai Sayyid Sulaiman I (istri pertama Sayyid Sulaiman,
Betek, Mojoagung, Jombang)
Dari perkawinan Nyai Sayyid Sulaiman binti Mbah Sholeh
Sumendi Winongan, Pasuruan dengan Sayyid Sulaiman yang makamnya berada di
Betek, Mojoagung, Jombang tersebut memiliki dua putra, yaitu: (1) Kyai Ahmad
Lebak, Winongan, Pasuruan; dan (2) Sayyid Hazam Malang. Sementara itu, dalam
buku kecil ini tidak ada data dari putra-putri Sayyid Sulaiman Mojoagung,
Jombang, dengan istri-istrinya yang lain. Konon, dari beberapa istri yang
lainnya kemudian menurunkan KH. Muhammad Kholil Bangkalan, seorang waliyullah
guru dari KH. Muhammad Hasyim Asyari (salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama)
Tebuireng, Jombang.
Makam
Sayyid Sulaiman Mojoagung Jombang menantu Mbah Sholeh Sumendi Winongan
Pasuruan.
Selain
itu, perlu diketahui pula bahwa Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan juga
merupakan keturunan ke-9 dari Sunan Tembayat. Beliau merupakan canggah (keturunan keempat) dari Mbah
Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan. Berikut silsilah nasab Sayyid Hasan Sanusi
(Mbah Slagah) Pasuruan:
1.
Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.
Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.
Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.
Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.
Mbah Sholeh Sumendi (Winongan, Pasuruan)
7.
Mbah Kyai Sakaruddin
8.
Mbah Kyai Sa’ad
9.
Mbah Slagah (Sayyid Hasan Sanusi) Pasuruan
Makam
Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan
Selanjutnya,
istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro Rejoso, Pasuruan juga tercatat
sebagai keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi). Istri pertama
Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro merupakan putri dari Mbah Sholeh Sumendi
Winongan, Pasuruan. Berikut merupakan silsilah istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim
Segoropuro, Rejoso, Pasuruan:
1. Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2. Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3. Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4. Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5. Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6. Mbah Sholeh Sumendi (Winongan,
Pasuruan)
7. Nyai Arif Segoropuro (istri Sayyid
Arif Abdurrahim) Segoropuro, Rejoso, Pasuruan
Makam
Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan
Dari
perkawinan Nyai Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan (istri
pertama dari Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro) tersebut memiliki seorang anak
bernama Sayyid Hasan
Madinah yang berada di Bohar, Sepanjang, Sidoarjo.
Tentu saja,
masih banyak lagi persebaran keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) di
berbagai daerah lainnya. Hal tersebut bisa dipelajari dari buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV:
Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” yang ditulis oleh Raden Ayu
Linawati Djojodiningrat atau buku-buku lain yang ditulis oleh para peneliti
dengan beragam gaya dan versi masing-masing.
Dan perlu
diketahui bahwa para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) memiliki
keragaman kultur berbeda antara yang satu dan lainnya. Ada di antara mereka yang
menjadi seorang waliyullah, ahli petapa, hafidz al-Qur’an, pejabat
pemerintahan, pendiri pondok pesantren, petani, karyawan, pedagang, pengusaha, guru,
dosen, polisi, paranormal, dalang wayang kulit, ahli ilmu Kejawen, mursyid
tharikah, pimpinan ormas keagamaan, pimpinan sebuah padepokan atau pesanggrahan
dan profesi-profesi lainnya.
Oleh sebab
itu, ada satu semangat dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang harus
dijaga oleh keturunannya dari generasi ke generasi. Salah satu semangat Sunan
Tembayat tersebut adalah “semangat patembayatan”
(semangat pirukunan) terhadap sesama
manusia tanpa memandang agama, suku, budaya, aliran kepercayaan dan lain
sebagianya. Semangat “patembayatan”
atau “pirukunan” inilah yang sejak
dahulu diterapkan oleh Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) terhadap semua
kalangan, tanpa membedakan agama dan aliran kepercayaan yang ada kala itu.
Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa hidup rukun dengan pemerintahan Kerajaan
Islam Demak, Pajang, hingga Mataram. Bahkan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan
Nawawi) juga telah terbukti dapat mengadakan “patembayatan” atau “pirukunan”
kepada murid-murid Syaikh Siti Jennar (Syaikh Lemah Abang) yang telah mendapat
stigma sesat dari beberapa kalangan kala itu. Sunan Tembayat juga bisa
mengadakan “patembayatan” dan “pirukunan” kepada pihak Arya Penangsang
yang didukung oleh Sunan Kudus dan pihak Jaka Tingkir yang didukung oleh Sunan
Kalijaga. Bagi Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), “patembayatan” merupakan sesuatu yang harus betul-betul dijaga
secara lahir maupun batin.
Sebagai
generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), mungkin saja memiliki
semacam tradisi leluhur untuk bisa menebarkan “patembayatan” atau “pirukunan”
kepada siapapun tanpa memandang suku, budaya, agama, ras, derajat, dan
semacamnya. Tidak sepatutnya, seseorang merasa paling benar sendiri. Hanya
ormas keagamaan yang diikutinya saja yang paling benar. Hanya aliran
keyakinannya saja yang paling benar. Hanya kelompoknya saja yang paling benar.
Sebab apabila seseorang memiliki perasaan demikian, tentu saja sangat sulit
untuk menebarkan “patembayatan” atau
“pirukunan” kepada sesama manusia
lainnya.
Akhirnya, mudah-mudahan
para generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa meneladani
tradisi atau ajaran “patembayatan” atau
“pirukunan” yang telah diajarkannya. Semoga
semua manusia hidup dalam kerukunan (patembayatan
atau pirukunan) tanpa memandang
agama, kepercayaan, suku, budaya, bangsa, status sosial, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan
Tuhan Yang Maha Kuasa memberi pertolongan kepada semua manusia untuk senantiasa
berusaha mengadakan patembayatan atau
pirukunan demi tercapainya kehidupan yang
damai, nyaman dan tentram.
BAHAN BACAAN
Abu
Naufal Bin Tamam At-Thahir (2011). Silsilah
Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad Sya’ban Al-Husaini. Blitar: Penerbit
Mbrebesmili Center.
Ach.
Rifai (1976). Silsilah Sementara Keluarga
Besar Ky. R. Moh. Kasiman Penghulu Srengat (Blitar). Blitar: Yayasan Kyai
Raden Muhammad Kasiman.
Ani
Setyaningsih (1984). Ki Ageng Tembayat.
Solo: Penerbit dan Toko Buku Tiga Serangkai.
Anonim
(2016). Raden Muhammad Kasiman.
Artikel diakses pada 22 Agustus 2016 dari https://krmkasiman.wordpress.com.
---------
(2016). Silsilah Panembahan Ageng Sunan
Tembayat. Lembaran silsilah yang didapatkan dari Kyai Raden Mas Tranggono,
Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman Blitar pada tanggal 25 Juli 2016.
---------
(2016). Silsilah Kyai Ageng Syakban Tumbu
(Kyai Syakban Gembrang Serang. Lembaran silsilah yang dikeluarkan oleh
Ba’du Dzurriyyah Kyai Muhammad Qosim (Kasiman) Blitar.
---------
(t.t). Silsilah Agung Mbah Kyai Muhammad
Syakban Pemakaman Auliya’ Mbrebesmili Santren Bedali Purwokerto Srengat Blitar.
Dikeluarkan Panitia Haul Agung Pemakaman Auliya’ Mbrebesmili Santren Bedali
Purwokerto Srengat Blitar.
---------
(t.t). Kumpulan Kajian Ahad Pagi Masjid
At-Taqwa Muhammadiyah & Silsilah Nasab Mbah Soeroredjo Kauman Blitar.
Kumpulan catatan Putu Ari Sudana Kauman Blitar.
---------
(2001). Panduan Dzikir dan Amalan
Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat. Blitar: Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat.
---------
(t.t). Silsilah Susuhunan Ing Tembayat.
Diperoleh dari Sholihoen (Keturunan dari Panembahan Masjid Wetan) dan distempel
oleh Badan Pembina Hastono Sunan Pandanaran Paseban, Bayat, Klaten, Jawa
Tengah.
---------
(1984). Sejarah Mbah Kyai Asror Pakisrejo, Srengat. Dikeluarkan oleh Panitia Haul
Akbar pada 15 Juli 1984.
--------
(t.t). Silsilah KH. Hasan Bashori bin KH.
M. Nur Iman. Diperoleh dari Sdr. Asyauri Jakarta pada 4 September 2016.
Arif
Muzayin Shofwan (2016). Kiai Ageng Raden
Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat Blitar: Keturunan Sunan Tembayat Klaten
Jawa Tengah. Artikel diakses pada 22 Agustus 2016 dari http://arifmuzayinshofwan.blogspot.co.id.
---------
(2008). Para Sesepuh Tongkat Estafet
Sunan Tembayat. Blitar: Penerbit
Mbrebesmili Center.
Faris
Khoirul Anam (2011). Al-Imam Muhajir
Ahmad bin Isa Leluhur Walisongo dan Habaib di Indonesia. Malang: Penerbit
Darkah Media.
Idrus
Alwi al-Masyhur (2010). Sejarah Silsilah
dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur
Tengah, India dan Afrika. Jakarta: Saraz Publishing.
K.
Siswosudjono (t.t). Wirogati dari Bayat,
Klaten, Solo. Lembaran Silsilah Raden Ngabehi Wirogati yang dikutip oleh
Soekisno Jatimalang sesuai dengan aslinya.
KH.
M. Mubasyir Mundzir (t.t). Maj’mu’at As-Silsilati Ahada Asyaro
Min Auliya. Kediti:
T.P.
Ky.
Moh. Poernomo (1987). Sejarah Kyai Ageng
Mohammad Besari Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Jakarta: Penerbit dan Alih
Bahasa H.U.S. Danu Subroto, SH., dan R. Galoeh Soejarwo.
MSH.
Sudarminto, dkk. (2015). Babad Sunan
Pandanaran (Susuhunan Ing Tembayat). Sukoharjo: Penerbit Panembahan
Senopati Garda Depan Budaya Indonesia.
Raden
Ayu Linawati (2016). Ranji Walisongo
Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah. Dan disusun oleh Mas
Muhammad Shohir Izza. Solo; T.P.
--------
(2015). Silsilah
Tembayat Susuhunan Ing Tembayat. Lembaran
silsilah yang ditulis oleh Panembahan Kajoran, diperoleh dari Raden Ayu
Linawati Djojodiningrat pada 15 Agustus 2015.
-------- (t.t). Silsilah Agung Eyang Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang Sentul Kota
Blitar. Dikeluarkan oleh Panitia Haul Agung Eyang Raden Ngabehi Wirogati
Jatimalang Sentul Blitar.
Raden Ngabehi Tjandra Pradanta (1926). Serat Tjadrakanta. Dalam Ranji Walisongo
Jilid IV karya Raden Ayu Linawati dan Mas Muhammad Shohir Izza Solo.
Sarkub Danu (t.t). Sunan Bayat Dialog dengan Syaikh Siti Jenar. Yogyakarta: T.P.
Sayyid
Habib Baharuddin Azmatkhan Al-Husaini (1979). Walisongo Family & Relatives. Pattani: Royal Kelantan.
Zamakhsari
Dhofier (1994). Tradisi Pesantren Studi
tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
TENTANG
PENULIS
Arif
Muzayin Shofwan adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa
Timur. Dia pernah menuntut ilmu keagamaan Islam di berbagai pesantren, di
antaranya: Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar; Pondok
Pesantren Darussalam Gaprang, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Al-Falah
Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung; Pondok Pesantren Menara Al-Fattah
Mangunsari, Tulungagung; Pondok Pesantren Al-Kamal Kunir, Wonodadi, Blitar; Pondok
Pesantren Mambaul Hidayah Tlogo, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Kedungbajul, Durenan, Trenggalek; dan lain sebagainya. Pria yang memiliki hobi
membaca dan menulis tersebut merupakan generasi ke-6 dari Kyai Muhammad Syakban
bin Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat, Blitar.
Putu
Ari Sudana adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa
Timur. Setelah menamatkan pendidikan SMUN 3 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB),
dia kemudian berkecimpung sebagai wiraswasta dan pernah menempati jabatan struktural
di berbagai organisasi. Dia pernah menjadi pejabat struktural berbagai
organisasi berikut, di antaranya: Ketua Ranting Partai Amanat Nasional (PAN)
Kelurahan Kauman, Kota Blitar; Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Amanat
Nasional (PAN) Kepanjenkidul, Kota Blitar: Anggota Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI) Kota Blitar Bidang Sosial Budaya dan Keagamaan; Wakil
Bendahara Barisan Muda Penegak Amanat Nasional Kota Blitar; Ketua Barisan Muda Penegak Amanat Nasional Cabang Kepanjen
Kidul, Kota Blitar; dan Humas Remaja Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Kota Blitar. Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai
anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut merupakan generasi ke-5
dari Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar.
Syaikh Sulaiman al washil hidup di era Jayabaya abad 11 dan Kanjeng Sunan Bayat abad 16. Mohon di koreksi kembali
BalasHapusiya ini yang terus menjadi tanda tanya dalam otakku...
HapusBolehkah meminta kontak adminnya?
BalasHapusmas apa ada silsilah dari keluarga kyai ali Mustofa
BalasHapus