Kamis, 18 Oktober 2018

SILSILAH NASAB KYAI SOEROREJO BLITAR


SILSILAH NASAB KYAI SOEROREDJO KAUMAN BLITAR
(Dari Sunan Tembayat Hingga Rasulullah)



Arif Muzayin Shofwan
Putu Ari Sudana






 
 



Judul Buku:
Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar (Dari Sunan Tembayat Hingga Rasulullah)
Penulis: Arif Muzayin Shofwan & Putu Ari Sudana


Penyunting: Muhammad Asrori
Penyelaras Akhir: Nikmatin Lana Farida
Desain Sampul: Muttaqin


Cetakan Pertama, 2016


Diterbitkan oleh:
Komunitas Sarkubiyah
Blitar - Jatim



 
 
PENDAHULUAN

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat-Nya kepada semua manusia sejagad raya. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, ahli bait, dan sahabatnya. Terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah saw disebutkan: “Perhatikanlah anak-anak kalian, dan bentuklah sebaik-baiknya budi pekerti mereka.” (Al-Hadist). Tentu saja, kehadiran buku yang berjudul “Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar (Dari Sunan Tembayat Hingga Rasulullah)” ini bisa digunakan sebagai acuan untuk menerapkan hadist Rasulullah saw tersebut kepada anak cucu, cicit (buyut), canggah, wareng hingga generasi-generasi berikutnya.

Selain itu, tentu saja dalam penulisan buku ini ada beberapa kolega yang banyak berkontribusi demi terselesainya buku ini. Untuk itu, saya perlu mengucapkan terima kasih kepada beberapa kolega tersebut. Ucapan terima kasih pertama saya ucapkan sedalam-dalamnya kepada Raden Ayu Linawati Djojodiningrat selaku pewaris ranji-ranji dan manuskrip-manuskrip kuno peninggalan keluarga besar Sunan Tembayat dan Panembahan Kajoran. Beliau inilah seorang wanita lincah, enerjik, cekatan yang banyak mengupas silsilah nasab para Walisongo dan keturunannya yang tersebar di seluruh Nusantara. Mudah-mudahan Raden David Adri Brawijaya putra dari Raden Ayu Linawati bisa meneruskan apa yang dicita-citakan ibunya. 

Ucapan terima kasih kedua, saya ucapkan kepada beberapa kolega yang telah banyak berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang selama ini saya lakukan, terutama ketika berpetualang napak tilas mencari informasi para leluhur yang telah tiada, di antaranya: Gus Jawoko (Jatimalang-Blitar), Gus Hariyanto (Kauman-Blitar), Gus Ahmad Baedowi (Purwokerto-Blitar), Kyai Haji Isa (Kerjen-Srengat), Gus Gatot Wisnu Wardana (Purwokerto-Srengat), Bapak Nur Abadin (Purwokerto-Srengat), Mas Aji plus Mas Eguk (Kesamben-Blitar), dan lain sebagainya. Tak lupa buat Muhammad Naufal Az-Zamzami, cintailah kehidupan masa lalu, kini, dan mendatang, maka kehidupan tersebut akan mencintaimu. Tentu saja, saya tidak bisa menyebutkan para kolega satu-persatu dalam buku yang relatif kecil ini. 

Terakhir kali, saya perlu mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua keturunan Kyai Soeroredjo Kauman Blitar. Saya perlu menyebut Mbah Soeroredjo dan sesepuh lainnya dengan sebutan “kyai” merujuk penelitian Dhofier bahwa istilah “kyai” memiliki tiga arti; (1) sebutan orang-orang tua pada umumnya; (2) sebutan ahli ilmu agama Islam; dan (3) sebutan benda-benda keramat. Tentu saja, arti kyai kategori ketiga tidak akan digunakan dalam tulisan ini. Teriring doa kebaikan, mudah-mudahan semua dzurriyah Kyai Soeroredjo Kauman-Blitar yang telah tersebar di berbagai daerah, diberi kenyamanan, ketentraman, keberkahan dan kedamaian sepanjang zaman hingga kehidupan di akherat kelak. Akhirnya kritik dan saran demi kesempurnaan buku kecil ini selalu saya harapkan.

Sekardangan, 4 September 2016
Penulis,

Arif Muzayin Shofwan & Putu Ari Sudana

DAFTAR ISI

Judul Buku ~ 1
Pendahuluan ~3
Daftar Isi ~ 5
Bab Satu: Silsilah Nasab Sunan Tembayat ~ 6
A.    Silsilah Nasab Sunan Tembayat Ke atas ~ 6
B.     Silsilah Keturunan Sunan Tembayat di Blitar ~ 7
C.     Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar ~ 9

Bab Dua: Keturunan Kyai Soeroredjo dari Generasi ke Generasi ~ 12
A.    Keturunan Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asri ~ 12
B.     Keturunan Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asmirah ~ 19
Bab Tiga: Persebaran Keturunan Sunan Tembayat di Blitar dan Sekitarnya ~ 24
A.    Persebaran Keturunan Kyai Raden Muhammad Qosim ~ 24
B.     Persebaran Keturunan Raden Ngabehi Wirogati ~ 27
C.     Persebaran Keturunan Sunan Tembayat di Tempat Lain ~ 30
Daftar Bacaan ~ 41
Tentang Penulis ~ 44

BAB SATU
SILSILAH NASAB SUNAN TEMBAYAT

A.  Silsilah Nasab Sunan Tembayat Ke Atas
Ada banyak versi mengenai silsilah nasab Sunan Tembayat ke atas. Sayyid Habib Bahruddin Azmatkhan menyatakan bahwa Sunan Tembayat (Sunan Pandanaran II) yang memiliki nama asli Maulana Muhammad Hidayatullah merupakan putra dari Syaikh Abdul Qadir bin Maulana Ishaq (Sunan Pandanaran I) yang makamnya berada di Mugasari-Semarang. Adapun pendapat dari pihak Kraton Surakarta Hadiningrat menyatakan bahwa Sunan Tembayat yang bernama asli Joko Supeno merupakan putra dari Prabu Brawijaya V (Raja terakhir Kerajaan Majapahit). Sementara itu, Raden Ayu Linawati Djojodiningrat, KH. Raden Abdul Fattah dan KH. Abdul Khobir Sirodj Mangunsari-Tulungagung, KH. M. Mubasyir Mundzir Kediri menyatakan bahwa Sunan Tembayat (Sunan Pandanaran II) yang bernama asli Sayyid Hasan Nawawi ini merupakan putra dari Sayyid Hamzah Lamongan bin Sunan Ampel Surabaya. Beliau merupakan menantu Sunan Pandanaran I, seorang adipati di Semarang.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat dilihat bahwa pendapat yang paling kuat (qaul al-rajih) adalah pendapat ketiga. Yakni, Sunan Tembayat yang bernama asli Sayyid Hasan Nawawi merupakan putra dari Sayyid Hamzah Lamongan dan cucu dari Sayyid Raden Rahmatullah (Haji Bong Swi Ho/ Sunan Ampel) Surabaya. Sebab, silsilah nasab terakhir ini merupakan silsilah tertua yang digunakan oleh keluarga Sunan Tembayat. Silsilah nasab tersebut juga pernah ditulis oleh Raden Ngabehi Tjandra Pradanta dalam buku berjudul “Serat Tjandrakanta” pada tahun 1926 masehi. Walaupun silsilah terakhir ini merupakan pendapat yang paling kuat (qaul al-rajih), tentu saja tidak serta merta menafikan pendapat-pendapat lainnya sebagai sebuah penelitian ilmiah bagi para peneliti.

Perlu diketahui bahwa KH. Raden Abdul Fattah dan KH. Abdul Khobir Sirodj Mangunsari-Tulungagung, KH. M. Mubasyir Mundzir Bandar-Kediri merupakan seorang ulama ahli napak tilas makam para wali (auliya’), ahli silsilah nasab para wali (auliya’) dan merupakan keturunan dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) Klaten-Jawa Tengah. Tentu saja dari segi spiritual, ketiga tokoh tersebut sudah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan pesantren. KH. Raden Abdul Fattah Mangunsari-Tulungagung yang hafidz al-Qur’an juga dianggap oleh beberapa kalangan sebagai penemu Makam Auliya’ Bedalem-Tulungagung. Begitu pula, KH. M. Mubasyir Mundzir Bandar-Kediri juga diakui beberapa kalangan sebagai ahli napak tilas makam auliya’ dan merupakan salah satu pendiri Pondok Pesantren Ma’unah Sari Bandar Kidul-Kediri.

B.  Silsilah Keturunan Sunan Tembayat di Blitar
Raden Ayu Linawati Djojodiningrat seorang  srikandi pewaris Ranji Sunan Tembayat dan Pangeran Kajoran menyatakan bahwa dalam kehidupannya, Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) memiliki sembilan istri. Dari sembilan istri tersebut, silsilah nasab yang sering beliau ungkap adalah keturunan Sunan Tembayat dari istrinya yang bernama Nyai Ageng Kaliwungu bin Bathoro Kathong Ponorogo. Disebutkan dalam “Serat Tjandrakanta” bahwa Sunan Tembayat beristrikan Nyai Ageng Kaliwungu bin Bathoro Kathong Ponorogo memiliki beberapa putra-putri, di antaranya: (1) Nyai Ageng Giring II, yakni istri Kyai Ageng Giring II; (2) Raden Ayu Winong di Gembong-Pasuruan; (3) Raden Ayu Ahmad Dalem; (4) Raden Ishaq Panembahan Jiwo; (5) Raden Ayu Maulana Mas Ing Kajoran; dan lain sebagainya.

Sementara itu, tersebut dalam silsilah Sunan Tembayat yang ditulis oleh Panembahan Kajoran dan telah diwarisi oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat bahwa Sunan Tembayat beristrikan Nyai Ageng Kaliwungu memiliki beberapa putra-putri, di antaranya; (1) Panembahan Jiwo; (2) Raden Ayu Giring; (3) Raden Ayu Agung; dan (4) Raden Ayu Biting. Selanjutnya, untuk silsilah keturunan Sunan Tembayat dari istri-istrinya (delapan istrinya) yang lain seperti Nyai Ageng Krakitan dan lainnya, tampak belum ada data yang diperoleh baik berasal dari tulisan maupun kisah-kisah tentang keturunannya. Konon beberapa ranji dan manuskrip silsilah Sunan Tembayat lainnya banyak dibawa oleh penjajah Belanda ke negerinya.

Berdasarkan silsilah di atas, tampak bahwa Kyai Soeroredjo Kauman Blitar merupakan keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) dari jalur Raden Ishaq Panembahan Jiwo. Selain itu, banyak pula para kyai di Blitar-Jawa Timur yang silsilah nasabnya berjalur pada Raden Ishaq Panembahan Jiwo tersebut, di antaranya: Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) yang makamnya berada di puncak Gunung Pegat berdekatan dengan Ndoro Tedjo; Kyai Rembang, Blitar; Kyai M. Syakban Gembrang Serang Srengat, Blitar; Kyai Raden Sleman; Kyai Muhammad Asrori pendiri Masjid Al-Asror Kedungcangkring, Pakisrejo, Srengat, Blitar; Kyai Imam Asyhad pendiri Masjid Sholahul Asyhad Kerjen, Srengat, Blitar; Nyai Hasan Mujahid pendiri Masjid Baitul Hasanah Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar; Nyai Woeryan Kesamben, Blitar; Raden Ngabehi Wirogati cikal bakal desa Jatimalang, Blitar; dan lainnya.

C.  Silsilah Nasab Kyai Soeroredjo Kauman Blitar
Telah diceritakan oleh beberapa sesepuh bahwa Kyai Soeroredjo yang dulu berada di Kauman Kota Blitar merupakan salah satu keturunan ke-4 dari Kyai Muhammad Yahya Tegalsari, Ponorogo. Dalam catatan silsilah “Panembahan Agung Sunan Tembayat” yang dipelihara oleh Yayasan Keluarga Besar Kyai Raden Muhammad Kasiman Kota Blitar disebutkan bahwa Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari, Ponorogo merupakan adik dari Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) penghulu Srengat, Blitar. Disebutkan pula bahwa Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari, Ponorogo memiliki beberapa putra, di antaranya;

1.    Kyai Nodjo, memiliki 10 putra-putri yaitu: (1) Kyai Kraton Mojokerto, (2) Kyai Abdullah, memiliki putra yaitu: Naib Nambangan dan cucu bernama Anom Besari; (3) Nyai Imam Tabri; (4) Kyai Sastrodiwiryo, memiliki tiga anak, yaitu Kyai Malikul Kasan naib Warujayeng, Kyai Kasanpuro naib Djogorogo-Ngawi, dan Kyai Romli Tanjungsari-Ngawi; (5) Kyai Kasan Rifai, memiliki putra bernama Kyai Raden Kasan Pawirodipuro Karang Gebang; (6) Kyai Kasan Ali Ngulomo, memiliki putra bernama Kyai Ronopuro; (7) Kyai Sengari; (8) Nyai Sapari; (9) Kyai Kanbar; dan (10) Kyai Faqih.
2.    Kyai Amir Kasim (penghulu Kertosono), memiliki beberapa putra-putri salah satunya adalah Kyai Ali Mustofa Kauman, Blitar. Selanjutnya Kyai Ali Mustofa Kauman, Blitar juga memiliki beberapa putra salah satunya adalah Nyai Hajjah Abdul Hadi (istri Kyai Haji Abdul Hadi). Adapun Nyai Hajjah Abdul Hadi memiliki lima putra yaitu: (1) Nyai Mursiyah; (2) Nyai Mursinah;  (3) Kyai Yakin; (4) Kyai Soeroredjo; dan (5) Kyai Marwah. Dari kelima putra Nyai Hajjah Abdul Hadi tersebut akan banyak mengkaji dan mengembangkan silsilah dari garis Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar sebagaimana dalam judul tulisan buku kecil ini.

Dengan demikian, berdasarkan buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV, Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” karya Raden Ayu Linawati Djojodiningrat yang disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza (Gus Angin) dapat dipahami bahwa silsilah nasab Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar masih bersambung dengan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) hingga Rasulullah saw. Berikut merupakan urutan silsilah nasab Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar yang bersambung hingga Rasulullah saw:
1.      Nabi Muhammad SAW
4.      Al-Imam Ali Zainal Abidin
5.      Al-Imam Muhammad Al Baqir
6.      Al-Imam Ja’far As-Sodiq
7.      Al-Imam Ali Uradhi .
8.      Al-Imam Muhammad An-Naqib .
9.      Al-Imam Isa Naqib Ar-Rumi
10.  Al-Imam Ahmad al-Muhajir
11.  Al-Imam Ubaidillah
12.  Al-Imam Alawi Awwal
13.  Al-Imam Muhammad Sohibus Saumi’ah
14.  Al-Imam Alawi Ats-Tsani
15.  Al-Imam Sayyid Ali Kholi’ Qosim
16.  Al-Imam Muhammad Sohib Mirbath
17.  Al-Imam Alawi Ammil Faqih
18.  Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan
19.  As-Sayyid Abdullah Azmatkhan
20.  As-Sayyid Ahmad Shah Jalal
21.  As-Sayyid Asy-Syaikh Jumadil Kubro al-Husaini
22.  As-Sayyid Maulana Ibrahim Samarqondi
23.  As-Sayyid Raden Rahmatullah (Sunan Ampel)
24.  As-Sayyid Maulana Hamzah (Lamongan)
25.  As-Sayyid Hasan Nawawi (Sunan Tembayat)
26.  As-Sayyid Raden Ishaq Panembahan Jiwo
27.  As-Sayyid Panembahan Minang Kabul
28.  As-Sayyid Pangeran Ragil Kuning Wonokerto Ponorogo
29.  As-Sayyid Pangeran Wongsodriyo
30.  As-Sayyid Raden Nojo Semanding
31.  As-Sayyid Raden Donopuro Ponorogo
32.  As-Sayyid Raden Taklim Penghulu Srengat
33.  Raden Kyai Muhammad Yahya Ponorogo
34.  Kyai Amir Kasim (Penghulu Kertosono)
35.  Kyai Ali Mustofa (Jaksa Blitar)
36.  Nyai Hajjah Abdul Hadi (istri Kyai Haji Abdul Hadi)
37.  Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar.

Dari Kyai Soeroredjo dan beristrikan Nyai Muntinah yang memiliki dua anak, yaitu: Nyai Asri dan Nyai Asmirah inilah kemudian menebarkan banyak keturunan yang berada di Blitar, Surabaya, Madiun, Sidoarjo, Solo, dan lain sebagainya. Tentu saja, pengumpulan data keturunan Kyai Soeroredjo yang telah tersebar di berbagai daerah tersebut ibarat usaha “ngumpulne balung pisah” yang merupakan tradisi para leluhur dalam rangka menyambung kasih sayang (silaturrahim) antarkeluarga dan keturunan.

BAB DUA
KETURUNAN KYAI SOEROREDJO DARI GENERASI KE GENERASI

A.  Keturunan Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asri
Telah dijelaskan bahwa Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman Blitar memiliki dua orang anak dan keduanya perempuan. Catatan beberapa keturunan (dzuriyyah) Kyai Soeroredjo Kauman Blitar telah dikumpulkan oleh para pengurus keluarga besar tersebut. Pada saat buku ini ditulis, struktur kepengurusan Keluarga Besar Bani Kyai Soeroredjo Kauman Blitar adalah sebagai berikut:

1.      Koordinator: (1) Wahyono Iswinarko dan (2) Suharni
2.      Sekretaris: (1) Sri Endah Budi Utami, (2) Nunus Sulfiah, dan (3) Putu Ari Sudana
3.      Bendahara: (1) Sri Suharti dan (2) Suweti

Menurut catatan data yang dihimpun oleh para pengurus Keluarga Besar Bani Kyai Soeroredjo Kauman Blitar di atas, dapat dijelaskan bahwa dari putri pertama Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) bernama Nyai Asri dan dinikahi oleh Kyai Ngaini memiliki delapan putra-putri. Kedelapan putra-putri Nyai Asri dan Kyai Ngaini yang merupakan cucu Kyai Soeroredjo adalah sebagai berikut:
1.      Kyai Harjo Kambali
2.      Kyai Ramelan
3.      Kyai Bajuri
4.      Kyai Soeradi
5.      Nyai Siti Romlah
6.      Nyai Romiyatun
7.      Nyai Siti Maryam
8.      Kyai Rohmad Kaeni

            Adapun keterangan keturunan dari kedelapan cucu Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) dari jalur Nyai Asri (+ Kyai Ngaini) di atas hingga buku kecil ini ditulis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kyai Harjo Kambali (+ Nyai Siti Napsiah) memiliki beberapa anak, di antaranya:
1)      H. Didik Kamsudi (+ Hj. Sri Banun) memiliki anak:
1.      Henny Wulandari (+ Lukman Hakim) memiliki anak: (1) Hasan, (2) Bilal Annaufal Ababil, (3) Reisya Afika Ababil.
2.      Shofia C. (+ Taufiq Abdillah) memiliki anak: Jenahara Agnes Fiacha Abdillah
3.      Lisna Karomah Pertiwi
4.      Achmad Abri Setiawan
2)      Djanu Iswadi (+ Suliati) memiliki anak:
1.      Trisna Andriana Jati (+ Dian Sulistriyanto) memiliki anak: (1) Jasmin Sofia Azzahra Dianti, (2) Rafli Abqori Adrian Arafif
2.      Ela Musrifah Jati
3)      Hj. Elok Rahayu (+ H. Suwignyo) memiliki anak:
1.      Fuad Abidin
2.      Firmansah (+ Vika Advika) memiliki anak: Baim
4)      H. Edi Wicaksono (+ Hj. Nadirah Al-Katiri) memiliki anak:
1.      Arofie Wicaksono
2.      Nadia Fahlani Wicaksono (+ Lalu Ridho Adam Al-Qitari)
3.      Putri Megawati Wicaksono
5)      Agus Subagiyo (+ Baiq Nur Hayati) memiliki anak:
1.      Tias Karya Puasi Subagiyo (+ Ahmad Wahid Fauzi Atmaja) memiliki anak: Armand Maheswara Yoda Atmaja
2.      Okinata Cahya Subagiyo
3.      Tria Novita Permatasari Subagiyo
6)      Yusuf Wibisono (+ Sri Siswati) memiliki anak:
1.      Yusril Wibisono
2.      Esy Larasanti
3.      Julia Ayuning Wulan

2.      Kyai Ramelan (+ Nyai Hj. Sustingah) memiliki beberapa anak, di antaranya:
1)      Windarti (+ Purwanto) memiliki anak:
1.      Ami Nurul Sholekah (+ Yanmar Yunianto) memiliki anak: (1) Abimanyu, (2) Zifara
2.      Arif Wicaksono (+ Ayu)
2)      Heriyanto (+ Nurhayati) memiliki anak:
1.      Johannafa A. R.
2.      Ardy Saputro
3.      Aniska Hidayati
3)      Lulik Indriyati (+ Slamet Mudhofir) memiliki anak:
1.      Yusril Paramita
2.      Putri Aminatul
4)      Endang Setiawati (+ Eko Windu) memiliki anak:
1.      Ratih Windrawati (+ Yusufani) memiliki anak: (1) Lofara Khansa, (2) Nabila
2.      Risandiako
5)      Eni Setiawati (+ Bambang Purnama) memiliki anak:
1.      Yoga Aldia Anggocipta (+ Diyah) memiliki anak: Kenji
2.      Ifra Aldia Dolarosa
6)      Bambang Abdul Aziz (+ Tin Wahyudiati) memiliki anak:
1.      Nada Hasna Fadila
2.      Saka Lukman Abiyu
7)      Basuki Rahmat (+ Suyanti) memiliki anak: Yuda Uki
8)      Sri Wahyuni (+ Suparni) memiliki anak:
1.      Dian Eka Maya (+ Hartono) memiliki anak: Moch. Farel
2.      Mentari
9)      Sri Manfaati (+ Mujianto) memiliki anak:
1.      Tika Puspita Sari (+ Halim Pradana) memiliki anak: (1) Risqiyah, (2) Alfiah
2.      Okti Prasetia (+ Tiyas Istifadah) memiliki anak: (1) Oksavani, (2) Alfiah Ramadhani

3.      Kyai Bajuri (+ Nyai Suprihatin) memiliki anak:
1)      Dewi Sulistyowati (+ Dwiyono) memiliki anak:
1.      Putri Permatasari (+ Piet Van Kempen) memiliki anak: Alex Asraf Samudra
2.      Dani Prasetyo
2)      Nunus Sulfiyah (+ Kusdiansyah) memiliki anak:
1.      Deddy Aulia Triansyah (+ Nur Indah Sari) memiliki anak: (1) Rafky Adzka Firmansyah, (2) Rohana Qanita Sari
2.      Nana Aulia Sulfiyah (+ Alex Setio Utomo) memiliki anak: Farel Lexan Rahmansyah
3)      Moch. Sahid (+ Sudarlina) memiliki anak:
1.      Eko Ahmad Satrio (+ Meitta Sari)
2.      Yuliana Sahid
4)      Moh. Zamroni (+ Istiwi) memiliki anak:
1.      Moh. Putra Patria
2.      Daffa Dwi Andika
5)      Edy Yusuf (+ Wahyudiasih) memiliki anak:
1.      Figilya Brilianti
2.      Fadil Ataya Yusuf
6)      Yunus Setyawan (+ Andriani) memiliki anak:
1.      Dzaky Maulana Andrianus
2.      Shafira Ramadhani Andrianus
7)      Rohmad Hidayat

4.      Kyai Soeradi (+ Nyai Sribanun) memiliki anak:
1)      Suweti Sulistyawati (+ Maryoto) memiliki anak:
1.      Erika Marliawati (+ Anang Setiawan) memiliki anak: Azam Farrous Setiawan
2.      Triana Kartikawati
2)      Surya Dewi (+ Juma’i) memiliki anak:
1.      Hagi Hayu Siwi
2.      Jonata Prawira
3)      Iwan Santosa (+ Hajar Kurniati) memiliki anak:
1.      Sania Salsabila Mardita
2.      Govan Dwi Harsanto Nugroho
4)      Bambang Wiyono (+ Asmawati) memiliki anak:
1.      Revi Ravandi
2.      Shita Fabian Putra Wiyas
5)      Diah Asri (+ Singgih Ponco Widaryanto) memiliki anak:
1.      Tausta Andrianto
2.      Fabio Julyas Andrianto
6)      Maya Febriyanti
7)      Dina Agustina

5.      Nyai Siti Romlah (+ Kyai Mufadil) memiliki anak:
1)      Susiati (+ Gunawan) memiliki anak:
1.      Ahmad Bagus Pradana (+ Dina Puji Lestari) memiliki anak bernama: Tamara Najwa
2)      Ruwik Widayati (+ Sunardi) memiliki anak bernama: Rahmad Rufandi
3)      Miftahul Hidayat atau Sentot (+ Siti Kholifah) memiliki anak:
1.      Ardi Alfiansyah
2.      Fani Ficaksono
3.      Wulan Suci Rahmadanti
4.      Adini Rohmadona

6.      Nyai Siti Romiyatun (+ Kyai Ahmad Sastro Soedirjo) memiliki anak:
1)      Elice Ernawati (+ Padmono) memiliki anak:
1.      Elpha Pramudya Ikawati
2.      Elpha Indra Rukmana (+ Lilis Agustina) memiliki anak: Pratama Dipendra Rukmana
3.      Elpha Daniel Tricahyo
2)      Arief Setiawan (+ Wiwik Dwi Pangesti)
3)      Suci Relawati (+ Eko Siswoyo) memiliki anak:
1.      Prasetyo Haqqi Mochammad
2.      Moch. Ardhiyan Krisawan
4)      Anies Erawati (+ Kiswandi) memiliki anak:
1.      Rini (+ Ibnu Haris) memiliki anak bernama: Moch. Aisy Afrah
2.      Moch. Abdul Rochman Al-Kuswandi
3.      Viaty Fasa Husnah Al-Kuswandi
5)      Anita Iznul Wati (+ Munid Nur) memiliki anak:
1.      Nur Azimi Uluwi Achmad
2.      Nur Hisyam Muzadi Achmad
3.      Bunga Aulia Amanda

7.      Nyai Siti Maryam (+ Kyai Samsul Hadi) memiliki anak:
1)      Nurul Wahidah (+ Hamidan Mustofa) memiliki anak:
1.      Fadli Wildan F.
2.      Gilang Dzulfikri R.
3.      Hasbi Ahmad Azzami
2)      Haris Ahmad (+ Siti Kholisah) memiliki anak:
1.      Adam Rafli Al-Majid
2.      Fira

8.      Kyai Rohmad Kaeni (+ Siti Nur Aisiyah) memiliki beberapa anak, di antaranya:
1)      Diah Rosiani Handayu/ Ayu (+ Gatot Sudjarwo) memiliki anak:
1.      Gatria Imanda Diandara Kinanti
2.      Fiona Amalia Diandara Khinayah
3.      Andito Surya Maulana Prawiro
2)      Diah Rosita Hairani/ Ira (+ Khoirut Tauchit) memiliki anak bernama: Hasbi Maulana Tauchit
3)      Dani Ranu Jayadi/ Danu (+ Ira Susanti)

          Demikianlah beberapa keturunan Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman Blitar dari putrinya yang pertama yakni Nyai Asri (+ Kyai Ngaini). Tentu saja, semua keturunan yang disebutkan di atas merupakan hasil kajian dari beberapa data yang diperoleh pada saat penulisan buku kecil ini dilakukan. Dengan demikian, keterbatasan buku kecil ini adalah akan mengesampingkan beberapa data para keturunan setelah buku ini dicetak atau diterbitkan. Berikutnya, buku kecil ini akan membahas pula beberapa keturunan (dzuriyyah) Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) dari jalur putri nomor dua yang bernama Nyai Asmirah  dan dinikahi oleh Kyai Saeun 

B.       Keturunan Kyai Soeroredjo dari Jalur Nyai Asmirah
Adapun putri kedua Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) yang bernama Nyai Asmirah dan dinikahi oleh Kyai Saeun memiliki lima anak yang semuanya perempuan, di antaranya:
1.      Nyai Kaminah
2.      Nyai Kamsiyah
3.      Nyai Sulastri
4.      Nyai Siti Fatokah
5.      Nyai Suratmi
Selanjutnya keterangan keturunan dari kelima cucu Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) dari jalur Nyai Asmirah (+ Kyai Saeun) di atas hingga buku kecil ini ditulis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Nyai Kaminah (+ Kyai Tulus) memiliki satu anak bernama Suyatin (+ Nyoman Sartika Yasa) dan berputra dua yaitu: (1) Putu Ari Sudana dan (2) Made Vedhayana.

2.      Nyai Kamsiyah (+ Kyai Kusen) memiliki tiga anak, yaitu:
1)      Suisman (+ Widhiarti) memiliki anak:
1.       Fitrianto Eko Umboro (+ Nurjaya) berputra: (1) Dimas Syadira Attarsyah; (2) Rizki Attarsyah.
2.       Nanang Susanto (+ Karmasih)
3.       Widia Susanti (+ Iwan Indra Kusuma)
2)      Isgono (+ Ana) memiliki anak bernama:
1.    Isdiana Putri (+ Agung Subekti) memiliki anak bernama: (1) Cantas; (2) Alliya.
3)      Pujiono (+ Ajeng Koestantina) memiliki anak:
1.      Maulana Galih Pratama (+ Eka Yuliani) memiliki anak bernama: Arjuna Ayubbi Al-Pratama
2.      Yulia Pandansari (+ Taufan Indra Prakasa) memiliki anak bernama: Alesana Roman Jericho
3.      Puput Ambarukmana
4)      Sudibyo (+ Adi Nur Irawati) memiliki anak:
1.      Dhebira Intan Sari (+ Ahmad Muchrotib) memiliki anak bernama: Ahmad Saka Wiratama
2.      Dhea Oktaviana
3.      Ageng Basid Pamungkas

3.      Nyai Sulastri (+ Kyai Suradi Hadi Soekanto) memiliki sembilan anak, yaitu:
1)      Suharni (+ Pranggono Sunu Waluyo) memiliki anak:
1.      Erna Tiyas Mininningrum (+ Punto Dwiyantoro) memiliki anak bernama: Aisyah Maritza Widyaningrum
2.      Ristin Wuryanningrum (+ Wahyu Tri Prasetyo) memiliki anak bernama: Almahyra Fatimah Yuristyaningrum
3.      Rizki Tri Asmoro
2)      Sri Suharti (+ Jektiono) memiliki anak:
1.      Eka Roswida Anggraini (+ Yokabus Ariyanto) memiliki anak: (1) Celaudyka Alifia Zahra, (2) Ghassani Shaynala Nandyka
2.      Citra Widi Ujiningari (+ Bobby Arya Sanjaya) memiliki anak bernama: Shanum Teresya Alyssaira
3.      Tyastiana Yustanti
3)      Suharibowo (+ Sunarmi) memiliki anak:
1.      Hendra Teguh Wijaya
2.      Ebta Afandi Setiawan
4)      Tutik Sulasmiati (+ Soni Laksono) memiliki anak bernama: Lucy Indriastuti
5)      Joko Suhariyono (+ Yuliati) memiliki anak:
1.      Jiwa Yusiana (+ Tedjo Novi Atmoko) memiliki anak: (1) Bilal Abdullah Jati, (2) Iqbal Abdullah Jati
2.      Jiwa Retno Dumilah (+ Rangga Tri Andika Prambacana)
3.      Jiwa Aji Saka Wijaya
4.      Jiwa Gaby Sahira Aninndya
6)      Nanik Wijayanti (+ Achmad Soebiyanto) memiliki anak:
1.      Edwin Wicaksono
2.      Sabrina Ayu Rismeidayanti
3.      Deta Achsa Wijaya
7)      Sri Endah Budi Utami (+ Wahyono Iswinarko) memiliki anak:
1.      Salmadina Putri Purnamasari
2.      Ramadhani Tedja Bagaskara
8)      Sulistyorini (+ Muhammad Ramadhan) memiliki putra bernama: Laode Muhammad Iqbal Ramadhan
9)      Yoyok Waluyo (+ Nur Hasanah) memiliki anak:
1.      Fayola Eka Dian Safira
2.      Fian

4.      Nyai Siti Fatokah (+ Kyai Adi Sudarmo) memiliki tiga anak yaitu:
1)      Adi Nur Anna (+ Didik Suhadi) memiliki anak:
1.      Rinda Agus Tiana (+ Agus Rubiyanto) memiliki anak: (1) Zafira Rashida Aliya Putri Rubiyanto, (2) Zahra Raisa Ammara Putri Rubiyanto
2.      Moch. Mawan Setiaji (+ Munawaroh)
3.      Diana Indriani (+ Teguh Adi Lukito) memiliki anak: (1) Khaira Izza Firtaninda, (2) M. Ramazian Secananda, (3) M. Gavirdan Tertiananda
2)      Krisno Adi (+ Diana) memiliki anak:
1.      Vita
2.      Lutfi
3.      Dilla
3)      Adi Nur Irawati (+ Sudibyo) memiliki anak:
1.      Dhebira Intan Sari (+ Ahmad Muchrotip) memiliki anak bernama: Ahmad Saka Wiratama
2.      Dhea Oktaviana
3.      Ageng Basid Pamungkas

5.      Nyai Suratmi Solo (+ Kyai Rusdi) memiliki tiga anak, yaitu:
1)      Bambang Wahyudi (+ Murti) memiliki anak:
1.      Gilang Wahyudi
2.      Bintang Wahyudi
2)      Dwi Wahyu Widodo (+ Nuriah Evi Kuswanti) memiliki anak:
1.      Mirza
2.      Rafi
3.      Cantya Kirana
3)      Palapa Yuli Wahyutriastuti (+ Mujianto) memiliki anak:
1.      Alya Shoofi Jayawardhani
2.      Kamila Yumna Tunggadewi

Demikianlah putra-putri dan keturunan Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman, Blitar dari putrinya yang kedua yakni Nyai Asmirah (+ Kyai Saeun). Sehingga terasa telah cukup penulisan keturunan dari kedua putri Kyai Soeroredjo (+ Nyai Muntinah) Kauman, Blitar sebagaimana yang diuraikan di atas. Atau walau kemungkinan kurang bisa dianggap cukup atau lengkap, tentu saja menjadi sesuatu yang wajar dalam berbagai tulisan apapun.

Selanjutnya pada bab berikutnya, buku kecil ini juga akan membahas sekelumit persebaran keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang berada di Blitar, seperti: Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat-Blitar, Kyai Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang-Blitar, silsilah Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah), Raden Ragil Siddiq (Eyang Siddiq), Kyai Kasan Besari (Mbah Bontar) yang makamnya berada di “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan dan lain sebagainya. 

Tak jauh dari hal di atas, sekelumit persebaran Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang berada di luar Blitar, seperti: Tulungagung, Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo, Malang juga perlu disebutkan dalam buku kecil ini. Tentu saja, pembahasan tersebut hanya sekilas dan tidak bisa secara lengkap hingga seluruh generasinya ke bawah. Dan inilah yang merupakan bagian dari keterbatasan dari isi buku kecil ini.

BAB TIGA
PERSEBARAN KETURUNAN SUNAN TEMBAYAT DI BLITAR DAN SEKITARNYA

A.  Persebaran Keturunan Kyai Raden Muhammad Qosim
Kyai Raden Muhammad Qosim atau yang sering disebut “Mbah Kasiman” atau “Eyang Kasiman” merupakan keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang telah banyak menebarkan keturunan di daerah Blitar, Tulungagung, dan lain sebagainya. Dalam catatan “Silsilah Panembahan Agung Sunan Tembayat” yang disimpan oleh Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman Blitar disebutkan bahwa Kyai Raden Muhammad Qosim (Mbah Kasiman) memiliki empat istri dan beberapa cucu sebagai berikut:

1.    Nyai Wahidah Qosim (istri pertama), memiliki lima orang anak, yaitu:
1.      Kyai Zahid Sarko, berputra 6 orang, diantaranya: (1) Mbah Daris; (2) Mbah Donokaryo; (3) Nyai Ngalawi; (4) Nyai Aliyah; (5) Nyai Qomariyah; dan (6) Kyai Murid.
2.      Kyai Muhammad Syakban Tumbu/ Kyai Syakban Gembrang Serang, Kalangbret, Tulungagung, berputra 9 orang, yaitu: (1) Kyai Muhammad Asrori pendiri Masjid Al-Asror, Kedungcangkring, Srengat, Blitar; (2) Kyai Imam Afdari; (3) Nyai Hj. Moh. Imron, Jarakan, yang menurunkan Kyai Jauhari Mahmud Notorejo, Tulungagung; (4) Nyai Salamah; (5) Nyai Nur Besari/ Nyai Dodok Kerjen, Srengat, Blitar; (6) Nyai Kasan Mujahid/Nyai Marfuatun, pendiri Masjid Baitul Hasanah, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar; (7) Nyai Mutammimah; (8) Kyai Mursoho Prambutan, menantu Kyai Imron Masjid Al-Falah, Prambutan, Ponggok, Blitar; (9) Nyai Djaiyah.
3.      Nyai Salamah Mangun Fuqoha’ (Masjid Al-Munawwar Tulungagung), berputra 2 orang, yaitu: (1) Nyai Mukminah Bancaan, Tulungagung; dan (2) Nyai Mukridah.
4.      Kyai Wari, berputra satu orang, yaitu: Kyai Kasan Redjo Pakel.
5.      Kyai Garban (Nyai Arifin) Tulungagung, berputra 3 orang, yaitu: (1) Nyai Yunus; (2) Nyai Nariyah; dan (3) Nyai Ramijah.

2.    Nyai Tsaniyah Qosim (istri kedua), memiliki empat orang anak, yaitu:
1.      Nyai Lumijah, berputra 2 orang, yaitu: (1) Kiai Djiyokromo Blitar; (2) Kyai Modin Nglangon.
2.      Nyai Satimah, berputra 2 orang, yaitu: (1) Kyai Kasdanun; dan (2) Kyai Kasdani.
3.      Kyai Ahmad Ishaq, berputra 7 orang, yaitu: (1) Nyai Minah/ Nyai Kasdanun; (2) Nyai Morinah Mafkud; (3) Nyai Djangsi/ Nyai Khotib Imam; (4) Kyai Marwi Djumput; (5) Nyai Mukirah; (6) Nyai Satimah; (7) Kyai Kasimun.
4.      Nyai Menur Kalangbret, berputra 4 orang, yautu: (1) Kyai Rodjikan; (2) Kyai Dardji; (3) Kyai Dardjo; (4) Kyai Marjan.

3.    Nyai Tsalisah Qosim (istri ketiga), memiliki dua orang anak, yaitu:
1.      Kyai Imam Mustari, berputra 8 orang, yaitu: (1) Kyai Mangun Hardjo Naib Kota; (2) Kyai Abdurrahman Dawuhan; (3) Kyai Abu Yamin Kauman; (4) Kyai Somoredjo Kauman; (5) Nyai Chotimah/ Bu Lurah Dandong; (6) Nyai Lamrah Wlingi; (7) Nyai Woeryan Bu Naib Kesamben; (8) Kyai Satral Kusni Kauman.
2.      Kyai Kasan Syuhadak, berputra 8 orang, yaitu: (1) Nyai Murdinah/ Bu Naib Wlingi; (2) Nyai Mursidah/ Bu Abdurrahman Mrican; (3) Kyai Imam Burhan Penghulu Blitar; (4) Kyai Mukmin Naib Talun; (5) Nyai Nyai Sudjinah/ Bu Naib Kademangan; (6) Nyai Rubingah/ Bu Naib Gandusari; (7) Nyai Kongidatun/ Bu Nyai Imam Hidayat; dan (8) Kyai Muallif Adjun Penghulu.

4.    Nyai Robi’ah Qosim (Nyai Manjiyah, Ngaglik, Srengat) tidak memiliki anak.

Dari putra-putri Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) tersebut, ternyata banyak sekali keturunan mereka yang menikah dengan saudara misanan, midoan, dan lain sebagainya. Begitu pula ada banyak pula yang menikah dengan para keturunan Kyai Raden Muhammad Yahya Tegalsari Ponorogo. Dengan demikian, terkadang untuk menarik garis silsilah nasab pun terkadang mengalami saling ketemuan seperti membentuk jaring laba-laba. Kyai Raden Muhammad Qosim yang memiliki saudara kandung Kyai  Raden Rembang Blitar dan Nyai Choiruddin Srengat juga banyak yang menikah sesama saudara misanan, mindoan dan semacamnya hingga seperti membentuk jaring laba-laba pula.

 Kyai M. Syakban Tumbu, Kalangbret, yang makamnya berada dalam areal “Makam Auliya Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar misalnya, juga menikah dengan cucu Kyai Raden Mangun Witono (Sayyid Hasan Ghozali) Kalangbret Tulungagung. Begitu pula, putra Kyai M. Syakban Tumbu ada pula yang menikah dengan keluarga besar keturunan Kyai Ahmad Ishaq, Kyai Imam Mustari, dan lain sebagainya. Bahkan Kyai Muhammad Asrori Kedungcangkring juga menikah dengan Nyai Haditsah binti Muhammad Yunus yang masih ada hubungan kekerabatan.

B.  Persebaran Keturunan Raden Ngabehi Wirogati
Raden Ngabehi Wirogati merupakan keturunan ke-6 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang menjadi cikal bakal berdirinya desa Jatimalang, Sentul, Kota Blitar. Adapun silsilah Raden Ngabehi Wirogati yang berurutan hingga Sunan Tembayat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Raden Ishaq Panembahan Jiwo
3.      Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat
4.      Panembahan Masjid Wetan
5.      Raden Ayu Wongsodipo (istri Adipati Martopuro Jepara)
6.      Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang, Sentul, Blitar

Dikisahkan bahwa Raden Ngabehi Wirogati memiliki tiga orang istri. Dari salah satu istri Raden Ngabehi Wirogati tercatat memiliki empat orang anak sebagai berikut, yaitu:
1.      Kyai Ponco Hardjo, memiliki satu putra yaitu Mbah Kasimin.
2.      Kyai Mangun, memiliki lima putra yaitu: (1) Mbah Sainem; (2) Mbah Sadjinem; (3) Mbah Sainah; (4) Mbah Sarah; dan (5) Mbah Mangun Karso.
3.      Kyai Djowongso, memiliki sembilan anak yaitu: (1) Mbah Katiyem; (2) Mbah Wongso Sentono; (3) Mbah Wongso Hardjo; (4) Mbah Karsontono; (5) Mbah Kanikem; (6) Mbah Kamisah; (7) Mbah Sopuro; (8) Mbah Asmo Mihardjo; dan (9) Mbah Djojo Kasbi.
4.      Kyai Djojo Hardjo, tidak memiliki keturunan.

Selanjutnya dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa Mbah Kasimin memiliki lima putra-putri yang merupakan cucu dari Kyai Ponco Hardjo, di antaranya: (1) Mbah Saekun; (2) Mbah Tinem; (3) Mbah Sujud; (4) Mbah Sirum; dan (5) Mbah Seno.

Adapun cucu Kyai Mangun dari anaknya yang bernama Mbah Sainem, di antaranya; (1) Mbah Misidjan; (2) Mbah Misiran; (3) Mbah Katilah; dan (4) Mbah Rasmi. Sedangkan cucu Kyai Mangun dari anaknya yang bernama Mbah Sadjinem adalah Mbah Hardjo Diran dan Mbah Sampirah. Sementara itu, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sainah ada satu yaitu Mbah Sukinem. Selanjutnya, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sarah juga ada satu yaitu Mbah Sakidjo. Terakhir, cucu Kyai Mangun dari Mbah Mangun Karso ada dua yaitu: Mbah Muadji dan Mbah Kardjono.

Ketiganya, cucu Kyai Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Katiyem di antaranya: (1) Mbah Sanidjem; (2) Mbah Samiran; (3) Mbah Samidjah; (4) Mbah Samirah; (5) Mbah Saminah; (6) Mbah Katinah; dan (7) Mbah Isnu Ranu Pranoto. Adapun cucu Kyai Djowongso dari Mbah Wongso Sentono, di antaranya: (1) Mbah Sastrodipuro; (2) Mbah Minah; (3) Mbah Hardjowirjo; (4) Mbah Mariyam; (5) Mbah Kartodihardjo; (6) Mbah Djodjowirjo; (7) Mbah Siswo Sudjono; (8) Mbah Tjokro Rustam; (9) Mbah Ladijo; (10) Mbah Ladiman; (11) Mbah Ruslan; (12) Mbah Kartini; dan (13) Mbah Sunoto. 

Selanjutnya, cucu Kyai Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Wongso Hardjo, di antaranya: (1) Mbah Kasmi; (2) Mbah Karmidi; (3) Mbah Minem; (4) Mbah Partun; (5) Mbah Wagijem; (6) Mbah Karsitojo; (7) Mbah Ngatirah; dan (8) Mbah Kamidah. Adapun cucu Kyai Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Karsontono, di antaranya: (1) Mbah Simur; (2) Mbah Mursijem; (3) Mbah Kardi; (4) Mbah Sudjamilah; (5) Mbah Tumijem; dan (6) Mbah Marsinah. Cucu Kyai Djowongso dari Mbah Kanikem, di antaranya: (1) Mbah Raminem; (2) Mbah Tumidjah; (3) Mbah Lasiman; (4) Mbah Tuminem; dan (5) Mbah Tumilah.

Tak jauh dari hal di atas, cucu Kyai Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Kanisah, di antaranya: (1) Mbah Saripah; (2) Mbah Sastro Kamiran; dan (3) Mbah Sarimah. Sedangkan cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Sopuro, di antaranya: (1) Mbah Hardjo Saimun; (2) Mbah Rusmi; (3) Mbah Rusman; (4) Mbah Sukarmi; (5) Mbah Sutinah; dan (6) Mbah Karmiyatun. Sementara cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Kasmo Mihardjo, di antaranya: (1) Mbah Warti; (2) Mbah Sunarko; dan (3) Mbah Mikapti. Terakhir, cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Djojo Kasbi, di antaranya: (1) Mbah Sukatmi; (2) Mbah Sukatinem; (3) Mbah Sukamto; (4) Mbah Sumilah; (5) Mbah Suparti; (6) Mbah Bedjo; (7) Mbah Sudjono; dan (8) Mbah Sudarmin.

Persebaran keturunan Sunan Tembayat dari jalur Raden Ngabehi Wirogati banyak menyebar di Jatimalang, Sentul, Kota Blitar. Tentu saja, anak cucu Raden Ngabehi Wirogati yang semakin lama semakin banyak tidak hanya menyebar di tempat beliau menjadi cikal bakal desa tersebut. Mereka banyak menyebar ke berbagai daerah hingga Surabaya, Jakarta, dan lain sebagainya. Tak berhenti di situ saja, pertemuan perkawinan dari antarketurunan pun juga terjadi sebagaimana dalam keturunan-keturunan Sunan Tembayat lainnya. Tentu saja, hal yang demikian seakan-akan membentuk jaring laba-laba secara alamiah (natural).

C.  Persebaran Keturunan Sunan Tembayat di Tempat Lain
Terdapat banyak keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang tersebar di berbagai daerah Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, dan sekitarnya. Dikisahkan bahwa dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan terdapat makam para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang dimakamkan di tempat tersebut. Dalam beberapa catatan disebutkan bahwa Eyang Siddiq (Raden Ragil Siddiq) dan adiknya Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah) yang makamnya berada di “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan merupakan keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat. Berikut silsilah keduanya.
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Raden Ishaq Panembahan Jiwo
3.      Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat
4.      Panembahan Masjid Wetan
5.      Pangeran Wuragil
6.      Raden Ragil Sedo Komuk
7.      Raden Ragil Siddiq dan Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah)

Tentu saja, tidak hanya kedua tokoh itu saja yang merupakan keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) dan dimakamkan di areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan. Sebab ada banyak sesepuh yang menyatakan bahwa ada banyak keturunan (dzurriyyah) Sunan Tembayat yang dimakamkan di tempat tersebut. Dikisahkan bahwa Mbok Boinem (waliyullah wanita) dan Mbah Bontar (Kyai Kasan Besari) yang dimakamkan dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan juga merupakan keturunan dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), Klaten-Jawa Tengah.

Namun ada versi lain khusus silsilah nasab Mbah Bontar (Kyai Kasan Besari) yang makamnya berada dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan tersebut. Yakni, sebuah silsilah nasab yang penulis dapatkan dari Saudara Asyauri Jakarta sebagai berikut:
1.      Nabi Muhammad SAW
4.      Al-Imam Ali Zainal Abidin
5.      Al-Imam Muhammad Al Baqir
6.      Al-Imam Ja’far As-Sodiq
7.      Al-Imam Ali Uradhi .
8.      Al-Imam Muhammad An-Naqib .
9.      Al-Imam Isa Naqib Ar-Rumi
10.  Al-Imam Ahmad al-Muhajir
11.  Al-Imam Ubaidillah
12.  Al-Imam Alawi Awwal
13.  Al-Imam Muhammad Sohibus Saumi’ah
14.  Al-Imam Alawi Ats-Tsani
15.  Al-Imam Sayyid Ali Kholi’ Qosim
16.  Al-Imam Muhammad Sohib Mirbath
17.  Al-Imam Alawi Ammil Faqih
18.  Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan
19.  As-Sayyid Abdullah Azmatkhan
20.  As-Sayyid Ahmad Shah Jalal
21.  As-Sayyid Asy-Syaikh Jumadil Kubro al-Husaini
22.  As-Sayyid Maulana Ibrahim As-Samarqondi
23.  As-Sayyid Rahmatullah (Sunan Ampel)
24.  As-Sayyid Maulana Hamzah Lamongan
25.  Panembahan Maulana Mas (Panembahan Kajoran)
26.  Ratu Ayu Pajang (+ Sultan Benowo)
27.  Ratu Dyah Banowati (+ Sultan Mas Jolang)
28.  Sultan Agung Mataram
29.  Pangeran Sayyidin (+ Raden Ayu Wetan)
30.  Pangeran Puger (+ Ratu Mas Balitar)
31.  Paduko Sinuwun Suryo Putro
32.  Raden Mas Sandeyo (Kyai Nur Iman Mlangi)
33.  Kyai Kasan Besari/ Kyai Hasan Bashori (Mbah Bontar)

Berdasarkan silsilah nasab tersebut, Kyai Kasan Besari banyak melahirkan beberapa keturunan yang berada di Plosokerep, kota Blitar. Adapun para keturunan Kyai Kasan Besari (Mbah Bontar) dari data yang penulis peroleh, di antaranya: Kyai Hasan Dani, Kyai Hasan Mukmin, Kyai Abdullah Yusuf, Kyai Ma’ruf, dan lain sebagainya. Jadi, pertemuan saudara di atas bertemu pada As-Sayyid Rahmatullah (Haji Bong Swi Ho/ Sunan Ampel) Surabaya.

Selain itu, KH. Raden Abdul Fattah pendiri Pondok Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung juga merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi atau Sayyid Ihsan Nawawi) jalur  Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri. Begitu pula, KH. Abdul Khobir Sirodj penerus keberadaan pesantren tersebut yang merupakan keponakan KH. Raden Abdul Fattah, juga tercatat sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi bin Maulana Hamzah bin Rahmatullah Sunan Ampel). Berikut silsilah nasab KH. Raden Abdul Fattah Mangunsari Tulungagung:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Sayyid Hanafi Musa
3.      Sayyid Abdul Malik Karim
4.      Sayyid Zainuddin
5.      Sayyid Abu Bakar
6.      Sayyid Abdillah
7.      Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.      Sayyid Abdul Qadir
9.      Sayyid Abdurrahman
10.  Sayyid Nur Hasyim
11.  Sayyid Nur Miyat
12.  Kyai Haji Sulaiman
13.  Kyai Haji Hasan Tholabi
14.  Syaikh KH. Raden Abdul Fattah

Sementara itu, KH. M. Mubasyir Mundzir pendiri Pondok Pesantren Ma’unah Sari, Bandar Kidul, Kediri juga tercatat sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri. Berikut silsilah KH. M. Mubasyir Mundzir yang dimaksud:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Sayyid Hanafi Musa
3.      Sayyid Abdul Malik Karim
4.      Sayyid Zainuddin
5.      Sayyid Abu Bakar
6.      Sayyid Abdillah
7.      Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.      Sayyid Abdul Qadir
9.      Sayyid Abdurrahman
10.  Sayyid Nur Hasyim
11.  Sayyid Nur Miyat
12.  Syaikh Karimun (Bagor, Nganjuk)
13.  Nyai Suminah (Mangunsari, Nganjuk)
14.  Nyai Musyrifah (istri Syaikh KH. M. Imam Bakri)
15.  Syaikh KH. M. Mubasyir Mundzir

Tak jauh dari itu, KH. Abdul Madjid Ma’roef seorang tokoh pendiri Tharikah Wahidiyyah Kedunglo, Kediri, juga tercatat sebagai keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) yang makamnya berada di “Makam Sentono Gedong” Kediri-Jawa Timur. Tokoh semacam KH. Abdul Madjid Ma’roef telah diakui sebagai ahli tasawuf oleh berbagai kalangan. Beliau juga merupakan kawan seperjuangan KH. Hamim Djazuli (Pendiri Jantiko Mantab) dan KH. M. Mubasyir Mundzir dalam berdakwah Islam. Berikut merupakan silsilah nasab KH. Abdul Madjid Ma’roef Kedunglo, Kediri:
1.      Sunan Tembayat (Syaikh Hasan Nawawi)
2.      Syaikh Hanafi Musa
3.      Syaikh Abdullah Malik al-Karim
4.      Syaikh Zainuddin
5.      Syaikh Abdullah Musa
6.      Syaikh Abdurrahman
7.      Syaikh Syafii
8.      Syaikh Sholeh
9.      Syaikh Abdul Razzaq
10.  Syaikh Syafii
11.  Syaikh Abdul Madjid
12.  Syaikh KH. Muhammad Ma’roef (pendiri Pondok Pesantren Kedunglo) Kediri
13.  Syaikh KH. Abdul Madjid Ma’roef (pendiri Tharikah Wahidiyyah) Kedunglo, Kediri.

Dan perlu diketahui pula bahwa istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang juga merupakan keturunan Sunan Tembayat.  Istri pertama Sayyid Sulaiman merupakan putri dari Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan. Berikut silsilah istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.      Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.      Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.      Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.      Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan
7.      Nyai Sayyid Sulaiman I (istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang)

Dari perkawinan Nyai Sayyid Sulaiman binti Mbah Sholeh Sumendi Winongan, Pasuruan dengan Sayyid Sulaiman yang makamnya berada di Betek, Mojoagung, Jombang tersebut memiliki dua putra, yaitu: (1) Kyai Ahmad Lebak, Winongan, Pasuruan; dan (2) Sayyid Hazam Malang. Sementara itu, dalam buku kecil ini tidak ada data dari putra-putri Sayyid Sulaiman Mojoagung, Jombang, dengan istri-istrinya yang lain. Konon, dari beberapa istri yang lainnya kemudian menurunkan KH. Muhammad Kholil Bangkalan, seorang waliyullah guru dari KH. Muhammad Hasyim Asyari (salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama) Tebuireng, Jombang.

Makam Sayyid Sulaiman Mojoagung Jombang menantu Mbah Sholeh Sumendi Winongan Pasuruan.

Selain itu, perlu diketahui pula bahwa Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan juga merupakan keturunan ke-9 dari Sunan Tembayat. Beliau merupakan canggah (keturunan keempat) dari Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan. Berikut silsilah nasab Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.      Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.      Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.      Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.      Mbah Sholeh Sumendi (Winongan, Pasuruan)
7.      Mbah Kyai Sakaruddin
8.      Mbah Kyai Sa’ad
9.      Mbah Slagah (Sayyid Hasan Sanusi) Pasuruan

Makam Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan

Selanjutnya, istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro Rejoso, Pasuruan juga tercatat sebagai keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi). Istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro merupakan putri dari Mbah Sholeh Sumendi Winongan, Pasuruan. Berikut merupakan silsilah istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan:
1.      Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.      Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.      Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.      Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.      Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.      Mbah Sholeh Sumendi (Winongan, Pasuruan)
7.      Nyai Arif Segoropuro (istri Sayyid Arif Abdurrahim) Segoropuro, Rejoso, Pasuruan

Makam Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan

Dari perkawinan Nyai Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan (istri pertama dari Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro) tersebut memiliki seorang anak bernama Sayyid Hasan Madinah yang berada di Bohar, Sepanjang, Sidoarjo. 

Tentu saja, masih banyak lagi persebaran keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) di berbagai daerah lainnya. Hal tersebut bisa dipelajari dari buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah” yang ditulis oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat atau buku-buku lain yang ditulis oleh para peneliti dengan beragam gaya dan versi masing-masing.
 
Dan perlu diketahui bahwa para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) memiliki keragaman kultur berbeda antara yang satu dan lainnya. Ada di antara mereka yang menjadi seorang waliyullah, ahli petapa, hafidz al-Qur’an, pejabat pemerintahan, pendiri pondok pesantren, petani, karyawan, pedagang, pengusaha, guru, dosen, polisi, paranormal, dalang wayang kulit, ahli ilmu Kejawen, mursyid tharikah, pimpinan ormas keagamaan, pimpinan sebuah padepokan atau pesanggrahan dan profesi-profesi lainnya.

Oleh sebab itu, ada satu semangat dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang harus dijaga oleh keturunannya dari generasi ke generasi. Salah satu semangat Sunan Tembayat tersebut adalah “semangat patembayatan” (semangat pirukunan) terhadap sesama manusia tanpa memandang agama, suku, budaya, aliran kepercayaan dan lain sebagianya. Semangat “patembayatan” atau “pirukunan” inilah yang sejak dahulu diterapkan oleh Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) terhadap semua kalangan, tanpa membedakan agama dan aliran kepercayaan yang ada kala itu.

Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa hidup rukun dengan pemerintahan Kerajaan Islam Demak, Pajang, hingga Mataram. Bahkan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) juga telah terbukti dapat mengadakan “patembayatan” atau “pirukunan” kepada murid-murid Syaikh Siti Jennar (Syaikh Lemah Abang) yang telah mendapat stigma sesat dari beberapa kalangan kala itu. Sunan Tembayat juga bisa mengadakan “patembayatan” dan “pirukunan” kepada pihak Arya Penangsang yang didukung oleh Sunan Kudus dan pihak Jaka Tingkir yang didukung oleh Sunan Kalijaga. Bagi Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), “patembayatan” merupakan sesuatu yang harus betul-betul dijaga secara lahir maupun batin.

Sebagai generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), mungkin saja memiliki semacam tradisi leluhur untuk bisa menebarkan “patembayatan” atau “pirukunan” kepada siapapun tanpa memandang suku, budaya, agama, ras, derajat, dan semacamnya. Tidak sepatutnya, seseorang merasa paling benar sendiri. Hanya ormas keagamaan yang diikutinya saja yang paling benar. Hanya aliran keyakinannya saja yang paling benar. Hanya kelompoknya saja yang paling benar. Sebab apabila seseorang memiliki perasaan demikian, tentu saja sangat sulit untuk menebarkan “patembayatan” atau “pirukunan” kepada sesama manusia lainnya.

Akhirnya, mudah-mudahan para generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa meneladani tradisi atau ajaran “patembayatan” atau “pirukunan” yang telah diajarkannya. Semoga semua manusia hidup dalam kerukunan (patembayatan atau pirukunan) tanpa memandang agama, kepercayaan, suku, budaya, bangsa, status sosial, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberi pertolongan kepada semua manusia untuk senantiasa berusaha mengadakan patembayatan atau pirukunan demi tercapainya kehidupan yang damai, nyaman dan tentram.








BAHAN BACAAN

Abu Naufal Bin Tamam At-Thahir (2011). Silsilah Sunan Tembayat Hingga Syaikh Muhammad Sya’ban Al-Husaini. Blitar: Penerbit Mbrebesmili Center.
Ach. Rifai (1976). Silsilah Sementara Keluarga Besar Ky. R. Moh. Kasiman Penghulu Srengat (Blitar). Blitar: Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman.
Ani Setyaningsih (1984). Ki Ageng Tembayat. Solo: Penerbit dan Toko Buku Tiga Serangkai.
Anonim (2016). Raden Muhammad Kasiman. Artikel diakses pada 22 Agustus 2016 dari https://krmkasiman.wordpress.com.
--------- (2016). Silsilah Panembahan Ageng Sunan Tembayat. Lembaran silsilah yang didapatkan dari Kyai Raden Mas Tranggono, Yayasan Kyai Raden Muhammad Kasiman Blitar pada tanggal 25 Juli 2016.
--------- (2016). Silsilah Kyai Ageng Syakban Tumbu (Kyai Syakban Gembrang Serang. Lembaran silsilah yang dikeluarkan oleh Ba’du Dzurriyyah Kyai Muhammad Qosim (Kasiman) Blitar.
--------- (t.t). Silsilah Agung Mbah Kyai Muhammad Syakban Pemakaman Auliya’ Mbrebesmili Santren Bedali Purwokerto Srengat Blitar. Dikeluarkan Panitia Haul Agung Pemakaman Auliya’ Mbrebesmili Santren Bedali Purwokerto Srengat Blitar.
--------- (t.t). Kumpulan Kajian Ahad Pagi Masjid At-Taqwa Muhammadiyah & Silsilah Nasab Mbah Soeroredjo Kauman Blitar. Kumpulan catatan Putu Ari Sudana Kauman Blitar.
--------- (2001). Panduan Dzikir dan Amalan Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat. Blitar: Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat.
--------- (t.t). Silsilah Susuhunan Ing Tembayat. Diperoleh dari Sholihoen (Keturunan dari Panembahan Masjid Wetan) dan distempel oleh Badan Pembina Hastono Sunan Pandanaran Paseban, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
--------- (1984). Sejarah Mbah Kyai Asror Pakisrejo, Srengat. Dikeluarkan oleh Panitia Haul Akbar pada 15 Juli 1984.
-------- (t.t). Silsilah KH. Hasan Bashori bin KH. M. Nur Iman. Diperoleh dari Sdr. Asyauri Jakarta pada 4 September 2016.
Arif Muzayin Shofwan (2016). Kiai Ageng Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat Blitar: Keturunan Sunan Tembayat Klaten Jawa Tengah. Artikel diakses pada 22 Agustus 2016 dari http://arifmuzayinshofwan.blogspot.co.id.
--------- (2008). Para Sesepuh Tongkat Estafet Sunan Tembayat.  Blitar: Penerbit Mbrebesmili Center.
Faris Khoirul Anam (2011). Al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa Leluhur Walisongo dan Habaib di Indonesia. Malang: Penerbit Darkah Media.
Idrus Alwi al-Masyhur (2010). Sejarah Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika. Jakarta: Saraz Publishing.
K. Siswosudjono (t.t). Wirogati dari Bayat, Klaten, Solo. Lembaran Silsilah Raden Ngabehi Wirogati yang dikutip oleh Soekisno Jatimalang sesuai dengan aslinya.
KH. M. Mubasyir Mundzir (t.t). Maj’mu’at As-Silsilati Ahada Asyaro Min Auliya. Kediti: T.P.
Ky. Moh. Poernomo (1987). Sejarah Kyai Ageng Mohammad Besari Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Jakarta: Penerbit dan Alih Bahasa H.U.S. Danu Subroto, SH., dan R. Galoeh Soejarwo.
MSH. Sudarminto, dkk. (2015). Babad Sunan Pandanaran (Susuhunan Ing Tembayat). Sukoharjo: Penerbit Panembahan Senopati Garda Depan Budaya Indonesia.
Raden Ayu Linawati (2016). Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap Fakta, Meluruskan Sejarah. Dan disusun oleh Mas Muhammad Shohir Izza. Solo; T.P.
-------- (2015). Silsilah Tembayat Susuhunan Ing Tembayat. Lembaran silsilah yang ditulis oleh Panembahan Kajoran, diperoleh dari Raden Ayu Linawati Djojodiningrat pada 15 Agustus 2015.
-------- (t.t). Silsilah Agung Eyang Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang Sentul Kota Blitar. Dikeluarkan oleh Panitia Haul Agung Eyang Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang Sentul Blitar.
Raden Ngabehi Tjandra Pradanta (1926). Serat Tjadrakanta. Dalam Ranji Walisongo Jilid IV karya Raden Ayu Linawati dan Mas Muhammad Shohir Izza Solo.
Sarkub Danu (t.t). Sunan Bayat Dialog dengan Syaikh Siti Jenar. Yogyakarta: T.P.
Sayyid Habib Baharuddin Azmatkhan Al-Husaini (1979). Walisongo Family & Relatives. Pattani: Royal Kelantan.
Zamakhsari Dhofier (1994). Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.


TENTANG PENULIS

Arif Muzayin Shofwan adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur. Dia pernah menuntut ilmu keagamaan Islam di berbagai pesantren, di antaranya: Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Darussalam Gaprang, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung; Pondok Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung; Pondok Pesantren Al-Kamal Kunir, Wonodadi, Blitar; Pondok Pesantren Mambaul Hidayah Tlogo, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul, Durenan, Trenggalek; dan lain sebagainya. Pria yang memiliki hobi membaca dan menulis tersebut merupakan generasi ke-6 dari Kyai Muhammad Syakban bin Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman) Srengat, Blitar. 

Putu Ari Sudana adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur. Setelah menamatkan pendidikan SMUN 3 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dia kemudian berkecimpung sebagai wiraswasta dan pernah menempati jabatan struktural di berbagai organisasi. Dia pernah menjadi pejabat struktural berbagai organisasi berikut, di antaranya: Ketua Ranting Partai Amanat Nasional (PAN) Kelurahan Kauman, Kota Blitar; Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Amanat Nasional (PAN) Kepanjenkidul, Kota Blitar: Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Blitar Bidang Sosial Budaya dan Keagamaan; Wakil Bendahara Barisan Muda Penegak Amanat Nasional Kota Blitar; Ketua Barisan  Muda Penegak Amanat Nasional Cabang Kepanjen Kidul, Kota Blitar; dan Humas Remaja Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Kota Blitar.  Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut merupakan generasi ke-5 dari Kyai Soeroredjo Kauman, Blitar.

4 komentar:

  1. Syaikh Sulaiman al washil hidup di era Jayabaya abad 11 dan Kanjeng Sunan Bayat abad 16. Mohon di koreksi kembali

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini yang terus menjadi tanda tanya dalam otakku...

      Hapus
  2. mas apa ada silsilah dari keluarga kyai ali Mustofa

    BalasHapus