RISALAH
DZIKIR
HASBALAH
Disertai
Ijazah Amalan dari Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Dikeluarkan
oleh:
GROUP
CANGKRUKAN CAK WAHIB
Blitar - Jawa Timur
|
Judul Buku:
“Risalah
Dzikir Hasbalah: Disertai Ijazah Amalan Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan”
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Anggota Tim Inti Group Cangkrukan Cak
Wahib:
Syamsul Wahib
Syahrul Hujat
Nuruddin Zaini
Muhammad Masykur
Kulli Syaiin Jalil
Yasin Fakih
Arif Muzayin Shofwan
Cetakan Pertama, 2017
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Dikeluarkan oleh:
“GROUP
CANGKRUKAN CAK WAHIB”
Sekardangan - Kanigoro - Blitar
PENDAHULUAN
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
nikmat-Nya kepada semua manusia sejagad raya. Shalawat dan salam mudah-mudahan
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, ahli bait, dan sahabatnya. Terdapat
dalam sebuah hadist Rasulullah saw disebutkan: “Barangsiapa mewariskan tradisi yang baik kepada orang sesudahnya, maka
dia berhak mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa mewariskan tradisi yang
jelek, maka dia berhak pula mendapatkan dosanya.” (Al-Hadist). Tentu saja,
kehadiran buku yang berjudul “Risalah
Dzikir Hasbalah: Disertai Ijazah Amalan Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan”
ini berniat membangun tradisi yang baik bagi generasi selanjutnya. Yakni,
tradisi-tradisi ijazah amalan dzikir yang baik-baik terutama dari para Ulama
Sekardangan digali dan kemudian disebarluaskan bagi yang berminat
mengamalkannya.
Selain
itu, tentu saja dalam penulisan buku ini ada beberapa kolega yang banyak
berkontribusi demi terselesainya buku ini. Untuk itu, saya perlu mengucapkan
terima kasih kepada beberapa kolega tersebut. Ucapan terima kasih pertama saya
ucapkan sedalam-dalamnya kepada Cak Wahib yang telah merelakan rumahnya dipakai
untuk cangkrukan. Terima kasih buat Cak Wahib atas wedang kopi-nya, rokok tengwe-nya,
opak gadung-nya selama kami cangkruk
di rumahmu. Mudah-mudahan Tuhan membalas semua itu dengan balasan yang setimpal.
Mudah-mudahan Allah menggantinya dengan
rejeki yang melimpah ruah, kini dan esok.
Ucapan
terima kasih kedua, saya ucapkan kepada beberapa kolega yang telah banyak
berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang selama ini saya lakukan, terutama
ketika melakukan berziarah mendoakan para sesepuh di sadranan “Petilasan
Cikal-Bakal Dusun Sekardangan”, di antaranya: Mas Mansyuri, Mas Burhan, Pak Syahrul
Hujat, Pak Nuruddin, Pak Syamsul Wahib (Cak Wahib), Ki Narko Sabdo
(Karangtengah-Blitar) dan lain sebagainya. Tak lupa buat ananda Muhammad Naufal
Az-Zamzami, cintailah kehidupan masa lalu, kini, dan mendatang, maka kehidupan
tersebut akan mencintaimu. Tentu saja, saya tidak bisa menyebutkan para kolega satu-persatu
dalam buku yang relatif kecil ini.
Terakhir
kali, saya perlu mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua kawan yang
telah mengamalkan “Dzikir Hasbalah” di manapun berada. Teriring doa kebaikan,
mudah-mudahan mereka semua selalu mendapat pertolongan dari Allah Yang Maha
Penolong, serta diberi kecukupan, kenyamanan, ketentraman, keberkahan dan kedamaian
sepanjang zaman hingga kehidupan di akherat kelak. Akhirnya kritik dan saran
demi kesempurnaan buku kecil ini selalu saya harapkan. Wallahu A’lam Bis Showab.
Sekardangan, 21 November 2017
Penulis,
Dr. Arif Muzayin Shofwan,
M.Pd.
DAFTAR
ISI
Judul
Buku ~ 1
Pendahuluan
~3
Daftar
Isi ~ 5
Bab
Satu: Amalan Dzikir Hasbalah ~ 6
Bab
Dua: Shalawat Dala’ilul Khairat ~ 9
Bab
Tiga: Amalan Para Waliyullah ~ 15
Bab
Empat: Ijazah Ulama Sekardangan ~ 18
Bab
Lima: Doa-Doa Cara Jawa ~ 21
Daftar
Pustaka ~ 23
Tentang
Penulis ~ 24
BAB SATU
AMALAN DZIKIR HASBALAH
Dzikir
Hasbalah merupakan sebuah amalan yang biasa diamalkan oleh Mbah Kyai Dimyati
(Baran, Selopuro, Blitar), Mbah Kyai Abdul Hamid (Pasuruan), dan para ulama
Nahdliyyin lainnya. Istilah “Dzikir” artinya mengingat, sedangkan “Hasbalah”
artinya membaca Hasbunallah Wa Nikmal
Wakil. Dengan demikian, “Dzikir Hasbalah” dapat diartikan sebagai dzikir
atau mengingat kepada Allah melalui media/bacaan Hasbunallah Wa Nikmal Wakil tersebut. Adapun tata cara yang kami
tradisikan dapat dilihat sebagaimana berikut:
PEMBUKA
1.
Istighfar 3x/7x/tak terbatas
2.
Allohumma Shalli Ala Muhammad 3x/7x/tak
terbatas
HADIAH
FATIKAH
1.
Ila Hadroti Nabiyyil Musthofa Muhammadin
Shollallohu Alaihi Wa Sallam Wa Alihi Wa As’habihi. Al-Fatikah... 1x
2.
Ila Hadroti Jami’il Malaikatil Muqarrabin,
khususon Sayyidina Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il, wa Hamalatil Arsy. Al-Fatikah... 1x
3.
Ila Hadroti Syaikh Abil Hasan As-Syadzili,
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Baha’uddin an-Naqsyabandi, Syaikh
Abdullah as-Syathori, Syaikh Muhammad at-Tijani, Syaikh al-Habib Abdillah bin
Alwi al-Haddad. Al-Fatikah... 1x
4.
Ila Hadroti Cikal-Bakal Dusun Sekardangan, Khususon
Mbah Kyai Purwoto Siddiq Banyubiru, Mbah Nyai Gadhung Melati, Rara Sekar
Rinonce. Al-Fatikah... 1x
5.
Ila Hadroti Mbah Kyai Rekso Drono, Mbah Kyai
Abu Yamin, Mbah Kyai Hasan Muhtar, Mbah Kyai Atmo Setro, Mbah Kyai Setro Kromo,
Mbah Kyai Suwiryo, Mbah Kyai Tirto Sentono, Mbah Kyai Barnawi, Lan Sedoyo Tokoh
Ingkang Mbabat Dusun Sekardangan. Al-Fatikah...
1x
6.
Ila Hadroti Mbah Kyai Imam Fakih, Mbah Kyai
Abbas Fakih, Mbah Kyai Imam Mahdi, Mbah Kyai Nasruddin, Mbah Kyai Abu Bakar, Mbah
Kyai Zainuddin, Mbah Kyai Abdurrahman, Mbah Kyai Jauhari, Mbah Kyai Muhammad
Romli Lan Sedoyo Ulama Sekardangan. Al-Fatikah...
1x
7.
Ila Hadroti Mbah Kyai Hasan Thohiran, Mbah
Kyai Ahmad Dasuqi, Mbah Kyai Mahrus Yunus, Mbah Kyai Maulan, Lan Sedoyo Kyai
Sekardangan. Al-Fatikah... 1x
8.
Ila Hadroti Man Ajazani, Khususon Mbah Kyai
Abdul Hamid Pasuruan, Mbah Kyai Makhrus Ali Lirboyo, Mbah Kyai Maksum Syafa’at
Pare, Mbah Kyai Hasbulloh Blitar, Mbah Kyai Daim Blitar. Al-Fatikah... 1x
9.
Ila Hadroti Sedoyo Guru-Guru Kito, Sedoyo
Keluarga Kito, Sedoyo Tetangga Kito, Sedoyo Konco-konco kita, Sedoyo Tiyang
Ingkang Gadah Hak Marang Kita. Al-Fatikah...
1x
10.
Ila Hadroti Jami’il Muslimin Wal Muslimat
Wal Mukminin Wal Mukminat Al-Ahya’i Minhum Wal Amwat, Khususon Sedoyo Warga
Sekardangan Minal Awal Ila Akhir. Al-Fatikah...
1x
11.
Ila Hadroti... (Bisa ditambah siapa saja
yang dikehendaki).
BACAAN
HASBALAH
Bacalah
Hasbalah berikut: “Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil” Artinya Cukup Alloh yang menolong
kami dan Dia sebaik-baik pelindung, 450x (Empat Ratus Lima Puluh Kali).
DOA
PENUTUP
Memohon
atau berdoa kepada Alloh yang baik-baik, seperti: kelancaran rejeki, kelimpahan
rejeki, sukses menuntut ilmu, hidup bahagia lahir dan batin, selamat dunia
akhirat dan lainnya.
KETERANGAN
Amalan Hasbalah ini ijazah
dari beberapa Ulama, di antaranya: Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Mbah Kyai
Makhrus Ali Lirboyo, Mbah Kyai Maksum Syafa’at Pare, Mbah Kyai Hasbulloh
Blitar, Mbah Kyai Daim Blitar, Mbah Kyai Zainuddin Sekardangan-Blitar dan lain
sebagainya. Amalan Hasbalah ini juga dinukil dari “Kitab Sirrul Jalil” karya Syaikh Abul Hasan As-Syadzili dan “Risalah Dzikir Hifdzul Anfas Wal Aurod”
karya Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd. Semoga selalu berkah serta bermanfaat di
dunia dan akhirat. []
BAB
DUA
SHALAWAT
DALA’ILUL KHAIRAT
Dala’ilul
Khairat merupakan kumpulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh
Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. Shalawat Dala’ilul Khairat
juga merupakan bagian dari tharikat mu’tabarah dan di akui dalam kalangan Nahdlatul Ulama (NU/Nahdliyyin).
Dalam berbagai literatur, Wirid Shalawat Dala’ilul
Khairat yang disusun oleh Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman
Al-Jazuli merupakan sebuah wirid berbagai macam shalawat yang silsilah
keimuannya bersambung kepada Rasulullah SAW. Maka dari itu, sebagian ulama ahli
tasawuf menyebutnya sebagai sebuah Tharikah Mu’tabarah Jazuliyyah.
Adapun
Silsilah Ijazah Wirid Shalawat Dalailul Khairat (Thariqah Jazuliyyah) di Sekardangan
yang dikembangkan oleh Mbah Kyai Imam Mahdi memiliki dua jalur yang pada akhirnya bertemu pada Syaikh
Abdus Salam Bin Massyish, yakni guru Syaikh Abul Hasan Ali As- Syadzili. Dari
pertemuan ini, bisa dikatakan bahwa Syaikh al- Jazuli merupakan penganut Thariqah Syadziliyyah yang nantinya
berkembang menjadi sebuah Thariqah
Jazuliyyah. Kaitan Dalam hal tersebut Syafiq A. Mughni pernah mengatakan: “Abul Hasan as- Syadzili (wafat 1258 M)
juga melahirkan thariqah yang berpengaruh di Sudan Timur. Thariqah ini pada
abad ke- 15 direformasi dalam bentuk Thariqah Jazuliyyah di Maroko”.
Berikut merupakan silsilah yang penulis dapat dari pada saat Haul Akbar Tharikah Jazuliyyah di
dusun Sekardangan, di
mana silsilah keilmuan Syaikh al- Jazuli ke atas akan bertemu dengan dua wali
agung seperti Syaikh Abdul Qadir al- Jailani
(pendiri
Thariqah Qadiriyyah) dan Syaikh Abul Hasan as- Syadzili (pendiri
Thariqah Syadziliyyah).
1. Allah
Rabbul Izzati Swt.. (1). Allah Rabbul
Izzati Swt.
2. Sayyidina
Jibril. (2). Sayyidina Jibril.
3. Nabi Muhammad Saw. (3). Nabi Muhammad Saw.
4. Sayyidina Ali bin Abu Thalib. (4). Sayyidina Ali Bin Abu Thalib.
5. Syaikh Hasan Al-Basri. (5).
Syaikh Hasan bin Ali.
6. Syaikh Habib Al-Ajami. (6). Syaikh Abu Muhammad Jabir.
7. Syaikh Daud At-Th’ai. (7). Syaikh Muhammad Said Al- Ghozwaniy.
8. Syaikh Ma’ruf Al-Kharkhi. (8). Syaikh Fathus Su’ud.
9. Syaikh Sari As-Saqati. (9). Syaikh Sa’ad.
10. Syaikh Junaidi Al- Baghdadi. (10). Syaikh Abu Muhammad Said.
11. Syaikh Abu Bakar Asy-Shibli. (11). Syaikh Abil Qosim Ahmad al Marwani.
12. Syaikh Abdul Wahid At- Tamimi. (12). Syaikh Abi Ishaq Ibrahim al Bashri.
13. Syaikh Abul Faroj At-Turtusi. (13). Syaikh Zainuddin Al- Qozwiniy.
14. Syaikh Abul Hasan Ali Al-Hukkari. (14). Syaikh Muhammad Syamsuddin.
15. Syaikh Abu Said Mubarak Al- Mahzumi.
(15). Syaikh Muhammad Tajuddin.
16. Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. (16). Syaikh Nuruddin Abil Hasan Ali.
17. Syaikh Abu Madyan Syu’aib. (17). Syaikh Fakhruddin.
18. Syaikh Muhammad Shalih. (18). Syaikh Taqiyyuddin Al- Fuqoyr.
19. Syaikh Muhammad bin Harazim. (19). Syaikh Abdurrahman Al- Aththor Az-
Zayyat.
20. Syaikh Abdus Salam Bin Masyish. (20). Syaikh Abdus Salam Bin Masyish.
(Disinilah pertemuan kedua silsilah keilmuan diatas bertemu).
21. Syaikh Abul Hasan Ali Bin Abdul
Jabbar As- Syadzili.
22. Syaikh Abu Abdillah Al- Maghrobi.
23. Syaikh Anusi Uwais Zamanihi Al-
Badawi.
24. Syaikh Abul Fadl Al- Hindi.
25. Syaik Abu Zaid Abdurrahman Az-
Zajroji.
26. Syaikh Abu Ustman Sa’id Al- Hartani.
27. Syaikh Abu Abdillah Muhammad Al-
Amghori.
28. Syaikh Abu Abdillah Muhammad Bin
Sulaiman Al- Jazuli. (Muallif Shalawat
Dala’ilul Khairat)
Silsilah jalur pertama:
29. Syaikh Ahmad Al- Maknasi.
30. Syaikh Muhammad.
31. Syaikh Ahmad.
32. Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad Bin
Muhammad Bin Ahmad Al- Husaini Al- Maghrobi Al- Maknasi.
33. Syaikh Muhammad Bin Abdullah.
34. Syaikh Muhammad Bin Sannah Al-
Umari.
35. Syaikh Abdurrahman Bin Sulaiman Al-
Akhdal.
36. Syaikh Husain Bin Muhammad Al-
Habsy.
37. Syaikh Muhammad Bin Husain Al-
Habsy.
38. Syaikh Abdullah Bin Jamid As- Shafi.
39. Syaikh Al- Allamah Kamil Abdullah
Sholah.
40. Syaikh Salim Bin Abdullah Bin Umar
As- Syathiri.
41. Kyai Muhammad Azizi Hasbullah
Selopuro.
42. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur kedua:
29. Syaikh Ahmad Al- Maknasi.
30. Syaikh Muhammad.
31. Syaikh Ahmad.
32. Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad Bin
Muhammad Bin Ahmad Al- Husaini Al- Maghrobi Al- Maknasi.
33. Syaikh Al- Allamah Ahmad Bin
Muhammad An- Nakhli Al- Makky.
34. Syaikh Muhammad Tajuddin Abdul
Muhsin Bin Salim Al- Qala’i dan Syaikh Abdul Qadir Bin Abu Bakar As- Shiddiqi.
35. Syaikh Abdul Malik Bin Abdul Mun’im
Al- Qala’i Al- Makky.
36. Syaikh Yahya Bin Abbas Bin Muhammad
Bin Shiddiq Al- Makky.
37. Syaikh Abbas Bin Ja’far Bin Abbas
Bin Muhammad Bin Shiddiq Al- Makky.
38. Syaikh Ahmad Bin Abdullah As- Syammi
(Tsumma Al- Makky)
39. Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al-
Fadani Al- Makky.
40. Mbah Kyai Abdul Aziz Bin Mansyur
Pacul Gowang Jombang.
41. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur ketiga:
29. Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad.
30. Syaikh Muhammad Bin Muhammad bin
Abdullah Al- Maghrobi. (Al- Ashlu Al-
Madani)
31. Syaikh Rofi’uddin Bin Syamsuddin Al-
Amiri Al- Qandahari.
32. Syaikh Muhammad Shalih Bin
Khairullah Ar- Radhawi Al- Bukhari.
33. Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Abi
Khadir Ad- Dimyathi. (Tsumma Al-
Madani)
34. Syaikh Muhammad Amin Bin Ahmad bin
Ridwan. (Syaikh Dala’il di Masjid
Nabawi)
35. Syaikh Abdul Muhsin Bin Muhammad
Amin Ridwan. (Syaikh Dala’il di
Masjidil Haram)
36. Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al- Fadani
Al- Makky.
37. Mbah Kyai Abdul Aziz Bin Mansyur
Pacul Gowang Jombang.
38. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur keempat:
29. Syaikh Abdul Aziz At- Tiba’i.
30. Syaikh Ahmad Musa As- Simlali.
31. Syaikh Ahmad Bin Abbas As- Shum’i.
32. Syaikh Ahmad Al- Muqri.
33. Syaikh Abdul Qadir Al- Fasiy.
34. Syaikh Ahmad bin Al- Hajj.
35. Syaikh Muhammad Bin Ahmad Bin Ahmad
Al- Mutsanna.
36. Syaikh Ali Bin Yusuf Al- Hariri Al-
Madani.
37. Syaikh Muhammad Amin Bin Ahmad Ar-
Ridwan Al- Madani.
38. Syaikh Abdul Muhsin Bin Muhammad
Amin Ridwan.
39. Mbah Kyai Mansyur Kalipucung.
40. Mbah Kyai Sibawaih Baghowi Tlogo.
41. Mbah Kyai Imam Mahdi, Mbah Kyai
Nasruddin, Mbah Kyai Muhtar Fauzi Sekardangan dan Mbah Kyai Ali Amir Gaprang.
42. Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
KETERANGAN
Semua silsilah “Wirid
Shalawat Dala’ilul Khairat” tersebut penulis dapatkan ketika di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Sekardangan diadakan Ijazah Massal setiap dua tahun
sekali. Selain itu, penulis juga pernah mendapatkan ijazah tersebut secara
privat dari Mbah Kyai Muhtar Fauzi, Mbah Kyai Nasruddin, Mbah Kyai Ali Amir
(Gaprang), dan para Masyayih yang lainnya. Sementara itu, sanad wirid shalawat
Dala’ilul Khairat di atas juga dinukil dari nadham
(syair) yang pernah ditulis oleh Mbah Kyai Muhammad Khoiruddin Tulungagung,
yakni salah satu murid Mbah Kyai Imam Mahdi Sekardangan. []
BAB
TIGA
AMALAN
PARA WALIYULLAH
Para
Waliyullah (kekasih Allah) selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai
amalan. Ada sebagian Waliyullah yang suka mewiridkan shalawat Nabi Muhammad
SAW. Ada pula sebagian Waliyullah yang suka mewiridkan ayat-ayat suci al-Qur’an
al-Karim. Ada pula sebagian Waliyullah yang suka berdzikir secara rahasia (sirri). Ada pula sebagian Waliyullah
yang suka berdzikir secara terang-terangan (jahri).
Ada pula sebagian Waliyullah yang suka berdzikir secara rahasia (sirri) dan terang-terangan (jahri). Semua itu merupakan wujud cinta
mereka kepada Tuhan yang dicintainya.
Berikut
ini merupakan kebiasaan wirid atau dzikir dari Mbah Kyai Dimyati (Baran,
Selopuro, Blitar) dan Mbah Kyai Abdul Hamid (Pasuruan) yang telah mashyur dalam
kalangan ulama Nahdliyyin (NU). Dalam hal ini, penulis juga banyak mendapatkan
ijazah dari para guru, seperti: Mbah Kyai Hasbulloh (Karangsono, Kanigoro,
Blitar), Mbah Kyai Daim (Tingal, Garum, Blitar), dan terakhir terkait amalan
wirid surat al-Fatikah 100x dari Mbah Kyai Muhammad Arsyad Bushoiri (Pondok
Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung) yang diperolehnya dari
Gus Miek (Kyai Hamim Djazuli Tokoh Pendiri Dzikrul Ghofilin). Dan Gus Miek
mendapatkannya dari Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan.
AMALAN
MBAH KYAI DIMYATI
Mbah Kyai Dimyati merupakan seorang ulama yang terkenal
sebagai Waliyullah (kekasih Allah) dijamannya. Beliau merupakan putra dari Mbah
Kyai Hasbulloh (Baran, Selopuro, Blitar). Adapun beberapa kebiasaan yang
dilakukan atau diamalkan oleh Mbah Kyai Dimyati, antara lain:
1.
Membaca al-Qur’an Mujazza, yakni membaca
al-Qur’an tiap juz.
2.
Mewiridkan Shalawat Dala’ilul Khairat, karya
Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli.
3.
Mewiridkan berbagai Shalawat Nabi Muhammad
SAW.
4.
Mewiridkan Hauqolah, yakni bacaan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
(Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah semata)
5.
Mewiridkan Hasbalah, yakni bacaan Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil (Hanya
Allahlah yang mencukupiku dan Dialah sebaik-baik penolong)
6.
Dan amalan wirid atau dzikir lainnya.
AMALAN
MBAH KYAI ABDUL HAMID
Mbah Kyai Abdul Hamid merupakan seorang ulama dan
waliyullah (kekasih Allah) yang bermukim di Pasuruan, Jawa Timur. Ada banyak
karomah yang mengalir atau keluar dari diri Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan. Kyai
Abdul Hamid pernah mondok di Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur. Berikut
merupakan amalan wirid atau dzikir yang pernah dibiasakan oleh Mbah Kyai Abdul
Hamid Pasuruan, antara lain:
1.
Mewiridkan Hasbalah, yakni bacaan Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil (Hanya
Allahlah yang mencukupiku dan Dialah sebaik-baik penolong). Saya mendapatkan
ijazah amalan ini dari Mbah Kyai Hasbullah (Karangsono, Kanigoro, Blitar) yang
diperolehnya dari Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan dan Mbah Kyai Makhrus Ali
Lirboyo.
2.
Mewiridkan Surat al-Fatikah 100x setiap hari
dengan tata cara atau resep sebagai berikut:
a. Ba’da
Shubuh 21x/30x
b. Ba’da
Dzuhur 22x/25x
c. Ba’da
Asyar 23x/20x
d. Ba’da
Maghrib 24x/15x
e. Ba’da
Isyak 10x/10x
Dalam
pedoman kitab “Dzikrul Ghafilin” disebutkan bahwa wirid Surat al-Fatikah 100x
ini menurut resep Imam Abu Hamid al-Ghazali. Adapun caranya berbeda-beda
sebagaimana yang terdapat dalam “Kitab Khazinatul Asrar” dan “Kitab Inaratud
Duja”.
3.
Berbagai macam Shalawat Nabi Muhammad SAW.
4.
Mbah Kyai Imam Mahdi (Pengasuh Pondok
Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar) pernah dijazahi Mbah
Kyai Abdul Hamid Pasuruan agar melanggengkan shalat Shubuh berjama’ah di
masjid.
5.
Dan amalan wirid atau dzikir lainnya. []
BAB
EMPAT
IJAZAH
ULAMA SEKARDANGAN
Kata
“ijazah” dapat diartikan sebagai kewenangan atau memperbolehkan. Dengan
demikian, para ulama yang mengijazahkan sebuah amalan wirid atau dzikir
merupakan tanda bahwa mereka telah memperbolehkan amalan wiridnya dilakukan atau
diamalkan oleh orang lain yang diijazahi. Berikut ini merupakan ijazah-ijazah
amalan wirid dari para Ulama Sekardangan (Papungan, Kanigoro, Blitar), antara
lain:
1.
Shalawat Ridha
Yakni
bacaan “Allohumma Shalli Ala Sayyidina
Muhammad Shalatan Takuunu Laka Ridho Wa Li Haqqihi Ada’a” dibaca 3x (tiga
kali) setelah shalat lima waktu. Shalawat ini berkhasiat untuk mendapatkan
ridha dari Allah ketika beribadah dan ridha dari masyarakat ketika berdakwah.
(Ijazah dari Mbah Kyai Imam Mahdi Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda
Sekardangan, Kanigoro, Blitar).
2.
Shalawat Maqsurah
Yakni
shalawat pendek berbunyi “Shallallah Ala
Muhammad” dibaca setiap hari sebanyak 1000x (seribu kali) untuk segala
macam hajat di dunia maupun akhirat. (Ijazah dari Mbah Kyai Muhammad Makhrus
Yunus Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sekardangan,
Kanigoro, Blitar).
3.
Shalawat Mbah Kyai Imam Nawawi
Yakni,
sebuah bacaan shalawat yang berbunyi “Allahumma
Shalli Ala Muhammad Wa Sallim” dibaca setiap hari sebanyak 1000x (seribu
kali) untuk berbagai macam hajat di dunia maupun akhirat. Shalawat ini
merupakan amalan Mbah Kyai Imam Nawawi Pendiri Pondok Pesantren Mahir ar-Riyadl,
Ringinagung, Pare, Kediri. (Ijazah dari Mbah Kyai Muhammad Sholeh Ali Basyah
Sekardangan, Kanigoro, Blitar, dan beberapa kyai lainnya).
4.
Shalawat Munjiyat
Shalawat
Munjiyat merupakan shalawat yang disusun oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
(Pendiri Tharikat Qadiriyyah). Adapun lafadznya adalah: “Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammadin Shalaatan Tunjiina Bihaa Min
Jami’il Ahwaali Wal Aafaat Wa Taqdhi Lanaa Bihaa Jami’al Haajaat Wa Tutohhirunaa
Bihaa Min Jami’is Sayyi’aat Wa Tarfa’unaa Bihaa Indaka A’lad Darajaat Wa
Tuballighunaa Bihaa Aq’shal Ghaayaat Min Jami’il Khairaati Fil Hayaati Wa
Ba’dal Maamat”. Bila memiliki hajat penting, maka shalawat ini dibaca 1000x
(seibu kali) kemudian memohon kepada Allah apa yang dihajatkan. (Ijazah dari
Mbah Kyai Zainuddin yang beliau peroleh dari Mbah Kyai Dimyati Baran, Selopuro,
Blitar. Ijazah kedua berasal dari Mbah Kyai Imam Mahdi Sekardangan yang beliau
peroleh dari Mbah Kyai Mansyur Kalipucung, Sanankulon, Blitar)
5.
Wirid Setelah Shalat Jum’at
Yakni,
setelah shalat Jum’at membaca wirid berikut:
a. Surat
al-Fatikah 7x
b. Surat
al-Ikhlas 7x
c. Surat
al-Falaq 7x
d. Surat
an-Nas 7x
(Ijazah
dari Mbah Kyai Muhammad Hamzah Cokro Muji Harsono Pengasuh Pondok Pesantren
Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar).
6.
Shalawat Nuri Dzati
Yakni,
shalawat dengan lafadz berikut: “Allahumma
Shalli Alaa Sayyidina Muhammadin Nuri Dzati Wa Sirris Sarri Fil Asma’i Was
Shifaati Wa Alaa Alihii Wa Shahbihi Wa Sallim”, karya Syaikh Abu Hasan Ali
As-Syadzili (Pendiri Tharikat Syadziliyyah). Shalawat ini berkhasiat banyak
sekali, antara lain dapat untuk memagari anak dari gangguan jin dan syaitan.
Caranya ditulis dan huruf “MIM”-nya ditulis besar, kemudian di dalam huruf
“MIM” tersebut ditulisi nama anak yang dipagari. Dan masih banyak khasiat
lainnya. (Ijazah dari Mbah Kyai Zainuddin Bin Dasuqi Sekardangan, dan beliau
mendapatkan ijazah dari Mbah Kyai Abbas Fakih Pondok Pesantren Miftahul Huda
Sekaradangan, Kanigoro, Blitar). []
BAB
LIMA
DOA-DOA
CARA JAWA
Doa
keselamatan berbahasa Jawa berikut saya dapatkan dari Mbah Tugiman Darungan.
Beliau mendapatkannya dari Pangeran Papak Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M.
Djojopernomo) Tojo, Temuguruh, Sempu, Banyuwangi. Perlu diketahui bahwa Mbah
Tugiman ini merupakan teman Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) ketika
sering berziarah ke “Makam Auliya’ Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto,
Srengat, Blitar. Perlu diketahui bahwa Kakek Mbah Kyai Dimyati (Baran,
Selopuro, Blitar) yang bernama Mbah Ekomedjo atau Demang Ekomedjo merupakan
lurah pertama desa Purwokerto, Srengat, Blitar. Maka tak heran bila masa
kecilnya, Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) sering berkunjung ke
rumah kakeknya di Purwokerto, Srengat, Blitar.
Sedangkan
ayah angkat dari Pangeran Papak Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M.
Djojopoernomo) yang bernama Kyai Ageng Ponco Suwiryo (Sayyid Bukhori Mukmin) juga
dimakamkan dalam areal “Makam Auliya Mbrebesmili Santren” bersama tokoh-tokoh
lainnya, antara lain: (1) Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang; (2) Mbah Kyai
Kasan Mujahid; (3) Mbah Kyai Muhammad Asrori; (4) Mbah Kyai Pandan Arum; (5) Dan
lain sebagainya. Lain dari itu, perlu diketahui bahwa Pangeran Papak Natapraja
dari segi silsilah nasab masih bersambung kepada Sunan Kalijogo Sang Wali Tanah
Jawa.
Inilah
doa cara Jawa dan berasal dari Mbah Tugiman yang beliau dapatkan dari Pangeran Papak
Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M. Djojopoernomo) Tojo, Temuguruh, Sempu
Banyuwangi yang dimaksud: “Holoumo Bumi
Langgeng. Blambangan Kancinge Iman Soko Sucine Makrifat. Tinempuhan Poro Nabi.
Tinempuhan Poro Wali. Imane (.....) Iman Slamet. Slameto Kang Nylameti. Slameto
Kang Den Slameti. Pinaringono Rejeki. Rejeki Saking Pangeran. Holoumo Dino
Loro. Uripe Dino Kelawan Wengi. Wong Kajat Kelawan Niat. Lungguhe (.....) Ono
Syaringat. Wisanono Nistiko Wungkulono Wuku Telung Puluh. Jopo Lan Sukmo. Jopone
(.....) Ngedohno Poncoboyo. Ngedohno Poncobeka. Pinaringono Panjang Umur.
Slamet, Slamet, Slamet Saking Kersane Gusti Alloh”.
Selain
hal di atas, berikut juga doa atau niat mandi dengan cara Jawa yang saya
dapatkan dari para sesepuh, di antaranya: (1) Niyat Ingsun Adus Kramas, Cidukku Cangkir Kumala, Ancik-Ancikku Watu
Gilang Kencana, Badan Kasar Keli, Badan Suci Keri, Keri Saking Kersane Alloh,
Wong Sak Jagad Pramudito, Ora Ono Sing Adus Kramas, Iya Aku Sing Adus Kramas,
Wong Sak Jagad Pramudito, Ora Ana Wong Lanang Sejati, Iya Aku Wong Lanang
Sejatine Urip Kang Manjing Urip; (2) Niyat
Ingsun Adus Banyu Bumi Suci, Raga Suci, Nyawa Suci, Sukma Suci, Dadi Cahyo Nur
Cahyo, Yo Muhammad Cahyoku Tan Keno Lelara, Slamet. Dan masih banyak lagi
doa atau niat mandi cara Jawa yang lainnya. Penulis juga pernah mendapatkan
niat mandi cara Jawa (dengan lafadz lain) dari Pondok Pesantren Baiturrahmah,
Blimbing, Malang, Jatim. []
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Maliki,
Syaikh Muhammad Ali Bin Husain. Kitab Inaratud
Duja. Semarang: Toha Putra, t.t.
An-Nazili,
Syaikh Muhammad Haqqi. Kitab Khazinatul
Asrar. Semarang: Toha Putra, t.t.
Anonim.
Kitab Dzikrul Ghofilin. Kediri:
Pondok Pesantren Lirboyo, t.t.
----------.
Lembaran Dzikir Hasbalah. Sebuah
lembaran yang dikeluarkan oleh Padepokan Padang Jiwo, Sekardangan, Kanigoro,
Blitar, 2017.
----------.
Lembaran Doa Keselamatan Cara Jawa.
Sebuah lembaran dari Mbah Tugiman Darungan, Blitar.
Shofwan,
Arif Muzayin. Kyai Ageng RM.
Djojopoernomo, Tojo, Temuguruh, Sempu,
Banyuwangi. Artikel diakses dari http://arifmuzayinshofwan.blogspot.co.id, pada
tanggal 24 November 2017.
----------.
Sekelumit Kisah Bumi Sekardangan Dari
Masa Ke Masa. Blitar: The Post Institute, 2016.
----------.
Risalah Dzikir Hifdzul Anfas Wal Aurod
Dilengkapi Dengan Sepercik Inti Ajaran Sunan Tembayat. Blitar: Patembayatan
Sunan Tembayat, 2016.
TENTANG
PENULIS
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa
Timur. Dia pernah menuntut ilmu keagamaan Islam di berbagai pesantren, di
antaranya: Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar; Pondok
Pesantren Darussalam Gaprang, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Al-Falah
Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung; Pondok Pesantren Menara Al-Fattah
Mangunsari, Tulungagung; Pondok Pesantren Al-Kamal Kunir, Wonodadi, Blitar; Pondok
Pesantren Mambaul Hidayah Tlogo, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Kedungbajul, Durenan, Trenggalek; dan lain sebagainya. Pria yang memiliki hobi
membaca dan menulis tersebut merupakan generasi ke-6 dari Mbah Kyai Muhammad
Syakban Gembrang Serang (Purwokerto, Srengat, Blitar) bin Mbah Kyai Raden
Muhammad Qosim (Eyang Kasiman yang yayasan-nya berada di utara Masjid Agung
Kota Blitar).
Beberapa padepokan atau
komunitas spiritual yang pernah disinggahi oleh pria tersebut, antara lain: (1)
Padepokan Pusaka Sunan Tembayat Srengat-Blitar, asuhan Gus Hairi Musthofa; (2)
Padepokan Laskar Wirogaten, Jatimalang-Blitar, asuhan Gus Ilham Rofi’i; (3)
Padepokan Padang Jiwo, Sekardangan-Blitar, asuhan Kyai Yasin Fakih; dan
padepokan-padepokan lainnya. Pria ini selalu ingat kata kyai-nya yang pernah
mengatakan: “Kalau mau berjuang di desa,
jangan sampai melupakan para sesepuh yang lebih dulu berjuang. Kalau di desa
kita tak punya lanjaran, lebih baik kita hijrah ke desa yang lain”. Kontak
person HP/WA: 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar