Kamis, 18 Oktober 2018

RISALAH DZIKIR HASBALAH


RISALAH
DZIKIR HASBALAH
Disertai Ijazah Amalan dari Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.




Dikeluarkan oleh:
GROUP CANGKRUKAN CAK WAHIB
Blitar - Jawa Timur

 
Judul Buku:
Risalah Dzikir Hasbalah: Disertai Ijazah Amalan Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Anggota Tim Inti Group Cangkrukan Cak Wahib:
Syamsul Wahib
Syahrul Hujat
Nuruddin Zaini
Muhammad Masykur
Kulli Syaiin Jalil
Yasin Fakih
Arif Muzayin Shofwan

Cetakan Pertama, 2017
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Dikeluarkan oleh:
“GROUP CANGKRUKAN CAK WAHIB”
Sekardangan - Kanigoro - Blitar


PENDAHULUAN

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat-Nya kepada semua manusia sejagad raya. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, ahli bait, dan sahabatnya. Terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah saw disebutkan: “Barangsiapa mewariskan tradisi yang baik kepada orang sesudahnya, maka dia berhak mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa mewariskan tradisi yang jelek, maka dia berhak pula mendapatkan dosanya.” (Al-Hadist). Tentu saja, kehadiran buku yang berjudul “Risalah Dzikir Hasbalah: Disertai Ijazah Amalan Para Waliyullah dan Ulama Sekardangan” ini berniat membangun tradisi yang baik bagi generasi selanjutnya. Yakni, tradisi-tradisi ijazah amalan dzikir yang baik-baik terutama dari para Ulama Sekardangan digali dan kemudian disebarluaskan bagi yang berminat mengamalkannya.

Selain itu, tentu saja dalam penulisan buku ini ada beberapa kolega yang banyak berkontribusi demi terselesainya buku ini. Untuk itu, saya perlu mengucapkan terima kasih kepada beberapa kolega tersebut. Ucapan terima kasih pertama saya ucapkan sedalam-dalamnya kepada Cak Wahib yang telah merelakan rumahnya dipakai untuk cangkrukan. Terima kasih buat Cak Wahib atas wedang kopi-nya, rokok tengwe-nya, opak gadung-nya selama kami cangkruk di rumahmu. Mudah-mudahan Tuhan membalas semua itu dengan balasan yang setimpal.  Mudah-mudahan Allah menggantinya dengan rejeki yang melimpah ruah, kini dan esok. 

Ucapan terima kasih kedua, saya ucapkan kepada beberapa kolega yang telah banyak berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang selama ini saya lakukan, terutama ketika melakukan berziarah mendoakan para sesepuh di sadranan “Petilasan Cikal-Bakal Dusun Sekardangan”, di antaranya: Mas Mansyuri, Mas Burhan, Pak Syahrul Hujat, Pak Nuruddin, Pak Syamsul Wahib (Cak Wahib), Ki Narko Sabdo (Karangtengah-Blitar) dan lain sebagainya. Tak lupa buat ananda Muhammad Naufal Az-Zamzami, cintailah kehidupan masa lalu, kini, dan mendatang, maka kehidupan tersebut akan mencintaimu. Tentu saja, saya tidak bisa menyebutkan para kolega satu-persatu dalam buku yang relatif kecil ini. 

Terakhir kali, saya perlu mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua kawan yang telah mengamalkan “Dzikir Hasbalah” di manapun berada. Teriring doa kebaikan, mudah-mudahan mereka semua selalu mendapat pertolongan dari Allah Yang Maha Penolong, serta diberi kecukupan, kenyamanan, ketentraman, keberkahan dan kedamaian sepanjang zaman hingga kehidupan di akherat kelak. Akhirnya kritik dan saran demi kesempurnaan buku kecil ini selalu saya harapkan. Wallahu A’lam Bis Showab.

Sekardangan, 21 November 2017
Penulis,

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
DAFTAR ISI

Judul Buku ~ 1
Pendahuluan ~3
Daftar Isi ~ 5
Bab Satu: Amalan Dzikir Hasbalah ~ 6
Bab Dua: Shalawat Dala’ilul Khairat ~ 9
Bab Tiga: Amalan Para Waliyullah ~ 15
Bab Empat: Ijazah Ulama Sekardangan ~ 18
Bab Lima: Doa-Doa Cara Jawa ~ 21
Daftar Pustaka ~ 23
Tentang Penulis ~ 24






BAB SATU
AMALAN DZIKIR HASBALAH

Dzikir Hasbalah merupakan sebuah amalan yang biasa diamalkan oleh Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar), Mbah Kyai Abdul Hamid (Pasuruan), dan para ulama Nahdliyyin lainnya. Istilah “Dzikir” artinya mengingat, sedangkan “Hasbalah” artinya membaca Hasbunallah Wa Nikmal Wakil. Dengan demikian, “Dzikir Hasbalah” dapat diartikan sebagai dzikir atau mengingat kepada Allah melalui media/bacaan Hasbunallah Wa Nikmal Wakil tersebut. Adapun tata cara yang kami tradisikan dapat dilihat sebagaimana berikut:

PEMBUKA
1.    Istighfar 3x/7x/tak terbatas
2.    Allohumma Shalli Ala Muhammad 3x/7x/tak terbatas
HADIAH FATIKAH
1.    Ila Hadroti Nabiyyil Musthofa Muhammadin Shollallohu Alaihi Wa Sallam Wa Alihi Wa As’habihi. Al-Fatikah... 1x
2.    Ila Hadroti Jami’il Malaikatil Muqarrabin, khususon Sayyidina Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il, wa Hamalatil Arsy. Al-Fatikah... 1x
3.    Ila Hadroti Syaikh Abil Hasan As-Syadzili, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Baha’uddin an-Naqsyabandi, Syaikh Abdullah as-Syathori, Syaikh Muhammad at-Tijani, Syaikh al-Habib Abdillah bin Alwi al-Haddad. Al-Fatikah... 1x
4.    Ila Hadroti Cikal-Bakal Dusun Sekardangan, Khususon Mbah Kyai Purwoto Siddiq Banyubiru, Mbah Nyai Gadhung Melati, Rara Sekar Rinonce. Al-Fatikah... 1x
5.    Ila Hadroti Mbah Kyai Rekso Drono, Mbah Kyai Abu Yamin, Mbah Kyai Hasan Muhtar, Mbah Kyai Atmo Setro, Mbah Kyai Setro Kromo, Mbah Kyai Suwiryo, Mbah Kyai Tirto Sentono, Mbah Kyai Barnawi, Lan Sedoyo Tokoh Ingkang Mbabat Dusun Sekardangan. Al-Fatikah... 1x
6.    Ila Hadroti Mbah Kyai Imam Fakih, Mbah Kyai Abbas Fakih, Mbah Kyai Imam Mahdi, Mbah Kyai Nasruddin, Mbah Kyai Abu Bakar, Mbah Kyai Zainuddin, Mbah Kyai Abdurrahman, Mbah Kyai Jauhari, Mbah Kyai Muhammad Romli Lan Sedoyo Ulama Sekardangan. Al-Fatikah... 1x
7.    Ila Hadroti Mbah Kyai Hasan Thohiran, Mbah Kyai Ahmad Dasuqi, Mbah Kyai Mahrus Yunus, Mbah Kyai Maulan, Lan Sedoyo Kyai Sekardangan. Al-Fatikah... 1x
8.    Ila Hadroti Man Ajazani, Khususon Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Mbah Kyai Makhrus Ali Lirboyo, Mbah Kyai Maksum Syafa’at Pare, Mbah Kyai Hasbulloh Blitar, Mbah Kyai Daim Blitar. Al-Fatikah... 1x
9.    Ila Hadroti Sedoyo Guru-Guru Kito, Sedoyo Keluarga Kito, Sedoyo Tetangga Kito, Sedoyo Konco-konco kita, Sedoyo Tiyang Ingkang Gadah Hak Marang Kita. Al-Fatikah... 1x
10. Ila Hadroti Jami’il Muslimin Wal Muslimat Wal Mukminin Wal Mukminat Al-Ahya’i Minhum Wal Amwat, Khususon Sedoyo Warga Sekardangan Minal Awal Ila Akhir. Al-Fatikah... 1x
11. Ila Hadroti... (Bisa ditambah siapa saja yang dikehendaki).

BACAAN HASBALAH
Bacalah Hasbalah berikut: “Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil” Artinya Cukup Alloh yang menolong kami dan Dia sebaik-baik pelindung, 450x (Empat Ratus Lima Puluh Kali).

DOA PENUTUP
Memohon atau berdoa kepada Alloh yang baik-baik, seperti: kelancaran rejeki, kelimpahan rejeki, sukses menuntut ilmu, hidup bahagia lahir dan batin, selamat dunia akhirat dan lainnya.

KETERANGAN

Amalan Hasbalah ini ijazah dari beberapa Ulama, di antaranya: Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Mbah Kyai Makhrus Ali Lirboyo, Mbah Kyai Maksum Syafa’at Pare, Mbah Kyai Hasbulloh Blitar, Mbah Kyai Daim Blitar, Mbah Kyai Zainuddin Sekardangan-Blitar dan lain sebagainya. Amalan Hasbalah ini juga dinukil dari “Kitab Sirrul Jalil” karya Syaikh Abul Hasan As-Syadzili dan “Risalah Dzikir Hifdzul Anfas Wal Aurod” karya Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd. Semoga selalu berkah serta bermanfaat di dunia dan akhirat. []

BAB DUA
SHALAWAT DALA’ILUL KHAIRAT

Dala’ilul Khairat merupakan kumpulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. Shalawat Dala’ilul Khairat juga merupakan bagian dari tharikat mu’tabarah  dan di akui dalam kalangan Nahdlatul Ulama (NU/Nahdliyyin). Dalam berbagai literatur, Wirid Shalawat Dala’ilul Khairat yang disusun oleh Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli merupakan sebuah wirid berbagai macam shalawat yang silsilah keimuannya bersambung kepada Rasulullah SAW. Maka dari itu, sebagian ulama ahli tasawuf menyebutnya sebagai sebuah Tharikah Mu’tabarah Jazuliyyah.

Adapun Silsilah Ijazah Wirid Shalawat Dalailul Khairat (Thariqah Jazuliyyah) di Sekardangan yang dikembangkan oleh Mbah Kyai Imam Mahdi memiliki dua  jalur yang pada akhirnya bertemu pada Syaikh Abdus Salam Bin Massyish, yakni guru Syaikh Abul Hasan Ali As- Syadzili. Dari pertemuan ini, bisa dikatakan bahwa Syaikh al- Jazuli merupakan penganut Thariqah Syadziliyyah yang nantinya berkembang menjadi sebuah Thariqah Jazuliyyah. Kaitan Dalam hal tersebut Syafiq A. Mughni pernah mengatakan: “Abul Hasan as- Syadzili (wafat 1258 M) juga melahirkan thariqah yang berpengaruh di Sudan Timur. Thariqah ini pada abad ke- 15 direformasi dalam bentuk Thariqah Jazuliyyah di Maroko”. Berikut merupakan silsilah yang penulis dapat dari pada saat Haul Akbar Tharikah Jazuliyyah di dusun Sekardangan, di mana silsilah keilmuan Syaikh al- Jazuli ke atas akan bertemu dengan dua wali agung seperti Syaikh Abdul Qadir al- Jailani  (pendiri Thariqah Qadiriyyah) dan Syaikh Abul Hasan as- Syadzili (pendiri Thariqah  Syadziliyyah).

1.  Allah Rabbul Izzati Swt.. (1). Allah Rabbul Izzati Swt.
2.  Sayyidina Jibril. (2). Sayyidina Jibril.
3.  Nabi Muhammad Saw. (3). Nabi Muhammad Saw.
4.  Sayyidina Ali bin Abu Thalib. (4). Sayyidina Ali Bin Abu Thalib.
5.  Syaikh Hasan Al-Basri.  (5). Syaikh Hasan bin Ali.
6.  Syaikh Habib Al-Ajami. (6). Syaikh Abu Muhammad Jabir.
7.  Syaikh Daud At-Th’ai. (7). Syaikh Muhammad Said Al- Ghozwaniy.
8.  Syaikh Ma’ruf Al-Kharkhi. (8). Syaikh Fathus Su’ud.
9.  Syaikh Sari As-Saqati. (9). Syaikh Sa’ad.
10.  Syaikh Junaidi Al- Baghdadi. (10). Syaikh Abu Muhammad Said.
11.  Syaikh Abu Bakar Asy-Shibli. (11). Syaikh Abil Qosim Ahmad al Marwani.
12.  Syaikh Abdul Wahid At- Tamimi. (12). Syaikh Abi Ishaq Ibrahim al Bashri.
13.  Syaikh Abul Faroj At-Turtusi. (13). Syaikh Zainuddin Al- Qozwiniy.
14.  Syaikh Abul Hasan Ali  Al-Hukkari. (14). Syaikh Muhammad Syamsuddin.
15.  Syaikh Abu Said Mubarak Al- Mahzumi. (15). Syaikh Muhammad Tajuddin.
16.  Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. (16). Syaikh Nuruddin Abil Hasan Ali.
17.  Syaikh Abu Madyan Syu’aib. (17). Syaikh Fakhruddin.
18.  Syaikh Muhammad Shalih. (18). Syaikh Taqiyyuddin Al- Fuqoyr.
19.  Syaikh Muhammad bin Harazim. (19). Syaikh Abdurrahman Al- Aththor Az- Zayyat.
20.  Syaikh Abdus Salam Bin Masyish. (20). Syaikh Abdus Salam Bin Masyish. (Disinilah pertemuan kedua silsilah keilmuan diatas bertemu).
21.  Syaikh Abul Hasan Ali Bin Abdul Jabbar As- Syadzili.
22.  Syaikh Abu Abdillah Al- Maghrobi.
23.  Syaikh Anusi Uwais Zamanihi Al- Badawi.
24.  Syaikh Abul Fadl Al- Hindi.
25.  Syaik Abu Zaid Abdurrahman Az- Zajroji.
26.  Syaikh Abu Ustman Sa’id Al- Hartani.
27.  Syaikh Abu Abdillah Muhammad Al- Amghori.
28.  Syaikh Abu Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al- Jazuli. (Muallif Shalawat Dala’ilul Khairat)
Silsilah jalur pertama:
29.  Syaikh Ahmad Al- Maknasi.
30.  Syaikh Muhammad.
31.  Syaikh Ahmad.
32.  Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Ahmad Al- Husaini Al- Maghrobi Al- Maknasi.
33.   Syaikh Muhammad Bin Abdullah.
34.  Syaikh Muhammad Bin Sannah Al- Umari.
35.  Syaikh Abdurrahman Bin Sulaiman Al- Akhdal.
36.  Syaikh Husain Bin Muhammad Al- Habsy.
37.  Syaikh Muhammad Bin Husain Al- Habsy.
38.  Syaikh Abdullah Bin Jamid As- Shafi.
39.  Syaikh Al- Allamah Kamil Abdullah Sholah.
40.  Syaikh Salim Bin Abdullah Bin Umar As- Syathiri.
41.  Kyai Muhammad Azizi Hasbullah Selopuro.
42.  Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur kedua:
29.  Syaikh Ahmad Al- Maknasi.
30.  Syaikh Muhammad.
31.  Syaikh Ahmad.
32.  Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Ahmad Al- Husaini Al- Maghrobi Al- Maknasi.
33.  Syaikh Al- Allamah Ahmad Bin Muhammad An- Nakhli Al- Makky.
34.  Syaikh Muhammad Tajuddin Abdul Muhsin Bin Salim Al- Qala’i dan Syaikh Abdul Qadir Bin Abu Bakar As- Shiddiqi.
35.  Syaikh Abdul Malik Bin Abdul Mun’im Al- Qala’i Al- Makky.
36.  Syaikh Yahya Bin Abbas Bin Muhammad Bin Shiddiq Al- Makky.
37.  Syaikh Abbas Bin Ja’far Bin Abbas Bin Muhammad Bin Shiddiq Al- Makky.
38.  Syaikh Ahmad Bin Abdullah As- Syammi (Tsumma Al- Makky)
39.  Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al- Fadani Al- Makky.
40.  Mbah Kyai Abdul Aziz Bin Mansyur Pacul Gowang Jombang.
41.  Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur ketiga:
29.  Syaikh Abdurrahman Bin Ahmad.
30.  Syaikh Muhammad Bin Muhammad bin Abdullah Al- Maghrobi. (Al- Ashlu Al- Madani)
31.  Syaikh Rofi’uddin Bin Syamsuddin Al- Amiri Al- Qandahari.
32.  Syaikh Muhammad Shalih Bin Khairullah Ar- Radhawi Al- Bukhari.
33.  Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Abi Khadir Ad- Dimyathi. (Tsumma Al- Madani)
34.  Syaikh Muhammad Amin Bin Ahmad bin Ridwan. (Syaikh Dala’il di Masjid Nabawi)
35.  Syaikh Abdul Muhsin Bin Muhammad Amin Ridwan. (Syaikh Dala’il di Masjidil Haram)
36.  Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al- Fadani Al- Makky.
37.  Mbah Kyai Abdul Aziz Bin Mansyur Pacul Gowang Jombang.
38.  Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Silsilah jalur keempat:
29.  Syaikh Abdul Aziz At- Tiba’i.
30.  Syaikh Ahmad Musa As- Simlali.
31.  Syaikh Ahmad Bin Abbas As- Shum’i.
32.  Syaikh Ahmad Al- Muqri.
33.  Syaikh Abdul Qadir Al- Fasiy.
34.  Syaikh Ahmad bin Al- Hajj.
35.  Syaikh Muhammad Bin Ahmad Bin Ahmad Al- Mutsanna.
36.  Syaikh Ali Bin Yusuf Al- Hariri Al- Madani.
37.  Syaikh Muhammad Amin Bin Ahmad Ar- Ridwan Al- Madani.
38.  Syaikh Abdul Muhsin Bin Muhammad Amin Ridwan.
39.  Mbah Kyai Mansyur Kalipucung.
40.  Mbah Kyai Sibawaih Baghowi Tlogo.
41.  Mbah Kyai Imam Mahdi, Mbah Kyai Nasruddin, Mbah Kyai Muhtar Fauzi Sekardangan dan Mbah Kyai Ali Amir Gaprang.
42.  Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.

KETERANGAN

Semua silsilah “Wirid Shalawat Dala’ilul Khairat” tersebut penulis dapatkan ketika di Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan diadakan Ijazah Massal setiap dua tahun sekali. Selain itu, penulis juga pernah mendapatkan ijazah tersebut secara privat dari Mbah Kyai Muhtar Fauzi, Mbah Kyai Nasruddin, Mbah Kyai Ali Amir (Gaprang), dan para Masyayih yang lainnya. Sementara itu, sanad wirid shalawat Dala’ilul Khairat di atas juga dinukil dari nadham (syair) yang pernah ditulis oleh Mbah Kyai Muhammad Khoiruddin Tulungagung, yakni salah satu murid Mbah Kyai Imam Mahdi Sekardangan. []

BAB TIGA
AMALAN PARA WALIYULLAH

Para Waliyullah (kekasih Allah) selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai amalan. Ada sebagian Waliyullah yang suka mewiridkan shalawat Nabi Muhammad SAW. Ada pula sebagian Waliyullah yang suka mewiridkan ayat-ayat suci al-Qur’an al-Karim. Ada pula sebagian Waliyullah yang suka berdzikir secara rahasia (sirri). Ada pula sebagian Waliyullah yang suka berdzikir secara terang-terangan (jahri). Ada pula sebagian Waliyullah yang suka berdzikir secara rahasia (sirri) dan terang-terangan (jahri). Semua itu merupakan wujud cinta mereka kepada Tuhan yang dicintainya.

Berikut ini merupakan kebiasaan wirid atau dzikir dari Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) dan Mbah Kyai Abdul Hamid (Pasuruan) yang telah mashyur dalam kalangan ulama Nahdliyyin (NU). Dalam hal ini, penulis juga banyak mendapatkan ijazah dari para guru, seperti: Mbah Kyai Hasbulloh (Karangsono, Kanigoro, Blitar), Mbah Kyai Daim (Tingal, Garum, Blitar), dan terakhir terkait amalan wirid surat al-Fatikah 100x dari Mbah Kyai Muhammad Arsyad Bushoiri (Pondok Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung) yang diperolehnya dari Gus Miek (Kyai Hamim Djazuli Tokoh Pendiri Dzikrul Ghofilin). Dan Gus Miek mendapatkannya dari Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan.

AMALAN MBAH KYAI DIMYATI
          Mbah Kyai Dimyati merupakan seorang ulama yang terkenal sebagai Waliyullah (kekasih Allah) dijamannya. Beliau merupakan putra dari Mbah Kyai Hasbulloh (Baran, Selopuro, Blitar). Adapun beberapa kebiasaan yang dilakukan atau diamalkan oleh Mbah Kyai Dimyati, antara lain:
1.    Membaca al-Qur’an Mujazza, yakni membaca al-Qur’an tiap juz.
2.    Mewiridkan Shalawat Dala’ilul Khairat, karya Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli.
3.    Mewiridkan berbagai Shalawat Nabi Muhammad SAW.
4.    Mewiridkan Hauqolah, yakni bacaan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah semata)
5.    Mewiridkan Hasbalah, yakni bacaan Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil (Hanya Allahlah yang mencukupiku dan Dialah sebaik-baik penolong)
6.    Dan amalan wirid atau dzikir lainnya.

AMALAN MBAH KYAI ABDUL HAMID
          Mbah Kyai Abdul Hamid merupakan seorang ulama dan waliyullah (kekasih Allah) yang bermukim di Pasuruan, Jawa Timur. Ada banyak karomah yang mengalir atau keluar dari diri Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan. Kyai Abdul Hamid pernah mondok di Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur. Berikut merupakan amalan wirid atau dzikir yang pernah dibiasakan oleh Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan, antara lain:
1.    Mewiridkan Hasbalah, yakni bacaan Hasbunalloh Wa Nikmal Wakil (Hanya Allahlah yang mencukupiku dan Dialah sebaik-baik penolong). Saya mendapatkan ijazah amalan ini dari Mbah Kyai Hasbullah (Karangsono, Kanigoro, Blitar) yang diperolehnya dari Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan dan Mbah Kyai Makhrus Ali Lirboyo.
2.    Mewiridkan Surat al-Fatikah 100x setiap hari dengan tata cara atau resep sebagai berikut:
a.    Ba’da Shubuh 21x/30x
b.    Ba’da Dzuhur           22x/25x
c.    Ba’da Asyar             23x/20x
d.    Ba’da Maghrib         24x/15x
e.    Ba’da Isyak             10x/10x
Dalam pedoman kitab “Dzikrul Ghafilin” disebutkan bahwa wirid Surat al-Fatikah 100x ini menurut resep Imam Abu Hamid al-Ghazali. Adapun caranya berbeda-beda sebagaimana yang terdapat dalam “Kitab Khazinatul Asrar” dan “Kitab Inaratud Duja”.
3.    Berbagai macam Shalawat Nabi Muhammad SAW.
4.    Mbah Kyai Imam Mahdi (Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar) pernah dijazahi Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan agar melanggengkan shalat Shubuh berjama’ah di masjid.
5.    Dan amalan wirid atau dzikir lainnya. []


BAB EMPAT
IJAZAH ULAMA SEKARDANGAN

Kata “ijazah” dapat diartikan sebagai kewenangan atau memperbolehkan. Dengan demikian, para ulama yang mengijazahkan sebuah amalan wirid atau dzikir merupakan tanda bahwa mereka telah memperbolehkan amalan wiridnya dilakukan atau diamalkan oleh orang lain yang diijazahi. Berikut ini merupakan ijazah-ijazah amalan wirid dari para Ulama Sekardangan (Papungan, Kanigoro, Blitar), antara lain:

1.    Shalawat Ridha
Yakni bacaan “Allohumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Shalatan Takuunu Laka Ridho Wa Li Haqqihi Ada’a” dibaca 3x (tiga kali) setelah shalat lima waktu. Shalawat ini berkhasiat untuk mendapatkan ridha dari Allah ketika beribadah dan ridha dari masyarakat ketika berdakwah. (Ijazah dari Mbah Kyai Imam Mahdi Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar).

2.    Shalawat Maqsurah
Yakni shalawat pendek berbunyi “Shallallah Ala Muhammad” dibaca setiap hari sebanyak 1000x (seribu kali) untuk segala macam hajat di dunia maupun akhirat. (Ijazah dari Mbah Kyai Muhammad Makhrus Yunus Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sekardangan, Kanigoro, Blitar).

3.    Shalawat Mbah Kyai Imam Nawawi
Yakni, sebuah bacaan shalawat yang berbunyi “Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Sallim” dibaca setiap hari sebanyak 1000x (seribu kali) untuk berbagai macam hajat di dunia maupun akhirat. Shalawat ini merupakan amalan Mbah Kyai Imam Nawawi Pendiri Pondok Pesantren Mahir ar-Riyadl, Ringinagung, Pare, Kediri. (Ijazah dari Mbah Kyai Muhammad Sholeh Ali Basyah Sekardangan, Kanigoro, Blitar, dan beberapa kyai lainnya).

4.    Shalawat Munjiyat
Shalawat Munjiyat merupakan shalawat yang disusun oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (Pendiri Tharikat Qadiriyyah). Adapun lafadznya adalah: “Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammadin Shalaatan Tunjiina Bihaa Min Jami’il Ahwaali Wal Aafaat Wa Taqdhi Lanaa Bihaa Jami’al Haajaat Wa Tutohhirunaa Bihaa Min Jami’is Sayyi’aat Wa Tarfa’unaa Bihaa Indaka A’lad Darajaat Wa Tuballighunaa Bihaa Aq’shal Ghaayaat Min Jami’il Khairaati Fil Hayaati Wa Ba’dal Maamat”. Bila memiliki hajat penting, maka shalawat ini dibaca 1000x (seibu kali) kemudian memohon kepada Allah apa yang dihajatkan. (Ijazah dari Mbah Kyai Zainuddin yang beliau peroleh dari Mbah Kyai Dimyati Baran, Selopuro, Blitar. Ijazah kedua berasal dari Mbah Kyai Imam Mahdi Sekardangan yang beliau peroleh dari Mbah Kyai Mansyur Kalipucung, Sanankulon, Blitar)

5.    Wirid Setelah Shalat Jum’at
Yakni, setelah shalat Jum’at membaca wirid berikut:
a.    Surat al-Fatikah  7x
b.    Surat al-Ikhlas    7x
c.    Surat al-Falaq     7x
d.    Surat an-Nas      7x
(Ijazah dari Mbah Kyai Muhammad Hamzah Cokro Muji Harsono Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar).

6.    Shalawat Nuri Dzati
Yakni, shalawat dengan lafadz berikut: “Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammadin Nuri Dzati Wa Sirris Sarri Fil Asma’i Was Shifaati Wa Alaa Alihii Wa Shahbihi Wa Sallim”, karya Syaikh Abu Hasan Ali As-Syadzili (Pendiri Tharikat Syadziliyyah). Shalawat ini berkhasiat banyak sekali, antara lain dapat untuk memagari anak dari gangguan jin dan syaitan. Caranya ditulis dan huruf “MIM”-nya ditulis besar, kemudian di dalam huruf “MIM” tersebut ditulisi nama anak yang dipagari. Dan masih banyak khasiat lainnya. (Ijazah dari Mbah Kyai Zainuddin Bin Dasuqi Sekardangan, dan beliau mendapatkan ijazah dari Mbah Kyai Abbas Fakih Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekaradangan, Kanigoro, Blitar). []

BAB LIMA
DOA-DOA CARA JAWA

Doa keselamatan berbahasa Jawa berikut saya dapatkan dari Mbah Tugiman Darungan. Beliau mendapatkannya dari Pangeran Papak Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M. Djojopernomo) Tojo, Temuguruh, Sempu, Banyuwangi. Perlu diketahui bahwa Mbah Tugiman ini merupakan teman Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) ketika sering berziarah ke “Makam Auliya’ Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar. Perlu diketahui bahwa Kakek Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) yang bernama Mbah Ekomedjo atau Demang Ekomedjo merupakan lurah pertama desa Purwokerto, Srengat, Blitar. Maka tak heran bila masa kecilnya, Mbah Kyai Dimyati (Baran, Selopuro, Blitar) sering berkunjung ke rumah kakeknya di Purwokerto, Srengat, Blitar.

Sedangkan ayah angkat dari Pangeran Papak Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M. Djojopoernomo) yang bernama Kyai Ageng Ponco Suwiryo (Sayyid Bukhori Mukmin) juga dimakamkan dalam areal “Makam Auliya Mbrebesmili Santren” bersama tokoh-tokoh lainnya, antara lain: (1) Mbah Kyai Syakban Gembrang Serang; (2) Mbah Kyai Kasan Mujahid; (3) Mbah Kyai Muhammad Asrori; (4) Mbah Kyai Pandan Arum; (5) Dan lain sebagainya. Lain dari itu, perlu diketahui bahwa Pangeran Papak Natapraja dari segi silsilah nasab masih bersambung kepada Sunan Kalijogo Sang Wali Tanah Jawa.

Inilah doa cara Jawa dan berasal dari Mbah Tugiman yang beliau dapatkan dari Pangeran Papak Natapraja atau Mbah Wali Papak (Kyai R.M. Djojopoernomo) Tojo, Temuguruh, Sempu Banyuwangi yang dimaksud: “Holoumo Bumi Langgeng. Blambangan Kancinge Iman Soko Sucine Makrifat. Tinempuhan Poro Nabi. Tinempuhan Poro Wali. Imane (.....) Iman Slamet. Slameto Kang Nylameti. Slameto Kang Den Slameti. Pinaringono Rejeki. Rejeki Saking Pangeran. Holoumo Dino Loro. Uripe Dino Kelawan Wengi. Wong Kajat Kelawan Niat. Lungguhe (.....) Ono Syaringat. Wisanono Nistiko Wungkulono Wuku Telung Puluh. Jopo Lan Sukmo. Jopone (.....) Ngedohno Poncoboyo. Ngedohno Poncobeka. Pinaringono Panjang Umur. Slamet, Slamet, Slamet Saking Kersane Gusti Alloh”. 

Selain hal di atas, berikut juga doa atau niat mandi dengan cara Jawa yang saya dapatkan dari para sesepuh, di antaranya: (1) Niyat Ingsun Adus Kramas, Cidukku Cangkir Kumala, Ancik-Ancikku Watu Gilang Kencana, Badan Kasar Keli, Badan Suci Keri, Keri Saking Kersane Alloh, Wong Sak Jagad Pramudito, Ora Ono Sing Adus Kramas, Iya Aku Sing Adus Kramas, Wong Sak Jagad Pramudito, Ora Ana Wong Lanang Sejati, Iya Aku Wong Lanang Sejatine Urip Kang Manjing Urip; (2) Niyat Ingsun Adus Banyu Bumi Suci, Raga Suci, Nyawa Suci, Sukma Suci, Dadi Cahyo Nur Cahyo, Yo Muhammad Cahyoku Tan Keno Lelara, Slamet. Dan masih banyak lagi doa atau niat mandi cara Jawa yang lainnya. Penulis juga pernah mendapatkan niat mandi cara Jawa (dengan lafadz lain) dari Pondok Pesantren Baiturrahmah, Blimbing, Malang, Jatim. []

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maliki, Syaikh Muhammad Ali Bin Husain. Kitab Inaratud Duja. Semarang: Toha Putra, t.t.
An-Nazili, Syaikh Muhammad Haqqi. Kitab Khazinatul Asrar. Semarang: Toha Putra, t.t.
Anonim. Kitab Dzikrul Ghofilin. Kediri: Pondok Pesantren Lirboyo, t.t.
----------. Lembaran Dzikir Hasbalah. Sebuah lembaran yang dikeluarkan oleh Padepokan Padang Jiwo, Sekardangan, Kanigoro, Blitar, 2017.
----------. Lembaran Doa Keselamatan Cara Jawa. Sebuah lembaran dari Mbah Tugiman Darungan, Blitar.
Shofwan, Arif Muzayin. Kyai Ageng RM. Djojopoernomo, Tojo,  Temuguruh, Sempu, Banyuwangi. Artikel diakses dari http://arifmuzayinshofwan.blogspot.co.id, pada tanggal 24 November 2017.
----------. Sekelumit Kisah Bumi Sekardangan Dari Masa Ke Masa. Blitar: The Post Institute, 2016.
----------. Risalah Dzikir Hifdzul Anfas Wal Aurod Dilengkapi Dengan Sepercik Inti Ajaran Sunan Tembayat. Blitar: Patembayatan Sunan Tembayat, 2016.

TENTANG PENULIS

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd adalah lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur. Dia pernah menuntut ilmu keagamaan Islam di berbagai pesantren, di antaranya: Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Darussalam Gaprang, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung; Pondok Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung; Pondok Pesantren Al-Kamal Kunir, Wonodadi, Blitar; Pondok Pesantren Mambaul Hidayah Tlogo, Kanigoro, Blitar; Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul, Durenan, Trenggalek; dan lain sebagainya. Pria yang memiliki hobi membaca dan menulis tersebut merupakan generasi ke-6 dari Mbah Kyai Muhammad Syakban Gembrang Serang (Purwokerto, Srengat, Blitar) bin Mbah Kyai Raden Muhammad Qosim (Eyang Kasiman yang yayasan-nya berada di utara Masjid Agung Kota Blitar).
Beberapa padepokan atau komunitas spiritual yang pernah disinggahi oleh pria tersebut, antara lain: (1) Padepokan Pusaka Sunan Tembayat Srengat-Blitar, asuhan Gus Hairi Musthofa; (2) Padepokan Laskar Wirogaten, Jatimalang-Blitar, asuhan Gus Ilham Rofi’i; (3) Padepokan Padang Jiwo, Sekardangan-Blitar, asuhan Kyai Yasin Fakih; dan padepokan-padepokan lainnya. Pria ini selalu ingat kata kyai-nya yang pernah mengatakan: “Kalau mau berjuang di desa, jangan sampai melupakan para sesepuh yang lebih dulu berjuang. Kalau di desa kita tak punya lanjaran, lebih baik kita hijrah ke desa yang lain”. Kontak person HP/WA: 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar