Meditasi
Vipassana
PANDANGAN
TERANG
Oleh:
Ven.
Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa
Ditulis
ulang oleh:
Dr.
Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Kata
Pengantar
Haji
Muhammad Agung Priyokusumo
Dikeluarkan
oleh
“KOMUNITAS
PECINTA BUMI SPIRITUAL”
Blitar - Jawa Timur
Judul Buku:
“MEDITASI VIPASSANA PANDANGAN
TERANG”
Oleh:
Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin
Janakabhivamsa
Ditulis ulang oleh:
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Kata Pengantar
Haji Muhammad Agung Priyokusumo
Penyunting: Sulaiman
Penyelaras Akhir: Ahmad Mansuri
Tim Kreatif: Muhammad Hafidz
Untuk Kalangan Sendiri
Cetakan Pertama, 2018
Dikeluarkan oleh
“KOMUNITAS PECINTA BUMI
SPIRITUAL”
Blitar - Jawa Timur
|
KATA PENGANTAR
DARI HAJI MUHAMMAD AGUNG PRIYOKUSUMO
Salam
sejahtera nan suci dan luhur kami sampaikan kepada semua makhluk hidup yang
tampak maupun tak tampak, di kehidupan kini dan mendatang. Dikatakan bahwa
Latihan Meditasi Pandangan Terang (Vipassana Bhavana) adalah upaya yang
dilakukan oleh seorang meditator untuk memahami dengan benar sifat fenomena
psiko/ragawi (batin-jasmani) yang berlangsung dalam tubuhnya sendiri.
Dengan
senang hati saya menyambut hadirnya buku berjudul “Vipassana Bhavana Meditasi Pandangan
Terang” yang disusun oleh Ven.
Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa, kemudian diketik
dan ditulis ulang oleh Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd ini. Yakni sebuah buku
praktis sebagai petunjuk untuk latihan meditasi Vipassana (Pandangan Terang)
yang digunakan Sang Penyusun untuk mengajarkan di Malaysian Buddhist Meditation Center di Penang, Malaysia.
Semoga
buku tersebut bermanfaat bagi penempuh meditasi Vipassana (Pandangan Terang).
Akhir kata, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Baik makhluk hidup yang
tampak maupun tak tampak.
Blitar,
08 Juli 2018
(Haji
Muhammad Agung Priyokusumo)
DAFTAR
ISI
Judul
Buku ~ 1
Kata
Pengantar Dari Mbah Haji Muhammad Agung Priyokusumo ~ 3
Daftar
Isi ~ 4
Bab
I: Mencatat Dalam Batin ~ 5
Bab
II: Meditasi Duduk ~ 7
Bab
III: Meditasi Jalan ~ 9
Bab
IV: Kesadaran Penuh Dalam Kegiatan
Sehari-hari
~ 11
Bab
V: Rasa Sakit Dan Kesabaran ~ 13
Bab
VI: Mengamati Keadaan Batin - 15
BAB I
MENCATAT DALAM BATIN
Vipassana atau Insight
Meditation (meditasi dengan melihat ke dalam diri sendiri/ pandangan
terang, yaitu mengamati proses batin dan jasmani). Pada pokoknya adalah sebuah
latihan dengan cara mengalami sendiri, yang berdasarkan perkembangan yang
seimbang dari Kesadaran (Awarennes) yang jelas dan terarah.
Dengan mengamati proses batin-jasmani
yang terus berlangsung saat demi saat dalam diri seseorang dengan kekuatan KESADARAN
(PERHATIAN PENUH), maka PANDANGAN TERANG (PENGETAHUAN SEJATI/ INSIGHT)
muncul dalam memahami sifat alami yang sesungguhnya dari kehidupan dan semua
pengalaman ini.
Melalui kebijaksanaan yang diperoleh
dengan menggunakan meditasi Vipassana (Pandangan Terang), seseorang dapat hidup
lebih bebas dan dapat berhubungan dengan dunia di sekitarnya dengan lebih
sedikit kemelekatan, ketakutan, dan kebingungan. Kemudian kehidupan seseorang
menjadi lebih terkendali berdasarkan akal sehat, kasih sayang, dan
kejernihan batin.
Dalam hal “Mencatat dalam Batin”,
maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut,
antara lain:
v Ini adalah sebuah teknik dengan tujuan mengarahkan perhatian kepada
proses batin dan jasmani untuk memahami sifatnya sebagaimana adanya secara
benar. Caranya adalah dengan terus-menerus memberikan nama atau mencatat
dalam batin untuk setiap proses yang diamati.
v Prinsip dasar dari Latihan Vipassana adalah mengamati proses apapun yang
muncul pada saat timbul saat ini dengan mencatat saat ini,
seseorang hidup saat ini.
v Catatlah dengan penuh perhatian dan seksama. Pencatatan yang dibuat-buat
akan membuat pikiran terganggu. Ketika konsentrasi lemah, akan timbul
kecenderungan untuk lalai mengamati proses, hal ini dapat diatasi dengan cara
memberikan “SEBUTAN”. Bentuk kata secara lengkap dari suatu sebutan
tidak begitu penting, tetapi pada permulaan latihan, ini sangat membantu.
Tetaplah pada pencatatan sampai pe-NAMA-an menjadi lancar dan terbiasa, dan
tinggalkan pencatatan hanya jika terlalu mengganggu. Itu berarti masa
kegunaannya telah selesai.
v Meditator akan menghargai tujuan meditasi Vipassana bila dapat melakukan
latihan pengamatan bersamaan latihan pencatatan. Pengamatan dan pencatatan ini
dapat membimbing meditator menuju pemahaman sifat sesungguhnya dari proses
batin dan jasmani.
Demikianlah latihan “Mengamati dalam Batin” dari Ven. Chanmyay
Sayadaw Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang.
[]
BAB II
MEDITASI DUDUK
Dalam hal “Meditasi Duduk”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin
Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v Untuk mempersiapkan meditasi duduk, biarkan badan dan pikiran sesantai
mungkin. Pertahankan badan pada postur yang seimbang. Jangan merubah postur
dengan tiba-tiba atau tanpa perhatian penuh selama duduk. Jika Anda akan
bergerak, catatlah dahulu kehendak untuk bergerak sebelum melakukan
gerakan.
v Untuk memberi keseimbangan latihan, setiap meditasi duduk seharusnya
didahului dengan satu jam meditasi jalan.
v Dalam perubahan dari meditasi jalan ke meditasi duduk atau sebaliknya,
hati-hati untuk menjaga agar pikiran tetap terus penuh perhatian dan
konsentrasi secara berkesinambungan.
v Untuk memulai latihan meditasi duduk, arahkan perhatian pada
sensasi-sensasi di daerah perut yang disebabkan oleh gerakan NAIK dan TURUN.
Pencatatan batin dari gerakan-gerakan itu disesuaikan atau didasarkan pada
pengalaman dari sensasi-sensasi yang sedang berlangsung.
v Ketika gerakan dari perut menjadi semakin teratur dan jelas, tambahkan
jumlah dari setiap pencatatan. Jika gerakan-gerakan perut sangat rumit,
catatlah secara garis besar saja.
v Jika ada jarak antara gerakan NAIK dan TURUN-nya perut, masukkan
pencatatan lain dari proses yang sedang berlangsung juga, seperti “DUDUK”
dan atau “SENTUH” (pencatatan “DUDUK” adalah menyadari salah satu
karakteristik dari elemen udara yaitu MENOPANG).
v Jangan mengganggu pernafasan yang alami dengan mengambil nafas secara
mendadak dan nafas dalam. Ini akan membuat Anda lelah. Pernafasan seharusnya
normal saja.
v Ketika objek kedua mendominasi, seperti suara-suara, bentuk-bentuk
pikiran, sensasi-sensasi, dll., catatlah “MENDENGAR-MENDENGAR,
BERFIKIR-BERFIKIR, MERASAKAN-MERASAKAN, DST”. Pada awalnya tidak mudah untuk
mencatat bermacam-macam obyek, tetapi seiring dengan meningkatnya KESADARAN
PENUH, seseorang akan dapat melakukannya. Jadi ketika obyek-obyek kedua
telah berlalu, seseorang kembali untuk mencatat obyek utamanya. Seperti
gerakan-gerakan NAIK dan TURUN-nya perut.
v Meskipun seseorang diajarkan untuk mulai dengan mengamati gerakan NAIK
dan TURUN-nya perut, seseorang harus tidak melekat kepadanya. Ini bukanlah obyek
satu-satunya tetapi hanya salah satu di antara berbagai obyek dalam Meditasi
Vipassana.
v Kesadaran penuh atas gerakan perut mengarahkan seseorang kepada
pengalaman langsung akan ELEMEN UDARA/MENOPANG, yaitu elemen yang mempunyai
sifat tertentu seperti GERAK (MOTION),
GETARAN (VIBRATION), dan MENOPANG (SUPPORT). Hanya setelah mengalaminya
sendiri, seseorang dapat mengetahui secara benar sifat sesungguhnya dari ELEMEN
UDARA sebagaimana adanya. Ini akan menghancurkan pandangan salah akan
adanya “AKU”.
Demikianlah latihan “Meditasi Duduk” dari Ven. Chanmyay Sayadaw
Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang. []
BAB III
MEDITASI JALAN
Dalam hal “Meditasi Jalan”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin
Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v Lakukan meditasi jalan dengan serius. Dengan hanya melakukan meditasi
jalan saja, seseorang sangat mungkin untuk mencapai Pencerahan Tertinggi atau
Kesucian (Arahat).
v Mulailah latihan ini dengan mengarahkan perhatian Anda pada KAKI.
Kemudian catat setiap langkah potongan perpotongan selagi Anda mengikuti
gerakan itu dengan perhatian tajam. Catat dalam batin “KANAN”, “KIRI”,
sewaktu Anda membuat langkah-langkah selagi berjalan.
v Mata sebaiknya setengah tertutup dan pandangan ditujukan pada lantai
kira-kira sejauh 4-5 kaki (1.25 s/d 1.50 M), jangan melihat pada kaki selama
jalan, nanti Anda akan terganggu karenanya.
v Jangan biarkan kepala tertunduk terlalu rendah, karena ini akan sangat
cepat menyebabkan ketegangan dan tekanan pada postur Anda.
v Obyek-obyek untuk diamati akan ditingkatkan secara berangsur-angsur.
Misalnya, potongan-potongan dari langkah yang diamati secara berangsur-angsur
meningkat. Pada permulaan periode meditasi jalan, catat satu bagian hanya
kira-kira 10 menit, “KIRI”, “KANAN”, dan seterusnya.
Kemudian catat jalan Anda menjadi 3 bagian, “ANGKAT”, “DORONG”, “TURUN”,
dan seterusnya. Akhirnya, tingkatkan pencatatan pada “INGIN ANGKAT”, “INGIN
DORONG”, “INGIN TURUN”, “INGIN SENTUH”, “INGIN TEKAN”.
v Tolong pertimbangkan ini. Pikiran sudah pasti akan sering berkelana
selama periode meditasi jalan selama satu jam. Jadi jangan melihat-lihat kesana
kemari selama meditasi jalan. Anda telah sering melakukan dan akan punya sekian
banyak waktu untuk melihat-lihat kesana-kemari. Jika Anda masih juga
melakukannya selama RETREAT (LATIHAN), maka jangan harap Anda
bisa berkonsentrasi. Mata yang suka berkelana adalah masalah yang sangat sulit
bagi meditator. Jadi, catatlah dengan PENUH KESADARAN, bila ada
keinginan untuk melihat-lihat. Agar latihan efektif, direkomendasikan paling
sedikit 6 jam latihan meditasi jalan, dan 6 jam meditasi duduk setiap hari.
Demikianlah latihan “Meditasi Jalan” dari Ven. Chanmyay Sayadaw
Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang. []
BAB IV
KESADARAN
PENUH DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI
Dalam hal “Kesadaran Penuh dalam Kegiatan Sehari-hari”, maka Ven.
Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara
lain:
v
Kesadaran
dalam kegiatan sehari-hari adalah tugas utama dari seorang meditator. Ketika
seorang gagal untuk mengamati berlangsungnya suatu kegiatan, maka saat-saat
dalam kehidupannya berlalu begitu saja. Dengan demikian, ia bukan lagi
meditator karena telah kehilangan kesadaran penuh, konsentrasi, dan
kebijaksanaan.
v
Kemampuan
dari kesadaran penuh akan menjadi sangat kuat karena perhatian yang konstan dan
tak terganggu dalam setiap kegiatan sepanjang hari latihan.
v
Kesadaran
penuh yang terus-menerus menyebabkan peningkatan terhadap konsentrasi yang
dalam, dan hanya melalui konsentrasi yang dalam seseorang dapat menyadari
hakekat alami dari proses mental dan jasmani. Inilah yang akan membawa
seseorang menuju berhentinya penderitaan (dukkha).
v
Kelailaian
mencatat aktivitas sehari-hari menimbulkan kelengahan perhatian yang
terus-menerus untuk membawa kesadaran bergerak dari satu saat ke saat
berikutnya. Dengan latihan seperti ini, ada banyak hal-hal baru yang ditemukan
tiap hari.
v
Selama
latihan (retreat), yang harus Anda lakukan adalah untuk menjadi “MINDFULL” (PENUH KESADARAN). Tidak ada yang perlu untuk terburu-buru.
Yang Mulia Mahasi Syadaw membandingkan meditator Vipassana dengan seorang
penderita cacat yang lemah, yang sesuai keadaannya saja bergerak dengan sangat
perlahan.
v
Melakukan
segala sesuatu dengan sangat perlahan membantu pikiran berkonsentrasi. Jika
Anda ingin meditasi Anda berkembang, Anda harus terbiasa dengan tempo yang
diperlambat selama latihan.
v
Ketika
sebuah kipas angin sedang berputar dengan cepat, Anda tidak dapat melihat
dengan jelas keadaan yang sebenarnya, tetapi ketika sedang berputar lambat,
Anda dapat melihat dengan jelas. Oleh karena itu, Anda perlu untuk memperlambat
tempo sampai betul-betul perlahan supaya Anda bisa melihat proses mental dan
jasmani sebagaimana adanya.
v
Ketika
Anda dikelilingi oleh orang-orang yang melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa,
abaikanlah keadaan sekeliling Anda. Sebagai gantinya, perhatikan dengan
bersemangat proses batin dan jasmani Anda sendiri.
v
Berbicara
sangatlah berbahaya bagi perkembangan Pandangan Terang (Vipassana). “LIMA MENIT” saja bicara dapat
membuyarkan konsentrasi meditator untuk keseluruhan hari.
Semoga berkah dan bermanfaat kini dan
esok. []
BAB V
RASA SAKIT DAN KESABARAN
Dalam hal “Rasa Sakit dan Kesabaran”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw
Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v Rasa sakit adalah teman bagi meditator. Jangan ditolak, itu akan
menyadarkan Anda untuk menuju Kebebasan Mutlak (Nibbana).
v Rasa sakit tidak harus memberitahu Anda, bahwa dia mau datang. Rasa sakit
mungkin lama baru bisa hilang tetapi bila dia pergi, Anda boleh menangisinya
seperti seorang teman yang telah pergi.
v Rasa sakit diamati bukan UNTUK
MEMBUATNYA PERGI, tetapi UNTUK MENYADARI
SIFAT SESUNGGUHNYA.
v Rasa sakit adalah KUNCI PINTU MENUJU
KEBEBASAN MUTLAK/ KEBAHAGIAAN TERTINGGGI (NIBBANA).
v Ketika konsentrasi sedang bagus, rasa sakit bukanlah masalah. Itu adalah
proses alami. Jika Anda mengamatinya dengan penuh perhatian, pikiran akan
terserap ke dalamnya, dan menemukan sifat sakit yang sesungguhnya.
v Ketika sakit muncul, langsung diperhatikan. Abaikan hanya jika rasa sakit
itu menjadi tak tertahankan. Itu dapat ditanggulangi dengan konsentrasi yang
dalam yang timbul karena adanya KESADARAN
PENUH YANG TERUS-MENERUS.
v Jika rasa sakit yang hebat muncul pada waktu meditasi jalan, berhentilah sementara waktu dan amatilah.
v Bersabarlah dengan apa saja dan segala sesuatu yang merangsang pikiran
Anda.
v Kesabaran membimbing menuju ke KEBAHAGIAAN TERTINGGI (NIBBANA).
Ketdaksabaran menyeret seseorang ke alam yang menderita.
Semoga berkah dan bermanfaat kini dan mendatang. []
BAB
VI
MENGAMATI
KEADAAN BATIN
Dalam hal “Mengamati Keadaan Batin”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw
Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v Ketika
mengamati keadaan batin atau keadaan emosi, lakukanlah dengan segera,
bersemangat, dan tepat, supaya pengamatan bisa berkesinambungan dan penuh
kekuatan. Kemudian proses berfikir berhenti dengan sendirinya.
v Kecuali
Anda dapat mengamati pikiran-pikiran yang berkelana. Anda sudah terkalahkan
ketika berusaha untuk mengkonsentrasikan pikiran. Jika pikiran Anda cenderung
berkelana, itu menunjukkan bahwa Anda tidak sungguh-sungguh mengamati
pikiran-pikiran dengan cukup semangat dan usaha. Kemampuan untuk melakukan ini
sangat diperlukan.
v Jika
Anda menyadari isi dari buah-buah pikiran, maka itu akan cenderung berlanjut.
Jika Anda menyadari akan keberadaan pikiran itu sendiri, lalu proses berfikir
akan berhenti.
v Jangan
terikat terhadap pemikiran dan teori. Meditasi
adalah melampaui waktu dan ruang. Jadi, jangan terbelenggu dengan PEMIKIRAN dan TEORI. Pandangan Terang (Insight/Vipassana) akan timbul dari PERHATIAN PENUH dan KONSENTRASI YANG DALAM. Tetapi, Pemikiran
Intelektual dan Filsafat timbul pada KONSENTRASI
YANG DANGKAL.
v Mengantuk
dapat diatasi dengan memberikan usaha pencatatan di dalam batin yang lebih
kuat. Pencatatan dengan lebih semangat akan membantu. Catatlah rasa mengantuk
itu dengan semangat, jika Anda membiarkan kemalasan, maka selanjutnya Anda akan
menjadi setengah tidur.
v Sebenarnya,
energi untuk mengamati selalu ada. Masalahnya adalah Anda enggan melakukannya.
Sikap mental adalah sangat penting, jadi jangan pesimis. Jika bersiap optimis,
Anda memberi kesempatan pada diri Anda sendiri, kemudian akan ada kepuasan di
segala situasi dan gangguan akan berkurang.
Seorang manusia memiliki
berbagai tingkat kemampuan dan kekuatan untuk melakukan banyak hal. jika Anda
ingin mengembangkan meditasi ini untuk tujuan yang paling tinggi dari KESADARAN TERTINGGI, Anda harus
mencurahkan segenap tekad dan usaha yang kokoh dalam latihan. Jika Anda
mengerahkan segenap usaha secara “HABIS-HABISAN”,
Anda akan mencapai KEBEBASAN AKHIR dari kebiasaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar