Kamis, 18 Oktober 2018

MEDITASI VIPASSANA PANDANGAN TERANG


Meditasi Vipassana
PANDANGAN TERANG

Oleh:
Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa

Ditulis ulang oleh:
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.

Kata Pengantar
Haji Muhammad Agung Priyokusumo

Dikeluarkan oleh
“KOMUNITAS PECINTA BUMI SPIRITUAL”
Blitar - Jawa Timur


Judul Buku:
“MEDITASI VIPASSANA PANDANGAN TERANG”
Oleh:
Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa
Ditulis ulang oleh:
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Kata Pengantar
Haji Muhammad Agung Priyokusumo

Penyunting: Sulaiman
Penyelaras Akhir: Ahmad Mansuri
Tim Kreatif: Muhammad Hafidz
Untuk Kalangan Sendiri

Cetakan Pertama, 2018
Dikeluarkan oleh
“KOMUNITAS PECINTA BUMI SPIRITUAL”
Blitar - Jawa Timur

 

KATA PENGANTAR DARI HAJI MUHAMMAD AGUNG PRIYOKUSUMO

Salam sejahtera nan suci dan luhur kami sampaikan kepada semua makhluk hidup yang tampak maupun tak tampak, di kehidupan kini dan mendatang. Dikatakan bahwa Latihan Meditasi Pandangan Terang (Vipassana Bhavana) adalah upaya yang dilakukan oleh seorang meditator untuk memahami dengan benar sifat fenomena psiko/ragawi (batin-jasmani) yang berlangsung dalam tubuhnya sendiri.

Dengan senang hati saya menyambut hadirnya buku berjudul “Vipassana Bhavana Meditasi Pandangan Terang” yang disusun oleh Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa, kemudian diketik dan ditulis ulang oleh Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd ini. Yakni sebuah buku praktis sebagai petunjuk untuk latihan meditasi Vipassana (Pandangan Terang) yang digunakan Sang Penyusun untuk mengajarkan di Malaysian Buddhist Meditation Center di Penang, Malaysia.

Semoga buku tersebut bermanfaat bagi penempuh meditasi Vipassana (Pandangan Terang). Akhir kata, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Baik makhluk hidup yang tampak maupun tak tampak.

Blitar, 08 Juli 2018

(Haji Muhammad Agung Priyokusumo)

DAFTAR ISI

Judul Buku ~ 1
Kata Pengantar Dari Mbah Haji Muhammad Agung Priyokusumo ~ 3
Daftar Isi ~ 4
Bab I: Mencatat Dalam Batin ~ 5
Bab II: Meditasi Duduk ~ 7
Bab III: Meditasi Jalan ~ 9
Bab IV: Kesadaran Penuh Dalam Kegiatan
Sehari-hari ~ 11
Bab V: Rasa Sakit Dan Kesabaran ~ 13
Bab VI: Mengamati Keadaan Batin - 15



BAB I
MENCATAT DALAM BATIN

          Vipassana atau Insight Meditation (meditasi dengan melihat ke dalam diri sendiri/ pandangan terang, yaitu mengamati proses batin dan jasmani). Pada pokoknya adalah sebuah latihan dengan cara mengalami sendiri, yang berdasarkan perkembangan yang seimbang dari Kesadaran (Awarennes) yang jelas dan terarah.

          Dengan mengamati proses batin-jasmani yang terus berlangsung saat demi saat dalam diri seseorang dengan kekuatan KESADARAN (PERHATIAN PENUH), maka PANDANGAN TERANG (PENGETAHUAN SEJATI/ INSIGHT) muncul dalam memahami sifat alami yang sesungguhnya dari kehidupan dan semua pengalaman ini.

          Melalui kebijaksanaan yang diperoleh dengan menggunakan meditasi Vipassana (Pandangan Terang), seseorang dapat hidup lebih bebas dan dapat berhubungan dengan dunia di sekitarnya dengan lebih sedikit kemelekatan, ketakutan, dan kebingungan. Kemudian kehidupan seseorang menjadi lebih terkendali berdasarkan akal sehat, kasih sayang, dan kejernihan batin.

          Dalam hal “Mencatat dalam Batin”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v  Ini adalah sebuah teknik dengan tujuan mengarahkan perhatian kepada proses batin dan jasmani untuk memahami sifatnya sebagaimana adanya secara benar. Caranya adalah dengan terus-menerus memberikan nama atau mencatat dalam batin untuk setiap proses yang diamati.
v  Prinsip dasar dari Latihan Vipassana adalah mengamati proses apapun yang muncul pada saat timbul saat ini dengan mencatat saat ini, seseorang hidup saat ini.
v  Catatlah dengan penuh perhatian dan seksama. Pencatatan yang dibuat-buat akan membuat pikiran terganggu. Ketika konsentrasi lemah, akan timbul kecenderungan untuk lalai mengamati proses, hal ini dapat diatasi dengan cara memberikan “SEBUTAN”. Bentuk kata secara lengkap dari suatu sebutan tidak begitu penting, tetapi pada permulaan latihan, ini sangat membantu. Tetaplah pada pencatatan sampai pe-NAMA-an menjadi lancar dan terbiasa, dan tinggalkan pencatatan hanya jika terlalu mengganggu. Itu berarti masa kegunaannya telah selesai.
v  Meditator akan menghargai tujuan meditasi Vipassana bila dapat melakukan latihan pengamatan bersamaan latihan pencatatan. Pengamatan dan pencatatan ini dapat membimbing meditator menuju pemahaman sifat sesungguhnya dari proses batin dan jasmani.

Demikianlah latihan “Mengamati dalam Batin” dari Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang. []

BAB II
MEDITASI DUDUK

Dalam hal “Meditasi Duduk”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:

v  Untuk mempersiapkan meditasi duduk, biarkan badan dan pikiran sesantai mungkin. Pertahankan badan pada postur yang seimbang. Jangan merubah postur dengan tiba-tiba atau tanpa perhatian penuh selama duduk. Jika Anda akan bergerak, catatlah dahulu kehendak untuk bergerak sebelum melakukan gerakan.
v  Untuk memberi keseimbangan latihan, setiap meditasi duduk seharusnya didahului dengan satu jam meditasi jalan.
v  Dalam perubahan dari meditasi jalan ke meditasi duduk atau sebaliknya, hati-hati untuk menjaga agar pikiran tetap terus penuh perhatian dan konsentrasi secara berkesinambungan.
v  Untuk memulai latihan meditasi duduk, arahkan perhatian pada sensasi-sensasi di daerah perut yang disebabkan oleh gerakan NAIK dan TURUN. Pencatatan batin dari gerakan-gerakan itu disesuaikan atau didasarkan pada pengalaman dari sensasi-sensasi yang sedang berlangsung.
v  Ketika gerakan dari perut menjadi semakin teratur dan jelas, tambahkan jumlah dari setiap pencatatan. Jika gerakan-gerakan perut sangat rumit, catatlah secara garis besar saja.
v  Jika ada jarak antara gerakan NAIK dan TURUN-nya perut, masukkan pencatatan lain dari proses yang sedang berlangsung juga, seperti “DUDUK” dan atau “SENTUH” (pencatatan “DUDUK” adalah menyadari salah satu karakteristik dari elemen udara yaitu MENOPANG).
v  Jangan mengganggu pernafasan yang alami dengan mengambil nafas secara mendadak dan nafas dalam. Ini akan membuat Anda lelah. Pernafasan seharusnya normal saja.
v  Ketika objek kedua mendominasi, seperti suara-suara, bentuk-bentuk pikiran, sensasi-sensasi, dll., catatlah “MENDENGAR-MENDENGAR, BERFIKIR-BERFIKIR, MERASAKAN-MERASAKAN, DST”. Pada awalnya tidak mudah untuk mencatat bermacam-macam obyek, tetapi seiring dengan meningkatnya KESADARAN PENUH, seseorang akan dapat melakukannya. Jadi ketika obyek-obyek kedua telah berlalu, seseorang kembali untuk mencatat obyek utamanya. Seperti gerakan-gerakan NAIK dan TURUN-nya perut.
v  Meskipun seseorang diajarkan untuk mulai dengan mengamati gerakan NAIK dan TURUN-nya perut, seseorang harus tidak melekat kepadanya. Ini bukanlah obyek satu-satunya tetapi hanya salah satu di antara berbagai obyek dalam Meditasi Vipassana.
v  Kesadaran penuh atas gerakan perut mengarahkan seseorang kepada pengalaman langsung akan ELEMEN UDARA/MENOPANG, yaitu elemen yang mempunyai sifat tertentu seperti GERAK (MOTION), GETARAN (VIBRATION), dan MENOPANG (SUPPORT). Hanya setelah mengalaminya sendiri, seseorang dapat mengetahui secara benar sifat sesungguhnya dari ELEMEN UDARA sebagaimana adanya. Ini akan menghancurkan pandangan salah akan adanya “AKU”.

Demikianlah latihan “Meditasi Duduk” dari Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang. []

BAB III
MEDITASI JALAN

Dalam hal “Meditasi Jalan”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:

v  Lakukan meditasi jalan dengan serius. Dengan hanya melakukan meditasi jalan saja, seseorang sangat mungkin untuk mencapai Pencerahan Tertinggi atau Kesucian (Arahat).
v  Mulailah latihan ini dengan mengarahkan perhatian Anda pada KAKI. Kemudian catat setiap langkah potongan perpotongan selagi Anda mengikuti gerakan itu dengan perhatian tajam. Catat dalam batin “KANAN”, “KIRI”, sewaktu Anda membuat langkah-langkah selagi berjalan.
v  Mata sebaiknya setengah tertutup dan pandangan ditujukan pada lantai kira-kira sejauh 4-5 kaki (1.25 s/d 1.50 M), jangan melihat pada kaki selama jalan, nanti Anda akan terganggu karenanya.
v  Jangan biarkan kepala tertunduk terlalu rendah, karena ini akan sangat cepat menyebabkan ketegangan dan tekanan pada postur Anda.
v  Obyek-obyek untuk diamati akan ditingkatkan secara berangsur-angsur. Misalnya, potongan-potongan dari langkah yang diamati secara berangsur-angsur meningkat. Pada permulaan periode meditasi jalan, catat satu bagian hanya kira-kira 10 menit, “KIRI”, “KANAN”, dan seterusnya. Kemudian catat jalan Anda menjadi 3 bagian, “ANGKAT”, “DORONG”, “TURUN”, dan seterusnya. Akhirnya, tingkatkan pencatatan pada “INGIN ANGKAT”, “INGIN DORONG”, “INGIN TURUN”, “INGIN SENTUH”, “INGIN TEKAN”.
v  Tolong pertimbangkan ini. Pikiran sudah pasti akan sering berkelana selama periode meditasi jalan selama satu jam. Jadi jangan melihat-lihat kesana kemari selama meditasi jalan. Anda telah sering melakukan dan akan punya sekian banyak waktu untuk melihat-lihat kesana-kemari. Jika Anda masih juga melakukannya selama RETREAT (LATIHAN), maka jangan harap Anda bisa berkonsentrasi. Mata yang suka berkelana adalah masalah yang sangat sulit bagi meditator. Jadi, catatlah dengan PENUH KESADARAN, bila ada keinginan untuk melihat-lihat. Agar latihan efektif, direkomendasikan paling sedikit 6 jam latihan meditasi jalan, dan 6 jam meditasi duduk setiap hari.

Demikianlah latihan “Meditasi Jalan” dari Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa. Semoga bermanfaat dan berkah kini dan mendatang. []

BAB IV
KESADARAN PENUH DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI

Dalam hal “Kesadaran Penuh dalam Kegiatan Sehari-hari”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:

v  Kesadaran dalam kegiatan sehari-hari adalah tugas utama dari seorang meditator. Ketika seorang gagal untuk mengamati berlangsungnya suatu kegiatan, maka saat-saat dalam kehidupannya berlalu begitu saja. Dengan demikian, ia bukan lagi meditator karena telah kehilangan kesadaran penuh, konsentrasi, dan kebijaksanaan.
v  Kemampuan dari kesadaran penuh akan menjadi sangat kuat karena perhatian yang konstan dan tak terganggu dalam setiap kegiatan sepanjang hari latihan.
v  Kesadaran penuh yang terus-menerus menyebabkan peningkatan terhadap konsentrasi yang dalam, dan hanya melalui konsentrasi yang dalam seseorang dapat menyadari hakekat alami dari proses mental dan jasmani. Inilah yang akan membawa seseorang menuju berhentinya penderitaan (dukkha).
v  Kelailaian mencatat aktivitas sehari-hari menimbulkan kelengahan perhatian yang terus-menerus untuk membawa kesadaran bergerak dari satu saat ke saat berikutnya. Dengan latihan seperti ini, ada banyak hal-hal baru yang ditemukan tiap hari.
v  Selama latihan (retreat), yang harus Anda lakukan adalah untuk menjadi “MINDFULL” (PENUH KESADARAN). Tidak ada yang perlu untuk terburu-buru. Yang Mulia Mahasi Syadaw membandingkan meditator Vipassana dengan seorang penderita cacat yang lemah, yang sesuai keadaannya saja bergerak dengan sangat perlahan.
v  Melakukan segala sesuatu dengan sangat perlahan membantu pikiran berkonsentrasi. Jika Anda ingin meditasi Anda berkembang, Anda harus terbiasa dengan tempo yang diperlambat selama latihan.
v  Ketika sebuah kipas angin sedang berputar dengan cepat, Anda tidak dapat melihat dengan jelas keadaan yang sebenarnya, tetapi ketika sedang berputar lambat, Anda dapat melihat dengan jelas. Oleh karena itu, Anda perlu untuk memperlambat tempo sampai betul-betul perlahan supaya Anda bisa melihat proses mental dan jasmani sebagaimana adanya.
v  Ketika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa, abaikanlah keadaan sekeliling Anda. Sebagai gantinya, perhatikan dengan bersemangat proses batin dan jasmani Anda sendiri.
v  Berbicara sangatlah berbahaya bagi perkembangan Pandangan Terang (Vipassana). “LIMA MENIT” saja bicara dapat membuyarkan konsentrasi meditator untuk keseluruhan hari.
Semoga berkah dan bermanfaat kini dan esok. []

BAB V
RASA SAKIT DAN KESABARAN

Dalam hal “Rasa Sakit dan Kesabaran”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:

v  Rasa sakit adalah teman bagi meditator. Jangan ditolak, itu akan menyadarkan Anda untuk menuju Kebebasan Mutlak (Nibbana).
v  Rasa sakit tidak harus memberitahu Anda, bahwa dia mau datang. Rasa sakit mungkin lama baru bisa hilang tetapi bila dia pergi, Anda boleh menangisinya seperti seorang teman yang telah pergi.
v  Rasa sakit diamati bukan UNTUK MEMBUATNYA PERGI, tetapi UNTUK MENYADARI SIFAT SESUNGGUHNYA.
v  Rasa sakit adalah KUNCI PINTU MENUJU KEBEBASAN MUTLAK/ KEBAHAGIAAN TERTINGGGI (NIBBANA).
v  Ketika konsentrasi sedang bagus, rasa sakit bukanlah masalah. Itu adalah proses alami. Jika Anda mengamatinya dengan penuh perhatian, pikiran akan terserap ke dalamnya, dan menemukan sifat sakit yang sesungguhnya.
v  Ketika sakit muncul, langsung diperhatikan. Abaikan hanya jika rasa sakit itu menjadi tak tertahankan. Itu dapat ditanggulangi dengan konsentrasi yang dalam yang timbul karena adanya KESADARAN PENUH YANG TERUS-MENERUS.
v  Jika rasa sakit yang hebat muncul pada waktu meditasi jalan, berhentilah sementara waktu dan amatilah.
v  Bersabarlah dengan apa saja dan segala sesuatu yang merangsang pikiran Anda.
v  Kesabaran membimbing menuju ke KEBAHAGIAAN TERTINGGI (NIBBANA). Ketdaksabaran menyeret seseorang ke alam yang menderita.
Semoga berkah dan bermanfaat kini dan mendatang. []



BAB VI
MENGAMATI KEADAAN BATIN
Dalam hal “Mengamati Keadaan Batin”, maka Ven. Chanmyay Sayadaw Ashin Janakabhivamsa menyatakan sebagaimana berikut, antara lain:
v  Ketika mengamati keadaan batin atau keadaan emosi, lakukanlah dengan segera, bersemangat, dan tepat, supaya pengamatan bisa berkesinambungan dan penuh kekuatan. Kemudian proses berfikir berhenti dengan sendirinya.
v  Kecuali Anda dapat mengamati pikiran-pikiran yang berkelana. Anda sudah terkalahkan ketika berusaha untuk mengkonsentrasikan pikiran. Jika pikiran Anda cenderung berkelana, itu menunjukkan bahwa Anda tidak sungguh-sungguh mengamati pikiran-pikiran dengan cukup semangat dan usaha. Kemampuan untuk melakukan ini sangat diperlukan.
v  Jika Anda menyadari isi dari buah-buah pikiran, maka itu akan cenderung berlanjut. Jika Anda menyadari akan keberadaan pikiran itu sendiri, lalu proses berfikir akan berhenti.
v  Jangan terikat terhadap pemikiran dan teori. Meditasi adalah melampaui waktu dan ruang. Jadi, jangan terbelenggu dengan PEMIKIRAN dan TEORI. Pandangan Terang (Insight/Vipassana) akan timbul dari PERHATIAN PENUH dan KONSENTRASI YANG DALAM. Tetapi, Pemikiran Intelektual dan Filsafat timbul pada KONSENTRASI YANG DANGKAL.
v  Mengantuk dapat diatasi dengan memberikan usaha pencatatan di dalam batin yang lebih kuat. Pencatatan dengan lebih semangat akan membantu. Catatlah rasa mengantuk itu dengan semangat, jika Anda membiarkan kemalasan, maka selanjutnya Anda akan menjadi setengah tidur.
v  Sebenarnya, energi untuk mengamati selalu ada. Masalahnya adalah Anda enggan melakukannya. Sikap mental adalah sangat penting, jadi jangan pesimis. Jika bersiap optimis, Anda memberi kesempatan pada diri Anda sendiri, kemudian akan ada kepuasan di segala situasi dan gangguan akan berkurang.
Seorang manusia memiliki berbagai tingkat kemampuan dan kekuatan untuk melakukan banyak hal. jika Anda ingin mengembangkan meditasi ini untuk tujuan yang paling tinggi dari KESADARAN TERTINGGI, Anda harus mencurahkan segenap tekad dan usaha yang kokoh dalam latihan. Jika Anda mengerahkan segenap usaha secara “HABIS-HABISAN”, Anda akan mencapai KEBEBASAN AKHIR dari kebiasaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar