Minggu, 03 November 2019

KITAB WIRID RISALAH TAMAMIYAH


KITAB WIRID
RISALAH TAMAMIYAH
Berisi tentang Ijazah Wirid Basmalah dari Mbah Kyai Muhammad Danisuryo Jeding Sanankulon Blitar, Syarat Penempuh Spiritual dan Shalat Hajat



Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.



Dikeluarkan oleh
“MAJELIS DISKUSI BALITARA”

 
Blitar Raya – Jawa Timur

Judul Buku:
KITAB WIRID RISALAH TAMAMIYAH
Penulis: Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
Penyunting: Doni Indradi

Tim Perumus Balitara:
Mohammad Aditya Saputra
Muhammad Azis Anshori
Yuan Adi Kusuma
Siti Nur Azizah
Doni Indradi
Dkk.


Cetakan Pertama, 2019
Untuk Kalangan Sendiri

Dikeluarkan oleh:
MAJELIS DISKUSI BALITARA
Blitar Raya – Jawa Timur
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah sebagai penguasa alam semesta. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para ahli bait dan sahabatnya. Dikatakan dalam sebuah ungkapan bahwa: “Al-Basmalah Syifa’un Min Kulli Da’in”. Artinya “Bismilah merupakan obat dari segala penyakit”. Baik penyakit lahir maupun batin.
Kitab ini saya beri nama “Kitab Wirid Risalah Tamamiyah”. Yakni sebuah buku ringkasan yang menjelaskan tata cara mengamalkan Basmalah, yang berasal dari Mbah Kyai Haji Tamam Thahir Sekardangan. Dan beliau memperoleh dari Mbah Kyai Haji Muhammad Danisuryo Jeding, Sanankulon, Blitar, lalu diijazahkan kepada penulis, walaupun penulis juga pernah mendapatkan langsung dari Mbah Kyai Danisuryo.
Semoga buku ini bermanfaat bagi penempuh spiritual. Selanjutnya dalam hal ini, saya juga berterima kasih kepada kawan-kawan Keluarga Besar Majelis Diskusi Balitara yang telah mempercayakan berbagai hal kepada saya. Akhir kata, mudah-mudahan kawan-kawan Keluarga Besar Majelis Balitara diberi kemudahan lahir dan batin oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Blitar, 26 Oktober 2019

Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd.
BAB I
AMALAN BASMALAH
Mbah Kyai Haji Tamam Thahir Sekardangan merupakan pengikut dan pengamal tarekat Qodiriyah dan Naqsyabandiyah jalur Pondok Darul Ulum Peterongan, Jombang. Selain itu, beliau juga banyak mengamalkan beberapa amalan lain. Salah satunya adalah Mbah Kyai Haji Tamam Thahir mengamalkan amalan Basmalah yang beliau peroleh dari Mbah Kyai Haji Muhammad Danisuryo Jeding, Sanankulon, Blitar dan diperkenankan mengijazahkan amalan tersebut kepada siapa saja yang membutuhkan. Berikut amalan yang dimaksud:
Pembukaan
1.    Istighfar 3x
2.    Syahadat 3x
3.    Takbir 3x
Hadiah Fatikah
1.    Ila Hadroti Nabiyyil Musthofa Muhammadin SAW. Al-Fatikah... 1x
2.    Ila Hadroti Malaikatil Muqorrobin. Al-Fatikah... 1x
3.    Ila Hadroti Malaikat Ruqoyail. Al-Fatikah... 1x
4.    Ila hadroti Jami’i Syuyukhina. Al-Fatikah... 1x
5.    Ila Hadroti Syaikhina Abu Naim. Al-Fatikah... 1x
6.    Ila Hadroti Syaikhina Mustaqim Bin Husain. Al-Fatikah... 1x
7.    Ila Hadroti Waliwalidina Warhamhuma Kama Robbayani Shoghiro. Al-Fatikah... 1x
8.    Ila Hadroti Mbah Kyai Haji Muhammad Danisuryo wa Mbah Kyai Haji Tamam Thahir. Al-Fatikah... 1x
9.    Ila Hadroti.... (Siapa saja yang disengaja seperti: para guru, leluhur, keluarga, teman-teman, cikal-bakal desa atau dusun, dan lain-lainnya)
Amalan Basmalah
1.    Bismillahirrohmanirrohim. Dibaca 150x untuk pekerja/ 600x untuk pelajar/ 1000x untuk hajat penting.
2.    Shalawat 100x
3.    Lailahaillalloh 100x/ sebanyak-banyaknya
Doa Penutup Jawa
1.    Doa yang baik-baik
2.    Doa: “Allohumma Ya Alloh, kulo nyuwun tetepe iman, padang manah, kiyat, cekap, wilujeng donya akhirat”.
Catatan tambahan: Mbah Kyai Haji Tamam Thahir Sekardangan wafat pada hari Ahad Kliwon 05 April 1998 atau malam Senin Legi (Sasi Besar). Yakni, tepat setelah adzan Maghrib di Masjid Baitul Makmur Sekardangan selesai, pada saat itu pula beliau menghembuskan nafasnya. Jasad beliau dimakamkan esok harinya, yakni pada hari Senin Legi (pagi hari) di Pemakaman Umum Dusun Sekardangan (Papungan, Kanigoro, Blitar) tepat di tengah-tengah. Yakni, arah timur tidak jauh dari tiang lampu yang ada di tengah. Semoga ilmu yang beliau tularkan membawa manfaat dan berkah di kehidupan kini dan mendatang. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan menempatkan dalam surga kenikmatan yang disediakan oleh-Nya. Amin, Amin, Ya Rabbal Alamin. []
BAB II
SYARAT-SYARAT PENEMPUH SPIRITUAL

Dalam “Kitab Manbau Ushulil Hikmah” karya Syaikh Abul Abbas Ahmad Bin Ali Al-Buni halaman 90 disebutkan beberapa wasiat bagi penempuh spiritual atau penempuh ilmu hikmah (ilmu kebijaksanaan dan kebahagiaan) agar bisa mendapatkan segala hal yang dimaksud, terutama untuk mencapai kesucian jiwa, antara lain:
v  Sebaiknya bagi penempuh ilmu hikmah (ilmu yang mengarah pada kebijaksanaan dan kebahagiaan) itu selalu melaksanakan jujur (sidiq) secara lahir dan batin.
v  Selalu berpenghasilan yang halal.
v  Selalu mengharapkan kebaikan bagi kawan-kawannya.
v  Menghindari apa-apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya dengan perantaraan Nabi-Nya.
v  Selalu melakukan apa saja dalam hal spiritual, dengan berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadist.
v  Seharusnya selalu suci sempurna setiap saat, dari hadast kecil dan besar.
v  Selalu memakai pakaian yang bersih dan suci.
v  Selalu memakai wangi-wangian (termasuk dupa maupun kemenyan; Pen) dan berbagai macam minyak wangi.
v  Wajib bagi penempuh ilmu hikmah (ilmu kebijaksanaan yang membawa kebahagiaan) untuk selalu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
v  Melaksanakan kewajiban-kewajiban masalah agama dengan tatakrama sebaik-baiknya.
v  Memurnikan ibadahnya kepada Allah semata. Sebab murni/ikhlas merupakan pintu sampai kepada Tuhan.
v  Wajib bagi penuntut ilmu hikmah untuk selalu menyembunyikan rahasia-rahasia ruhaniyah yang dia dapat di saat melakukan spiritual.
v  Tidak berkeluh kesah dari apa yang dia cari dari ilmu hikmah. Sebab barangsiapa bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkannya.
v  Pada saat menempuh jalan spiritual, hendaknya berada dan menepati pada jalan tengah. Sebab “khairul umur ausathiha” artinya sebaik-baik perkara adalah jalan tengah.
v  Selalu berpegang teguh (i’timad) dalam penempuhannya itu kepada takwa Allah.
v  Wajib bagi penempuh spiritual dalam mengetahui hukum-hukum syariat. Hal ini untuk memutuskan hujah-hujah (pendapat) dari khadam (perewangan; Pen) dari arwah ruhaniyah yang menggodanya.
v  Wajib bagi penempuh spiritual untuk menjaga adab-adab dalam agama seperti: tingkah laku batin (ahwal), ucapan-ucapan (aqwal), dan perbuatan-perbuatan lahir (af’al).
Demikianlah, syarat-syarat atau lelaku yang harus diperhatikan bagi para penempuh spiritual. Perlu diketahui bahwa sesuatu yang positif akan menarik sesuatu yang positif pula. Maka dari itu, teruslah berusaha berfikir, bertindak, dan berhati yang positif agar segala yang positif selalu mendatangimu. Selalu berharap agar semua makhluk hidup berbahagia. Selalu berharap agar semua yang kita lakukan setiap hari selalu bertambah baik dan semakin baik. Inilah sumber ilmu hikmah yang nyata untuk kebahagiaan bersama. []
BAB III
SHOLAT HAJAT

Bila memiliki hajat apapun, lakukanlah Shalat Hajat. Adapun sholat hajat yang saya peroleh ini dilakukan di malam hari (Nisfu Lail) dengan dua rakaat.
v  Rakaat Pertama       : Fatikah + Surat Al-Ikhlas
v  Rakaat Kedua          : Fatikah + Surat Al-Kafirun
Setelah salam, lalu mewiridkan ayat berikut:
          LAITSA LAHA MIN DUNILLAHI KASYIFAH
Artinya: “Tidak akan ada yang membukakan rahasianya selain Allah” (QS. An-Najm: 58)
Ayat tersebut dibaca atau diwiridkan sebanyak 1153x (Seribu Seratus Lima Puluh Tiga Kali)
Mbah Kyai Muhammad Danisuryo Jeding, Sanankulon, Blitar merupakan murid dari Mbah Kyai Mustaqim Bin Husain Tulungagung, Mbah Kyai Abu Naim Kandangan, Mbah Kyai Abbas Faqih Sekardangan, dan guru-guru lainnya
 
Setelah selesai mewiridkan hal tersebut lalu berdoa meminta kepada Allah apa-apa yang dihajatkan. (Amalan Shalat Hajat ini saya peroleh dari ijazah Mbah Kyai Haji Nasruddin Sekardangan, Papungan, Kanigoro, Blitar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar